Anda di halaman 1dari 8

HOTS dalam Penilaian Pembelajaran IPA

Poppy Kamalia Devi


PPPPTK IPA

1. Pendahuluan
Keterampilan Belajar dan Berinovasi di Abad 21 meliputi: berpikir kritis dan mengatasi
masalah, komunikasi dan kolaborasi, kreativitas dan inovasi. Untuk mempersiapkan
peserta didik tingkat SMA dalam menghadapi keterampilan hidup dan berkarir Abad 21,
di dalam pembelajaran harus dilatihkan keterampian berpikir tingkat tinggi. Keterampilan
berpikir terdiri dari keterampilan berpikir tingkat dasar atau Lower Order Thinking Skill
(LOTS) dan berpikir tingkat tinggi atau ”Higher Order Thinking Skill” (HOTS). LOTS meliputi
keterampilan menghubungkan sebab akibat, mentransformasi, menemukan hubungan, dan
memberikan kualifikasi. Sementara itu, HOTS meliputi berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif. HOTS atau meliputi keterampilan pemecahan masalah,
membuat keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985).
Diantara proses berpikir tingkat tinggi di atas salah satu yang digunakan dalam
pembentukan sistem konseptual adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat
diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini karena selain hasil-hasil IPTEK
yang dapat dinikmati saat ini, ternyata timbul beberapa dampak yang membuat masalah
bagi manusia dan lingkungannya. Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa belajar
berpikir kritis tidak langsung seperti belajar suatu materi pada umumnya, tetapi belajar
bagaimana cara mengaitkan berpikir kritis secara efektif dalam dirinya ( Beyer dalam Costa
,1985). Salah satu cara melatih peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi di dalam
pembelajaran IPA maupun lainnya diantaranya melalui pemecahan soal-soal HOTS dengan
menggunakan tiga level tertinggi dari ranah kognitif pada taksonomi Bloom, yaitu analisis,
sintesis, dan evaluasi. Menurut Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy,
HOTS atau berada pada level menanalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
Kompetensi guru pada Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 dalam dimensi pedagogik
adalah dapat menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar, dengan
kompetensi inti mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Instrumen penilaian pengetahuan untuk HOTS dalam pembelajaran IPA dapat berbetuk
soal-soal yang mengukur pencapaian hasil belajar IPA dalam level menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi. Hal ini sesuai dengan pembelajaran IPA yang sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan keterampilan
berpikir. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik
pada pembelajaran dapat disajikan melalui pemberian pertanyaan atau soal-soal,
perberian masalah atau kasus dengan bantuan instrumen yang sesuai.
Soal-soal untuk pengujian ini dapat dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda maupun
uraian. Teknik penulisan soal HOTS secara umum hampir sama dengan teknik penulisan
soal-soal pada umumnya. Namun, karena peserta didik diuji pada tahap berpikir

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 1
menganalisis , mengevaluasi dan mengkreasi , pada soal HOTS harus ada komponen yang
dapat dianalisis, dievaluasi dan yang dikreasikan. Komponen ini di dalam soal dikenal
dengan istilah stimulus. Stimulus dalam soal-soal IPA dapat berupa data hasil percobaan,
grafik, gambar suatu fenomena atau deskripsi singkat suatu fenomena.

2. “Higher Order Thinking Skill” (HOTS)


“Higher Order Thinking Skills” (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis,
dan berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985). Dalam pembentukan sistem konseptual
IPA, proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir kritis.Keterampilan
berpikir kritis sangat diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini, sebab saat
ini selain hasil-hasil IPTEK yang dapat dinikmati, ternyata timbul beberapa dampak yang
membuat masalah bagi manusia dan lingkungannya. Para peneliti pendidikan menjelaskan
bahwa belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar suatu materi pada umumnya,
tetapi belajar bagaimana cara mengkaitkan berpikir kritis secara efektif dalam dirinya
(Beyer dalam Costa,1985). Maksudnya masing-masing keterampilan berpikir kritis
digunakan untuk memecahkan masalah yang saling berkaitan satu sama lain.
Indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima kelompok (Ennis dalam Costa,
1985), yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,
menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik.
Keterampilan pada kelima kelompok berpikir kritis ini dirinci lagi sebagai berikut. 1).
Memberikan penjelasan sederhana terdiri atas keterampilan memfokuskan pertanyaan,
menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, 2). Membangun keterampilan
dasar terdiri atas menyesuaikan dengan sumber, mengamati dan melaporkan hasil
observasi, 3). Menyimpulkan terdiri atas keterampilan mempertimbangkan kesimpulan,
melakukan generalisasi dan melakukan evaluasi, 4). Membuat penjelasan lanjut terdiri
atas mengartikan istilah dan membuat definisi, 5). Mengatur strategi dan taktik terdiri atas
menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi.
Keterampilan berpikir peserta didik dapat dilatihkan melalui suatu kegiatan antara lain
peserta didik diberikan suatu masalah yang harus dipecahkan, pertanyaan-pertanyaan
level berpikir tingkat tinggi atau kasus.

3. Taksonomi Bloom
Penilaian hasil belajar sudah biasa dilakukan oleh guru terutama penilaian pengetahuan
atau ranah kognitif taksonomi Bloom. Biasanya penulisan ranah kognitif untuk tahap
pengetahuan disingkat C1, tahap pemahaman disingkat C2, tahap pnerapan disingkat C3,
tahap analisis disingkat C4, tahap sintesis disingkat C5, dan tahap evaluasi disingkat C6.
Ranah taksonomi Bloom sejak tahun 2001 sebenarnya sudah direvisi oleh Anderson, LW. &
Krathwohl, D.R., tetapi pada penerapannya di lapangan umumnya masih menggunakan
ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama. Perbedaan taksonomi Bloom lama dengan

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 2
yang baru menurut Anderson, LW. & Krathwohl, D.R. dalam Atherton J S. (2011), tertera
pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1 Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
”Higher Order Thinking Skill” ”Higher Order Thinking Skill”
(HOTS) (HOTS)
Evaluation Creating
Synthesis Evaluating
Analysis Analysing
Application Applying
Comprehension Understanding
Knowledge Remembering
“Lower Order Thinking Skill” “Lower Order Thinking Skill”
( LOTS) ( LOTS)

Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru tersebut salah satunya adalah terletak pada
tahap kognitif sintesis. Pada taksonomi hasil revisi tahap sintesis digabung dengan tahap
analisis. Tambahan tahap kognitif pada taksonomi Bloom revisi adalah mencipta atau
mengkreasi yang berasal dari creating. Tahap evaluasi menjadi urutan kelima, sedangkan
urutan keenam adalah creating, sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu
pengetahuan atau knowledge diubah menjadi mengingat yang berasal dari remember.
Dalam hal ini, ada peningkatan dalam proses kognitif yaitu peserta didik tidak dituntut
untuk mengetahui suatu konsep saja tetapi harus sampai mengingat konsep yang
dipelajarinya. Perbedaan lainnya adalah pada taksonomi Bloom revisi kata kerjanya lebih
operasional.
Menurut Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy: an overview - Theory
Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
a. Menganalisis
• Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi
ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya
• Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebua skenario
yang rumit.
• Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan
b. Mengevaluasi
• Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya.
• Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
• Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 3
c. Mengkreasi
• Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
• Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
• Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum
pernah ada sebelumnya

4. Pengembangan Soal HOTS


Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria, baik dari segi bentuk soal maupun
konten materi subyeknya. Permendikbud no 24 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan tingkat SMA yaitu peserta didik “ Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional” . Oleh
karena itu pengembangan soal selain mengacu pada taksonomi Bloom, juga tetap harus
mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang diturunkan dari Kompetensi Dasar.
Contoh Kompetensi Dasar yang harus dicapai melalui tahap-tahap berpikir tingkat tinggi,
tertera pada tabel berikut.

Tabel 2. Contoh Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Mata KD Pengetahuan KD Keterampilan


Pelajaran

Kimia 3.4 Menganalisis proses yang 4.4 Merancang sel Volta dengan
terjadi dalam sel Volta dan mengunakan bahan di sekitar
menjelaskan kegunaannya

Fisika 3.7 Menganalisis perubahan 4.7 Membuat karya/model


keadaan gas ideal dengan penerapan hukum I dan II
menerapkan hukum Termodinamika berikut
Termodinamika presentasi makna fisisnya
Biologi 3.10 Menganalisis komponen- 4.10 Menyajikan karya yang
komponen ekosistem dan menunjukkan interaksi antar
interaksi antar komponen komponen ekosistem (jaring-
tersebut jaring makanan, siklus
Biogeokimia)

Teknik penulisan soal-soal HOTS, baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian, secara
umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang
membedakannya diantaranya pada soal diajikan dulu stimulus.

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 4
5. Penulisan Soal HOTS
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis
butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Caranya yaitu materi yang akan
ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah pada HOTS. Setiap pertanyaan
diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal dapat mengukur kemampuan berpikir kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, setiap butir soal selalu
diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan, seperti teks
bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar,
grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
Selain pengembangan soal HOTS pada berdasarkan ranah kognitif pada taksonomi Bloom.
kemampuan berpikir kritis juga dapat dijadikan dasar dalam menulis soal HOTS
1). Menfokuskan pada pertanyaan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau
eksperimen dan hasilnya; peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan.
2). Menganalisis argumen
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi;
peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan
alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak
mendukung argumen yang disajikan.
3). Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan
interpretasinya; peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk
dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya.
4). Mempertimbangkan laporan observasi
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan
observer/reporter; peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap laporan itu
dan memberikan alasannya.
5). Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta
didik adalah benar dan pilihannya terdiri atas: (1) satu kesimpulan yang benar dan
logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis; peserta didik dapat
membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau
kesimpulan yang harus diikuti.
6). Menentukan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada
peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan; peserta didik dapat
menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.
7). Mempertimbangkan kemampuan induksi

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 5
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa
kemungkinan kesimpulan; peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang
tepat dan memberikan alasannya.
8). Menilai
Contoh indikatornya: Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya; peserta didik dapat menentukan: (1) solusi
yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah
yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
9). Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah; peserta
didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan.
10). Mendefinisikan asumsi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di
dalam asumsi; peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai
dengan asumsi.
11) Mendeskripsikan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari
video klip; peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir
yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom.

4. Contoh Soal Pengetahuan kategori HOTS


Untuk menerapkan beberapa teori tentang pengembangan soal HOTS ke dalam
pembelajaran, berikut ini contoh soal model HOTS dalam bentuk pilihan ganda.
Contoh Soal HOTS Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar 3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh
sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan
dalam kehidupan
Indikator Soal Diberikan gambar percobaan elektolisis larutan garam dapur
pada kertas lakmus basah, peserta didik dapat menentukan
gejala yang terjadi di sekitar elektroda.
Ranah Kognitif memprediksi
Soal: Amati gambar percobaan elektrolisis larutan yang dilakukan siswa secara
sederhana pada kertas lakmus yang dibasahi oleh larutan garam dapur
seperti pada gambar dibawah ini

Lakmus yang dibasahi oleh larutan


garam dapur

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 6
Jika warna lakmus pada larutan garam dapur adalah ungu, setelah beberapa menit
catatan pegamatan siswa pada titik X, Y dan Z adalah...
X Y Z
A merah ungu biru
B merah putih biru
C biru ungu merah
D biru ungu putih
E biru merah putih

Kompetensi Dasar
Indikator Soal Diberikan data Trayek pH indikator dan warna perubahan
indikator tersebut pada suatu larutan peserta didik dapat
menentukan harga pH larutan yang diuji dengan indikator
tersebut
Ranah Kognitif memprediksi
Soal: Trayek pH indikator brom timol biru, fenolphtalein dan metil jingga adalah sebagai
berikut.
Larutan Indikator Trayek pH Warna Perubahan Indikator
Brom timol biru 6,0 - 7,6 Kuning ke biru
Fenolftalein 8,2 - 10 Tidak berwarna ke merah
Metil jingga 3,2 - 4,4 Merah ke kuning
Jika larutan X diuji dengan metil jingga menghasilkan warna kuning, dengan brom timol
biru menghasilkan warna biru dan dengan fenolftalein tidak berwarna, maka harga pH
larutan X adalah diantara …
A. 7,6 - 8,2
B. 4,4 - 8,2
C. 4,4 - 7,6
D. 3,2 - 7,6

Contoh Soal Uraian


Kompetensi Dasar: 3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
Indikator: Diberikan data hasil percobaan laju reaksi, peserta didik dapat menentukan
rumus persamaan laju, konstanta laju dan harga laju reaksi
Soal: Data laju reaksi antara nitrogen oksida dengan gas hidrogen pada suatu
temperatur dengan persamaan reaksi
2 NO (g) + 2 H2 (g)   N2 (g) + 2 H2 O (g) adalah:

Percobaan [NO] M [H2] M Laju pada awal reaksi (Ms-1)


1 5,0 x 10-3 2,0 x 10-3 1,3 x 10-5
2 10,0 x 10-3 2,0 x 10-3 5,0 x 10-5
3 10,0 x 10-3 4,0 x 10-3 10,0 x 10-5

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 7
1) Tentukan orde reaksi untuk [NO]!
2) Tentukan orde reaksi untuk [H2] !
3) Tentukan rumus persamaan laju reaksi!
4) Tentukan konstanta laju!

Soal HOTS dapat dikembangkan pada setiap mata pelajaran IPA ( Kimia, Fisika dan Biologi),
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penyajian soal HOTS tidak hanya
disajikan pada saat ulangan saja tetapi dilatihkan pada saat pembelajaran, contohnya di
dalam lembar kerja untuk eksperimen maupun diskusi.

Daftar Pustaka:
Atherton J S. (2011). Learning and Teaching; Bloom's taxonomy
http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/FacDevCom/guidebk/teachtip/questype.
htm TYPES OF QUESTIONS BASED ON BLOOM'S TAXONOMY lats update mei 2011
http://eduscapes.com/tap/topic69.htm Critical and Creative Thinking - Bloom's Taxonomy
Liliasari & Muh.Tawil. ( 2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Badan Penerbit UMN. Makasar.
National Commite. (1996). National Science Educations Standards. Washington. National
Academic Press
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah . Jakarta
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta
Paul & Elder . ( 2004). The Nature and Function of Critical & Creative Thinking,
www.cricalthinking.org.

HOTS dalam pembelajaran IPA


Poppy K. Devi 8

Anda mungkin juga menyukai