Nama : LESMIKE, S.Pd NO. UKG : 201501816798 UNIT KERJA : SDN 5 BASI KELOMPOM 7 : LESMIKE DAN KORLINA KEDU Masalah yang telah Analisis eksplorasi No Hasil eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi penyebab masalah 1 1. Pembelajaran Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis di kelas masih terhadap kajian literatur dan Menurut Widana (2017:4) HOTS wawancara, faktor yang belum berorientasi merupakan suatu kemampuan untuk menyebabkan pembelajaran HOTS (Higher memecahkan masalah (problem solving), di kelas belum berorientasi Order Thinking ketrampilan berpikir kritis (critical HOTS adalah: Skill) thinking), berpikir kreatif (creative 1. Guru kesulitan thinking), kemampan berargumen mengembangkan (reasoning), dan kemampuan mengambil RPP berbasis HOTS keputusan (decision making) 2. Kesulitan dalam mengembangkan Keterampilan Higher Order Thinking uraian materi Skills (HOTS) atau biasa disebut dengan 3. Kesulitan dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah memilih pendekatan proses berpikir yang mengharuskan murid model dan metode untuk mengembangkan ide-ide dalam cara pembelajaran 4. Kesulitan dalam tertentu yang memberi mereka pengertian membuat media dan implikasi baru. pembelajaran Indikator Kongnitif HOTS 5. Waktu yang terbatas 6. Karakter peserta Saputra (2016, hal 91) mengemukakan didik bahwa HOTS merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kongnitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kongnitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi Bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, danpenilaian. Taksonomi Bloom adalah kerangka konsep untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi.Menurut Bloom keterampilan kongnitif dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah yang meliputi: 1.(C1) mengingat (remembering)
2. (C2) memahami (understanding)
3. (C3) menerapkan (applying)
Kedua, keterampilan berpikir tingkat
tinggi adalah:
1. (C4) minganalisis (ana
2. (C5) mengevaluasi (evaluating) 3. (C6) mencipta/mengkreasi (creating) Dengan demikian dapat diketahui bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpiir tingkat tinggi adalah C4-C6 atau menganalisis, mengevaluasi dan mencipta, maka kita tengah melakukan kegiatan berpikir tingkat tinggi atau HOTS Hal tersebut sejalan dengan pendapat Krathwhl (2022) , yang menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat meliputi: 1. Menganalisis (C4) yaitu kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep secara utuh 2. Mengevaluasi (C5) yaitu kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu, dan 3. Mencipta (C6) yaitu kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan luas, atau membuat sesuatu yang luas, atau membuat sesuatu yang orisinil
Karakteristik / Ciri HOTS
Menurut Resnik (dalam Ayuningtingtyas & Rahayu 2017) karakteristik atau ciri dari HOTS adalah sebagai berikut. 1. Berpiir tingkat tinggi bersifat nonalgoritmik, yang berarti jalan menuju tindakan tidak dapat sepenuhnya ditentukan terlebih dahulu 2. Berpikir tingkat tinggi cenderung rumit atau kompleks. 3. Berpikir tingkat tinggi sering menghasilkan multi solusi, setiap solusi lebih memiliki kelebihan dan kekurangannya bukan solusi yang berbeda-beda 4. Berpikir tingkat tinggi melibatkan penilaian dan interprestasi yang bervariasi 5. Berpikir tinggi itu membutuhkan usaha keras. Berdasarkan Wawancara : 1. Kepala Sekolah Guru belum paham dengan materi HOTS Guru belum mampu merancang rencana pembelajaran berbasis HOTS 2. Teman Sejawat Guru kesulitan dalam memilih model pembelajaran Metode yang dipilih kurang sesuai 3. Praktisi Pendidikan Guru kesulitan membuat media pembelajaran Kurang memahami karakter siswa