Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................................
B. Rumusan Masalaah ..................................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hot........................................................................................................................

B. Pengertian Hots.......................................................................................................................

C. Perbedaan Hot dan Hots …………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan
pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggeriodalam Anonim
(2013)mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan
atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat
keingintahuan. Pendapat ini menunjukkan ketika seseorang memutuskan suatu masalah,
memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka orang tersebut melakukan
aktivitas berpikir.

Beberapa ahli membedakan kegiatan berpikir menjadi beberapa jenjang, yaitu berpikir
tingkat tinggi atauHigher Order Thinking(HOT) dandan berpikir tingkat rendah atauLower Order
Thinking (LOT). Berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) disebut sebagai gabungan dari
berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berpikir pengetahuan dasar. Thomas, Thorne & Small dalam
Anonim (2013)menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi menempatkan aktivitas berpikir pada
jenjang yang lebih tinggi dari sekedar menyatakan fakta. Dalam berpikir tingkat tinggi, yang
menjadi perhatian adalah apa yang akan dilakukan terhadap fakta.

B.Rumusan Masalah
1. Apa itu Hot?
2. Apa itu Hots?
3. Apa perbedaan Hot dan Hots berdasarkan taksonomi bloom dan revisi?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu Hot
2.Untuk mengetahui apa itu Hots
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOT)


Kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih
luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki
seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi
informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Heong dkk, 2011).
Berpikiir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar menghafalkan
fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorangpersis seperti sesuatu itu disampaikan kepada
kita. Wardana (2010) mengatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses
berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yang
kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu
memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, evaluatif, dan mencipta.

1. Ketrampilan Berpikir Kritis


Keterampilan adalah istilah yang mengacu pada kemampuan atau keahlian khusus yang
diperoleh melalui pengalaman atau latihan untuk melakukan tugas dengan baik.. Keterampilan
berpikir kritis membekali dan menjadikan peserta didik mampu membuat keputusan atau
tindakan untuk menghadapi setiap permasalahan yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan berpikir peserta didik sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Oleh karena
itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memberikan stimulus agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Berbagai keterampilan dalam di dalam HOTS merupakan bagian dari taksonomi Bloom yaitu
tiga level tertinggi yang meliputi analisis, evaluasi dan mencipta/mengkreasi. Untuk peserta
didik tingkat dasar tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-soal,
tetapi kita dapat memilih yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tersebut dan
mendesainnya menjadi soal yang mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi.

B. Higher Order Thinking Skills (HOTS)


1. Konsep Berpikir Tingkat Hots
Bloom mengkalisifikan ranah kognitif ke dalam enam tingkatan yang dikenal dengan istilah
taksonomi Bloom. Keenam tingkatan tersebut terdiri atas:

1. pengetahuan (knowledge)
2. pemahaman (comprehension)
3. penerapan (application)
4. mengalisis (analysis)
5. mensintesakan (synthesis)
6. menilai (evaluation)

a. Taksonomi Bloom
Salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas adalah taksonomi Bloom dan telah
direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001).
 C 1 = mengingat (remembering )
 C 2 = memahami (understanding)
 C 3 = menerapkan (applying)
 C 4 = menganalisis (analyzing)
 C 5 = mengevaluasi (evaluating)
 C 6 = mengkreasi (creating)
Dari kegiatan evaluasi, seseorang mampu menemukan kekurangan dan kelebihan.
Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut akhirnya dihasilkan ide atau gagasan-gagasan
baru atau berbeda dari yang sudah ada. Ketika seseorang mampu menghasilkan ide atau gagasan
baru atau berbeda itulah level berpikirnya disebut level berpikir mencipta. Seseorang yang tajam
analisisnya, mampu mengevaluasi dan mengambil keputusan dengan tepat, serta selalu
melahirkan ide atau gagasan-gagasan baru. Secara praktis Brookhart menggunakan tiga istilah
dalam mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), yaitu:
 HOTS adalah proses transfer.
 HOTS adalah berpikir kritis.
 HOTS adalah penyelesaian masalah.
Revisi taksonomi yang dilakukan oleh Krathwol dan Anderson mendeskripsikan perbedaan
antara proses kognitif dengan dimensi pengetahuan (pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metagoknitif) (Sani, 2016:104).
2. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Krathwohl dalam Lewy, dkk (2009:16), menyatakan bahwa indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi menliputi:

A. Menganalisis
 Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke
dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali polah atau hubungannya.
 Mampu mengenali serta membedaka faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario
yang rumit.
 Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.

B. Mengevaluasi
 Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya.
 Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
 Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

C. Mengkreasi
 Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
 Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
 Mengorganisasikan usur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum
pernah ada sebelumnya.

3. Karakteristik soal HOTS


a. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem
solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kratif (creative thinking),
kemampuan berargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil keputusan (desicion making).
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS :

 Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;


 Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.
 Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.

b. Berbasis Permasalahan Kontekstual

1. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.


2. Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian (exploration), penemuan
(discovery) dan penciptaan (creation).
3. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untu menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu
mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
5. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi
konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

Perbedaan Hot Dan Hots Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif,
tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau procedural saja. Dimensi metakognitif
menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda,
menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan
masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil
keputusan yang tepat. Dengan gagasan yang baru atau berbeda, seseorang akan mampu
melakukan berbagai inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nyata yang
dihadapinya. sedangkan HOT siswa dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas,
berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan,
mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. Thomas dan Thorne
(2011) menyatakan bahwa bahwa HOT dapat dipelajari, HOT dapat diajarkan pada murid,
dengan HOT keterampilan dan karakter siswa dapat ditingkatkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berpikir kritis bersifat masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang harus dipercaya atau dilakukan Berfikir kreatif berarti meletakkan sesuatu dalam cara yang
baru (secara konseptual maupun artistik), mengamati hal-hal lain yang mungkin terlewatkan,
membangun sesuatu yang baru, menggunakan cara yang tidak biasa namun bekerja untuk
membuat poin yang menarik. Kemampan berfikir tingkat tinggi dapat diasesmen menggunakan
berbagai jenis asesmen, salah satunya adalah asesmen autentik. Instrumen yang digunakan dapat
berupa instrumen tes maupun non tes dengan mengacu pada indikator menganailis (C4), menilai
(C5), dan mencipta (C6) dalam Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom yang setelah digunakan cukup lama untuk membuat rancangan
instrusksional dalam dunia pendidikan, Anderson dan Krathwohl (2000) menelaah kembali
Taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut (Sani, 2016:103-104). Revisi taksonomi
yang dilakukan oleh Krathwol dan Anderson mendeskripsikan perbedaan antara proses kognitif
dengan dimensi pengetahuan Revisi taksonomi tersebut memberikan gambaran bahwa yang
termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat, memahami dan
mengaplikasikan. Sedangkan yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi.
DAFTAR PUSTAKA

Istiyono, E., Mardapi, D., dan Suparno. Pengembangan Tes Kemanpuan Berpikir Tingkat Tinggi
Fisika (physTHOTS) Peserta Didik SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.    

Universitas Negeri Yogyakarta.

Baderan, Jamila K.2018. Pengembangan Soal High Order Thinking (Hot) Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Vi Sd.
Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol (9).

Haniffah, Distariana.2014.Identifikasi Tipe Berpikir Dengan Soal Higher Order Thinking (Hot)
Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika.Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika .Vol (3).

Anda mungkin juga menyukai