Pada bab ini dibahas suatu grup yang beranggotakan permutasipermutasi yang dide nisikan dalam sebuah himpunan. Grup semacam ini perlu mendapatkan pembahasan tersendiri sebab memiliki karakteristik yang khusus. Diawali dengan penyajian pengertian permutasi pada suatu himpunan, pembahasan akan sampai pada suatu teorema yang menyatakan bahwa himpunan semua permutasi tersebut dapat membentuk sebuah grup.
Permutasi
De nisi 1 Permutasi pada sebuah himpunan A dimaksudkan sebagai fungsi
dari A ke A yang bersifat satu-satu dan onto.
Contoh:
1. Misalkan A = x y z maka
f g
1 0 a b cA =@
c a b
merupakan sebuah permutasi, dimana (a) = c (b) = a dan (c) = b. 2. Misalkan B = 1 2 3 4 5 . Diberikan dua permutasi pada B ,
f g
0 1 =@
2 3 4 1 2 5 3 4 2 3 4 5 4 1 2 5 3 1
1 5A 1 A
dan
0 1 =@
antonius cp 2
0 1 =@
2 3 4 5 A@ 1 2 3 4 5 A @ 1 2 3 4 5 A = 1 2 5 3 4 4 1 2 5 3 3 1 2 4 5
10
1 0
adalah:
De nisi 2 Grup Simetrik. Misalkan A = 1 2 3 n , maka grup dari semua permutasi pada A disebut grup simetrik n, dan dinotasikan sebagai Sn .
f g
0 1 0 =@ 01 1 1 =@ 02 1 2 =@
2 2 2 3 2 3 1 2
f
1 3A 31 3A 11 3A
0 1 1 =@ 01 1 2 =@ 03 1 3 =@
2 3g
2 3 2 2 2 2 1 3
1 3A 21 3A 11 3A
antonius cp 3
De nisi 3 Misalkan merupakan sebuah permutasi pada himpunan A. Kelaskelas ekuivalensi yang ditentukan oleh relasi ekuivalensi
a b
merupakan orbit-orbit untuk .
b = n(a)
2 3 4 5 6 7 8A 8 1 6 3 7 4 5 2 pada S8 dapat dicari dengan mengaplikasikan berulangkali sampai kembali pada elemen semula. Berikut ini alur yang didapatkan dari permutasi di atas. 1 3
; !
0 1 =@
8 6
; !
2 4
; !
1 3
; !
; !
; !
5 128
; !
; !
5 57
346
g f
Bila diperhatikan maka setiap orbit pada contoh di atas dapat menentukan sebuah permutasi baru dalam S8 dengan ketentuan bahwa elemen yang menjadi anggota orbit akan ditransformasikan sedangkan elemen-elemen lainnya tetap. Misalkan saja orbit yang pertama 1 2 8 dengan alur
f g
; !
; !
; !
2 3 4 5 6 7 8 1 3 4 5 6 7 2 Dengan demikian permutasi hanya memiliki 1 orbit yang beranggotakan lebih dari 1 elemen. Permutasi yang demikian disebut sebagai cycle. Berikut de nisi formalnya.
0 1 =@
1 8A
antonius cp 4
2
satu orbit yang memuat lebih dari satu elemen. Panjang sebuah cycle adalah banyaknya elemen pada orbit terbesar.
Ingat, bahwa tidak seperti pada orbit, maka urutan elemen pada penulisan se6
buah cycle akan menentukan alur permutasinya. Perhatikan bahwa (1 8 2) = (8 2 1) = (2 1 8) tetapi (1 8 2) = (1 2 8). Sebagaimana telah diketahui bahwa himpunan orbit sebuah permutasi merupakan partisi pada Sn, sehingga orbit-orbit sebuah permutasi merupakan himpunanhimpunan yang saling asing. Selanjutnya, karena sebuah orbit dapat membentuk sebuah permutasi baru yang merupakan sebuah cycle, maka dapatlah diturunkan teorema berikut ini.
Contoh :
0 1 =@
2 3 4 5 6 7 8 1 6 3 7 4 5 2
1 8A = (1 8 2)(3 6 4)(5 7)
Akibatnya, setiap permutasi pada suatu himpunan hingga dengan elemen paling sedikit dua, merupakan hasil perkalian dari transposisi-transposisi.
Teorema 3 Misalkan
antonius cp 5
Teorema di atas dapat dibuktikan dengan memisalkan = (i j ) dan menganalisis setiap kemungkinan berikut. 1. i dan j berada dalam orbit yang berbeda pada 2. i dan j berada dalam orbit yang sama pada . Selanjutnya perhatikan bahwa tidak ada sebuah permutasipun yang dapat dinyatakan sekaligus sebagai hasil perkalian sejumlah genap dan sejumlah ganjil transposisi. Dengan demikian kita dapat mempartisi himpunan permutasi ke dalam dua kelas yang berbeda: ganjil dan genap.
De nisi 6 Sebuah permutasi pada himpunan hingga adalah ganjil bila dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian sejumlah ganjil transposisi dan genap bila
dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian sejumlah genap transposisi.
Contoh : Coba selidiki termasuk pada permutasi yang manakah, permutasipermutasi berikut ini. 1. 2.
0 1 =@
0 1 =@
2 3 4 5 6 7 8A 8 1 6 3 7 4 5 2
2 3 4 5 6 7 8 1 3 4 5 6 7 2
1 8A
De nisi 7 Subgrup pada Sn yang beranggotakan permutasi-permutasi genap pada n angka disebut grup alternating An pada n angka. Contoh : Tentukan grup alternating pada S3!