Anda di halaman 1dari 8

Tatar Pasundan Volume XII Nomor 33

Jurnal Diklat Keagamaan Mei-Agustus 2018

ANALISIS TERHADAP SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER


TINGKAT SD/MI DALAM PERSPEKTIF
HIGH ORDER THINK SKILLS
Yudha Andana Prawira1 dan Titim Kurnia2
1
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung
1
Jl. Soekarno HattaNo. 716 Bandung
2
Dikbud Kecamatan Sukasari Kota Bandung
Email: yudhaandanaprawira@kemenag.go.id

Abstract
The National Education World is currently trying to improve the ability of its students to think
critically and creatively. One of these efforts has been pursued through evaluations that also lead to
critical reflection. This research is a descriptive analysis of the final semester evaluation questions
that are examined from the point of view of high-level thinking [HOTS]. The reference to the HOTS
criteria is that the researcher refers to the opinions of King and his friends. From the manuscript data,
the issues examined are samples from the Bandung area. The results of the analysis show that 10 out
of 15 HOTS ranges proposed by King are already included in the scripts made by the teachers. On the
one hand, it shows the teacher's creativity in compiling questions. On the other hand, all these
questions do not refer to the HOTS criteria as planned. Therefore, there is a need to increase teachers'
skills in compiling scripts as HOTS. This increase can be done through teacher training.
Keywords: Evaluation, HOTS, critical thinking and creativity thingking

Abstrak
Dunia Pendidikan Nasional saat ini sedang berupaya meningkatkan kemampuan peserta didiknya agar
mampu berpikir kritis dan kreatif. Upaya ini salah satunya ditempuh melalui evaluasi yang mendorong
ke arah berpikir kritis pula. Penelitian ini merupakan suatu analisis deskriptif terhadap soal penilaian
akhir semester yang ditinjau dari sudut pandang soal berpikir tingkat tinggi [HOTS]. Acuan kriteria
HOTS ini peneliti mengacu pada pendapat King dan kawan-kawan. Dari data yang berupa naskah
soal yang ditelaah merupakan sampel dari wilayah Kota Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa
10 dari 15 rentang HOTS yang dikemukakan oleh King, sudah terdapat dalam naskah soal yang dibuat
para guru. Dalam satu sisi hal ini menunjukkan adanya kreativitas guru dalam menyusun soal. Dalam
sisi lainnya belum semua soal tersebut mengacu pada kriteria HOTS sebagaimana yang diharapkan.
Karena itu, perlu peningkatan kompetensi guru dalam menyusun naskah soal yang berupa HOTS.
Peningkatan ini bisa melalui pelatihan-pelatihan guru.
Kata Kunci: Evaluasi, HOTS, berpikir kritis dan berpikir kreatif

PENDAHULUAN HOTS pertama kali dikemukakan


Implementasi kurikulum 2013, oleh seorang penulis sekaligus assosiate
diharapkan adanya perubahan paradigma professor dari Dusquance University
pada pelaksanaan pembelajaran. Guru bernama Susan M Brookhart dalam
diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam bukunya, 'How to Assess Higher-order
menyajikan materi pelajaran. Penerapan Thinking Skills in Your Classroom' (2010).
beberapa model pembelajaran Selain itu, merujuk pada jurnal berjudul
sepertipembelajaran berbasis 'Higher Order Thinking Skills' karya FJ
masalah,pembelajaran dengan pendekatan King PhD, Ludwika Goodson PhD, dan
penyelesaian masalah,menemukan menjadi Faranak Rohani PhD di Center for
peluang bagi guru untuk menerapkan Advancement of Learning and Assessment,
kegiatan pembelajaran pada level Higher HOTS merupakan perpaduan empat hal,
Order Thinking Skill (HOTS)). yakni kemampuan memecahkan masalah,
kemampuan berpikir kritis dan berpikir

169
Volume XII Nomor 33 Tatar Pasundan
Mei – Agustus 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

kreatif, kemampuan berargumen, serta penyempurnaan. Penyempurnaan antara


kemampuan mengambil keputusan. lain dilakukan pada standar isi yaitu
Soal-soal HOTS merupakan mengurangi materi yang tidak relevan serta
instrumen pengukuran untuk mengukur pendalaman dan perluasan materi yang
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal- relevan bagi peserta didik. Penilaian hasil
soal HOTS pada konteks asesmen belajar diharapkan dapat membantu peserta
mengukur kemampuan: 1) transfer satu didik untuk meningkatkan kemampuan
konsep ke konsep lainnya, 2) memproses berpikir tingkat tinggi.
dan menerapkan informasi, 3) mencari Beberapa faktor dapat menjelaskan
kaitan dari berbagai informasi yang pandangan-pandangan ini tentang berpikir
berbeda- beda, 4) menggunakan informasi dan belajar. Pertama, jenis pembelajaran
untuk menyelesaikan masalah, dan 5) yang berbeda memerlukan strategi
menelaah ide dan informasi secara kritis. pengajaran yang berbeda. Kedua,
Berdasarkan kondisi dan kecerdasan tidak lagi dilihat sebagai
permasalahan di atas peneliti mencoba kemampuan umum yang tidak berubah,
menyusun sebuah topik penelitian terkait tetapi lebih merupakan kaleidoskop
―Analisis Penerapan Soal Model HOTS kemampuan yang dapat dipengaruhi oleh
pada Naskah Soal di Gugus Sekolah Dasar berbagai faktor, termasuk strategi
Kecamatan Sukasari Kota Bandung‖. pengajaran. Ketiga, pemahaman proses
Adapun pertanyaan masalahnya antara berpikir telah bergeser ke pandangan
lain; multidimensional—lebih seperti jaringan
 Bagaimanakah bentuk soal yang kompleks kemampuan interaktif daripada
dominan digunakan dalam soal proses linear, hierarkis, atau spiral.
penilaian akhir semester di Sekolah Keempat, penelitian selama dua dekade
Dasar? terakhir telah berfokus pada topik yang
 Bagaimanakah kemampuan guru dalam lebih khusus seperti wawasan, waktu
menyusun soal model HOTS dalam tunggu untuk pemecahan masalah,
penilaian akhir semester di Sekolah pencitraan dan metafora visual, dan skema
Dasar? [King, tt. 7].

TINJAUAN TENTANG Urutan HOTS


HIGHER ORDER THINKS Beberapa konsep utama yang
relevan dengan proses berpikir tingkat
SKILLS
tinggi mengikuti, berdasarkan tiga asumsi
Dalam hubungannya dengan
tentang berpikir dan belajar. Pertama,
kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976)
tingkat pemikiran tidak dapat dilepaskan
merumuskan pengertian evaluasi sebagai
dari tingkat pembelajaran. Kedua, apakah
suatu proses sistematis untuk menentukan
pemikiran dapat dipelajari tanpa isi materi
atau membuat keputusan tentang
pelajaran hanyalah titik teoritis. Ketiga,
ketercapaian tujuan pengajaran.
berpikir tingkat tinggi melibatkan berbagai
Wrighstone (dalam Purwanto, 1992)
proses berpikir yang diterapkan pada
mengemukakan bahwa evaluasi ialah
situasi yang kompleks dan memiliki
penafsiran terhadap pertum-buhan dan
banyak variabel.
kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau
Berdasarkan pembahasan tersebut
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam
King dan teman-temannya menyusun
kurikulum.
konsep penyebaran HOTS sebagai berikut.
Isu perkembangan Kurikulum 2013
dirancang dengan berbagai

170
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 33
Jurnal Diklat Keagamaan Mei-Agustus 2018

No Konsep Indikator
1. Kognisi [cognition]  mengingat
 menilai
2. Komprehensif [comprehension]  mengolah informasi
3. Berpikir kreatif[creative thinking]  memvisualisasi
 mengumpulkan ide
 menggeneralisasi
4. Berpikir kritis[critical thinking]  kepenasaranan//keingintahuan
 mempertanyakan keyakinan
 menyimpulkan kriteria
 memfasilitasi penilaian
 memberikan kriteria
 mengoreksi diri
 memiliki kepekaan terhadap konteks
5. Bingkai grafis [graphic frame]  menghubungkan visualisasi
 mengatur informasi yang masuk secara visual
 membangun pola hubungan
6. Berpikir tingkat tinggi [higher order  memahami fakta
thinking]  memahami konsep
 memahami prinsip
 memahami prosedur
 menganalisis
 mengevaluasi
 mengkreasi
7. Penyelidikan atau penemuan [inquiry]  mempertimbangkan dengan baik
 menarik kesimpulan
 memberikan argumentasi
8. Wawasan, pemahaman/ persepsi  memberikan solusi
mendalan tentang suatu hal [insight]  mengubah persepsi
 mengubah perasaan
 mengubah pikiran
9. Metakognisi [meta-cognition]  memantau
 mengawasi
 mengorganisasi
 mengambil keputusan
 manajemen berpikir
 mengontrol proses berpikir
10. Pemecahan masalah [problem solving]  memecahkan masalah
 memecahkan masalah dengan beberapa variabel
11. Berpikir rasional [rational thinking]  memecahkan masalah
12. Perancah, tangga berpikir [scaffolding]  mengerjakan secara mandiri
13. schemata  menghubungkan antarkonsep
 membuat jaringan konsep terkait
 memberikan prosedur solusi yang khas
14. scripts  menalar prosedur rumit
15. transfer  menggabungkan bagian terpisah dari sebuah subjek

Pemanfaatan HOTS dalam Kurikulum salah satu dasar penyempurnaan kurikulum


2013 adalah adanya tantangan internal dan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 eksternal. Tantangan eksternal antara lain
tentang Standar Penialian pada Kurikulum terkait dengan arus globalisasi dan
2013 pada lampiran I menyatakan bahwa berbagai isu yang terkait dengan masalah

171
Volume XII Nomor 33 Tatar Pasundan
Mei – Agustus 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan Bentuk-bentuk soal yang


informasi, kebangkitan industri kreatif, beragam dalam sebuah perangkat tes
budaya, dan perkembangan pendidikan di (soal-soal HOTS) sebagaimana yang
tingkat internasional. digunakan dalam PISA, bertujuan agar
Stimulus juga dapat diangkat dari dapat memberikan informasi yang lebih
permasalahan-permasalahan yang ada di rinci dan menyeluruh tentang
lingkungan sekitar satuan pendidikan kemampuan peserta tes. Hal ini penting
seperti budaya, adat, kasus-kasus di diperhatikan oleh guru agar penilaian
daerah, atau berbagai keunggulan yang yang dilakukan dapat menjamin prinsip
terdapat di daerah tertentu. Kreativitas objektif.
seorang guru sangat mempengaruhi
kualitas dan variasi stimulus yang PENDEKATAN DAN METODE
digunakan dalam penulisan soal HOTS. PENELITIAN
Kriteria penyusunan soal HOTS Pendekatan yang digunakan dalam
Soal-soal HOTS sangat penelitian ini adalah penelitian
direkomendasikan untuk digunakan pada kualitatifdengan data berupa kualitatif
berbagai bentuk penilaian kelas. Untuk yang tidak menggunakan model statistiK,
menginspirasi guru menyusun soal-soal demikian pula dengan analisisnya berupa
HOTS di tingkat satuan pendidikan, penafsiran terhadap data yang didapat.
berikut ini dipaparkan karakteristik soal- Penelitian ini dilakukan dengan menempuh
soal HOTS. langkah-langkah pengumpulan data,
a) Mengukur kemampuan berpikir pengklasifikasian data, penganalisisan atau
tingkat tinggi pengolahan data, membuat simpulan serta
The Australian Council for laporan yang bertujuan untuk membuat
Educational Research (ACER) penggambaran tentang suatu keadaan
menyatakan bahwa kemampuan secara objektif dalam suatu deskripsi.
berpikir tingkat tinggi merupakan a) Pemilihan Sumber Data
proses: menganalisis, merefleksi, Data yang akan diteliti berupa
memberikan argumen, menerapkan soal-soal penilaian akhir semester yang
konsep pada situasi berbeda, menyusun, digunakan di sekolah dasar di Kota
menciptakan. Kemampuan berpikir Bandung. Sekolah dasar di kota
tingkat tinggi bukanlah kemampuan Bandung ini terbagi dalam beberapa
untuk mengingat, mengetahui, atau gugus atau wilayah. Naskah soal yang
mengulang. dianalisis ini merupakan soal yang
b) Berbasis permasalahan kontekstual digunakan di wilayah Gugus 1. Data
Soal-soal HOTS merupakan yang digunakan merupakan naskah soal
asesmen yang berbasis situasi nyata bahasa Indonesia yang disusun pada
dalam kehidupan sehari-hari, dimana tahun 2014, 2015, dan 2016.
peserta didik diharapkan dapat b) Penyusunan Instrumen
menerapkan konsep-konsep Untuk menganalisis soal
pembelajaran di kelas untuk penilaian akhir semester ini, penulis
menyelesaikan masalah. Permasalahan menggunakan isntrumen analisis yang
kontekstual yang dihadapi oleh bersandarkan pada teori yang
masyarakat dunia saat ini terkait dikemukakan F.J. King, Ph.D. dalam
dengan lingkungan hidup, kesehatan, bukunya High Order Thinking Skills.
kebumian dan ruang angkasa, serta Uraian yang dikemukakan King ini,
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan lebih rinci daripada yang dikemukan
teknologi dalam berbagai aspek oleh ahli lainnya seperti Benjamin
kehidupan. Blomm dan Andersen. Jika Bloom
c) Menggunakan bentuk soal beragam mengemukakan ada enam tingkatan

172
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 33
Jurnal Diklat Keagamaan Mei-Agustus 2018

kognitif, maka dalam King ini ada lima tersebut digabungkan, sehingga menjadi
belas tingkatan berpikir kognitif. rata-rata dari tiga tahun soal yang sudah
c) Pengumpulan Data dilaksanakan di Gugus sekolah dasar
Naskah soal yang dianalisis peneliti Kecamatan Sukasari ini. Karena hasil
dapatkan dari Gugus Sekolah Dasar yang analisis ini merupakan jawaban atas
berada di wilayah Kecamatan Sukasari pertanyaan masalah.
Kota Bandung. Data diambil dengan
dimintakan salinan soal akhir semester PENGGUNAAN HOTS PADA
baik secara cetak maupun softcopy. Data SOAL PENILAIAN AKHIR
yang dikumpulkan merupakan soal-soal
SEMESTER DI KELAS 6 SD DI
penilaian akhir semester ganjil yang sudah
dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, dan KECAMATAN SUKASARI
2016. Kriteria soal yang berupa HOTS
d) Pengolahan Data menurut King, Ph.D., dkk ada lima
Setelah data terkumpul, kemudian macam. Soal penilaian akhir semester ini
diolah dengan cara analisis deskritif dari dianalisis sesuai dengan kriteria yang
setiap soal pada setiap tahunnya. Analisis dikemukakan King. Berikut adalah hasil
berdasarkan teori yang dikemukakan King analisis soal penilaian akhir semester
dan teman-temannya yang membagi tahun 2014, 2015, dan 2016.
kriteria soal yang berupa HOTS ini kepada a) Analisis terhadap Penggunaan
lima belas macam. Kelima belas HOTS pada soal Penilaian Akhir
tingkatan berpikir kognitif tersebut adalah Semester di kelas 6 SD di
kognisi, komponen, berpikir kreatif, Kecamatan Sukasari
berpikir kritis, bingkai grafis, berpikir Berdasarkan analisis soal pada
tngkat tinggi, penyeledikan, tahun 2014, 2015, dan 2016, peneliti
wawasan/persepsi, metakognisi, mendapati beberapa hasil analisis
pemecahan masalahan, berpikir rasional, yang merupakan rekapitulasi dari
perancah [brainsorming], skemata, semua soal penilaian akhir semester
scripts, dan transfer. dari tiga tahun yang dianalisis.
Setelah setiap soal ditelaah, dari Rekapitulasi tersebut antara lain:
setiap tahunnya, kemudian hasil telaahan

Jumlah
NO KONSEP INDIKATOR Persen-tase
Soal
1. Kognisi [cognition]  Menilai 6 4,32
2. Komprehensif  mengolah informasi 38 27,34
[comprehension]
3. Berpikir kreatif[creative memvisualisasi 13 9,35
thinking]  mengumpulkan ide
 menggeneralisasi
4. Berpikir kritis[critical  kepenasaranan//keingintahuan 7 5,04
thinking]  mempertanyakan keyakinan
 menyimpulkan kriteria
 memfasilitasi penilaian
 memberikan kriteria
 mengoreksi diri
 memiliki kepekaan terhadap
konteks
5. Bingkai grafis [graphic  menghubungkan visualisasi 9 6,47
frame]  mengatur informasi yang masuk
secara visual

173
Volume XII Nomor 33 Tatar Pasundan
Mei – Agustus 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

 membangun pola hubungan


6. Berpikir tingkat tinggi  memahami fakta 33 23,75
[higher order  memahami konsep
thinking]  memahami prinsip
 memahami prosedur
 menganalisis
 mengevaluasi
 mengkreasi
7. Penyelidikan atau  mempertimbangkan dengan baik 4 2,88
penemuan [inquiry]  menarik kesimpulan
 memberikan argumentasi
8. Wawasan , pemahaman/  memberikan solusi 10 7,19
persepsi mendalan  mengubah persepsi
tentang suatu hal  mengubah perasaan
[insight]  mengubah pikiran

9. Metakognisi [meta-  memantau 3 2,16


cognition]  mengawasi
 mengorganisasi
 mengambil keputusan
 manajemen berpikir
 mengontrol proses berpikir
10. Pemecahan masalah  memecahkan masalah
[problem solving]  memecahkan masalah dengan
beberapa variabel
11. Berpikir rasional  memecahkan masalah
[rational thinking]
12. Perancah, tangga  mengerjakan secara mandiri
berpikir [scaffolding]
13. schemata  menghubungkan antarkonsep 16 11,52
 membuat jaringan konsep terkait
 memberikan prosedur solusi yang
khas
14. scripts  menalar prosedur rumit
15. transfer  menggabungkan bagian terpisah
dari sebuah subjek

TEMUAN DAN HASIL kreatif, Berpikir kritis, Bingkai


ANALISIS PENGGUNAAN grafis, Berpikir tingkat tinggi,
Penyelidikan atau penemuan,
HOTS PADA SOAL PENILAIAN
Wawasan , pemahaman/ persepsi
AKHIR SEMESTER KELAS 6 mendalan tentang suatu hal,
SD DI KECAMATAN Metakognisi, dan Skemata
SUKASARI 2) Secara grafis dapat dipaparkan
Berdasarkan hasil rekapitulasi kesepuluh macam konsep HOTS yang
tersebut ada beberapa temuan yang bisa terdapat pada soal penilaian akhir
dikemukakan dalam pembahasan ini, semester, yaitu:
antara lain:
1) Dari lima belas macam konsep HOTS
menurut King, hanya 10 macam saja
yang ada bentuk soalnya, yaitu:
Kognitif, Komprehensif, Berpikir

174
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 33
Jurnal Diklat Keagamaan Mei-Agustus 2018

bentuk soal tersebut adalah 5,05%,


4,27%, dan 2,88%.
4) Bentuk soal HOTS yang tidak terdapat
pada soal penilaian akhir semester
Sementara itu, terdapat lima
macam konsep HOTS lainnya tidak ada
soal yang cocok dengan hasil analisis
dari soal penilaian akhir semester. Soal
yang tidak cocok dengan konsep ini,
antara lain:
1. Bernalar rumit [script]
2. Berpikir menggabungkan [transfer]
3) Sementara itu, dari data yang telah 3. Berpikir kreatif [creative thinking]
dikumpulkan jika dianalisis secara 4. Berpikir kritis [critical thinking]
prosentase, maka dapat digambarkan
5. Berpikir perancah/ tangga berpikir
sebagai berikut:
[scaffolding]
Sementara itu, yang dikemukakan
oleh King dkk., terdapat lima belas
bentuk HOTS. Karena itu, menurut para
guru tersebut, bahwa mereka baru
sekarang mengetahui ada pula tingkatan
HOTS yang lebih mendetail. Mereka
juga mengakui, kalaupun ada sepuluh
tingkatan HOTS King dkk., yang
terdapat pada soal yang disusun oleh
Gugus ini, itupun mungkin hanya
kebetulan, karena rujukan mereka
adalah kurikulum 2013.
Hasil analisis yang menunjukkan
bahwa ada lima tingkatan HOTS dari
Berdasarkan grafik tersebut dapat King yang tidak terdapat dalam
dideskripsikan bahwa soal terbanyak penilaian akhir semester ini, tidak
yang disusun adalah soal yang berupa membuktikan apapun, artinya bahwa
komprehensif. Jumlah soal yang berupa pertama, guru yang menyusun soal
komprehensif ini berjemlah 38 butir tidak pernah diberitahukan tentang lima
soal atau sekitar 27,35%. Bentuk soal macam HOTS dari King dkk. Dengan
berikutnya yang banyak terdapat demikian, kelima belas macam soal
penilaian akhir semester ini adalah soal HOTS sebagaimana yang dikemukan
berpikir tingkat tinggi sebanyak 33 butir King pada prinsipnya bisa dibuat atau
atau 23,75 %. Soal yang berkenaan disusun oleh guru-guru.
dengan berpikir tingkat tinggi ini
mencakup pemahaman mendalam PENUTUP
terhadap fakta, konsep, prinsip, dan Dari lima belas macam konsep
pemahaman terhadap prosedur. HOTS menurut King, hanya 10 macam
Sementara itu ada empat bentuk saja yang ada bentuk soalnya, sementara, 5
soal yang jumlahnya kurang dari lima macam konsep HOTS lainnya tidak ada
persen, yaitu berpikir kritis, kognisi, soal yang cocok dengan hasil analisis dari
metakognisi, serta penyelidikan atau soal penilaian akhir semester.
inquiry. Persentase dari masing-masing

175
Volume XII Nomor 33 Tatar Pasundan
Mei – Agustus 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

Soal terbanyak yang disusun adalah dibuat atau disusun oleh guru-guru. Guru
soal yang berupa komprehensif. Soal yang dapat menyusun kelima belas jenis HOTS
berupa komprehensif ini berkenaan dengan ini dengan terlebih dahulu diberitahukan
mengolah informasi. Jumlah soal yang kelima belas jenisnya, dilatih cara
berupa komprehensif ini berjemlah 38 menyusun soal HOTS, serta menganalisis
butir soal atau sekitar 27,35%. Bentuk soal beragam bentuk soal dan jenis HOTS.
berikutnya yang banyak terdapat penilaian Sebagai rekomendasi, maka untuk
akhir semester ini adalah soal berpikir meningkatkan kemampuan para guru
tingkat tinggi sebanyak 33 butir atau dalam menyusun soal HOTS yang sudah
23,75%. ditetapkan pemerintah baik melaui
Guru sudah mengetahui bahwa soal Peraturan Presiden maupun Peraturan
HOTS merujuk pada taksonomi Bloom Menteri, beberapa hal yang perlu
dan Andersen yang memuat enam dilakukan untuk kemampuan guru tersebut,
tingkatan berpikir yaitu mulai dari C1-C6 antara lain:
[ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, a) Dilakukan pelatihan pada guru-guru SD
evaluasi, dan kreasi]. Dari enam tingkatan agar pemahaman terhadap penyusunan
tersebut yang termasuk level tinggi soal HOTS menjadi lebih meningkat.
[HOTS] adalah analisis, evaluasi, dan b) Dibuat panduan yang lebih detail terkat
kreasi. tata cara penyusunan soal HOTS untuk
Walapun demikian, kelima belas berbagai mata pelajaran yang ada di
macam soal HOTS sebagaimana yang tingkat sekolah dasar.
dikemukan King pada prinsipnya bisa

DAFTAR PUSTAKA
Australian Council for Educational Research. (2015) Annual Report. www.acer.edu.au.
Diunduh 7 Mei 2018, pukul 10.15
Brookhar, Susan M. t. (2010) How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your
Classroom. Virginia,USA;Alexandria.
Collins, Robin. (2014) Skills for the 21st Century: teaching higherorder thinking.
Curriculum & Leadership Journal. Volume 12 Issue 14.
Gronlund, Norman E. (1981) Measurement and Evaluation in Teaching (.4th Ed,.) New
York: Macmillan,
King , F.J., Ph.D, Ludwika Goodson, and Faranak Rohani. Higher Order Thingking Skills.
Advancement of Learning and Assessment .www.cala.fsu.edu, diunduh 3 April 2018,
pukul 08.30
Krathwohl , David R. (2002) A Revision of Bloom's Taxonomy:An Overview. Ohio,USA:
College of Education, The Ohio University
Mulyana, D. (2001) Metologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

176

Anda mungkin juga menyukai