STRUKTRUR ALJABAR
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MUSAMUS
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, karena atas berkat rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul struktur aljabar ini dengan tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas struktur aljabar.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Koset...................................................................................................................... 5
B. Teorema Lagrange............................................................................................... 10
PENUTUP......................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gagasan utama dalam mempelajari Struktur Aljabar adalah salah satunya mengenai
“Koset”. Namun, sekarang ini masih banyak yang belum memahami koset secara sepenuhnya
termasuk dalam meninjau dari berbagai aspek, sehingga kaitan antara Defenisi, Teorema, dan
penggunaannya dalam menyelesaikan masalah belum nampak jelas.
Oleh karena itu, kami mencoba membahas secara lebih mendalam mengenai “Koset dan
Teorema Lagrange” yang disertai dengan pembuktian dan contoh dari beberapa teorema agar
dapat lebih mudah mengetahui konsep yang dikandung dalam teorema tersebut.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Koset
1. Definisi koset
jika H suatu subgrup dari grup (G;o) dan a ϵ G maka Ha = {h.a | h ϵ H} disebut koset
kanan dari H dalam G, sedangkan aH = {a.H | h ϵ H} disebut koset kiri dari H dalam G.
Subgrup dapat dinyatakan dengan H atau S atau huruf yang lain. Dalam contoh berikut H
dan S dua-duanya muncul tetapi dalam pembahasan koset selanjutnya akan digunakan S.
Apabila (G, +) merupakan grup, dan S subgrup dari G, maka aS = {a+ s|s ϵ S} dan Sa =
{s + a | s ϵ S} apabila (G, x) grup dan S subgrup dari G makaaS = {a x s | s ϵ S} dan Sa = {s x a |
s ϵ S} Secara umum a.s ditulis as dan s.a ditulis sa
Contoh 1.
Contoh 2.
Misalkan B adalah himpunan semua bilangan bulat. Maka B dengan operasi penjumlahan
merupakan suatu grup. H5 adalah himpunan semua bilangan bulat kelipatan 5. Maka
H5 dengan operasi penjumlahan juga merupakan semua suatu grup. H5 B, jadi
H5 merupakan subgrup dari B.
Contoh 3
Contoh 4
Misalkan (G,+) = Z4 adalah suatu Grup dan H = {0,2} adalah merupakan Subgrup dari
G. Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G. Penyelesaian :
1 + H = 1 + {0,2} = {1,3}
2 + H = 2 + {0,2} = {2,0}
3 + H = 3 + {0,2} = {3,1}
H + 1 = {0,2} + 1 = {1,3}
H + 2 = {0,2} + 2 = {2,0}
H + 3= {0,2} + 3 = {3,1}
o Sehingga : 0 + H = H + 0= {0,2}
1 + H = H + 1= {1,3}
2 + H = H + 2 = {0,2}
3 + H = H + 3 = {1,3}
2. Sifa-Sifat Koset
a. Teorema 1.1
Bukti :
Sa adalah koset kana dari S, yang anggotanya adalah hasil kali anggota S dan
a, dari kanan.
Karena S adalah subgrup yang memenuhi sifat tertutup, dan a ϵ S, maka hasil
kali setiap anggota S dengan a merupakan anggota S pula.
Jadi Sa = S
b. Teorema 1.2
Jika G adalah grup dan S adalah subgrup dari G, maka Sa = Sb jika dan hanya
jika ab-1 ϵ S
Bukti :
Misalkan Sa = Sb
Sab-1 = Si
Maka (Sab-1)b = Sb
(Sa)(b-1b)Sb
Sai = Sb
Sa = Sb
c. Teorema 1.3
Jika S adalah subgrup dari grup G, maka b ϵ Sa jika dan hanya jika Sa = Sb.
Bukti :
1. Akan dibuktikan b ϵ Sa Sa = Sb
Cara 1.
menurut teorema
ab-1 ϵ S Sab-1 = S
Sab-1b = Sb
Sai = Sb
Sa = Sb
Cara 2.
b a-1 = sj (a a-1)
b a-1 = sj i
b a-1 = sj,
b ϵ Sa ba-1 ϵ Saa-1
ba-1 ϵ S
Sba-1a = Sa
Sbi = Sa
Sb = Sa Atau Sa = Sb
Cara 2
jadi Sa = Sb b ϵ Sa
Jika G suatu grup berhingga dan S adalah subgrup dari G, maka order dari S membagi
habis order dari G (ditulis n (S) | n (G) ).
Bukti :
Menurut teorema.
1. G = Sa
2. a, b ϵ G berlaku Sa Sb = atau Sa = Sb
Apabila banyaknya koset kanan yang terbentuk l buah maka m = l.k. Berarti k faktor dari
m atau m habis dibagi oleh k, dan di tulis k | m. Jadi n (S) | n (G).
Definisi 1.2
Jika G suatu grup dan S adalah subgrup dari G, maka yang disebut indeks dari S dalam G
adalah banyaknya koset kanan yang berbeda dari S dalam G, dan ditulis iG(S). Jika G suatu grup
berhingga, maka iG(S) =
Contoh :
Koset - koset kanan dari S dalam T adalah S1, S2, S3, S4, S5, S6 dengan S1 = S2 = S4 = S dan
Jadi banyaknya koset kanan S dalam G ada 2 atau iG (S) = 2. Nampak bahwa n(S) = 3 dan
n (T) = 6, sehingga iT(S) =
Teorema 2.3
Jika G suatu grup berhingga dan a ϵ G, maka p(a) | n(G), yatu periode a membagi habis
order dari G.
Bukti :
Misalkan G suatu grup berhingga dengan order atau tingkat m. Maka m(G) = m
Ambil a ϵ G
Menurut teorema Lagrange n(S) | n(G) atau k | m. Dengan k = p(a). Jadi p(a) | n(G).
Teorema 2.4
Jika G suatu grup berhingga yang berorder bilangan prima maka G merupakan grup
siklik.
Bukti :
Misalkan n(G) = m dengan m suatu bilangan prima. Maka pembagi dari m hanyalah 1
dan m saja. Sehingga G tidak mempunyai subgrup sejati. Ambil a ϵ G dan a i, maka himpunan
perpangkatan a yaitu S = { a, a2, a3, .... ,aw = i } merupakan subgrup dari G. Karena G tidak
mempunyai subgrup dan a i, maka S = G. Karena S suatu grup siklik maka G merupakan grup
siklik pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Koset, Jika H suatu subgrup dari grup (G;o) dan a ϵ G maka Ha = {h.a | h ϵ H}
disebut koset kanan dari H dalam G, sedangkan aH = {a.H | h ϵ H} disebut koset kiri dari H
dalam G.
Teorema Lagrange. Jika Gsuat grup berhingga dan S adalah sugrup dari G, maka n(S) |
n(G), yaiyu order dari S membagi habis order dari G.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan sran yang membangun dari pembaca.