Anda di halaman 1dari 30

Penyusunan Bahan Ajar

Berbasis Masalah

SISTEM KOLOID
Bahan Ajar Berbasis Masalah

A. IDENTITAS BAHAN AJAR


MATERI POKOK : KOLOID
KELAS/SEMESTER : XI/2
PERTEMUAN :1&2
ALOKASI WAKTU : 4 x 45 Menit

B. PETUNJUK BELAJAR
1. Baca indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam bahan ajar.
2. Dengan bimbingan guru, diskusikan materi prasyarat yang tercantum pada pokok
bahasan.
3. Berdasarkan pemahaman terhadap materi maka jawablah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam topik pertanyaan.
4. Peserta didik yang telah menemukan jawaban dari suatu pertanyaan, bertanggung jawab
untuk menjelaskan jawabannya kepada teman sebangkunya yang belum paham.
5. Peserta didik yang tidak mampu menjawab suatu pertanyaan, diharuskan membuat satu
atau lebih pertanyaan dengan kalimat yang baik (kalimat sendiri, jelas dan ringkas)
kepada teman sebangkunya.
6. Untuk memperkuat ide-ide yang telah terbangun dan berlatih menerapkan ide-ide pada
situasi yang baru, maka kerjakanlah sejumlah latihan dan soal aplikasi yang diberikan.
7. Setelah selesai menjawab pertanyaan dan mengerjakan latihan soal, secara bergantian
dua atau tiga siswa menyampaikan kesimpulan hasil dari jawaban di depan kelas dan
teman yang lain diminta untuk menanggapi, sedangkan guru melakukan penguatan
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan mengarahkan siswa
mengembangkan kemampuan belajarnya, kemampuan berpikir dan strategi-strategi
belajarnya sehingga siswa bisa belajar dengan kemampuan sendiri, diharapkan siswa
terlibat aktif selama proses mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan. Siswa dapat mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan
kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya, serta membuat makanan atau
produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip koloid.

D. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK)

Kompetensi Dasar dari KI 3 Kompetensi Dasar dari KI 4


3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem 4.14 Membuat makanan atau produk
koloid, dan menjelaskan kegunaan koloid lain yang berupa koloid atau
dalam kehidupan berdasarkan sifat- melibatkan prinsip koloid
sifatnya.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)

3.14.1 Mempelajari pengertian dari koloid. 4.14.1 Merancang percobaan koloid


3.14.2 Mengidentifikasi system koloid, 4.14.2 Mendemonstrasikan percobaan
klasifikasi koloid, sifat-sifat koloid, dan koloid
penggunaan koloid dalam kehidupan 4.14.3 Mengidentifikasi hasil
sehari-hari. percobaan koloid

E. APERSEPSI
Bagaimana jika kita mencampurkan satu sendok tanah ke dalam segelas air?
Apakah campuran tersebut disebut larutan tanah? Bagaimana kehomogenan dan jumlah
fasanya? Lalu bagaimana jika kita mencampurkan satu sendok susu bubuk ke dalam air,
apakah campuran susu dengan air sama dengan campuran gula dengan air? Atau sama
dengan campuran tanah dengan air?
Berdasarkan perbedaan sifat dan ukuran partikelnya, campuran dibagi menjadi 3
jenis, yaitu:
1. Larutan, memiliki ukuran zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm=10-9 m).
2. Koloid memiliki sifat diantara larutan dan suspensi. Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1 nm-1000 nm yang tersebar/ terdispersi secara tidak homogen pada medium
pendispersi.
3. Suspensi memiliki ukuran partikel tersuspensi besar dari 1000 nm (>1000 nm).
Zat yang tersebar/ terdispersi sebagai partikel koloid disebut fase terdispersi,
sedangkan zat yang mendispersikan pertikel koloid disebut medium pendispersi. Campuran
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Campuran homogen (1 fasa), campuran dua atau lebih zat yang mana kompisisinya
seragam sehingga sulit dibedakan komponen penyusunnya.
2. Campuran heterogen adalah campuran dua atau lebih zat yang mana kompisisinya tidak
sama sehingga bisa dibedakan partikel-partikel pennyusunnya.
F. PETUNJUK KERJA

Aktivitas 1
Percobaan membedakan larutan, koloid dan suspensi

Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas kimia 100 ml 6 buah
2. Batang pengaduk 3 buah
3. Kertas saring 3 lembar
4. Corong kaca 3 buah

Bahan :
1. 5 gram gula pasir
2. 5 gram susu bubuk
3. 5 gram pasir
4. 150 ml akuades

PERTANYAAN PRE LAB


1. Berdasarkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini, lengkapi tabel beriku!

Zat Wujud/ bentuk Warna Zat Jumlah zat yang


digunakan
Gula
Susu bubuk
Pasir

2. Apa yang terjadi saat gula dimasukkan ke dalam air? Susu bubuk dimasukkan ke dalam
air? Pasir dimasukkan ke dalam air? Apakah ada yang larut atau tidak saat diaduk?
Bagaimana warnanya?
Jawab:
a. air + gula :
b. air + susu :
c. air + pasir :

3. Pada saat gula pasir dilarutkan dalam air, manakah zat yang bertindak sebagai pelarut?
Manakah yang bertindak sebagai zat terlarut?
Jawab:
Zat terlarut :
Pelarut :

Prosedur Kerja
1. Beri label pada 3 buah gelas kimia dengan memberi nomor secara berurutan.
2. Isilah masing-masing gelas kimia yang sudah diberi nomor dengan ± 50 mL air.
3. Tambahkan :
 ± 2 sendok makan gula pasir ke dalam gelas kimia nomor 1.
 ± 2 sendok makan susu bubuk ke dalam gelas kimia nomor 2.
 ± 2 sendok makan pasir ke dalam gelas kimia nomor 3.
4. Aduklah setiap campuran. Perhatikan dan catat apakah zat yang dilarutkan, larut atau tidak
larut.
5. Diamkan campuran-campuran itu selama ± 5 menit. Perhatikan dan catat apakah campuran
bening atau keruh.
6. Saringlah campuran pada masing-masing gelas kimia ke dalam gelas kimia yang bersih.
Perhatikan dan catat campuran manakah yang meninggalkan residu.

Tabel Pengamatan
Sifat Campuran Campuran air dengan
Gula pasir Susu Pasir
Larut/Tidak larut
Warna campuran
Meninggalkan residu/tidak
Tersaring/ tidak
Warna filtrate

MODEL 1. PERBEDAAN PARTIKEL ZAT TERLARUT


pasir

Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3

PERTANYAAN POST-LAB

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, manakah campuran yang stabil (tidak
memisah) dan tidak stabil setelah didiamkan selama 5 menit?
Jawab:
Campuran stabil :

Campuran tidak stabil :

2. Dari percobaan yang telah dilakukan, manakah campuran yang bersifat homogen dan
manakah campuran yang bersifat heterogen?
Jawab:
Campuran homogen :
Campuran heterogen :
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, manakah dari ketiga campuran tersebut yang
akan tersaring dengan kertas saring biasa dan yang tidak tersaring?
Jawab:
Pasir + air :
susu+air dan gula+air :

4. Berdasarkan pengamatan sub-mikroskopik pada model 1, urutkanlah ketiga campuran


pada percobaan berdasarkan ukuran partikel terlarutnya dari yang kecil ke yang besar!
Jawab:
a. air + gula:
b. air + susu :

c. air + pasir :

5. Berdasarkan pengamatan sub-mikroskopik pada model 1, campuran manakah yang


partikel zat terlarutnya menyebar secara merata? Dan manakah campuran yang partikel
zat terlarutnya tidak tersebar merata?
Jawab:
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
6. Campuran manakah yang merupakan larutan, koloid dan suspensi?
Jawab:
a. air + gula :

b. air + susu :

c. air + pasir :

7. Jelaskanlah perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi!

Pembeda Larutan Koloid Suspensi


Ukuran partikel zat terlarut
Penampilan fisis
Kestabilan jika didiamkan
Jumlah fasa
Kemampuan melewati
kertas saring biasa

8. Berdasarkan jawaban soal no 1 sampai soal no 7, apa itu larutan, koloid, dan suspensi?

Jawab:
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
LATIHAN SOAL
1. Isilah tabel berikut!

Campuran Sifat campuran Jenis campuran


(Homogen/heterogen) (Larutan/koloid/suspensi)
Sirup

Air kapur

Air kopi

Santan

NaOH(aq)

Serbuk kayu dalam


air
Jus Alpukat

Lotion

Agar-agar

PENUTUP
Kesimpulan

Larutan adalah...........................................................................................................
...................................................................................................................................
Koloid adalah...........................................................................................................
...................................................................................................................................
Suspensi adalah...........................................................................................................
Aktivitas 2
Model 2
PENGGOLONGAN KOLOID BERDASARKAN FASE PENDISPERSI DAN FASE TERDISPERSI

Fase Pendispersi
Padat Cair Gas
Fase Terdispersi

Padat Sol padat Sol Aerosol padat


Cair Emulsi padat Emulsi Aerosol cair
Gas Buih padat Buih __

PERTANYAAN KUNCI

1. Berdasarkan Model 2, jawablah pertanyaan kunci pada tabel di bawah pada kolom di
paling kanan.

Keterangan warna:

No. JENIS KOLOID MODEL 2 PERTANYAAN KUNCI


A Sol Padat Pada campuran model 2a,
komponen apa yang sedikit?
...zat pewarna
Komponen apa yang dominan?
kaca

Apakah wujud dari fase


terdispersi? padat
(padat/cair/gas)

Apakah wujud dari fase


Toples berwarna. pendispersi? padat
(padat/cair/gas)
B Emulsi padat/ Gel Pada campuran model 2b,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Mentega
C Buih padat Pada campuran model 2c,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Styrofom
D Sol cair Pada campuran model 2d,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Tinta
E Emulsi Pada campuran model 2e,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Santan
F Busa cair/ Buih Pada campuran model 2f,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Buih ombak
G Aerosol padat Pada campuran model 2g,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Asap kendaraan
H Aerosol cair Pada campuran model 2h,
komponen apa yang sedikit?

Komponen apa yang dominan?

Apakah wujud dari fase


terdispersi?

Apakah wujud dari fase


pendispersi?

Awan

2. Berdasarka jawaban no.1, lengkapilah tabel berikut ini!

Tipe Koloid Fase Terdispersi Medium Pendispersi Contoh lain


Sol padat
Emulsi padat/gel
Buih padat
Sol
Emulsi
Busa cair/ Buih
Aerosol padat
Aerosol cair
3. Berdaasarkan jawaban soal no 1 dan 2, apakah jenis komponen yang dominan
mempengaruhi wujud dari suatu koloid? Berikanlah alasan!

Jawab:

……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………

LATIHAN
Berikanlah tipe-tipe koloid untuk gambar berikut serta tuliskan fasa terdispersi dan
medium pendispersinya!
Fase Medium Tipe
terdispersi pendispersi koloid
1.
Agar-agar
2.

Asap pabrik
3.

Buih sabun
4.

Batu apung
Fase Medium Tipe
terdispersi pendispersi koloid
5.
Baja
6.

Abu vulkanik
7.

Kabut di hutan
8.

Cat

1. Apakah perbedaan dari kabut dan asap?


Jawab:
Kabut :
Asap :
G. MATERI AJAR KOLOID
Koloid merupakan campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu
zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Dalam koloid terdapat fase terdispersi dan
medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara merata
dalam suatu zat lain, sedangkan fase pendispersi adalah zat yang menyebabkan terjadinya
penyebaran secara merata. Pada kehidupan sehari-hari terdapat contoh kolid yaitu, susu,
santan, jelly, mentega, opal, mutiara, batu apung, cat, tinta, dan perunggu.

1. Perbedaan Sistem Koloid Dengan Larutan dan Suspensi


Materi dibagi menjadi dua bagian yaitu zat murni dan campuran. Zat murni
dibagi menjadi unsur dan senyawa, sedangkan campuran dibedakan menjadi campuran
homogen dan campuran heterogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
berikut.

Unsur merupakan materi (zat) yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang
lebih sederhana. Sedangkan senyawa merupakan gabungan dari dua unsur atau lebih
dan dapat diuraikan kembali menjadi zat-zat pembentuknya. Campuran merupakan
gabungan dua zat murni atau lebih yang dapat berupa gabungan unsur dengan senyawa
maupun senyawa dengan senyawa. Berdasarkan komponen penyusunnya, campuran
dibedakan menjadi dua. Pertama, campuran homogen yaitu campuran dua zat atau
lebih yang sifat dan komposisi campurannya di setiap bagian adalah sama. Kedua,
campuran heterogen yaitu campuran dua zat atau lebih yang sifat dan komposisi
campurannya di setiap bagian tidak sama.
a. Larutan
Sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, tidak dapat
diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun
dengan menggunakan mikroskop ultra.
Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya
adalah molekul atau ion-ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan
sentrifuge (pemusing).
Ukuran pertikel zat terdispersi dan medium pendispersinya hampir sama,
maka sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan
adanya zat terdispersi.merupakan campuran homogen dimana molekul zat terlarut
tersebar merata dalam molekul pelarutnya. Contohnya Larutan gula, larutan
garam, alkohol 70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.
b. Suspensi
Suspensi merupakakn sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar
merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan
campuran heterogen. Contohnya pasir yang dicampur dengan air. Dalam sistem
dispersi tersebut partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop atau dengan
mata telanjang. Apabila tidak diaduk terus-menerus maka akan mengendap akibat
gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu suspensi tidak stabil. Semakin besar ukuran
partikel tersuspensi semakin cepat pengendapan itu terjadi.
Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi), karena ukuran
partikelnya besar maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring.
Contohnya air sungai yang keruh, campuran kopi dengan air, campuran air dengan
pasir, dan campuran minyak dengan air.
c. Koloid
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861)
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar
mengalami difusi, padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid
berasal dari kata “kolia”, yang artinya “lem”. Pada umumnya koloid mempunyai
ukuran partikel antara 1 nm–100 nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil,
sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung (mata telanjang), tetapi
masih bisa diamati dengan menggunakan mikroskop ultra. Contohnya sabun,
susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
Berikut perbandingan sifat sistem dispersi larutan, koloid, dan suspensi
berdasarkan ukuran partikel, penampilan fisis, jumlah fasa, kestabilan, dan cara
pemisahan.
Tabel Perbandingan Sifat Sistem Dispersi Larutan, Koloid, dan Suspensi

2. JENIS SISTEM KOLOID

Pernahkah kamu memperhatikan apa beda asap dan kabut? Saat asap menyentuh
kulit kita maka akan terasa ada butiran-butiran halus di kulit. Sedangkan pada kabut di
pagi hari kulit akan terasa sejuk, padahal asap dan kabut sama-sama berwujud gas.
Mengapa demikian? Apa yang membedakan asap dan kabut?

Sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium
pendispersi. Fase pendispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair
maupun padat. Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya dikenal 3 jenis
koloid, yaitu:
1. Sol
Sol merupakan koloid dengan fase terdispersi padat. Medium pendispersi sol
bisa berupa padat, cair dan gas. Berdasarkan medium pendispersinya dikenal 3
jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair) dan sol
gas (padat dalam gas). Istilah sol biasanya digunakan untuk menyatakan sol cair,
sedangkan sol gas sering juga disebut dengan istilah aerosol padat.
2. Emulsi
Emulsi merupakan koloid dengan fase terdispersi cair. Medium pendispersi
emulsi bisa berupa padat, cair dan gas. Berdasarkan medium pendispersinya
dikenal 3 jenis emulsi, yaitu emulsi padat atau sering juga disebut dengan istilah
gel (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair) dan emulsi gas (cair dalam
gas). Istilah emulsi biasanya digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan
emulsi gas sering juga disebut dengan istilah aerosol cair. Syarat terbentuknya
emulsi cair, kedua cairan tidak saling melarutkan.
Emulgator (pengemulsi) dibutuhkan untuk mencampurkan emulsi. Contoh
emulgator adalah sabun dan deterjen. Sabun dan deterjen dapat mencampurkan
minyak ke dalam air membentuk emulsi yang stabil. Jika tidak ada sabun, minyak
dan air akan bercampur secara heterogen dan jika dibiarkan beberapa saat saja
minyak dan air akan terpisah. Jadi minyak dan air tidak bisa bercampur
membentuk emulsi tanpa adanya emulgator sabun atau deterjen. Contoh emulgator
yang lain yaitu kasein dalam susu (yang membantu mencampurkan susu dengan
air), dan kuning telur dalam mayonaise.
3. Buih
Buih merupakan koloid dengan fase terdispersi gas. Medium pendispersi buih
bisa berupa padat dan cair. Berdasarkan medium pendispersinya dikenal 2 jenis
buih, yaitu buih padat (gas dalam padat) dan buih cair (gas dalam cair). Istilah buih
biasanya digunakan untuk menyatakan buih cair .Tidak ada system koloid dengan
fase terdispersi gas dalam pendispersi gas, karena campuran antara gas dengan gas
selalu bersifat homogen, jadi merupakan larutan bukan koloid.
Untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih. Contoh zat pembuih adalah
sabun, deterjen dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan gas ke dalam
zat cair yang mengandung pembuih. Kadang-kadang keberadaan buih tidak
dikehendaki, oleh karena itu diperlukan zat untuk penghilang buih atau pemecah
buih (agen anti buih/de-foaming agent).
Berikut tabel jenis-jenis koloid beserta contohnya dalam kehidupan sehari-
hari.

Koloid yang medium dispersinya cair dikenal dua jenis koloid berdasarkan
interaksi antara fase terdispersi dan fase pendispersi, yaitu:
1. Koloid Liofob
Liofob berasal dari bahasa Yunani yang berarti takut cairan (lio=cairan,
phobia=takut/benci). Liofob adalah koloid yang tidak suka dengan medium
pendispersi (gaya tarik-menarik antara fasa terdispersi dan medium pendispersi
sangat lemah sekali, sehingga cenderung memisah, akibatnya tidak stabil). Bila
mediumnya air disebut koloid hidrofob (tidak suka air).
2. Koloid Liofil
Liofil berasal dari bahasa Yunani yang berarti suka cairan (lio = cairan,
philia = suka). Liofil adalah koloid yang suka dengan medium pendispersinya
(terdapat gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara fasa terdispersi dengan
medium pendispersi, sehingga sulit dipisahkan atau sangat stabil). Jika medium
pendispersinya air disebut hidrofil (suka air), contoh agar-agar dan tepung kanji
dalam air, gelatin, protein.
3. SIFAT KOLOID
a. Efek Tyndall
Bagaimanakah kita dapat mengenali suatu sistem disebut sistem koloid? Amati
gambar di bawah ini!

Gambar Efek Tyndall (a) larutan (b) koloid


Setelah melihat gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengenali
sistem koloid dengan cara melewatkan seberkas cahaya (sinar) kepada obyek yang
akan kita kenali. Bila dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya, maka akan
terlihat sebagai berikut :
 Jika obyek adalah larutan, maka cahaya akan diteruskan (transparan).
 Jika obyek adalah koloid, maka cahaya akan dihamburkan dan partikel
terdispersinya tidak tampak.
 Jika obyek adalah suspensi, maka cahaya akan dihamburkan tetapi partikel
terdispersinya dapat terlihat kelihatan.
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Partikel koloid
dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-
partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati antara lain pada:
a. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
b. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
c. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang
berkabut.
Coba sebutkan contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan
adanya efek Tyndall pada koloid!
b. Gerak Brown
Ketika partikel koloid diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi
atau dengan menggunakan mikroskop ultra, partikel koloid akan terlihat bergerak
terus-menerus dengan arah zig-zag (acak tak beraturan). Gerak zig-zag tersebut
dinamakan gerak brown sesuai dengan nama penemunya yaitu Robert Brown,
seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris.
Gerak Brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul
pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar.
Lontaran tersebut mengakibatkan tumbukan antara partikel terdispersi akibatnya
terjadi lontaran.
c. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi. Kemampuan menarik ini disebabkan
adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga apabila ada partikel
yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Partikel koloid bersifat netral (tidak bermuatan). Bila partikel koloid
mengadsorpsi ion yang bermuatan positif, maka koloid tersebut menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya. Muatan koloid merupakan faktor yang menstabilkan koloid,
disamping gerak Brown. Karena partikel-partikel koloid bermuatan sejenis maka
akan saling tolak menolak sehingga terhindar dari pengelompokan antar sesama
partikel koloid itu (jika partikel koloid itu saling bertumbukan dan kemudian bersatu,
maka lama kelamaan terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya akan
mengendap).
d. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Peristiwa koagulasi pada
koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
 Peristiwa mekanis, karena pemanasan atau pendinginan. Contohnya darah
merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal. Sedangkan agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
 Peristiwa kimia, dengan menambahkan elektrolit ke dlaam system koloid dan
dengan elektroforesis.
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pembentukan delta di muara sungai , terjadi karena koloid tanah liat (lempung)
dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam
air laut.
2. Asap atau debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik
Cottrel.
3. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
e. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebabkan karena koloid tersebut
memiliki muatan. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode
positif) dan yang bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan muatan koloid. Identifikasi DNA
merupakan aplikasi dari elektroforesis.
f. Dialisis
Dialisis adalah proses yang dilakukan untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu kestabilan koloid. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiabel,
yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau
molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Alat yang digunakan dalam proses
dialysis disebut dialisator.
g. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid koloid lain
supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di
sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut.
Contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Cat dan tinta dapat bertahan lama.
2. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal
besar es atau gula.
4. CARA PEMBUATAN
Ukuran partikel koloid lebih besar dari partikel larutan dan lebih kecil dari
partikel suspensi. Partikel koloid dapat dibuat dari partikel larutan ataupun dari partikel
suspensi. Ada dua cara pembuatan partikel koloid yaitu secara kondensasi dan dispersi.
a. Cara Kondensasi
Cara kondensasi dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara menggumpalkan partikel larutan sejati, ion, atau
molekul menjadi partikel berukuran koloid. Metode kondensasi dapat dilakukan
dengan cara:
1. Reaksi redoks, yaitu reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh:
pembuatan sol belerang.
2 H2S(g) + SO2(aq)  2 H2O(l) + 3 S(koloid)
2. Hidrolisis, yaitu reaksi suatu zat dengan air. Contoh pembuatan sol Fe(OH) 3
dari hidrolisis FeCl3.
FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi rangkap, yaitu jika dua buah larutan encer mengandung elektrolit
dicampurkan maka akan menghasilkan endapan berukuran koloid.
4. Penggantian pelarut.
b. Cara Dispersi
Cara dispersi merupakan cara pembuatan koloid dengan menghaluskan partikel
suspense menjadi partikel koloid. Metode disperse dilakukan dengan cara:
1. Cara mekanis, yaitu butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling
koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan
medium pendispersi.
2. Cara peptisasi, yaitu memecahkan butir-butir kasarmenjadi butir-butir koloid
dengan bantuan pemecah peptid sampai terbentuk sesuai dengan ukuran yang
ditentukan.
3. Cara busur bredig, yaitu digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti Ag,
Au, dan Pt.
5. Penggunaan Sistem Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
System koloid memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
a. Pada industri makanan, digunakan untuk pembuatan agar-agar, bumbu selada,
mentega, keju, dan roti.
b. Pada industri kosmetik, digunakan untuk pembuatan parfum dan pembersih muka.
c. Pada industri farmasi, digunakan untuk pembuatan sirop dan obat-obatan.
d. Pada industri pertanian, digunakan untuk pembuatan obat pembunuh serangga.
e. Pada industri lainnya, digunakan untuk pembuatan cat, plastic, foto, lem, tinta,
semen, dan lain-lain.
H. INFORMASI PENDUKUNG
Cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi dapat dipahami dari
video berikut.
a. Cara Kondensasi
https://www.youtube.com/watch?v=NePPqViKHew
b. Cara Dispersi
https://www.youtube.com/watch?v=6huOejmHXzQ

I. EVALUASI
1. Diberikan 4 jenis contoh campuran, yaitu air kopi, cuka, pasir dan kabut. Dari contoh
tersebut, golongkanlah mana yang termasuk larutan, koloid dan suspensi.
Jawab :
Larutan :
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
Koloid :
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
Suspensi :
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………

2. Apa perbedaan antara sol cair, emulsi dan buih ?


Jawab:
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
PENUTUP
Kesimpulan

Jenis-jenis koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersinya!


……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….………

Anda mungkin juga menyukai