LANJUTAN ISOMETRI
Disusun Oleh :
4. Sullywan Un H. (4101406525)
JURUSAN MATEMATIKA
BAB XIII
ISOMETRI LANJUTAN
Di atas telah dibicarakan berbagai jenis isometri. Lalu timbul pertanyaan, kalau diketahui
dua titik A dan A, maka ada banyak sekali isometri yang memetakan A pada A, sebab setiap titik
pada sumbu AA' dapat digunakan sebagai pusat pusat rotasi yang membawa A ke A. Ada
pula translasi GAA, kecuali itu kalau T titik tengah AA maka ST adalah setengah putaran yang
memetakan A pada A.
Apabila ada titik titik A, A dan B, B, dan jika AB = AB maka ada paling sedikit dua
isometri yang memetakan A pada A dan B pada B.
Bukti :
Dipunyai tiga titik yang tak kolinear (A, B, C).
Andaikan ada dua isometri T1 dan T2 sehingga,
T1(A) = A = T2(A)
T1(B) = B = T2(B)
T1(C) = C = T2(C)
Karena T1 dan T2 isometri isometri, maka
AB = AB
AC = AC
BC = BC
Karena A, B, C tak segaris, maka A, B, C juga tak segaris.
Andaikan T1(P) T2(P) dan T1(P) = P, T2(P) = P,
Maka PA = PA = PA.
Jadi A terletak pada sumbu ruas garis P ' P ' ' .
Dengan cara yang serupa, didapat B, C juga terletak pada sumbu P ' P ' ' .
Jadi A, B, C segaris.
Ini tentunya berlawanan dengan sifat bahwa A, B, C tak segaris.
Jadi haruslah T1(P) = T2(P), P V .
Ini berarti T1 = T2.
Jadi ada paling banyak satu isometri yang memetakan A pada A, B pada B, dan C pada C
Bahwa tidak selalu ada isometri, dapat kita lihat apabila ABC tidak kongruen dengan
A' B ' C ' .
+ ky, kx - hy).
Bukti:
Dipunyai sebuah sistem koordinat, dengan titik A = (1,0) , B = (h,k) , P = (x,y) dan s garis
melalui titik asal sistem koordinat.
Perhatikan gambar berikut
B(h,k)
s
O A(1,0)
Gambar 13.1
Andaikan T memetakan P = (x,y) pada titik (hx + ky, kx hy), T(P) = (hx + ky, kx hy).
Akan dibuktikan bahwa T = Ms.
i) Akan dibuktikan bahwa T sebuah isometri.
Andaikan P1= (x1,y1), P2 = (x2,y2) dua titik sebarang,
Maka P1=T(P1) = (hx1 + ky1, kx1 hy1), dan P2=T(P2) = (hx2 + ky2, kx2 hy2).
Sehingga,
(P1P2)2 = [(hx1 + ky1) (hx2 + ky2)]2 + [(kx1 hy1) (kx2 hy2)]2
= [h(x1- x2) + k(y1 y2)]2 + [k(x1 x2) h(y1 y2)]2
= (h2 + k2)(x1-x2)2 + (k2+h2)(y1-y2)2
Oleh karena itu B = Ms(A) dan Ms(O) = O.
Maka OB = OA.
Karena OA = 1 dan OB = h 2 k 2 maka h2 + k2 = 1.
Contoh :
Jika O titik asal sebuah sistem koordinat, dan P = (x,y) sebuah titik, tentukan peta P terhadap
rotasi R0, 60 .
0
Jawab :
Ms(A) s
300 O A(1,0)
Gambar 13.2
Andaikan s sebuah garis melalui O sehingga sudut dari sumbu x ke garis s adalah 300.
1 1
Kita tahu bahwa Ms(1,0) = , 3.
2 2
1 1 1 1
Jadi Ms(P) = x y 3, x 3 y.
2 2 2 2
Teorema 13.3.
Himpunan transformasi-transformasi yang terdiri atas translasi,
reflexi, rotasi dan reflexi geser adalah tertutup terhadap operasi komposisi
(perkalian).
Teorema 13.4.
Apabila ada dua ruas garis dan ruas garis sehingga . Maka ada dua
isometri yang satu isometri langsung dan yang lain isometri lawan yang
memetakan A pada C dan B pada D.
Bukti :
Dipunyai dua ruas garis AB dan ruas garis CD sehingga AB CD .
Kasus 1 : A C , B D .
Perhatikan gambar berikut:
B
s
A=C
D t
Gambar 13.3
Andaikan A C , B D dan s sumbu ruas BD
Maka AB CB
Karena A = C maka AB AD
Sehingga s melalui A
Jadi M s A A C dan M s B D
Sehingga M s adalah isometri lawan
Andaikan CD adalah garis t
Maka M t M s A M t C C
Dan M t M s B M t D D
Jadi M t M s adalah isometri langsung.
B B=D
t
Gambar 13.4
A
D
C
t
B B u
Gambar 13.5
Diperoleh M s A C
Andaikan B ' M s B
maka B ' D (gambar 13.4) dan B ' D (gambar 13.5)
Apabila B ' D maka M s B D
Jadi M s satu isometri
Misalkan CD =t
Maka M t M t A M t C C dan M t M s B M t D D
Maka M t M s adalah suatu isometri langsung
Misalkan B , D dan u sumbu B , D
Maka C u karena CB AB ,
CD
Jadi M u C C dan M u B D
,
Maka M u M s A M u C C dan M u M s B M u B D
,
Kasus 3 : A= C, B = D
Maka jika s AB
Teorema 13.5 :
Setiap isometri adalah hasil kali dari paling banyak tiga refleksi garis.
Bukti:
Andaikan T sebuah isometri dan ada tiga titik (A, B, C) yang tak segaris.
Andaikan bahwa T(A) = A , T(B) = B , T(C) = C.
Karena , maka menurut teorema 13.4, paling sedikit ada dua isometri yang
memetekan A pada A dan B pada B , yaitu suatu isometri langsung L+ dan suatu isometri lawan
L-.
Dengan L+ adalah hasil kali dua reflexi garis MtMs dan L- adalah refleksi Ms atau hasil kali tiga
refleksi garis MtMuMs.
Pilih diantara L- dan L+ salah satu yang dapat dinyatakan dengan hasil kali refleksi yang
banyaknya paling sedikit.
Jika L- = Ms, kita misalkan N = L- dan kita ambil N = L+ jika L- = MtMuMs.
B=T(B)
Perhatikan gambar berkut:
C
A=T(A)
B C
A
(Gambar 13.6)
Perhatikan C1 = N(C).
Kasus 1. Jika C = C1.
Maka N memetakan A pada A, B pada B dan C pada C.
Jadi menurut teorema ketunggalan isometri, maka T = N.
Kasus 2. Jika C C1.
Andaikan = v.
Ini berarti bahwa A dan B sama jauhnya dari ujung ujung rua garis .
Jadi diperoleh:
MvN(A) = MvN(A) = A
MvN(B) = MvN(B) = B
MvN(C) = MvN(C) = C
Dengan menggunakan teorema ketunggalan isometri, maka T = MvN.
Dari kasus 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa T = N atau T = MvN.
Oleh karena N adalah sebuah refleksi garis atau hasil kali dua refleksi garis, maka T adalah hasil
kali dari paling banyak tiga refleksi garis.
Akibat: Setiap isometri langsung adalah suatu translasi atau suatu rotasi, sedangkan suatu
isometri lawan adalah suatu refleksi atau refleksi geser.
Misalnya MsMtMvMwMr adalah suatu refleksi garis atau suatu refleksi geser sedangkan
GABMuRA,GCDMt adalah sebuah translasi atau suatu rotasi.
Teorema 13.6 :
Jika maka ada tepat satu isometri yang memetakan A pada A ; B
pada B ; C pada C.
Bukti:
Menurut teorema ketunggalan isometri, maka hanya terdapat satu isometri.
Kita tahu bahwa ada sebuah isometri T yang bersifat T(A) = A dan T(B) = B.
Ini disebabkan AB = AB.
Andaikan C1 = T(C).
Jika C1=C, maka bukti selesai.
Jika C1 C, andaikan u = .
SOAL - SOAL
Soal I.
1. Diketahui ABC XYZ , jika isometri T memetakan ABC pada XYZ , lukislah
P ' T ( P ).
Penyelesaian :
O
2. Diketahui ABC dengan A = (-2,1) B = (-2,-1) dan C = (-3,1); DEF dengan D =
(1,0), E = (3,0) dan F = (3,1). T sebuah isometri yang memetakan ABC pada DEF .
Jika P = (x,y) tentukan koordinat-koordinat T(P).
Penyelesaian :
Diketahui : ABC dengan A = (-2,1) B = (-2,-1) dan C = (-3,1)
DEF dengan D = (1,0), E = (3,0) dan F = (3,1)
Pilih T1 = R0,90
T2 = GAX dengan titik X = (0,-1)
3. Diketahui ABC dengan A = (0,0), B = (2,0) dan C = (2,1) dan XYZ dengan
X = (-3,0), Y = (-3,-2) dan Z = (-2,-2). T sebuah isometri yang memetakan ABC pada
XYZ . Jika P = (x,y) tentukan koordinat-koordinat T (P).
Penyelesaian :
T2 = Mt dengan garis t : x=
Karena T1 = R0,-90
Diperoleh T1(A) = T1(0,0) = A(0,0)
T1(B) = T1(2,0) = B(0,-2)
T1(C) = T1(2,1) = A(-1,-2)
Karena T2 = Mt
Diperoleh T2(A) = T2(0,0) = X(-3,0)
T2(B) = T2(0,-2) = Y(-3,-2)
T2(C) = T2(-1,-2) = Z(-2,-2)
Jadi T = T2T1= MtR0,-90
Ambil sembarang P(x,y)
maka diperoleh T(x,y) = MtR0,-90 (x,y) = Mt (-y,-x) = (2k+y,-x)
Jadi koordinat-koordinat titik P(x,y) = P = Mt (-y,-x) dan P(x,y) = P = (2k+y,-x).
4. a) Suatu padanan T ditentukan oleh persamaan T[(x,y)] = (2x+y, -x+2y). Apakah T sebuah
refleksi?
b) Putaran R0, memetakan titik P = (x,y) pada titik (hx ky),kx + hy). Tentukanlah
[ R0 , ( P )] 1 .
Penyelesaian :
a) Diketahui : Suatu padanan T dengan T[(x,y)] = (2x+y,-x+2y).
Perhatikan gambar berikut:
b) Penyelesaian :
Diketahui :
R0 , memetakan titik P = (x,y) pada titik (hx ky),kx + hy).
5. Andaikan s sebuah garis melalui O = (0,0) dan besarnya sudut dari sumbu-x ke garis
s. Andaikan P = (x,y). Tentukan M s (P ) apabila
a) 22,50 ; b) 135 0 ; c) 15 0
Penyelesaian :
a) x' = x cos 22,50- y sin 22,50
= 0,923 x 0,38 y
y' = x sin 22,50 + y cos 22,50
= 0,38 x + 0,923 y
b) x' = x cos 1350- y sin 1350
= 0,202 x 0,707 y
y' = x sin 1350 + y cos 1350
=0,707 x + 0,202 y
c) x' = x cos (-150) - y sin (-150)
= 0,966 x 0,259 y
y' = x sin (-150) + y cos (-150)
=0,259 x + 0,966 y
Soal II.
1. Jika AB = CD, maka ada isometri langsung L yang memetakan A pada C dan B pada D.
A A A=C
B B B=
D
t s
Akan dibuktikan bahwa ada isometri lain yang memetakan E pada G dan F pada H.
Perhatikan gambar berikut:
Diperoleh T(E) = MsMtMu(E)
= MsMt (E)
= Ms(G)
=G
T(F) = MsMtMu(F)
= MsMt (F)
= Ms(H)
=H
Penyelesaian:
Perhatikan gambar berikut
a) Pilih T=R0,90GAX , dengan X=(2,-1)
Diperoleh T(A) = R0,90GAX (A)
= R0,90GAX [(3,-1)]
= R0,90(2,-1)
= (-1,2)
=C
Dan,
T(B) = R0,90GAX (B)
= R0,90GAX [(6,-1)]
= R0,90(5,-1)
= (-1,5)
=D
Jadi isometri langsung T=R0,90GAX memetakan A pada C dan B pada D.
9
b) Pilih T=R0,90GAXMs , dengan X=(2,-1) dan garis s: x
2
Diperoleh T(A) = R0,90GAX Ms (A)
= R0,90GAX Ms [(3,-1)]
= R0,90 GAX (6,-1)
= R0,90 (5,-1)
= (-1,5)
=D
Dan,
Diperoleh T(B) = R0,90GAX Ms (A)
= R0,90GAX Ms [(6,-1)]
= R0,90 GAX (3,-1)
= R0,90 (2,-1)
= (-1,2)
=C
Jadi isometri langsung T=R0,90GAX Ms memetakan A pada D dan B pada C
5. Diketahui ABC dan DEF yang sama kaki dengan ABC DEF , AB AC
- garis tinggi yang melalui D membuat sudut 45 0 dengan garis tinggi yang
melalui A.
Perhatikan gambar berikut:
D=D C=C C D
s
A=A B=B
D=D C=C
t
N C B
D A
s
A=A B=B
D=D C=C
O x
Jadi, Isometri isometri yang memetakan ABCD pada dirinya sendiri adalah 2 kali
refleksi pada garis yang sama, dua kali setengah putaran dan rotasi 3600.