Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul Percobaan : Pengaruh Kecepatam Putaran Pengaduk Proses Pemecahan Emulsi


Santan Buah Kelapa menjadi Vrigin Coconut Oil (VCO)
II. Hari/Tanggal Mulai Percobaan : Senin, 21 Oktober 2019 pukul 09.30 WIB
III. Hari/Tanggal Selesai Percobaan : Senin, 21 Oktober 2019 pukul 12.00 WIB
IV. Tujuan Percobaan: Untuk mengetahui pengaruh kecepatan putaran terhadap fraksi
massa minyak yang dihasilkan
V. Identifikasi Masalah
Emulsi adalah disperse koloid zat cair dalam zat cair lain yang tidak bercampur.
Koloid ini dapat dibuat dengan mengaduk campuaran dua zat cair tersebut.
VI. Tinjauan Pustaka
Pengadukan pada emulsi minyak dalam air bertujuan untuk mengganggu
kestabilan emulsi agar minyak keluar. Kestabilan emulsi disebabkan oleh lapisan
protein yang menye- limuti minyak, seperti globulins, albumins, dan phospolipids.
Dalam operasi pengadukan terjadi gerakan rotasi antar molekul dan netralisasi zeta
potensial sehingga menurunkan viskositas larutan. Zeta potensial adalah gaya yang
menjaga agar droplet-droplet emulsi tetap dalam keadaan stabil (Nour, 2009).
Emulsi adalah dispersi koloid zat cair dalam zat cair lain yang tidak bercampur.
Koloid ini dapat dibuat dengan mengaduk campuran dua zat cair tersebut. Agar stabil,
perlu ditambahkan emulgator, seperti macam-macam sabun, alkana, sulfonat, atau
sulfat (Sukardjo, 1997).
Secara umum, emulsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu emulsi minyak dalam air
dan emulsi air dalam minyak. Sifat emulsi air dalam minyak adalah stabil sedangkan
sifat emulsi minyak dalam air adalah tidak stabil (Cormack, 1999).
Penyebab hilangnya stabilitas protein dalam santan karena adanya pengadukan. Hal
ini berarti protein mengalami denaturasi sehingga kelarutannya berkurang. Lapisan
molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik ke luar, sedangkan
bagian luar yang bersifat hidrofilik terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein
mengalami koagulasi dan mengalami pengendapan, sehingga lapisan minyak dan air
terpisah (Winarno, 1997).
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan kedalam
minyak asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan
dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan
dengan bilangan Iod (Iodine value) minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam
golongan non drying oils karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5–10,5
(Andi, 2005).
VCO memiliki beberapa keunggulan, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya
tinggi, komposisi lemak rantai mediumnya tinggi, dan berat molekulnya rendah
(Rindengan & Novarianto, 2004).
Selain itu, kandungan VCO mampu meningkatkan enzim antioksidan dan
mengurangi kadar lemak. VCO juga memiliki efek antitrombotik lebih signifikan
daripada minyak kopra (Marina & Nazimah, 2009).
Penelitian-penelitian tentang pemecahan emulsi santan buah kelapa menjadi VCO
dengan metode pengadukan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Hariyani
(2006) melakukan penelitian tentang perbedaan kualitas VCO yang dibuat dengan
variasi waktu pengadukan menghasilkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai
berikut. Waktu pengadukan yang berbeda mempengaruhi kualitas VCO yang
dihasilkan, yaitu dengan bertambahnya waktu pengadukan, maka kadar air semakin
besar, berat jenis semakin besar, angka asam semakin besar, angka penyabunan
semakin kecil. Waktu pengadukan yang paling optimum untuk membuat VCO terbaik
adalah 10 menit.
Wardani (2007) melakukan penelitian tentang perbedaan kualitas VCO. Dari
penelitian itu diperoleh tidak ada perbedaan kualitas kadar air, indeks bias, angka asam,
angka penyabunan dan angka iodnya pada VCO yang dibuat dengan cara pengadukan
tanpa pemancingan dan VCO yang dibuat dengan cara pengadukan dengan
pemancingan.

Analisis Dimensi
Analisis dimensi dilakukan untuk keperluan perancangan alat dan analisis terhadap
parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses pemecahan emulsi santan
dengan metode pengadukan. Dengan analisis dimensi, hubungan antara bilangan-
bilangan tak berdimensi yang berpengaruh dirumuskan sebagai berikut.

Untuk menghitung φ' dan a dari hasil percobaan, dilakukan linierisasi, seperti pada
persamaan (3) dan (4)

Kecepatan transfer massa minyak dari droplet emulsi ke bulk (k) dirumuskan sebagai
berikut :
Nm = k (X* - X) (5)
Dari neraca massa minyak pada fase kontinyu (bulk) diperoleh persamaan (6).

Persamaan (6) diintegralkan dan diperoleh persamaan (7).

Persamaan (7) dapat digunakan untuk menghitung k dari data percobaan yang berupa
hubungan antara X dan t dengan metode least square. Nilai X* diperoleh pada keadaan
jenuh, yaitu saat X relatif tetap meskipun t bertambah.

VII. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh kecepatan putar terhadap fraksi massa minyak yang dihasilkan ?
VIII. Hipotesis
Semakin cepat pengadukan, semakin sedikit menghasilkan VCO
IX. Variable Percobaan
 Variabel Manipulasi : Kecepatan putar pengadukan
 Variabel Respon : Kestabilan santan/koloid
 Variabel Kontrol : Jenis santan
X. Alat, Bahan, dan Alur Percobaan

Alat:
1. Gelas kimia 100 mL 3 buah
2. Pegaduk & Magnetik stirrer 1 set
3. Corong Kaca 1 buah
4. Gelas ukur 50 mL 1 buah
5. Kertas saring 3 buah
Bahan:
1. Santan 300 mL
Alur Percobaan
XI. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
Sebelum Sesudah
1. - Santan = - Setelah
larutan diendapkan
berwarna selama 1 jam
putih. = terbentuk
2 lapisan.
- Lapisan atas
= larutan
berwarna
putih keruh
dan kental.
- Lapisan
bawah =
larutan
berwrana
putih jernih.
- Setelah di
magnetic
stirrer pada
gelas kimia
1 ,2 ,dan 3 =
terbentuk
larutan
berwarna
putih (putih
susu).
- Setelah
didiamkan
selama 21
jam
terbentuk 3
lapisan pada
semua gelas
kimia.
- Lapisan atas
= minyak,
berwarna
jernih.
- Lapisan
tengah =
ampas
santan,
berwarna
putih keruh.
- Lapisan
bawah = air,
berwarna
putih keruh.
- Volume
VCO:
Gelas kimia 1
(100 rpm) = 8,4
mL
Gelas kimia 2
(200 rpm) = 6,2
mL
Gelas kimia 3
(300 rpm) = 2,2
mL
XII. Analisis Data
Pada percobaan ini, kami menggunakan berbagai variasi kecepatan pengadukan
yaitu 100rpm, 20rpm, dan 300rpm, pertama-tama, santan di endapkan selama 1 jam.
Tujuan dari pengendapan ini adalah untuk mengambil kanil dari kelapa agar kandungan
air dan kalnil memisah secara sempurna. Setelah pengendapan 1 jam, akan terbentuk
dua lapisan. Lapisan atas yakni kanil dan lapisan bawah yakni air. kemudian air dan
kanil dipisahkan.
Langkah selanjutnya yaitu mengukur kanil sebanyak 50mL kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia dan diletakkan di atas magnetik stirer. Pada gelas
kimia yang pertama, dilakukan kecepatan pengadukan sebesar 100rpm selama 10
menit. Gelas kimia yang kedua, dilakukan kecepatan pengadukan sebesar 200rpm
selama 10 menit, dan gelas kimia yang ketiga dilakukan kecepatan pengadukan sebesar
300rpm selama 10 menit.
Sampel yang diperoleh didiamkan selama 21 jam. Sampel ditutup menggunakan
plastic warp agar tidak terkontaminasi dengan debu dan kotoran. Setelah 24 jam,
terjadi pemisahan 3 lapisan. Lapisan yang pertama yakni minyak kelapa atau VCO,
lapisan yang kedua yakni blondo atau ampas sisa protein, dan lapisan yang paling
bawah yakni air. setelah itu dilakukan pengukuran VCO dari masing-masing
pengadukkan. Hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:
No. Kecepatan pengadukan VCO (mL)
1. 100rpm 10 mL
2. 200rpm 7 mL
3. 300rpm 4 mL

XIII. Pembahasan
Pada percobaan ini, kami menggunakan berbagai variasi kecepatan
pengadukan, kecepatan putar pengadukkan berpengaruh terhadap banyaknya VCO
yang dihasilkan. Dalam pembuatan VCO, langkah pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan santan kelapa dengan perbandingan parutan kelapa dan air kelapa
sebesar 1:1.
Dari data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
kecepatan pengadukkan, makan semakin banyak VCO yang dihasilkan. Tetapi pada
percobaan kali ini, hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini desebabkan
karena kami tidak melakukan percobaan lanjutan yaitu menghitung kemurnian VCO.
Dapat diasumsikan bahwa pada percobaan yang kami lakukan, hasil kemurnian dari
VCO dengan kecepatan putar 100 rpm < 200 rpm < 300 rpm.

XIV. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa

1. Kecepatan pengadukan mempengaruhi hasil VCO


2. Semakin besar kecepatan pengadukan, VCO yang dihasilkan semakin sedikit

XV. Daftar Pustaka


Andi, N.A. 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Tangerang:
PT. Agro Media Pustaka.
Hariyani, S., 2006, “Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Kualitas Virgin Coconut
Oil (VCO)”, Laporan Tugas Akhir II Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Marina, Y.B., dan Nazimah, 2009, “Chemical Properties of Virgin Coconut Oil”,
Jurnal Am. Oil Chem. Soc., 86, hal. 301-307.
Nour, A.H., 2009, “Demulsification of Virgin Coconut Oil by Centrifugation Method:
A Feasibility Study”, International Jurnal of Chemical Technology, 2, hal. 59-
64 Retno, W., Darniati, D., dan Farid , R.A., 2007 , “Pembuatan Virgin
Coconut Oil (VCO) Secara Enzimatis”, www.LiptanBPTPKaltim.com,
Departemen Pertanian Kalimantan Timur, 6 Agustus 2007.
Rindengan, B. dan Novarianto, H. 2004. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa
Murni. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.
Wardani, I.E.. 2007. “Uji Kualitas VCO Berdasarkan Cara Pembuatan dari Proses
Pengadukan Tanpa Pemancingan dan Proses Pengadukan dengan
Pemancingan”, Laporan Tugas Akhir II Universitas Negeri Semarang,
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai