Analisis Dimensi
Analisis dimensi dilakukan untuk keperluan perancangan alat dan analisis terhadap
parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses pemecahan emulsi santan
dengan metode pengadukan. Dengan analisis dimensi, hubungan antara bilangan-
bilangan tak berdimensi yang berpengaruh dirumuskan sebagai berikut.
Untuk menghitung φ' dan a dari hasil percobaan, dilakukan linierisasi, seperti pada
persamaan (3) dan (4)
Kecepatan transfer massa minyak dari droplet emulsi ke bulk (k) dirumuskan sebagai
berikut :
Nm = k (X* - X) (5)
Dari neraca massa minyak pada fase kontinyu (bulk) diperoleh persamaan (6).
Persamaan (7) dapat digunakan untuk menghitung k dari data percobaan yang berupa
hubungan antara X dan t dengan metode least square. Nilai X* diperoleh pada keadaan
jenuh, yaitu saat X relatif tetap meskipun t bertambah.
Alat:
1. Gelas kimia 100 mL 3 buah
2. Pegaduk & Magnetik stirrer 1 set
3. Corong Kaca 1 buah
4. Gelas ukur 50 mL 1 buah
5. Kertas saring 3 buah
Bahan:
1. Santan 300 mL
Alur Percobaan
XI. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
Sebelum Sesudah
1. - Santan = - Setelah
larutan diendapkan
berwarna selama 1 jam
putih. = terbentuk
2 lapisan.
- Lapisan atas
= larutan
berwarna
putih keruh
dan kental.
- Lapisan
bawah =
larutan
berwrana
putih jernih.
- Setelah di
magnetic
stirrer pada
gelas kimia
1 ,2 ,dan 3 =
terbentuk
larutan
berwarna
putih (putih
susu).
- Setelah
didiamkan
selama 21
jam
terbentuk 3
lapisan pada
semua gelas
kimia.
- Lapisan atas
= minyak,
berwarna
jernih.
- Lapisan
tengah =
ampas
santan,
berwarna
putih keruh.
- Lapisan
bawah = air,
berwarna
putih keruh.
- Volume
VCO:
Gelas kimia 1
(100 rpm) = 8,4
mL
Gelas kimia 2
(200 rpm) = 6,2
mL
Gelas kimia 3
(300 rpm) = 2,2
mL
XII. Analisis Data
Pada percobaan ini, kami menggunakan berbagai variasi kecepatan pengadukan
yaitu 100rpm, 20rpm, dan 300rpm, pertama-tama, santan di endapkan selama 1 jam.
Tujuan dari pengendapan ini adalah untuk mengambil kanil dari kelapa agar kandungan
air dan kalnil memisah secara sempurna. Setelah pengendapan 1 jam, akan terbentuk
dua lapisan. Lapisan atas yakni kanil dan lapisan bawah yakni air. kemudian air dan
kanil dipisahkan.
Langkah selanjutnya yaitu mengukur kanil sebanyak 50mL kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia dan diletakkan di atas magnetik stirer. Pada gelas
kimia yang pertama, dilakukan kecepatan pengadukan sebesar 100rpm selama 10
menit. Gelas kimia yang kedua, dilakukan kecepatan pengadukan sebesar 200rpm
selama 10 menit, dan gelas kimia yang ketiga dilakukan kecepatan pengadukan sebesar
300rpm selama 10 menit.
Sampel yang diperoleh didiamkan selama 21 jam. Sampel ditutup menggunakan
plastic warp agar tidak terkontaminasi dengan debu dan kotoran. Setelah 24 jam,
terjadi pemisahan 3 lapisan. Lapisan yang pertama yakni minyak kelapa atau VCO,
lapisan yang kedua yakni blondo atau ampas sisa protein, dan lapisan yang paling
bawah yakni air. setelah itu dilakukan pengukuran VCO dari masing-masing
pengadukkan. Hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:
No. Kecepatan pengadukan VCO (mL)
1. 100rpm 10 mL
2. 200rpm 7 mL
3. 300rpm 4 mL
XIII. Pembahasan
Pada percobaan ini, kami menggunakan berbagai variasi kecepatan
pengadukan, kecepatan putar pengadukkan berpengaruh terhadap banyaknya VCO
yang dihasilkan. Dalam pembuatan VCO, langkah pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan santan kelapa dengan perbandingan parutan kelapa dan air kelapa
sebesar 1:1.
Dari data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
kecepatan pengadukkan, makan semakin banyak VCO yang dihasilkan. Tetapi pada
percobaan kali ini, hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini desebabkan
karena kami tidak melakukan percobaan lanjutan yaitu menghitung kemurnian VCO.
Dapat diasumsikan bahwa pada percobaan yang kami lakukan, hasil kemurnian dari
VCO dengan kecepatan putar 100 rpm < 200 rpm < 300 rpm.
XIV. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa