Anda di halaman 1dari 5

Kecerdasan Ganda Dan Multiple Representasi

Nama : Wahana Putri E. Sidauruk

Nim : 4183321031

Kelas : Fisika Dik C 2018

M.kuliah : Pengukuran dan Asesmen Pembelajaran Fisika

A. Kecerdasan Ganda

Sebelum muncul Teori Kecerdasan Ganda oleh (IQ) untuk mengukur kecerdasan anak
Howard Gardner, sekolah menggunakan Intelligence Quatient didiknya. Namun, penilaian IQ
hanya berkaitan dengan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Dewasa ini, setelah mengenal Teori Kecerdasan Ganda, banyak sekolah sudah memakai teori
tersebut sebagai dasar/pedoman untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak
didiknya sampai pada titik optimal.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inteligensi
atau kecerdasan berarti daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik
maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta baru atau kondisi baru.
Kecerdasan bisa juga berarti kemampuan seseorang untuk menggunakan memori,
pengetahuan, pengalaman, pemahaman, penalaran, imajinasi, dan keputusan dalam
menyelesaikan masalah dan menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Gardner pada tahun 1983 menyebutkan terdapat tujuh kecerdasan ganda yang dikenal
dengan Teori Kecerdasan Ganda (Theory of Multiple Intelligences), yang terdiri dari
kecerdasan linguistik, logika-matematika, musikal, kinestetik, visual-spasial, interpersonal,
dan intrapersonal. Walaupun pada awalnya terdapat 7 jenis kecerdasan, dalam bukunya “Are
There Additional Intelligences?” di tahun 1998, ia menambahkan "kecerdasan natural"
sebagai jenis kecerdasan kedelapan, serta beberapa ahli juga menambahkan "kecerdasan
emosional" atau "kecerdasan spiritual” sebagai jenis kecerdasan kesembilan.
Adapun penjelasan dari masing-masing jenis kecerdasan tersebut meliputi :
1. Linguistik. Sensitivitas terhadap suara, ritme, dan makna dari kata-kata; kepekaan
terhadap fungsi yang berbeda dari bahasa; kecerdasan yang menunjukkan kemampuan
seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun
lisan, dalam mengekspresikan gagasan-gagasannya.
2. Logika-Matematika. Sensitivitas terhadap atau kemampuan untuk membedakan pola
logis atau numerik/angka-angka; kemampuan untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir.
3. Musikal. Kemampuan untuk menghasilkan dan apresiasi ritme, pitch, dan timbre;
apresiasi terhadap bentuk ekspresi musik.
4. Kinestetik. Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian atau
seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.
5. Visual spasial. Kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam
hubungan antara objek dan ruang.
6. Interpersonal. Kapasitas untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana
hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain; kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaan orang lain.
7. Intrapersonal. Akses pada perasaan diri sendiri dan kemampuan untuk membedakan
perasaan guna menimbulkan suatu perilaku pada diri seseorang; pengetahuan
mengenai kelebihan, kelemahan, keinginan, dan kecerdasan diri sendiri; kemampuan
seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri.
8. Naturalis. Kecerdasan yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk membedakan
fitur-fitur penting dari lingkungan alam atau klasifikasi dari berbagai macam spesies
flora dan fauna, termasuk bentuk batuan dan jenis gunung, serta pengetahuan tentang
alam.
Gardner juga menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki semua kecerdasan tersebut
dengan kadar yang berbeda-beda dan setiap orang memiliki "profil kognitif" yang unik, yaitu:
a) semua manusia memiliki semua macam kecerdasan dengan tingkat yang berbeda-beda; b)
setiap individu memiliki komposisi kecerdasan yang berbeda- beda; c) kecerdasan berbeda
berada diarea yang berbeda pada otak dan dapat bekerja sendiri atau bersama; d) dengan
menerapkan Teori Kecerdasan Ganda, seseorang dapat mempertajam pendidikannya; dan e)
kecerdasan dapat menentukan jenis manusia.
Konsep ‘Multiple Intelligences’ menyediakan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Siswa dapat
memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara itu misalnya melalui kata-kata,
angka, musik, gambar, kegiatan fisik (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional.
Itu karena, menurut Thomas Armstrong, periset kecerdasan anak dan penulis buku ‘In Their
Own Way : Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences’, semua anak
terlahir cerdas dan berbakat. Kalaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena beberapa
anak menunjukkan bakatnya lebih lambat dibanding anak lain. Dalam buku terbarunya,
‘Intelligence Reframed : Multiple Intelligence for The 21st Century’ (1999), Howard
Gardner, menjelaskan 8 kecerdasan yang tersimpan dalam otak manusia. Konsep kecerdasan
ganda ini, bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi
anak lebih positif. Terlebih lagi, para orangtua (guru) pun dapat menyiapkan sebuah
lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah (di sekolah). Ike R Sugianto
(dalam Zoelandari, 2009) mengatakan cerdas visual spasial adalah kemampuan memahami,
memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu
menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
Menurut Howard Gardner (dalam Armstrong, 2003), anak yang memiliki kepintaran
visual akan dapat menyelesaikan masalah ruang (spasial). Anak mampu mengamati dunia
spasial secara akurat, bahkan membayangkan bentuk-bentuk geometri dan tiga dimensi, serta
kemampuan memvisualisasikan dengan grafik atau ide tata ruang (spasial). Dari hasil
penelitiannya, orang-orang yang memiliki kepintaran visual spasial ini lebih banyak
dipengaruhi otak kanan, yaitu bagian otak yang bertugas memproses ruang.

B. Multiple Representasi
Pada dasarnya setiap orang memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligences)
yang berbeda-beda. Sehingga, pembelajaran yang didominasi oleh penjelasan secara verbal
kurang memfasilitasi siswa untuk lebih mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang siswa
miliki. Selain itu, tes yang didominasi dalam bentuk verbal kurang memberikan tantangan
kepada siswa dalam mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimilikinya. Terkait dengan
multi representasi yang digunakan dalam memahami konsep fisika diantaranya dapat
disajikan dalam bentuk verbal, gambar, diagram, grafik, dan persamaan matematika, maka
multi representasi ini erat kaitannya dengan kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-
matematika, dan kecerdasan visual-spasial.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Hubber, Tytler dan Haslam dalam
jurnalnya yang berjudul “Teaching and Learning about Force with a Representational
Focus: Pedadogy and Teacher Change” menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan multi
representasi dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami konsep fisika dan
siswa dapat mengkonstruksi pemahaman tentang suatu konsep berdasarkan penggunaan
representasi. Selain itu, Meltzer (2005) dalam jurnalnya yang berjudul “Relation Between
Student’s Problem-Solving Performance and Representational Format” meneliti mengenai
hubungan antara kemampuan menjawab soal yang disajikan dalam format representasi yang
berbeda dengan perbedaan individual siswa.
Representasi merupakan sesuatu yang melambangkan atau mewakili objek dan/atau
proses demikian Rosengrant et al, (2007). Multipel representasi (MR) menurut Prain &
Waldrip, (2007) merupakan cara merepresentasikan suatu konsep dengan berbagai cara. MR
mencakup antara lain representasi verbal matematis, gambar atau diagram (pictorial), dan
representasi grafik. Representasi verbal, merupakan cara yang baik untuk menyatakan suatu
konsep, definisi atau proses dengan lisan atau tulisan dalam kata-kata. Representasi
matematis membantu penalaran kuantitatif yang sangat berguna untuk menyelesaikan
masalah secara kuantitatif. Disamping itu representasi matematik dapat mempermudah siswa
untuk memahami suatu penjelasan verbal yang besifat kuantitatif. Representasi grafik sangat
berguna merepresentasikan penjelasan verbal yang panjang tentang sebuah konsep yang
terkait dengan konsep atau variabel yang lain. Karenanya kemampuan untuk membuat dan
membaca sebuah grafik merupakan keterampilan yang sangat penting. Representasi pictorial
(gambar/diagram) merepresentasikan konsep objek nyata atau dalam bentuk sketsa/diagram.
Seperti diagram arus dalam kelistrikan, diagram benda bebas (free body diagram) dalam
mekanika sangat membantu siswa mengenali fitur masalah lebih mudah dan membuat
kesimpulan secara langsung dalam memecahkan masalah tersebut.
Menurut Arends, (2008) bahwa representasi yang baik dapat menyampaikan ide dan
informasi kepada peserta didik secara bermakna dan secara efektif sehingga ide dan informasi
itu dapat tersimpan dalam memori jangka panjang sebagai sebuah body of knowledge yang
terorganisasi. Senada dengan itu Ainsworth dalam Treagust (2008), menyatakan bahwa
multiple representasi dapat berfungsi sebagai instrument yang memfasilitasi dan mendukung
terjadinya meaningful learning, dan/atau deep learning. Untuk membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep abastrak guru sangat perlu menggunakan MR sebagaimana
dinyatakan Ainsworth, (2006) bahwa penggunaan multipel representasi MR sangat baik
untuk mengajarkan konsep-konsep ilmiah yang abstrak. Beberapa hasil studi terkait
pengunaan multipel representasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa (Adadan et al, 2009; Hand et al, 2009; Atila, 2010; Abdurrahman, 2010);
sedangkan hasil studi Prain et al, (2009 mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan MR
efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa serta dapat meningkatkan wawasan
guru terhadap pemahaman siswa.
Daftar Pustaka
Susanto, karim; dkk. 2014. Apakah Jenis Kelamin Berpengaruh Terhadap Jenis Kecerdasan
Ganda?. Journal of Medicine. Vol 13 No (1).
Husairi,ahmad; Sibuea,abdul. 2014. Penggunaan Media Pembelajaran Dan Kecerdasan
Ganda Terhadap Hasil Belajar Ips. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi
dalam Pendidikan. Vol 1 No (1).
Suminar; dkk. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Smp Melalui Pembelajaran
Dengan Multi Representasi Dikaitkan Dengan Kecerdasan Majemuk Dalam
Pembelajaran Ipa Fisika. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika. ISSN: 2338-1027.
Marpaung, nurliana; dkk. 2016. Identifikasi Kemampuan Multipel Representasi Mahasiswa
Calon Guru Fisika. Proceeding Biology Education Conference. Vol 13 No (1).

Anda mungkin juga menyukai