Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

MENGANALISIS HAL-HAL YANG TERKAIT DENGAN HOTS (HIGH


ORDER THINGKING SKILL)

Dosen Pengampu : Fitriah Khoirunnisa, S.Pd., M.Ed

Disusun Oleh:

1. Denti Septiani (160384204022)


2. Indra Syafrizal (1603842040)
3. Imam Hidayat (1603842040)
4. Tania Afrillia (160384204034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Menganalisis Hal-hal yang Terkait dengan HOTS (high order thingking skill)” .

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tanjungpinang, 29 November 2018

Penulis

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu komponen penting dalam mentranformasi


pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak dalam pembentukan jati diri bangsa.
Pendidikan mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah
Indonesia menyadari hal tersebut dan dalam implementasinya, pendidikan menggunakan
sebuah pedoman atau panduan yang disebut kurikulum. Kurikulum yang berlaku di
Indonesia semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan. Pada saat ini, kurikulum yang
tengah dikembangkan adalah kurikulum 2013 yang merupakan langkah lanjutan
pengembangan kurikulum KTSP yang mencakup kompotensi sikap, pengetahuan,dan
keterampilan secara terpadu.

HOTS (Higher Order Thinking Skills ) merupakan kemampuan berpikir pada


tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghapal fakta dan menyampaikan kembali
informasi yang diketahui peserta didik. Pengembangan kurikulum saat ini (kurikulum
2013 yang telah direvisi) telah mengalami peningkatan dan perbaikan secara baik, hal
tersebut dilakukan untuk dapat membaa peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang bermuara pada kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Melihat kenyataan yang ada saat ini, banyak peserta didik belummemiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi, masih pada kemampuan menghafal.kemampuan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thingking Skill) sangat penting diterapkan
berbagai aspek pengetahuan. Kurikulum 2013 menghendaki hal tersebut. Oleh karena
itu makalah ini akan memaparkan seputar tentang HOTS dalam pembelajaran kimia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah di atas dapat ditarik beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana indikator HOTS dalam pembelajaran kimia?


2. Bagaimana menyusun RPP berdasarkan HOTS?
3. Bagaimana menerapkan HOTS dalam pembelajaran kimia?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan permasalahan di atas adapun tujuan daripenulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui indikator apa saja yang ada pada HOTS
2. Mengetahui bagaimana menyususn RPP berdasarkan HOTS
3. Mengetahui penerapan HOTS dalam pembelajaran kimia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Higher Orde Thingking Skill (HOTS)


Higher Orde Thinking Skill (HOTS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal
sebagai kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan
berpikir kreatif. Kemampuan berfikir ini akan muncul ketika individu atau siswa dihadapkan
pada masalah yang belum mereka temui sebelumnya. HOTS ini sesuai dengan Standar Isi
Permen 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran kimia diberikan kepada semua
peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Saat ini teori-teori yang berkembang tentang Higher Orde Thinking Skill lebih
banyak difokuskan tentang bagaimana keterampilan ini dipelajari dan dikembangkan. Strategi
pengajaran yang tepat serta lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi kemampuan berfikir
siswa merupakan faktor yang penting untuk tercapainya pendekatan ini. Seperti halnya
ketekunan siswa, pemantauan diri, dan berfikir terbuka serta sikap fleksibel.
Dalam berfikir tingkat tinggi, diperlukan kemampuan bernalar. Dimana kemampuan
bernalar dan berfikir kritis ini saling berhubungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulik dan
Rudnick (1995: 2), bahwa penalaran mencakup berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis
(critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Dua tingkat berfikir terakhir inilah
(berfikir kritis dan berfikir kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi
yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.
HOTS meliputi elemen-elemen berpikir kritis, logis,kreatif, metakognitif,dan kreatif
yang diterapkan dalam menginterpretasi dan menganalisis informasi, menarikgeneralisasi,
membuat prediksi,mengkreasi solusi yang tidak biasa (non-nonalgoritmik) erhadap masalah
yang dihadapi. Melakukan pilihan-pilihan, serta membuat kputusan, HOTS dikontraskan
dengan berpikir tingkat rendah yang menggunakan pikiran secara terbatas, rutin, aplikasi
prosedur rutin, operasi-operasi pengulangan, mengingat informasi, serta mendeskripsikan
informasi.
Beberapa konsep utama yang sesuai dengan pendekatan HOTS adalah mengikuti ketiga
anggapan tentang berpikir dan belajar. Yaitu:
a. Berpikir tidak bisa tidak dihubungkan dari tingkat, mereka saling tergantung satu sama
lain
b. Berfikir atau tidak berpikir dapat belajar tanpa isi pokok, hanya poin teoritis. Dalam
kehidupan nyata, siswa akan mempelajari materi pelajaran berdasarkan pada
pengalaman sekolahnya. Misalnya untuk bisa menguasai konsep kalkulus 2, mereka
harus menguasai kalkulus 1 terlebih dulu. Pengalaman pada sekolah-sekolah terdahulu
akan membantu mereka mempelajari konsep yang lebih tinggi pada tahun berikutnya.
c. HOTS meliputi berbagai cara berpikir, memproses, serta menerapkan pada situasi
gabungan dan variabel kelipatan setelahnya.

2.2. Karakteristik HOTS ( High Order Thingking Skill)


Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu: menghafal (recall
thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik
& Rudnick, 1999).

a) Menghafal
Menghafal adalah tingkat berfikir paling rendah. Keterampilan ini hampir otomatis atau
refleksif sifatnya. Contoh dari keterampilan ini adalah menghafal 3 x 4 = 12 dan 5 + 4 =
9. Mengingat alamat atau nomor HP seseorang termasuk dalam keterampilan tingkat
ini. Siswa, terutama pada kelas-kelas awal, seringkali dipaksa untuk menghafal fakta-fakta ini.
b) Keterampilan dasar
Keterampilan ini meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan dan
pengurangan, termasuk aplikasinya dalam soal-soal. Contoh dari konsep perkalian adalah
mencari harga total 12 kilogram beras bila harga perkilonya adalah Rp 6.350,00.
c) Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi
semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir,
mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan
menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-
konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan
berfikir kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis, adalah
kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk
menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis
yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-
kesimpulan (Dressel dan Mayhew) (Watson dan Glaser, 1980:1). Dari pendapat para ahli seperti
telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan bagian dari
penalaran.
d) Berfikir Kreatif
Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil
dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di
antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir
kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir
yang baru.

2.3. Strategi Pengembangan HOTS Dalam Pembelajaran Kimia


a. Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan HOTS
Dalam mengelola pembelajaran kimia guru perlu menahan diri untuk menerangkan
semua materipembelajaran kimia (fakta, konsep, prinsip, hukum, teori) kepada peserta didik.
Sesuai dengan teori konstruktivis dalam pembelajaran dengan cara menceritakan tidak
menjamin materi pelajaran di mengerti peserta didik. Pengembangan HOTS memerlukan
stimulasi bagi peserta didik untuk berpikir ketika guru menanamkan pengetahuan
kimia.pembelajaran perlu diawali dengan eksplorasi dan scfolding bagi peserta didik untuk
mengkap pengetahuan itu dengan serangkaian pertanyaan guru.
Pertanyaan guru perlu diajukan untukmeminta peserta didik mencari interelasi dalam
data-data yang dipresentasikan
Contoh: Apakah hubungan antara massa molekul relatif unsur halogen dan titik leleh dan titik
didihnya?] [Apa eksplanasi yang dapat diberikan untuk menerangkan sebab terjadi relasi-
relasi tersebut ]
Dapat pula guru meminta peserta didik
membaca suatu segmen “kesimpulan dan diskusi” dalam laporan praktikum seseorang, dan
kemudian
guru mengajukan pertanyaan evaluatif:
[Apakah kesimpulan yang dirumuskan sesuai atau tidak dengan data yang dikumpulkan?]
[ Adakah ketidak logisan dalam penjelasan terhadap kesimpulan dalam segmen diskusi?]
Contoh lain, dalam diskusi kelas, selepas memdemonstrasikan fenomena reaksi tertentu yang
relatif lambat, guru mengajukan pertanyaan yang meminta peserta didik mengemukakan
dugaan-dugaan sementara terhadap akibat yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan;
[Apa yang akan terjadi jika temperatur dinaikkan?]
Sebagai tindak lanjut dari dugaan-dugaan peserta didik, selanjutnya guru menantang peserta
didik dalam kelompok kecil merancang eksperimen untuk menguji hipotesis yang mereka
ajukan: [ Bagaimana rancangan eksperimen untuk menguji dugaan kalian?]
[variabel apa yang perlu dimanipulasi, dan variabel apa yang dikontrol (dibuat konstan)?]
Diskusikan dalam kelompok, dan kemudian ketengahkan dalam diskusi kelas nanti

Kemampuan menganalisis (C4) adalah kemampuan menguraikan secara mental suatu


informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta
hubungan antara komponen-komponen informasi tersebut menjadi jelas(Andeson & Kratwohl,
2010). Beberapa diantarany adalah:
 membedakan struktur molekul satu senyawa dengan senyawa lainnya
 menyimpulkan antarhubungan (interelasi) dari set data hasil pengukuran dalam kimia
 mengidentifikasi error dalam langkah penyelesaian masalah numerik kimia.
 Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara struktur molekul dan sifat kimia serta fisik
zat
 Menstrukturkan konsep-konsep secara logis dalampeta konsep untuk ruang lingkup
suatu materi pembelajaran.
 Mengkonstruksi tabel data pengamatan pada eksperimen yang dirancang
 Menggrafikkan data hasil percobaan berdasarkan set data ang tersedia.
Contoh soal C4: suatu logam dibiarkan di ruang trbuka dan berkontak dengan udara dan
air. Logam ini akan mengalami perubahan secara perlahan. Bentuk fisik logam lama
kelamaan berubah dan menjadi rapuh, sehingga mudah dipatahkan. Biasana akan
terbentuk suatu senyawa yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal itu biasanya
penggunaan pagar unttuk desain eksterior dilapisi engan at. Jika logam tersebut adalah
besi, senyawa yang tidak diinginkan yang mungkin terbentuk adalah...
a. Fe(OH)2
b. Fe2O
c. Fe2O3.xH2O
d. FeO3
e. FeO2

Kemampuan menganalisis (C5) adalah kemampuan mempertimbnagkan nilai suatu


pernyataan, paparan, produk, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkaN (Andeson
&kratwohl, 2010). Beberapadiantaranya adalah:
 Mendeteksi ketidaklogisan gagasan dalam suatu paparan lisan, laporan eksperimen, dan
artikel kimia
 Mengidentifikasi rumusan simpulan eksperimen kimia yang tidak didukung data
 Memberikan kritik membangun terhadap pemikiran dan gagasan orang lain dalam suatu
diskusi
 Melakukan refleksi serta self-kritik terhadap karya tulis ilmiah pribadinya
 Membandingkan eksplanasi teori-teori yang ada terhadap fenomena kimia (atom,redoks,
asam dan basa

Kemampuan mengkreasi(C6) adalah kemampuan mengintegrasikan elemen-elemen


membentuk keseluruhan yang koheren, mereorganisasi unsur-unsur kedalam pola atau
struktur baru (menciptakan, merencanakan, memproduksi). Bberapa di antaranya adalah:
 Mendesain eksperimen untuk mrnguji suatu prdeiksi atau hipotesis
 Merancang proses penyelesaian kimia
 Mengkonstruksi rencana teoritik terhadap fenomena kimia yang teridentifikasi
 Membuat keputusan dalammemilih alat dan bahan yang sesuai engan keperluan
eksperimen
 Mengkreasi metode pemisahan untuk suatu campuran
 Menulis artikel tentang fenomena kimia
 Menyusun skema yang menggambarkan rute untuk mensintesis suatu senyawa
2.4. Pertanyaan Inovatif dalam HOTS
Beberapa pertanyaan Inovatif yang dapat digunakan seorang guru untuk menumbuhkan
pola piker kritis siswa antara lain:
 Adakah Cara lain? (What’s another way?),
etelah penyelesaian suatu masalah ditemukan, harus menantang siswa dengan pertanyaan:
Adakah cara lain untuk menjawab masalah ini? Mungkinkah ada jawaban lain? Karena tidak
ada perubahan pada soal, pertanyaan ini akan memotivasi siswa untuk mencari cara lain atau
jawaban lain. Karena itu pula, kegiatan ini menjadi cara yang baik untuk berlatih berfikir kritis.

Soal 1: Sebuah perusahaan furnitur akan membuat dua jenis bangku berkaki- tiga dan berkaki-
empat. Kedua jenis bangku ini menggunakan jenis kaki yang sama. Pada suatu kesempatan
perusahaan ini mendapat pesanan 340 kaki untuk 100 buah bangku. Berapakah masing-masing
jenis bangku yang akan diproduksi?

Jawaban 1

Misal x = banyak bangku berkaki-tiga

y = banyak bangku berkaki-empat

x + y = 100

3x + 4y = 340

Dengan berbagai cara akan diperoleh 60 bangku berkaki-tiga dan 40 bangku berkaki-empat.
Selanjutnya ajukan pertanyaan kemungkinan cara lain untuk mendapatkan jawaban yang sama.

 Bagaimana jika…? (What if …?),


 Manakah yang salah? (What’s wrong?),
 dan Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1


kampar

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X/1

Materi Pokok : Hakikat Ilmu Kimia

Alokasi Waktu : 2 x 3 JP (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 (Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial)


Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi

permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha
KI-3 (Pengetahuan) KI-4 (Keterampilan_
KI 3: Memahami,menerapkan,
Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai KI 4 : Mengolah,menalar,menyaji,dan
dengan agama yang dianutnya

menganalisis dan mengevaluasi menciptadalamranah konkret dan ranah


pengetahuan faktual,konseptual, abstrak terkait dengan pengembangan
prosedural,dan metakognitif dari yang dipelajarinyadi sekolah
berdasarkan rasaingin tahunya secara mandiri sertabertindak secara
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, efektifdan kreatif,danmampu
seni,budaya,dan humaniora dengan menggunakan metodasesuai kaidah
wawasan kemanusiaan,kebangsaan, keilmuan
kenegaraan,dan peradaban terkait
penyebabfenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural padabidang kajianyang
spesifik sesuai denganbakat dan
minatnyauntuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan IndikatorPencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (Pengetahuan) Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1Memahami metode ilmiah, hakikat 3.1.1 Mendefinisikan pengertian metode
ilmu Kimia, keselamatan dan ilmiah.
keamanan Kimia di laboratori-
um, serta peran kimia dalam 3.1.2 Menjelaskanlangkah-langkah metode
kehidupan ilmiah

3.1.3 Menerapkan metode ilmiah dalam


penyelesaian permasalahan di lingkungan.

3.1.4 Menyebutkan hal-hal yang dipelajari


dalam ilmu kimia.

3.1.5 Menjelaskan hakikat ilmu Kimia

3.1.6 Mengelompokkanproduk-
produkkimiadalamkehidupan, yang
mengandungbahankimia berdasarkan
komposisi, kegunaan dan bahayanya
terhadap lingkungan.

3.1.7 Memberi contoh peran Kimia dalam


kehidupan.

3.1.8 Mengenal alat-alat laboratorium dan


fungsinya.

3.1.9 Mengenal sifat-sifat bahan kimia yang

ada di laboratorium dan bahayanya.


Kompetensi Dasar Keterampilan 3.10 Indikator Pencapaian
Menjelaskan Kompetensi
keselamatan dan keaman
4.1 Menyajikanhasil rancangan dan kerja
4.1.1di laboraotorium.
Merancang percobaan ilmiah,
hasil percobaan ilmiah menentukan variabel yang
3.11 Menerapkan keselamatan kerja di
mempengaruhi kelarutan gula dalam
laboratorium
air. untuk mengantisipasi
3
kecelakaan kerja di laboratorium.

4.1.2 Melakukan percobaan menentukan


variable yang mempengaruhi
3 kelarutan gula dalam air.

4.1.3 Mempresentasikanhasilpercobaan
3 “menentukan variable yang
mempengaruhi kelarutan gula dalam
air.
3
C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Problem based learning dan DiscoveryLearningdengan


menggali informasi dari berbagai sumber belajar, dan mengolah informasi, diharapkan
siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin
tahu, telitidalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
menganalisis datahasil percobaan, serta dapat mengkomunikasikan data hasil
penelusuran informasi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah, peranan ilmu kimia
dalam kehidupan sehari-hari, mengenal fungsi alat dan bahan laboratorium kimia,
keselamatan kerja laboratorium dan percobaan sederhana menentukan variable yang
mempengaruhi kelarutan gula dalam air.

D. Materi Pembelajaran

1. Konsep dan Prosedural: Metode ilmiah

2. Konsep: Hakikat ilmu Kimia

3. Faktual, Prosedural dan Metakogitif: Keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium

4. Faktual dan Metakognitif: Peran Kimia dalam kehidupan

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan: Saintifik ;

2. Metode: Diskusi dan Tanya Jawab;

3. Model Pembelajaran:

Pertemuan 1:Problem Based Learning

4
Pertemuan 2: Discovery learning.

F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media.

Lembar Kerja

2. Alat: contoh produk kimia dalam kehidupan sehari, seperangkat alat laboratorium
kimia

5
G. Sumber Belajar

a. Buku KimiaSMA Kelas X Kurikulum 2013

b. Buku Kimia sumber lain yang relevan

c. Berita/artikel tentang pengaruh hujan asam pada pertanaian kentang

H. Langkah-langkahKegiatan
Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3 Jam Pelajaran):


Indikator Pencapaian Kompetensi
Pertemuan 1:

3.1.1 Mendefinisikan pengertian metode imiah.


3.1.2Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah

3.1.3 Menerapkan metode ilmiah dalam penyelesaian permasalahan di lingkungan.

3.1.4 Menyebutkan hal-hal yang dipelajari dalam ilmu kimia.

3.1.5 Menjelaskan hakikat ilmu Kimia

3.1.6 Mengelompokkan produk-produk kimia dalam kehidupan, yang mengandung


bahan kimia berdasarkan komposisi, kegunaan dan bahayanya terhadap
lingkungan.

3.1.7 Memberi contoh peran Kimia dalam kehidupan.

6
Langkah- Alokasi
Kegiatan langkah Deskripsi Kegiatan
Waktu
langkah DL
20 menit
Pendahu - Guru mengkondisikan peserta didik untuk
siapbelajar dengan diawali berdoabersama
-luan
dipimpin oleh salah seorang peserta didik

- Guru memberikan aprespsi berupa


pertanyaan:
1. Bahan-bahan kimia apa saja yang
sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari?
2. Menunjukan komposisi bahan kimia
dalam makanan yang tertera dalam
bungkus.
- Gurumemberi motivasi siswa untuk
mempelajari komposisi suatu produk
dan kegunaannya.

- Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran yaitu untuk mempelajari
metode ilmiah dan hakikat ilmu kimia

7
Kegiatan
Kegiatan M - Guru menyajikan artikel tentang penelitian
inti
inti k
Mengorientasi ilmiah bidang kimia.
e
Pada 90 menit
g Masalah
i
a
t
a
- Guru membagi siswa dalam kelompok
n
Mengorganis asi
Kegiatan (4-5 Siswa)
w
Pembelajaran
f - Siswa mengkaji literature metode ilmiah dan
n hakikat ilmu kimia dari buku teks yang dimiliki
j
- Siswa mengkaji artikel penelitian dan
k
menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS 1
d
dan LKS 2
s
n
m
Membimbing
d
penyelidikan
s
mandiri dan - Siswa mendiskusikan LKS
n
berkelompok
s
d
-Peserta didik melakukan studi literature
i
antara permasalahan dalam LKS 1 dan
n
LKS 2 dengan buku teks pelajaran.
Mengembang
I
kan
n dan
menyajikan
t hasil
karya
i - Siswa mempresentasikan hasil diskusi pada

K LKS 1 dan LKS 2


e
g
Menganalisis
i evaluasi
dan
a
proses
t
pemecahan
a
masalah
n
- Guru memberikan evaluasi hasil presentasi
I siswa, memberi kesempatan siswa untuk
n
Pertemuan Kedua (3 JP) : berpendapat.
t
3.1.11 Mengenal
i alat-alat laboratorium dan fungsinya.
- Guru memberikan penekanan pada konsep
metode ilmiah dan hakikat ilmu kimia
8
-siswa dan guru meriview kegiatan
pembelajaran
3.1.12 Mengenal sifat-sifat bahan kimia yang ada di laboratorium dan bahayanya.

3.1.13 Menjelaskan keselamatan dan keaman kerja di laboraotorium.

3.1.14 Menerapkan keselamatan kerja di laboratorium untuk mengantisipasi kecelakaan


kerja di laboratorium.

4.1.1 Merancang percobaan ilmiah, menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan


gula dalam air.

4.1.2 Melakukan percobaan menentukan variable yang mempengaruhi kelarutan gula


dalam air.

4.1.3 Mempresentasikanhasilpercobaan “menentukan variable yang mempengaruhi

kelarutan gula dalam air.

Langkah-

langkah
Dicovery Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
learning
Pendahu-  Berdoa, dilanjutkan mengecek kehadiran Waktu
25menit

luan peserta didik.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran.

 Memberikan apresepsi dengan


mengingatkan kembali fungsi laboratorium
IPA.

 Memberi motivasi bahwa siswa dapat


melakukan percobaan untuk menemukan
konsep dalam pembelajaran.

 Siswa berkelompok sesuai kelompoknya.

9
Kegiatan Stimulus Peserta didik diajak ke Laboratorium kimia untuk 90menit
inti mengamati alat dan bahan yang ada.

Problem
 Disajikan permasalahan dalam LKS
statmen
 Peserta didik mengumpulkan data dari
percobaan dan literature yang dimiliki.
Mengumpulka
n data

 Peserta didik mengolah data hasil percobaan.


Mengolah data
 Pada tahap verifikasi peserta didik
mendiskusikan hasil pengolahan data

Memverifikasi
Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil
percobaan dan diskusi dengan cara:
a. Menyimpulkan tentang kegunaan dan
Menyimpulkan
fungsi alat dan bahan kimia
P
r b. Menyimpulkan cara menjaga keselamatan kerja
o di laboratorium
b
l c. Menyimpulkan tentang variable yang
e mempengaruhi kelarutan gula dalam air
m

• sMemfasilitasi dalam menyimpulkan tentang


t
.a
Penutup
• tSalam Penutup
m
e
n
•Peserta didik menyalami dan mencium tangan guru
10
20 menit

P
-

H. Penilaian

1. Jenis/Teknik penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap a. Observasi kegiatan diskusi - Lembar Observasi
kelompok dan presentasi
2. Pengetahuan Tes Tertulis - Soal

3. Keterampilan Kinerja, laporan praktik, - Rubrik Penilaian Kinerja

11
1. Remedial dan Pengayaan
No Aspek Teknik
1. Remedial a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang
capaian KD nya belum tuntas

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial


2. Pengayaan a. tugas dan diakhiri
Bagi peserta didik dengan tes. mencapai nilai ketuntasan
yang sudah
c. Tes remedial,
diberikan dilakukanpengayaan
pembelajaran sebanyak 1sebagai
kali berikut:

- Siwa yang mencapai nilai ketuntasan minimal diberikan


materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan tentang penelitian ilmiah.

Mengetahui kampar, November 2018

Kepala SMA Negei 1 kampar Guru Kimia

……………………………………
………………………………
…….
NIP/NRK. NIP/NRK.

Catatan Kepala Sekolah

12
”:
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari High Order Thingkin Skill ini adalah kemampuan berfikir
tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa diajarkan
untuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Kemampuan berfikir
ini akan muncul ketika individu atau siswa dihadapkan pada masalah yang belum mereka
temui sebelumnya. Hots juga memiliki beberapa karakteristik yaitu menghapal, ketrampilan
dasar, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Adapun tujuan dari High Order Thingking Skill
untuk melatih siswa berfikir tinggi.

3.2.Saran
Dalam penulisan makaah ini tentunya masih banyak kekurangan karena keterbatasan
ilmu dari penulis, untuk itu mohon kritik dan saran yang mendukung dari pembaca

13
DAFTAR PUSTAKA
https://edukasi.com
https://www.researchgate.net
https://academiaedu.com
https://kemendikbud.goid/kemendikbud/dokumen/

14

Anda mungkin juga menyukai