Anda di halaman 1dari 4

LK. 2.1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : LESMIKE, S.Pd
NO. UKG : 201501816798
UNIT KERJA : SDN 5 BASI
KELOMPOM 7 : LESMIKE DAN KORLINA KEDU
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 1. Pembelajaran Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
di kelas masih terhadap kajian literatur dan
Menurut Widana (2017:4) HOTS wawancara, faktor yang
belum
berorientasi
merupakan suatu kemampuan untuk menyebabkan pembelajaran
HOTS (Higher memecahkan masalah (problem solving), di kelas belum berorientasi
Order Thinking ketrampilan berpikir kritis (critical HOTS adalah:
Skill) thinking), berpikir kreatif (creative 1. Guru kesulitan
thinking), kemampan berargumen mengembangkan
(reasoning), dan kemampuan mengambil RPP berbasis HOTS
keputusan (decision making) 2. Kesulitan dalam
mengembangkan
Keterampilan Higher Order Thinking uraian materi
Skills (HOTS) atau biasa disebut dengan 3. Kesulitan dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah memilih pendekatan
proses berpikir yang mengharuskan murid model dan metode
untuk mengembangkan ide-ide dalam cara pembelajaran
4. Kesulitan dalam
tertentu yang memberi mereka pengertian
membuat media
dan implikasi baru. pembelajaran
Indikator Kongnitif HOTS 5. Waktu yang terbatas
6. Karakter peserta
Saputra (2016, hal 91) mengemukakan didik
bahwa HOTS merupakan suatu proses
berpikir peserta didik dalam level kongnitif
yang lebih tinggi yang dikembangkan dari
berbagai konsep dan metode kongnitif dan
taksonomi pembelajaran seperti metode
problem solving, taksonomi Bloom, dan
taksonomi pembelajaran, pengajaran,
danpenilaian.
Taksonomi Bloom adalah kerangka
konsep untuk mengidentifikasi kemampuan
berpikir mulai dari tingkat yang paling
rendah hingga yang paling tinggi.Menurut
Bloom keterampilan kongnitif dibagi
menjadi dua bagian.
Pertama adalah keterampilan berpikir
tingkat rendah yang meliputi:
1.(C1) mengingat (remembering)

2. (C2) memahami (understanding)

3. (C3) menerapkan (applying)

Kedua, keterampilan berpikir tingkat


tinggi adalah:

1. (C4) minganalisis (ana


2. (C5) mengevaluasi (evaluating)
3. (C6) mencipta/mengkreasi (creating)
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa indikator untuk mengukur
kemampuan berpiir tingkat tinggi
adalah C4-C6 atau menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta, maka kita
tengah melakukan kegiatan berpikir
tingkat tinggi atau HOTS
Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Krathwhl (2022) , yang menyatakan
bahwa indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat meliputi:
1. Menganalisis (C4) yaitu kemampuan
memisahkan konsep ke dalam
beberapa komponen dan
menghubungkan satu sama lain
untuk memperoleh pemahaman atas
konsep secara utuh
2. Mengevaluasi (C5) yaitu kemampuan
menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau
patokan tertentu, dan
3. Mencipta (C6) yaitu kemampuan
memadukan unsur-unsur menjadi
sesuatu bentuk baru yang utuh dan
luas, atau membuat sesuatu yang
luas, atau membuat sesuatu yang
orisinil

Karakteristik / Ciri HOTS


Menurut Resnik (dalam Ayuningtingtyas
& Rahayu 2017) karakteristik atau ciri
dari HOTS adalah sebagai berikut.
1. Berpiir tingkat tinggi bersifat
nonalgoritmik, yang berarti jalan
menuju tindakan tidak dapat
sepenuhnya ditentukan terlebih
dahulu
2. Berpikir tingkat tinggi cenderung
rumit atau kompleks.
3. Berpikir tingkat tinggi sering
menghasilkan multi solusi, setiap
solusi lebih memiliki kelebihan dan
kekurangannya bukan solusi yang
berbeda-beda
4. Berpikir tingkat tinggi melibatkan
penilaian dan interprestasi yang
bervariasi
5. Berpikir tinggi itu membutuhkan
usaha keras.
Berdasarkan Wawancara :
1. Kepala Sekolah
 Guru belum paham dengan
materi HOTS
 Guru belum mampu merancang
rencana pembelajaran berbasis
HOTS
2. Teman Sejawat
 Guru kesulitan dalam memilih
model pembelajaran
 Metode yang dipilih kurang sesuai
3. Praktisi Pendidikan
 Guru kesulitan membuat media
pembelajaran
 Kurang memahami karakter siswa

Anda mungkin juga menyukai