Anda di halaman 1dari 15

CP 1

1. Bagaimana kabar saudara? Apakah hari ini saudara siap untuk mengikuti uji
komprehensif?

Jawaban : siap pak,bu

2. Persiapan apa saja yang sudah saudara lakukan untuk menhgadapi uji komprehensif?

Jawaban : membuat Perangkat pembelajaran terdiri dari

1. RPP
2. Bahan ajar
3. Media pembelajaran
4. LKPD
5. DAN FORMAT PEMBELAJARAN
Serta Mempelajari Modul – Modul
CP 2
1. Jelaskan klasifikasi kognitif menurut Bloom dan Anderson, terkait dengan representasi
kemampuan berpikir HOTS?

Jawaban :

 Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah


termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang
tertinggi
 Terkait dengan kemampuan berpikit HOTS :

Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian


proses-proses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan menambahkan
dimensi pengetahuan, seperti:
 Pengetahuan faktual, Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui para peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin
atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya.
 Pengetahuan konseptual, Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-
model mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model-model psikologi
kognitif yang berbeda
 Pengetahuan prosedural, "pengetahuan mengenai bagaimana" melakukan
sesuatu. Hal ini dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin
hingga memecahkan masalah-masalah baru.
 Pengetahuan metakognitif, Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan
mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan kewaspadaan dan
pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang.

2. Kata kerja operasional apakah yang biasa digunakan untuk memppresentasikan


kemampuan berpikir HOTs?
 C4 (Mendiferensiasikan, Mengorganisasikan, Mengatribusikan, Mendiagnosis,
Memerinci, Menelaah, Mendeteksi, Mengaitkan, Memecahkan, Menguraikan
Memisahkan, Menyeleksi, Memilih, Membandingkan Mempertentangkan
Menguraikan Membagi, Membuat diagram Mendistribusikan Menganalisis
Memilah-milah Menerima pendapat)
 C5 Mengecek Mengkritik Membuktikan Mempertahankan Memvalidasi
Mendukung Memproyeksikan Memperbandingkan Menyimpulkan Mengkritik
Menilai Mengevaluasi Memberi saran Memberi argumentasi Menafsirkan
Merekomendasi Memutuskan
 C6 Membangun Merencanakan Memproduksi Mengkombinasikan Merangcang
Merekonstruksi Membuat Menciptakan Mengabstraksi Mengkategorikan
Mengkombinasikan Mengarang Merancang Menciptakan Mendesain Menyusun
kembali Merangkaikan, Menyimpulkan Membuat pola
3. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTS, dari aspek
penyusunan indikator?
Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar
konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK diidentifikasi dari
Lower Order Thinking Skill (LOTS) menuju Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Dengan Menyesuaikan KKO mumuat C4 Menganalisis, C5
Mengevaluasi ,
C6 Mencipta
4. Apakah pemberdayaan kemampuan berpikir HOTS hanya terjadi pada bagian evaluasi
saja?

Jawaban : Tidak,bisa pada tahap pembelajaran

5. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTs, dari aspek
penyusnan proses (langkah)?

Jawab :

A.Perencanaan Pembelajaran

1. Analisis SKL-KI-KD-IPK
a.       Kata kerja operasional pendukung analisis SKL-KI-KD-IPK (C4 –C6)
b.      Dikembangkan sesuai KD, KD menjadi target minimal.
c.       Jika ada KD yang telah dipelajari KD sebelumnya…maka bisa langsung di KD
bersangkutan, dapat dimasukkan pada kegiatan awal saja pembelajaran.
2. Menentukan keterampilan proses kognitif/berpikir dan dimensi pengetahuan
(Anderson and Krathwhols 2001)
3. Menentukan tujuan pembelajaran
4. Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi
5. Penentuan model pembelajaran (D/I, PJBL, PBL, dan sebagainya sesuai karakter
mata pelajaran).
B. Pelaksanaan pembelajaran
1. Desain kegiatan awal pembelajaran
2. Desain kegiatan inti pembelajaran
3. Desain kegiatan penutup pembelajaran

C. Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran


1. Pengembangan kisi-kisi penilaian
a.       Menuntun guru mengembangkan kisi-kisi
b.      Mengembangkan indikator penilaian sesuai SKL-KI-KD-IPK
c.       Matrik perkembangan materi dengan model pembelajaran
2. Pengembangan penilaian
3. Evaluasi pembelajaran 

6. Apakah RPP saudara sudah berorientasi untuk memberdayakan kemampuan berpikir


HOTS? Harap ditunjukkan.

Jawaban : sudah,buka RPP tunukkan indikator dan tujuan pembelajarannya

CP 3

1. Bagaimana cara mengembangkan materi ajar dari dokumen kurikulum:

Jawab :

1.   Analisis SK-KD

Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-


kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis
ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana
yang dipilih.

2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar, sesuai dengan format
dibawah, dengan cara memisahkan target kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD.

3. Analisis Sumber Belajar


Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar
perlu dilakukan analisis.  Analisis dilakukan terhadap ketersediaan,
kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya.  Caranya adalah
menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan
kebutuhan.

4. .  Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar


Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk
mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan
dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik.  Jenis dan
bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis
sumber bahan sebelumnya.
2. Bagaimana cara mengajarkan materi yang berkategori sebagai :

a. Fakta

b. Konsep

c. Prosedur

jawaban :

a. fakta

Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para peserta
didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau untuk memecahkan
masalah apapun di dalamnya.

Elemen-elemen ini biasanya merupakan simbol-simbol yang berkaitan dengan


beberapa referensi konkret, yang menyampaikan informasi penting. Sebagian
terbesar, pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif rendah

Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol verbal dan


nonverbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka, tanda-tanda, dan gambar-
gambar).

Setiap materi berisi sejumlah label-label atau simbol-simbol verbal dan non verbal
yang memiliki referensi khusus.

Contoh :
a. Pengetahuan tentang alfabet
b. Pengetahuan tentang syarat-syarat keilmuan
c. Pengetahuan tentang akunting
d. Pengetahuan tentang simbol dalam peta

b. Konsep

Pengetahuan konseptual, Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, modelmodel


mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model -model psikologi kognitif yang
berbeda. Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis:
 Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan
penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda.
 Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan
digunakan untuk mempelajari fenomena atau memecahkan masalahmasalah dalam
disiplin ilmu.
 Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama dengan hubunganhubungan diantara
mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu
fenomena, masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.

c. Prosedur
Pengetahuan prosedural, "pengetahuan mengenai bagaimana" melakukan sesuatu. Hal ini
dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin hingga memecahkan
masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari suatu
rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan keahlian-
keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan metode-metode secara kolektif disebut
sebagai prosedur-prosedur.
 Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek Pengetahuan prosedural
dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian langkahlangkah, yang secara kolektif
dikenal sebagai prosedur. Kadangkala langkahlangkah tersebut diikuti perintah yang
pasti; di waktu yang lain keputusankeputusan harus dibuat mengenai langkah mana
yang dilakukan selanjutmya. Dengan cara yang sama, kadang- kadang hasil akhirnya
pasti; dalam kasus lain hasilnya tidak pasti. Meskipun proses tersebut bisa pasti atau
lebih terbuka, hasil akhir tersebut secara umum dianggap pasti dalam bagian jenis
pengetahuan.
 Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek Pengetahuan tehnik dan
metode spesifik suatu subjek meliputi pengetahuan yang secara luas merupakan
hasil dari konsesus, persetujuan, atau normanorma disipliner daripada pengetahuan
yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi, eksperimen, atau penemuan.
Bagian jenis pengetahuan ini secara umum menggambarkan bagaimana para ahli
dalam bidang atau disiplin ilmu tersebut berpikir dan menyelesai kan masalah-
masalah daripada hasilhasil dari pemikiran atau pemecahan masalah tersebut.
 Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedurprosedur
yang tepat Sebelum terlibat dalam suau penyelidikan, para peserta didik dapat
diharapkan mengetahui metode-metode dan tehnik-tehnik yang telah digunakan
dalam penyelidikan-penyelidikan yang sama. Pada suatu tingkatan nanti dalam
penyelidikan tersebut, mereka dapat diharapkan untuk menunjukkan hubungan-
hubungan antara metode-meode dan teknik-teknik yang mereka benar-benar
lakukan dan metode-metode yang dilakukan oleh peserta didik lain

3. Materi ajar memiliki dua katagori yaitu normal (umum) dan advance. Untuk siapa
materi advance itu disusun? Mengapa demikian
JAWABAN : Untuk Peserta didik dan guru
Sebab Materi ajar dapat juga dianggap sebagai pelengkap/suplemen buku utama, MAteri
ajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar dan memperluas wawasan
peserta didik

4. Bagaimanakah saudara menguraikan materi advance material pada RPP yang saudara
kembangkan?
Jawab : buka ppt atau materi advance

5. Dari 4 unsur keterampilan abad 21 (critical, Creative, Colaboratif C4) unsur manakah
yang menunjang untuk diterapkan dalam pembelajaran? Apakah alasannya?
Bagaimanakah langkah – langkah pembelajarannya?
6. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan berpikir
kreatif?
Jawaban :
ketika peserta didik mampu berpikir tingkat tinggi ketika dihadapkan pada suatu masalah
atau pertanyaan sehingga pada akhirnya peserta didik mampu menghasilkan gagasan untuk
memecahkan masalah. Keterampilan berpikir yang harus dimiliki yaitu keterampilan berpikir
kreatif dan berinovasi; berpikir kritis dan pemecahan masalah serta berpikir metakognisi

7. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan


kolaboratif
Jawaban :
Pembelajaran secara daring
Di mana Sarana yang digunakan dapat berupa blog, grup WhatsApp, google meet, google
formulir,zoom yang dirancang khusus untuk berdiskusi secara online. pembelajaran
memudahkan guru dalam menilai setiap proses belajar peserta didik. Jadi, pembelajaran
kolaboratif berbasis online dalam pembelajaran meliputi aktivitas mengajukan gagasan,
tanggapan, dan refleksi melalui sarana yang berbasis online.

CP 4
1. Salah satu teori belajar adalah kontruktivisme, bagaimana teori ini diterapkan dalam
proses pembelajaran? Model pembelajaran mana yang cocok dengan teori kontruktivisme
ini? Langkah – langkah dari model tersebut seperti apa?
Jawab : model Kontekstual
Langkah –langkah model kontekstual
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Langsungkan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topuk.
3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan “masyarakat belajar” (dalam kelompok-kelompok).
5. Hardirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TPACK dan bagaimana implementasinya dalam
penyusunan RPP?
Jawaban :
TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) adalah sebuah (kerangka
kerja) dalam mendesain model pembelajaran baru dengan menggabungkan tiga aspek utama
yaitu teknologi, pedagogi dan konten/materi pengetahuan 
Implementasinya bisa menggunkan model pembelajaran

1. Discovery learning; belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian.


Contoh dalam pembelajaran guru menugaskan peserta didik untuk menelusuri faktor
penyebab terjadinya banjir di daerah setempat. Peserta didik bekerja secara berkelompok
menelurusi informasi dengan mewawancarai penduduk disertai pelacakan informasi di
internet (bimbingan disesuaikan tingkatan usia) dan kemudian diminta untuk membuat
kesimpulan dilanjutkan presentasi.

2. Pembelajaran berbasis proyek; proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan
peserta didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh pertanyaan
menantang. Contohnya pada peserta didik SMK Kewirausahaan diberikan pertanyaan
produk kreatif berbahan lokal seperti apakah yang memiliki nilai tambah secara ekonomis?
Peserta didik bisa mengikuti tahapan pembelajaran seperti eksplorasi ide, mengembangkan
gagasan, merealisasikan gagasan menjadi prototipe produk, melakukan uji coba produk, dan
memasarkan produk. Pada prosesnya peserta didik bisa memanfaatkan teknologi untuk
mencari informasi bagi upaya pengembangan gagasan, membuat sketsa produk
menggunakan software tertentu, menguji produk melalui respon pasar dengan google
survey dan sebagainya.

3. Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan; belajar berdasarkan masalah dengan


solusi “open ended”, melalui penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan
banyak solusi masalah. Contohnya mengatasi masalah pencemaran udara akibat asap
kendaraan bermotor. Peserta didik bisa mengeksplorasi lingkungan memanfaatkan sumber-
sumber fisik diperkaya sumber-sumber digital, menggali pengalaman orang lain atau contoh
nyata penyelesaian masalah dari beragam sudut pandang. Peserta didik terlatih untuk
menghasilkan gagasan baru, kreatif, berpikir tingkat tinggi, kritis, berlatih komunikasi,
berbagi, lebih terbuka bersosialisasi dalam konteks pemecahan masalah.

4. Pembelajaran kontekstual (melakukan); guru mengaitkan materi yang dipelajari


dengan situasi dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap
makna dari yang pelajari, mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki. Contoh dalam pembelajaran bentuk-bentuk tulang daun
guru menugaskan kepada peserta didik secara berkelompok mengeksplorasi melalui
internet
5. Bermain peran dan simulasi;
6. Pembelajaran kooperatif;
7 . Pembelajaran kolaboratif
8. Diskusi kelompok kecil

3. Apakah penerapan TPACK hanya pada penggunaan internet dalam pembelajaran saja?
Jawab : tdk , TPCAK Juga menggunakan Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan

4. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang menerapkan TPACK, dari aspek penyusunan
materi dan langkah pembelajaran?
(1) Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik. Contoh Saudara menggunakan Microsoft
excel untuk mengolah nilai, menggunakan kuis online untuk menilai partisipasi peserta
didik, menggunakan grup chatting untuk memahami cara berkomunikasi melalui
medsos dan sebagainya.
(2) Menggunakan TIK untuk memahami materi pembelajaran. Contohnya mengemas
materi abstrak ke dalam animasi video, mensimulasikan prinsip kerja mesin
menggunakan animasi, memberikan rujukan tautan untuk belajar lebih lanjut dan
sebagainya.
(3) Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta didik. Contohnya meminta peserta
didik memvisualisasikan idenya menggunakan corel draw, menggunakan whatsapp atau
email untuk menampung keluhan peserta didik, menyediakan forum konsultasi secara
online dan sebagainya
(4) Mengintegrasikan TIK dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan. Contohnya
melibatkan guru dalam pengembangan sumber belajar digital, diskusi rutin
pengembangan konten digital, memasukkan program peningkatan melek TIK bagi guru
dan sebagainya
(5) Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data. Contohnya menggunakan TIK untuk
menyajikan data akademik, data induk peserta didik, data mutasi peserta didik,
membuat grafik dan sebagainya
(6) Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran. Contohnya mengembangkan
pembelajaran berbasis web, mengelola forum diskusi online, melaksanakan
teleconference, menggunakan video pembelajaran untuk memotivasi peserta didik dan
sebagainya.
(7) Menerapkan TIK untuk pengelolaan pembelajaran. Contohnya menggunakan TIk untuk
presensi online, memasukkan dan mengolah nilai peserta didik, menggunakan sistem
informasi akademik dan sebagainya.
(8) Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar. Contohnya menyediakan pilihan
pembelajaran berbasis online, menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kaya sumber digital, memanfaatkan sumber belajar berbasis teknologi dan
sebagainya.

CP 5
1. Harap disipakan dan ditayangkan video pembelajaran saudara (produk dari peerteaching)
berdurasi 6 -10 menit menunjukan praktek pembelajaran inovatif, kreatif dan siswa aktif!

CP 6
1. Bagaimana saudara merancang instrument dan menerapkan evaluasi autentik pada RPP
dan pembelajaran?
JAWAB : tes objektif dan tes non–objektif.
Tes objektif dibagi menjadi 4 yang meliputi: soal pilihan ganda, pilihan benar salah,
menjodohkan dan isian singkat. Sedangkan
tes non– objektif berbentuk uraian panjang. Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk
membahas bagimana cara penggunaan instrumen evaluasi pembelajaran baik objektif dan
non-objekti

2. Aspek Evaluasi apa saja yang akan saudara lakukan pada pembelajaran di RPP?
JAWAB :
PENILAIAN PENGETAHUAN
SKL Pengetahuan: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4.
budaya.
SKL Keterampilan: Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3.
kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan
tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan
Penilaian Sikap
SKL Sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggung jawab, 4. pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani. sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.

3. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan


berpikir kritis siswa
Jawab : Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
4. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan
berpikir kreatif siswa?
Jawab : Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas melalui
pengakajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam kehidupan seharihari.
5. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan
berpikir kolaboratif siswa?
Jawab : Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan
permsalahan yang ditemukan.
6. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan
berpikir komunikatif siswa?
Jawab : Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif
menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi
7. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek sikap ilmiah
siswa?
Jawaban
Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
CP 7
1. Mengapa seorang guru professional diminta menjadi guru yang reflektif?
Jawaban :
untuk memperoleh informasi perbaikan dalam pembelajaran
2. . Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran?
Jawaban :
3. Bagaimana saudara melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang akan
saudara lakukan?
Jawaban : bertindak reflektif bercirikan aktif, tekun, penuh pertimbangan, menggunakan
pengetahuan (learn), optimis, dan mampu menyimpulkan.
Cara refleksi
1. Catatan proses pembelajaran pengamatan sistematis maupun catatan-catatan lepas
(anekdot) 2. Rekaman video atau audio tentang proses pembelajaran 3. Hasil pengamatan
dan atau penilaian peserta didik dapat dalam bentuk catatan, komentar-komentar, maupun
skala penilaian dari peserta didik 4. Pengamatan rekan sejawat misal melalui lesson study
atau team teaching untuk saling memberikan masukan. Team teaching secara administratif
seharusnya diperbolehkan asal dapat dipertanggungjawabkan. 5. Mengembangkan
pertanyaan untuk kepada diri sendiri
1. Teori Belajar Behavioristik
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya,
dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak,
dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan

Contohnya, peserta didik dapat dikatakan bisa membaca jika ia mampu menunjukkan kemampuan
membacanya dengan baik.

Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti;
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia

peran yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yaitu:

1) Membentuk kebiasaan peserta didik. Jangan berharap kebiasaan itu akan terbentuk dengan
sendirinya.

2) Berhati-hati jangan sampai membentuk kebiasaan yang nantinya harus diubah, karena mengubah
kebiasaan yang telah terbentuk adalah hal yang sangat sulit.

3) Jangan membentuk kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan
digunakan.

4) Bentuklah kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan
paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut satu jawaban benar. Maksudnya, bila peserta
didik menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa peserta
didik telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah
dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini
menekankan evaluasi pada kemampuan peserta didik secara individual.

2. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam


pembelajaran
a. Pandangan Teori Belajar Kognitif : Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari
pada hasil belajarnya.

Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip- prinsip sebagai berikut:

o Peserta didik bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya
o Anak usia para sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.
o Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam belajar amat
o dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan peserta didik maka proses
asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
o Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar.
o Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks
o Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara
apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui peserta didik.
o Adanya perbedaan individual pada diri peserta didik perlu diperhatiakan, karena
faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Perbedaan
tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal,
dan sebagainya.
4. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Ciri-ciri belajar konstruktivisme berikut:

 Orientasi, yaitu peserta didik diberik kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi.
 Elitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya denegan jalan berdiskusi, menulis,
membuat poster, dan lain-lain.
 Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru,
mengevaluasi ide baru.
 Penggunaan ide baru dalam setiap situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk
perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
 Review, yaitu dalam mengapliasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan
menambahkan atau mengubah
Paradigma konstruktivistik memandang peserta didik sebagai pribadi yang sudah memiliki
kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kamampuan awal tersebut akan menjadi dasar
dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru

• Tahap 1: Tindakan anak masih dipengaruhi atau dibantu orang lain.

• Tahap 2: Tindakan anak yang didasarkan atas inisiatif sendiri.

• Tahap 3: Tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi.

• Tahap 4: Tindakan anak spontan akan terus diulang-ulang hingga anak siap untuk berfikir abstrak

Beberapa implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran adalah


sebagai berikut:
• Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian- bagian dan lebih
mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas
• Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik
• Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber- sumber data primer dan
manipulasi bahan
• Peserta didik dipandang sebagai pemikir-peikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang
dirinya.
• Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal- hal yang sedang dilakukan peserta didik,
serta melalui tugas-tugas pekerjaan
• Peserta didik-peserta didik banya belajar dan beerja di dalam group proses
• Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat temporer, selalu berubah, dan tidak
menentu
• Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata lingkungan
agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna
• Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran “Pengertian Belajar Menurut
Teori Belajar Humanistik”
5. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam
pembelajaran
proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati
bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi
belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar
itu sendiri.

1. Konsep Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual


merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan
konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar.Sehingga siswa mampu
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan komponen
utama pembelajaran yakni : konstruktivisme (constructivism), menyelidiki
(inquiry), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic
assessment)

Pembelajaran dikatakan mengunakan pendekatan


kontekstual jika materi pembelajaran tidak hanya tekstual
melainkan dikaitkan dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari siswa di lingkungan keluarga, masyarakat, alam
sekitar, dan dunia kerja, dengan melibatkan ketujuh
komponen utama seagaimana yang disebutkan di atas
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model
pembelajaran apa saja sepanjang memenuhi persyaratan
tersebut dapat dikatakan menggunakan pendekatan
kontekstual. Pembelajaran kontekstual dapat diterapakan
dalam kelas besar maupun kelas kecil, namun akan lebih
mudah organisasinya jika diterapkan dalam kelas kecil.

Anda mungkin juga menyukai