Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Muhammad Akbar Putra, S.Pd.I


B. Judul Modl : Penguatan Kurikulum Merdeka Belajar
C. Kegiatan Belajar : KB. 2 ( Pembelajaran dan Asesmen Berbasis HOTS )
D. Refleksi : Setelah membaca dan menganalis Modul KB 1, maka saya
mendapatkan pemahaman serta mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai
Konsep Pembelajaran dan Asesmen Berbasis HOTS,
sehingga bisa diImplementasikan dalam proses pembelajaran

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Konsep
(Beberapa istilah
1
dan definisi) di
KB

A. PENGENALAN HOTS
 Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang melibatkan proses kognitif yang lebih kompleks
dan mendalam.
 Cakupan kemampuannya untuk mengintegrasikan informasi,
menganalisis situasi, mengevaluasi konsep, menciptakan solusi, dan
menerapkan pengetahuan dalam konteks yang baru.
 Perbedaan antara HOTS dan Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah
yaitu:
1) Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah (Lower Order Thinking
Skills / LOTS) Kemampuan berpikir tingkat rendah melibatkan
tugas-tugas yang sederhana dan rutin, seperti mengingat fakta-
fakta atau mengulang informasi. Contohnya : menghafal,
mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan mengulang informasi
yang telah dipelajari.
2) Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills
/ HOTS), melibatkan kemampuan berpikir secara lebih kompleks
dan kreatif. Ini mencakup analisis, sintesis, evaluasi, dan aplikasi
pengetahuan
3) Konteks pemahaman tingkat berpikir adalah situasi atau konteks
dimana keterampilan berpikir tingkat rendah dan tinggi dapat
digunakan dan diterapkan, yang mencangkup: kehidupan sehari-
hari, lingkungan kerja, Pendidikan dan penelitian
4) Tujuan Instruksional, Kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS)
seringkali digunakan untuk memahami dan mengingat informasi
dasar. Sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
digunakan untuk mengembangkan pemikiran kritis, analitis, dan
kreatif, serta kemampuan untuk memecahkan masalah.
5) Pentingnya HOTS dalam pendidikan modern
 Menyiapkan Siswa untuk Dunia yang Kompleks
 Mendorong Pemahaman yang Mendalam
 Mengembangkan Kreativitas
 Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi
 Memperlengkapi Siswa untuk Karir yang Sukses
 Memungkinkan Siswa Menjadi Pembelajar Seumur Hidup
B. JENIS-JENIS HOTS
1. Berfikir Analitis (Analytichal Thinking)
 Analisis (Analysis) yaitu salah satu jenis kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) yang penting dalam proses pembelajaran
 Dengan kemampuan analisis maka siswa akan mampu memecah
informasi atau masalah, mengidentifikasi pola, hubungan, dan
komponen penting, serta memahami bagaimana semuanya saling
terkait.
 Aspek penting yang terkait dengan analisis yaitu mampu
memecahkan masalah, mampu mengIdentifikasi Pola, mampu
menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang topik atau
situasi tertentu, pengklasifikasian dan perbandingan
 Contoh penerapan analisis dalam konteks pendidikan adalah
ketika siswa harus menganalisis teks sastra untuk mengidentifikasi
tema utama, karakter, dan perkembangan plot
2. Berfikir Evaluatif (Evaluative Thinking)
 Evaluasi (Evaluation) yaitu salah satu jenis kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) yang melibatkan kemampuan untuk menilai
nilai atau kualitas sesuatu berdasarkan kriteria atau standar yang
telah ditetapkan.
 Aspek penting yang terkait dengan evaluasi yaitu:
1) Kriteria Evaluasi, sebelum melakukan evaluasi, penting untuk
menetapkan kriteria atau standar yang akan digunakan untuk
menilai sesuatu.
2) Pengumpulan Data, untuk melakukan evaluasi yang efektif,
individu harus mengumpulkan data atau informasi yang
relevan, misalnya dengan cara observasi, survey dan
wawancara
3) Analisis Data, Setelah data terkumpul, individu perlu
menganalisisnya untuk mengidentifikasi pola, tren, atau aspek
yang signifikan
4) Penilaian, Proses penilaian melibatkan membuat keputusan
berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan
5) Rekomendasi atau Tindakan, Berdasarkan penilaian, individu
dapat memberikan rekomendasi atau mengambil tindakan
yang sesuai
6) Refleksi: Evaluasi sering diikuti dengan refleksi, di mana
individu memikirkan ulang proses evaluasi dan hasilnya
 Contoh penerapan evaluasi dalam pendidikan adalah ketika
seorang guru menilai kinerja siswa berdasarkan tes, proyek, atau
tugas yang telah mereka selesaikan.
3. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)
 Evaluasi kreatif dengan menggunakan pendekatan HOTS dalam
pembelajaran yaitu proses penilaian yang dirancang untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan solusi atau
karya yang orisinal, inovatif, dan memiliki kedalaman berpikir.
 Langkah-langkah dalam evaluasi kreatif HOTS dalam
pembelajaran yaitu:
a) Kriteria Penilaian yang Jelas
b) Tugas Terbuka
c) Instruksi yang Merangsang Pikiran
d) Dukungan Kolaboratif
e) Penilaian Formatif
f) Portofolio Kreatif
g) Pemahaman Konteks
 Contoh tugas evaluasi kreatif HOTS dapat mencakup
perancangan produk baru, penulisan cerita fiksi orisinal, eksplorasi
solusi inovatif untuk masalah sosial, atau pembuatan karya seni
yang menggabungkan berbagai teknik dan elemen kreatif

C. Strategi Pembelajaran Berbasis HOTS


1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
 Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning atau
PBL) yaitu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
pemecahan masalah nyata sebagai pusat dari proses
pembelajaran.
 Penjelasan lebih lanjut tentang PBL :
a) Identifikasi Masalah, pembelajaran dimulai dengan
memperkenalkan suatu masalah nyata, kompleks, dan relevan
yang perlu dipecahkan
b) Tim atau Individu, Siswa dapat bekerja dalam kelompok tim
kecil atau secara individu, tergantung pada pendekatan yang
digunakan oleh instruktur
c) Pertanyaan Penuntun, Siswa diberikan pertanyaan penuntun
yang membantu mereka memahami masalah dengan lebih
baik dan merencanakan pendekatan untuk memecahkannya.
d) Pencarian Informasi, Siswa diharapkan untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan untuk memahami dan
memecahkan masalah tersebut.
e) Diskusi dan Kolaborasi, Selama proses pembelajaran, siswa
berdiskusi secara aktif dengan sesama anggota tim atau
dengan instruktur.
f) Pemecahan Masalah: Siswa kemudian merancang solusi
untuk masalah yang telah diidentifikasi
g) Evaluasi dan Refleksi, tahap evaluasi di mana siswa dan
instruktur menilai kualitas solusi dan proses pembelajaran
h) Keterampilan Berpikir Kritis, siswa mampu mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan analisis
i) Pengajar Sebagai Fasilitator, Instruktur sebagai fasilitator atau
pembimbing daripada pengajar yang memberikan materi
secara langsung
j) Siklus Pembelajaran Berkelanjutan, siswa terus-menerus
menghadapi masalah baru dan memperdalam pemahaman
mereka.
 Langkah-langkah PBL :
1. Identifikasi Masalah
2. Eksplorasi Penyebab Masalah
3. Analisis Penentu Penyebab Masalah
4. Analisis Penentu Solusi Masalah
2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
 Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) yaitu pendekatan
pembelajaran yang menekankan penerapan pengetahuan dan
keterampilan dalam konteks proyek nyata.
 Dalam pendekatan PBL, siswa bekerja secara aktif untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek yang
mengintegrasikan berbagai aspek pembelajaran.
 Penjelasan lebih lanjut tentang PJBL :
1. Proyek Sebagai Pusat Pembelajaran: Pada awalnya, siswa
diberikan proyek atau tugas yang kompleks dan autentik
sebagai fokus utama pembelajaran
2. Keterlibatan Aktif
3. Keterampilan dan Pengetahuan Terintegrasi
4. Kolaborasi dan Tim
5. Konteks Dunia Nyata
6. Autonomi dan Kemandirian, Siswa memiliki lebih banyak
kendali atas pembelajaran mereka dalam PBL.
7. Evaluasi Berkelanjutan
8. Refleksi
9. Proyek Sebagai Pusat Pembelajaran
10. Hasil Akhir yang Nyata, Tujuan akhir dari PBL adalah
menghasilkan produk, presentasi, atau solusi yang dapat
diaplikasikan dalam konteks dunia nyata.
D. Asesmen Berbasis HOTS
 Asesmen berbasis HOTS yaitu asesmen yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
 Asesmen berbasis HOTS menuntut peserta didik untuk berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif
 contoh asesmen berbasis HOTS
1) Soal uraian untuk menganalisis suatu fenomena
2) Soal esai untuk mensintesis informasi dari berbagai sumber
3) Soal pilihan ganda untuk mengevaluasi suatu solusi
4) Soal esai yang meminta peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah
 manfaat asesmen berbasis HOTS:
1) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif
peserta didik.
2) Membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah.
3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
E. Desain asesmen berbasis HOTS
 Desain asesmen berbasis HOTS yaitu proses penyusunan instrumen
asesmen yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) peserta didik.
 Langkah-langkah proses desain asesmen berbasis HOTS
1. Menentukan Tujuan Asesmen
2. Menentukan Materi Asesmen
3. Menyusun Instrumen Asesmen
4. Menyusun Rubrik Penilaian
5. Melakukan uji Coba Instrumen Asesmen
F. Mengevaluasi Kemajuan Siswa dalam Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
 Cara-cara umum untuk mengevaluasi kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa
1) Penggunaan Tes Berbasis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
2) Penugasan Proyek atau Studi Kasus
3) Portofolio
4) Rubrik Penilaian
5) Observasi Kelas
6) Diskusi dan Presentasi
7) Penilaian Formatif
 Strategi penilaian berbasis HOTS diantaranya yang sesuai untuk
HOTS
1) Tes Berbasis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
2) Penugasan Proyek atau Studi Kasus
3) Portofolio
4) Rubrik Penilaian
5) Observasi Kelas
6) Penilaian Formatif
G. Contoh Penerapan Metode Case Study dalam Pembelajaran
 contoh studi kasus penggunaan HOTS dalam mata pelajaran PAI :
Langkah 1: Mengkaji Dilema Moral dalam Islam
 Tujuan: mendorong siswa untuk memahami dan menganalisis
dilema moral yang muncul dalam konteks agama Islam
 Deskripsi: Siswa diberikan sebuah kasus yang melibatkan dilema
moral dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
prinsip-prinsip Islam.
Langkah 2: Pelaksanaan
1) Pengenalan Kasus, Instruktur memperkenalkan kasus dilema
moral yang melibatkan situasi sehari-hari yang kompleks
2) Diskusi Pertanyaan Analitis: Instruktur memandu siswa dalam
menganalisis kasus tersebut dengan pertanyaan berbasis HOTS
3) Pertimbangkan Perspektif yang Berbeda, Siswa diminta untuk
mempertimbangkan berbagai perspektif dan argumen yang
mungkin muncul dalam situasi tersebut
4) Evaluasi dan Diskusi, Siswa berdiskusi tentang argumen yang
mereka pertimbangkan dan mendiskusikan implikasi dari
berbagai solusi
5) Merumuskan Solusi: Siswa kemudian diminta untuk merumuskan
solusi yang mereka yakini sesuai dengan ajaran Islam
6) Presentasi dan Diskusi: Beberapa siswa dapat diminta untuk
menyampaikan solusi mereka di depan kelas
Langkah 3: evaluasi, Instruktur dapat mengevaluasi siswa
berdasarkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip agama
Islam
H. Penggunaan Teknologi Dalam Mendukung Pembelajaran Berbasis
HOTS
 Teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis, analitis, evaluatif, dan kreatif.
 Penjelasan lebih lanjut bersama dengan referensi yang mendukung
1) Akses ke Sumber Daya Digital: Teknologi memungkinkan siswa
untuk mengakses sumber daya digital seperti e-book, jurnal
ilmiah, dan video pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai topik
2) Simulasi dan Permainan Pendidikan: Penggunaan teknologi
dalam pembelajaran berbasis simulasi dan permainan edukatif
dapat membantu siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka
dalam konteks nyata
3) Pembelajaran Kolaboratif Online: Teknologi mendukung
pembelajaran kolaboratif online
4) Aplikasi Khusus: Aplikasi pendidikan khusus dirancang untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
5) Pembelajaran Berbasis Proyek Daring: Platform pembelajaran
online dapat mendukung proyek-proyek kolaboratif yang
mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan pemecahan masalah
6) Evaluasi Formatif dan Umpan Balik: Teknologi dapat digunakan
untuk memberikan evaluasi formatif

Daftar materi Daftar materi yang sulit di pahami yaitu : Rencana aksi itu sendiri
2 pada KB yang setidaknya harus memenuhi 5 kriteria SMART (Specific, Measurable,
sulit dipahami Achieveable, Realistic, Timebound)

Daftar materi Materi yang menjadi miskonkonsepi yaitu pada modul hal. 10 Metode ini
yang sering biasanya digunakan dalam konteks pendidikan tinggi, seperti
mengalami perguruan tinggi dan sekolah kedokteran, untuk mengembangkan
3
miskonsepsi pemahaman mendalam dan keterampilan kritis pada siswa. Apakah
dalam metode ini hanya bisa di implementasikan diperguruan tinggi saja atau bisa
pembelajaran di tingkat yang lain?

Anda mungkin juga menyukai