Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No.

4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA


DALAM MENYUSUN SOAL HOTS MELALUI WORKSHOP

Suhardjanto
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Cabang Wilayah Probolinggo
E_mail: suhardjanto@gmail.com

Abstrak: Guru merupakan faktor dominan dalam keberhasian proses pembelajaran.


Karena itu, perlu ditingkatkan kemampuannya dalam mengelola kegiatan
pembelajaran termasuk penilaiannya. Penilaian yang diharapkan menurut
Kurikulum 2013, yaitu penilaian yang menggunakan soal Higher Order Thinking
Skill (HOTS), soal yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah. Alasan penelitian ini dilakukan karena dari hasil
monitoring pengawas masih banyak guru dalam membuat soal belum
memperhatikan kriteria soal yang HOTS. Penelitian ini melakukan analisis
kemampuan peningkatan guru bahasa Indonesia SMK dalam menyusun soal HOTS
pada Ujian Akhir Sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-
tes berupa telaah soal dan Focus Group Discussion. Sumber data penelitian ini yaitu
penulis sendiri dan guru bahasa Indonesia binaannya. Penelitian bertujuan untuk
membimbing guru dalam meningkatkan kemampuannya menyusun soal HOTS dan
kendala yang dialaminya dalam menyusun soal HOTS. Kegiatan ini dilakukan dalam
workshop melalui diskusi, latihan dan presentasi tentang soal HOTS, yang
dilaksanakan tiga hari. Hasil kegiatannya menunjukkan bahwa kemampuan guru
dalam membuat soal HOTS cukup berhasil (88,57%) yang mengusai materi. Kendala
kegiatan ini waktu terlalu singkat, sehingga instruktur dalam memberikan materi
dan mendampinginya kurang maksimal dan peserta masih kurang menerapkan
pembelajaran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci: Higher Order Thinking Skill (HOTS), berpikir kritis, berpikir kreatif

PENDAHULUAN kompetitif yang mampu menghadapi


Dunia pendidikan pada saat ini tuntutan perkembangan jaman yang
terutama dalam lingkungan sekolah semakin maju.
memiliki peranan penting karena Kualitas sumber daya manusia
pendidikan merupakan wahana untuk suatu bangsa ditentukan oleh tingkat
meningkatkan dan mengembangkan pendidikan bangsa tersebut. Perkembang-
kualitas sumber daya manusia. an dunia yang semakin pesat menuntut
Di era globalisasi seperti sekarang manusia untuk memiliki berbagai
ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang kemampuan agar dapat mempertahankan

506
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

kehidupannya. Apalagi di era abad 21. Seorang guru harus mengetahui


Abad 21 manusia diharapkan sejauhmana peserta didik elah menyerap
Kemampuan tersebut diharapkan dan menguasai materi yang telah
dapat terbentuk dengan menggunakn diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga
berbagai cara, salah satunya melalui membutuhkan informasi tentang hasil
pendidikan di sekolah pada aspek pekerjaannya. Hal ini hanya dapat
penilaian pembelajaran. diketahui jika seorang guru melakukan
Salah satu penilaian yang saat ini evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi,
digunakan sampai dengan ujian akhir maka guru harus melakukan penilaian
nasional adalah soal pilihan ganda dan soal yang didahului dengan pengukuran
uraian. Soal sebagai sarana untuk (Mardapi, 2012). Hal ini sesuai dengan
mengukur keberhasilan aspek pendapat Marsh (1996) yang menyatakan
pengetahuan dalam pembelajaran yang bahwa salah satu kompetensi yang harus
dirasa masih belum menumbuhkan dimiliki guru adalah kemampuannya
pemikiran kritis, analitis, dan logis dari dalam melakukan penilaian, baik terhadap
siwa. proses maupun produk pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, terutama Kemampuan untuk meningkatkan
pendidikan di sekolah, bahasa Indonesia siswa dalam memecahkan masalah
merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecakapan untuk
sangat penting karena bahasa Indonesia menemukan, menganalisis, mencipta,
merupakan ilmu yang melatih untuk merefleksi, dan berargumen atau yang
berpikir kritis dan logis. Pembelajaran biasa disebut dengan istilah kemampuan
bahasa Indonesia di sekolah pada berpikir tingkat tinggi. Cara mengasah
kurikulum 2013 berbasis teks. keterampilan tersebut dapat dilakukan
Kemampuan untuk memahami teks melalui soal-soal yang membutuhkan
yang didalamnya terdapat berbagai penalaran untuk menjawabnya yang
informasi sangat diperlukan termasuk dikenal dengan soal Higher Order Thinking
mengaitkannya dengan berbagai informasi Skill (HOTS) yang dapat berupa soal
yang lain. objektif maupun soal subjektif.

507
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

Dilihat dari dimensi pengetahuan, (5)menelaah ide dan informasi secara


umumnya soal HOTS mengukur dimensi kritias. Meskipun demikian, soal-soal yang
metakognitif, tidak sekadar mengukur berbasis HOTS tidak berarti soal yang
dimensi faktual, konseptual, atau lebih sulit daripada soal recall.
prosedural saja. Dimensi metakognitif Anderson & Krathwohl (2001)
menggambarkan kemampuan menghu- mengklasifikasi dimensi proses kognitif
bungkan beberapa konsep yang berbeda, sebagai berikut ada tiga yaitu mencipta,
menginterpretasikan, memecahkan evaluasi, dan analisis. Pertama, aspek
masalah (problem solving), memilih mencipta terdiri dari mengkreasi ide atau
strategi pemecahan masalah, menemukan gagasan sendiri. Kata kerja dalam aspek
(discovery) metode baru, berargumen mencipta terdiri dari megkontruksi,
(reasoning), dan mengambil keputusan desain, kreasi, mengembangkan, menulis,
yang tepat (Widana, 2017) dan memformulasikan. Kedua, aspek
Soal HOTS merupakan soal yang evaluasi yaitu mengambil keputusan
menuntut keterampilan berpikir tingkat sendiri. Kata kerja yang termasuk dalam
tinggi, membutuhkan kemampuan mulai evaluasi yaitu evaluasi, menilai,
dari mengingat, merujuk, mengaplikasikan menanggah,memutuskan, memilih, dan
sampai dengan menganalisis, mendukung. Ketiga, aspek analisis yaitu
mengevaluasi, atau mengkreasi. menspesifikasi aspek-aspek atau elemen.
Implementasi HOTS pada konteks Kata kerja yang termasuk dalam aspek
asessmen, secara sederhana bukan hanya analisis yaitu membandingkan,
meminimalisir kemampuan mengingat memeriksa, menguji, mengkritisi, dan
kembali infomasi (recall), tetapi lebih menguji.
mengukur kamampuan: (1)transfer satu Secara ringkas (Gunawan, 2003)
konsep ke konsep lainnya, (2)memproses mengatakan soal HOTS meliputi aspek
dan menerapkan informasi, (3)mencari kemampuan berpikir kritis, kemampuan
kaitan dari berbagai informai yang berpikir kreatif, dan kemampuan
berbeda-beda, (4)menggunakan informasi memecahkan masalah. Berpikir kritis
untuk menyelesaikan masalah, dan merupakan kemampuan untuk melakukan

508
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

analisis, menciptakan, dan menggunakan pertanyaan. Dalam konteks soal HOTS,


kriteria secara objektif, serta mengevaluasi stimulus yang disajikan hendaknya
data. Berkaitan dengan kemammpuan bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus
berpikir kritis ini ada lima penanda yang dapat bersumber dari isu-isu global
merupakan indikatornya, yaitu seperti masalah teknologi informasi, sains,
memberikan penjelasan sederhana, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan
membangun ketrampilan dasar, infrastruktur, tetapi dapat juga diangkat
menyimpulkan, membuat penjelasan lebih dari permasalahan-permasalahan yang
lanjut serta mengatur strategi dan taktik ada di lingkungan sekitar satuan
(Enni dalam Devi, 2012). pendidikan seperti budaya, adat, kasus-
Kemampuan berpikir kreatif yaitu kasus di daerah, atau berbagai keunggulan
kemampuan menggunakan struktur yang terdapat di daerah tertentu.
berpikir yang rumit, sehingga Dengan demikian soal HOTS
memunculkan ide-ide yang baru dan berada pada tingkatan menganalisis,
orisini. Sebagai penanda berpikir kreatif mengevaluasi, dan mengkreasi.
Guilford dalam Ibrahim (2011)
menyatakan ada lima ciri kemampuan METODE PENELITIAN
berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), Penelitian ini menggunakan
keluwesan (flexibility), keaslian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS),
(originality), penguraian (elaboration), dimana dalam Penelitian Tindakan
dan perumusan kembali (redefinition) Sekolah (PTS) bertujuan untuk melakukan
Sedangkan kkemampuan suatu pendekatan terhadap proses
memecahkan masalah yaitu kemampuan pendidikan mulai dari rencana
untuk berpikir secara kompleks dan pengembangan sekolah, implementasi
mendalam untuk memecahkan suatu kebijakan pendidikan tingkat satuan
masalah. pendidikan, serta evaluasi dan
Penyusunan soal HOTS umumnya pengawasan terhadap man, money,
menggunakan stimulus. Stimulus material, method, and machine di tingkat
merupakan dasar untuk membuat satuan pendidikan (Mulyasa, 2012).

509
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

Dalam tindakan ini ada tiga jenis soal biasa menjadi soal HOTS kepada guru-
kegiatan yang akan dilaksanakan antara guru bahasa Indonesia SMK. Keberhasilan
lain; Pertama, jenis kegiatan ini kegiatan ini diukur dari proses maupun
merupakan tindakan nyata dalam hasil kinerja mereka menyusun soal HOTS
menyusun soal HOTS. Kedua, bentuk dalam workshop.
kegiatan ini dilaksanakan melalui
Workshop menyusun soal HOTS bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
semua guru SMK yang mengajar Bahasa Pelaksanaan Kegiatan Untuk
Indonesia Ketiga, melaksanakan workshop Meningkatkan Kemampuan Guru
penyusunan soal HOTS ulangan akhir Dalam Menyusun Soal HOTS
semester. Subjek penelitian ini adalah Penyusunan soal HOTS sangat
guru-guru bahasa Indonesia di SMK yang penting sebagai sarana untuk
menjadi wilayah binaan penulis sebanyak menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
35 orang.. Lokasi pelatihannya berada di dan logis dari siswa. Peningkatan
SMK Negeri 2 Kraksaan Kabupaten kompetensi guru dalam menulis soal HOTS
Probolinggo. Teknik pengumpulan data yang masih belum terbiasa membutuhkan
melalui observasi partisipan atau dorongan, bimbingan dan motivasi dari
pengamatan langsung terhadap dokumen lembaga yang menaunginya, salah satunya
soal bahasa Indonesia yang dipakai dalam adalah dinas Pendidikan dalam hal ini
kegiatan ulangan akhir sekolah. Dari tiap- adalah pengawas sekolah, atau dari
tiap sekolah binaan , sedangkan penulis instansi lain yang terkait.
berkedudukan sebagai narasumber dalam Kegiatan untuk meningkatkan
kegiatan pelatihan. kemampuan guru dalam menyusun soal
Kegiatan yang dikemas dalam HOTS melalui pelatihan workshop ini
workshop ini bertujuan untuk menggunakan pengawas sekolah sebagai
memberikan pemahaman tentang ciri-ciri narasumber. Pelaksanaan kegiatannya
dan cara pengembangan soal HOTS yang dirancang selama tiga hari atau sekitar 16
baik dan memberikan pengalaman jam. Kegiatan dimulai dengan
langsung dalam mengubah atau menyusun mengumpulkan seluruh guru untuk

510
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

mendapatkan pengarahan tentang mengetahui dan menelaah kembali apakah


pentingnya soal HOTS. Pengarahan ini soal yang telah mereka buat itu sudah
dilakukkan oleh pengawas yang sekaligus termasuk soal yang HOTS. Berdasarkan
sebagai peneliti dalam kegiatan ini. dari hasil diskusi bahwa soal yang mereka
Narasumber dalam workshop ini adalah buat dan telah dipakai untuk ulangan akhir
peneliti. Peserta yang terlibat dalam sekolah masih belum memenuhi kriteria
kegiatan ini adalah semua guru untuk level soal HOTS.
matapelajaran bahasa Indonesia dari SMK Pendalaman konsep HOTS
yang menjadi binaan peneliti sebanyak 30 dilaksanakan dengan ceramah, tanya
guru, sedangkan pelaksanaannya jawab, dan contoh soal yang memenuhi
workshop di SMKN 2 Kraksaan. kriteria soal HOTS. Materi yang dibahas
Pada pertemuan pertama kegiatan adalah pengertian HOTS, karakteristik
yang dilalukan adalah diskusi terlebih HOTS, dimensi proses kognitif, level
dahulu atau tukar pendapat tentang kognitif, langkah-langkah menyusun dan
pengertian dan ciiri-ciri tentang soal menganalisis soal HOTS. Pada kegiatan ini
HOTS. Diskusi ini dilakukan untuk guru memperhatikan narasumber dalam
mengetahui konsep dasar dan kemampuan memberikan materi dan melihat soal yang
guru dalam membuat soal. Pada diskusi ini telah mereka buat apakah sudah sesuai
peserta sangat antusias, banyak yang dengan petunjuk yang diberikan.
memberikan tanggapan berkaitan dengan Setelah narasumber memberikan
penyusunan soal dan penilaian, bahkan materi guru-guru langsung melakukan
beberapa guru ada yang berpendapat kerjasama dan diskusi, serta saling
bahwa mereka masih kesulitan dalam bertanya antar peserta terjadi dengan
penyusunan soal yang berkaitan dengan baik. Tujuan pada kegiatan ini adalah
soal HOTS. Langkah selanjutnya peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman
diminta untuk melihat soal ujian akhir peserta dalam membuat soal HOTS yaitu
sekolah mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menugasi peserta untuk menelaah
yang telah mereka bawa. Tujuan dari soal yang telah dibuat oleh peserta lainnya.
langkah ini adalah agar mereka Masing-masing individu menelaah soal

511
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

berdasarkan lembar kerja yang telah dipresentasikan di dalam kelompok kelas


disiapkan oleh narasumber. Beberapa hal pertemuan.
yang menjadi indikator dari telaah soal Berdasarkan hasil presentasi dapat
pilihan ganda (obyektif) adalah materi, diketahui semua kelompok merasa bahwa
konstruksi penulisan, dan bahasa yang soal yang mereka kerjakan sudah HOTS,
terdiri dari 20 pernyataan. Telaah materi akan tetapi sesuai dengan karakteristik
menggunakan 8 (delapan) pernyataan dari soal HOTS soal yang dipresentasikan
yang berkaitan dengan kesesuaian antara belum HOTS.
soal dengan indikator, tidak mengandung Kelompok lain memberikan
unsur suku, agama, ras, antargolongan, tanggapan dan komentar terhadap
pornografi, politik, propaganda, dan presentasi soal HOTS yang dipaparkan.
kekerasan, penggunaan stimulus yang Peserta kelompok lain mengalami
menarik,, level yang digunakan dalam kesulitan saat memberikan komentar atau
pengukuran, altternatif jawaban yang tanggapan sehingga membutuhkan
tersirat dalam stimulus, pilihan jawaban stimulus dari narasumber untuk dapat
yang homogen, dan adanya satu jawaban mengidentifikasi level soal yang telah
yang benar dari alternatif pilihan jawaban. dibuat. Prinsip yang menjadi acuan dari
Tiap individu menjelaskan hasil peserta adalah adanya ilustrasi sehingga
telaahannya di dalam kelompoknya, semua soal yang terdapat ilustrasi bacaan,
anggota kelompok yang lain saling tabel atau gambar sudah termasuk
mengomentari hingga terbentuk soal yang kategori HOTS. Bagian akhir adalah
HOTS yang merupakan kesepakatan dari penguatan dengan menyimpulkan
kelompok itu. Selanjutnya dari soal-soal berbagai soal yang telah dipresentasikan
yang telah terbentuk itu dikelompokkan dan dikaitkan dengan konsep atau materi
mana soal yang dianggap HOTS atau tidak. yang telah dipelajari sebelumnya.
Dari soal-soal yang sudah dianggap baik Kemampuan tersebut diharapkan
itu masing -masing kelompok memilih satu dapat terbentuk dengan menggunakan
soal yang dianggap paling baik untuk berbagai cara, salah satunya adalah
melalui pendidikan di sekolah pada aspek

512
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

penilaian pembelajaran. Salah satu ilustrasi berupa teks, gambar, grafik, tabel
penilaian yang saat ini digunakan sampai dan lain-lain.
dengan ujian akhir nasional adalah soal
Kendala dalam Penyusunan Soal HOTS
pilihan ganda (obyektif) dan soal uraian
Beberapa kendala yang terdapat
(subyektif). Soal sebagai sarana untuk
dalam kegiatan menyusun soal HOTS
mengukur keberhasilan aspek
peserta masih kesulitan dalam
pengetahuan dalam pembelajaran pada
menjabarkan KI dan KD menjadi indikator
saat ini dirasa masih belum mampu
yang menuntut kemampuan bepikir tinggi
menumbuhkan daya pemikiran kritis,
bagi para siswa. Selain itu, waktu
analitis dan logis dari siswa. Hal tersebut
pelaksanaan kegiatan workshop ini masih
didasarkan dari hasil pengukuran dari
kurang. Guru-guru berharap ada workshop
Program for International Students
lanjutan karena mereka menginginkan
Assesment (PISA), Indonesia pada tahun
tidak hanya membuat soal ulangan akhir
2015 berada pada peringkat ke 62 dari 72
sekolah yang hanya berdasarkan level atau
negara. Rendahnya hasil siswa ini menurut
prisnsip yang ada pada soal HOTS tapi
Gufron A Ibrahim (2017) ketua Pokja
mereka juga menginginkan agar dibimbing
Literasi Membaca Menulis, dikarenakan
sampai pada kegiatan analisis
masih rendahnya minat membaca
penilaiannya. Kemampuan guru dalam
sehingga juga berakibat pada rendahnya
menyusun soal HOTS sudah cukup berhasil
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
karena dari 35 peserta sudah 31 peserta
Karena itulah untuk mendongkrak
atau sudah (88,57%) guru yang telah
kemampuan berpikir kritis dan kreatif itu
memahami, kriterian soal HOTS,
pemerintah meluncurkan gerakan literasi.
membedakan atara soal HOTS dan tidak
Gerakan literasi yang di maksudkan
serta mereka telah mampu menyusun soal
Kemendikbud adalah perbedaan model
yang berdaya nalar tinggi.
soal dari PISA dan soal yang biasa
diberikan oleh guru di sekolah,
diantaranya setiap soal dilengkapi dengan

513
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 4 No. 4, Oktober 2018
ISSN: 2442–2525

KESIMPULAN Devi, P. K (13 Mei 2012). Pengembangan


Soal “Higher Order Thinking Skill”
Pelakasanaan kegiatan untuk
dalam Pembelajaran IPA SMP/MTs.
meningkatkan kemampuan guru dalam Diambil tanggal 23 Juni 2013, dari
http:// p4t-
menyusun soal HOTS dilakukan melalui
kipaa.nnet/datajurnal/HOTs.Poppy.
beberapa tahap kegiatan, yaitu tahap pdf.
Gufron A Ibrahim. 2017. PISA dan daya
diskusi, penyampaian materi, perbaikan
baca bangsa. Kompas.com.
soal yang telah dibuat menjadi soal HOTS Gunawan, A. W. (2003). Genius Learning
Strategy: Petujuk Praktis untuk
serta mempresantasekan hasil kegiatan
Menerapkan Accelerated Learning.
penyusunann soal HOTS. Kendala yang Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
dihadapi dalam kegiatan workshop
Ibrahim. (Desember 2011). Pengembangan
penyusunan soal ini adalah berkaitan Bahan Ajar Matematika Sekolah
Berbasis Masalah Terbuka untuk
dengan waktu kegiatan terlalu singkat dan
Memfasilitasi Pencapaian
kemampuan serta kebiasaan peserta Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis Siswa, Makalah
kurang terbiasa untuk melakukan pembe-
disajikan dalam Seminar Nasional
lajaran yang meningkatkan kemampuan Matematikka dan Pendidikan
Matematika, di Universitas Negeri
anak didik berpikir tingkat tinggi, karena
Yogjakarta
pembelajaran yang demikian itu dapat Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran,
Penilaian, Evaluasi Pendidikan.
mendorong peserta didik untuk berpikir
Yogyakarta: Nuha Medika.
secara luas dan mendalam tentang materi Marsh, Colin. 1996. Handbook for
Beginning Teachers. Sydney:
pelajaran. Para peserta workshop belum
Addison Wesley Longman Australia
terbiasa menerapkan pembelajaran yang Pry Limited.
Mulyasa, E. 2012. Penelitian Tindakan
menuntut penalaran yang tinggi, sehingga
Sekolah. Bandung: Remaja Rosda
para peserta pelatihan menghadapi Karya.
Widana,I,Wayan 2017. Modul Penyusunan
kesulitan dalam membuat soal HOTS.
Soal Modul Penyusunan Soal Higher
Order Thinking Skills (HOTS).
DAFTAR RUJUKAN: Jakarta:Direktorat Pembinaan SMA
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Ditjen Pendidikan Dasar dan
Taxonomy For Learning, Teaching, Menengah.
And Assesing: A Revision Of Bloom’s
Taxonomy of Education Objective.
New York: Addison Wesley
Logman.Inc.

514

Anda mungkin juga menyukai