Kelompok 4 :
SMPN 4 SUKAWATI
Tahun Ajaran 2023/2024
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
serta petunjuk-Nya, maka pembuatan makalah Geometri Transformasi tentang
"Dilatasi" ini bisa terselesaikan dengan ketentuan waktu yang diberikan.
Disamping itu juga, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak M. Ridwan Yudhanegara, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah ini, serta teman-teman yang berpartisipasi dan memberikan
dorongan sehingga makalah ini bisa diselesaikan.
Untuk itu, dengan masih banyaknya kekurangan terhadap isi makalah ini, kami
selaku penyusun makalah ini sangat mengharapakan saran dan kritikan yang
besifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini agar bisa sesuai
keinginan kita bersama dan dapat bermanfaat untuk kita semua serta bisa
dijadikan sebagai pedoman untuk kedepannya.
KESEBANGUNAN
Berikut ini akan dibahas transformasi yang mengubah besar benda tetapi bangunnya tetap.
4.1 SIMILARITAS
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai pasangan dua benda yang
bangunnya sama tetapi besarnya berbeda, suatu bangun gedung dengan maket
perancangannya, suatu pesawat terbang dengan miniaturnya serta pasfoto orang yang
sama dalam beberapa ukuran. Bangun atau benda-benda seperti itu dikatakan saling
sebangun atau similar.
Selanjunya transformasi yang membawa gambar ke gambar lain yang sebangun
disebut kesebangunan atau similaritas.
P’Q’ = k.PQ
Untuk k = 1, maka P’Q’ = PQ. Berarti similaritas L k merupakan isometri. Jadi isometri
adalah kejadian khusus suatu similaritas.
Contoh 4.1.2:
a) L2(PQ)
b) L3(PQ)
Jawab:
Bukti:
Akan dibuktikan oleh Lk garis lurus akan dipetakan ke garis lurus juga.
Diambil garis lurus sebarang g dengan dengan titik P dan Q pada g. Jika P’ = L k (P) dan
Q’ = Lk (Q) maka harus diperlihatkan bahwa
Lk (g) =
Bukti:
Diketahui similaritas Lk dan PQR. Jika P’ = Lk (P), Q’ = Lk (Q) dan R’ = Lk (R) maka:
∆P’Q’R’ ~ ∆PQR
Bukti:
Diambil dua garis g dan h dengan g sejajar h serta titik P tidak pada g dan h. Dibuat dua
garis melalui P sehingga memotong g di q dan R, serta memotong h di U dan V (lihat
gambar 4.6 (a)).
Menurut Teorema 4.1.1. titik P’, R’ dan V’ segaris. Demikian pula P’, Q’ dan U’.
Selain itu
g’ = dan h’ = .
Bukti:
Untuk setiap dua titik P dan Q dengan P’ = Lm (P) dan Q’ = Lm (Q) berlaku
P’Q’ = m.PQ
Akibatnya
Contoh 4.1.6:
a. (L1/2.L4)
(PQ)
b. (L1/3.L3)
(PQ) Jawab:
Karena P = (-2, -1) dan Q = (2, 2), maka
4.2 DILATASI
Kejadian khusus similaritas adalah dilatasi atau tarikan seperti yang akan dibahas
berikut ini.
Pada kejadian ini, titik A disebut pusat tarikan sedangkan r factor tarikan
Dapat dipahami bahwa definisi 4.2.1 merupakan kejadian khusus definisi 4.1.1. Oleh
Contoh:
Tentukan koordinat titik bayangan dari titik P(2,6) oleh dilatasi-dilatasi berikut ini. a.
O,2
1
b. O, 2
Jawab:
[O,2]
P(2,6) P’(4,12)
1
O,
b. Bayangan dari titik titik P(2,6) oleh dilatasi 2
1
O,
2
P(2,6) P’(-1,-3)
berarti bahwa pada dilatasi 0,2, bayangkan dari sebuah bangun besarnya 2 kali
dari bangun semula. Selain itu terlihat pula bahwa pada dilatasi dengan faktor skala
k2 (negatif), bayangkan A B C' ' ' terletak berlainan pihak terhadap pusat dilatasi
dan bangun semula ABC.
Gambar 2
Pada dilatasi 0,k dengan k1, bayangkan sebuah bangun lebih besar dan
Agar anda lebih jelas mengenai dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dengan
skala k1, berikut diberikan contoh.
Contoh :
0,2.
Gambar 3
Penyelesaian :
Gambar 4
bahwa panjang sisi-sisi dari segiempat A’B’C’D adalah kali dari panjang sisi-sisi
yang bersesuaian pada segiempat ABCD. Ini berarti bahwa pada dilatasi ,
bayangan dari sebuah bangun besarnya kali dari bangun semula. Selain itu terlihat
pula bahwa pada dilatasi dengan faktor skala k = (negatif), bayangan segiempat
A’B’C’D’ terletak berlainan pihak terhadap pusat dilatasi dan bangun semula
segiempat ABCD.
Gambar 5
Pada dilatasi dengan -1 < k < 0, bayangan sebuah bangun lebih kecil dan
terletak berlainan pihak terhadap pusat dilatasi dan bangun semula. Agar Anda lebih
jelas mengenai dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dengan faktor skala -1 < k < 0,
berikut diberikan contoh.
Contoh :
.
Gambar 6
Penyelesaian:
c. Dilatasi terhadap Titik Pusat O(0,0) dengan Faktor Skala 0 < k < 1
1
Gambar 7, memperlihatkan bahwa pada dilatasi 0, 2 ,
bayangan
bahwa panjang sisi-sisi dari segiempat A’B’C’D’ adalah kali dari panjang sisi-sisi
yang bersesuaian pada segiempat ABCD. Ini berarti bahwa pada dilatasi 0,
12 , bayangan dari sebuah bangun besarnya kali dari bangun semula. Selain itu
terlihat pula bahwa pada dilatasi dengan faktor skala k = (positif), bayangan
segiempat
A’B’C’D’terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan bangun semula segiempat
ABCD.
Gambar 7
Pada dilatasi 0,k dengan 0 k1, bayangan sebuah bangun lebih kecil dan
Agar Anda lebih jelas mengenai dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dengan
faktor skala 0 k1, berikut diberikan contoh.
Contoh :
Salinlah bangun geometri berikut, kemudian gambarlah bayangannya pada dilatasi
1
0, 2
Gambar 8
Penyelesaian:
Gambar 9
Gambar 10
Berdasarkan pejelasan di atas disimpulkan bahwa:
Pada dilatasi dengan , bayangan sebuah bangun lebih besar dan
terletak sepihak terhadap pusai dilatasi dengan bangun semula. Agar lebih jelas
mengenai dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dengan faktor skala , berikut
diberikan contoh.
Contoh :
Salinlah bangun geometri berikut, kemudian gambarlah bayangannya pada dilatasi
.
Gambar 11
Penyelesaian:
Gambar 12
e. Dilatasi terhadapTitik Pusat O(0,0) dengan Faktor Skala k = -1
Gambar 13, memperlihatkan bahwa pada dilatasi [0, -1] bayangan dari
segiempat ABCD adalah segiempat A’B’C’D’. dari gambar tersebut terlihat bahwa
segiempat A’B’C’D’ kongruen dengan segiempat ABCD. Ini berarti bahwa pada
dilatasi [0, -1], bayangan dari sebuah bangun kongruen dengan bangun semula. Selain
itu terlihat pula bahwa pada dilatasi dengan faktor skala k = -1 (negatif), bayangan
segiempat A’B’C’D’ terletak berlainan pihak terhadap pusat dilatasi dan bangun
semula segiempat ABCD.
Gambar 13
Pada dilatasi [0, k] dengan k = -1, bayangan sebuah bangun kongruen (sama
bentuk dan ukuran) dan terletak berlainan pihak terhadap pusat dilatasi dan bangun
semula.
Contoh:
Salinlah bangun geometri berikut, kemudian gambarlah bayangannya pada dilatasi [0,
-1]
Gambar 14
Penyelesaian:
Gambar 15
f. Dilatasi terhadap Titik Pusat O0,0 dengan Faktor Skala k1
Y
D = D’ C = C’
A = A’ B = B’
X
O
Gambar 16
dilatasi 0,1, bayangan dari sebuah bangun kongruen dengan bangun semula.
Selain itu terlihat pula bahwa pada dilatasi dengan factor skala k1(positif), bayangan
segiempat A B C D' ' ' ' terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan bangun semula
segiempat ABCD.
Pada dilatasi 0,k dengan k1, bayangan sebuah bangun kongruen (sama
bentuk dan ukuran) dan terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
Contoh:
Salinlah bangun geometri berikut, kemudian gambarlah bayangannya pada dilatasi
0,1.
C = C’ B = B’
A = A’
Gambar 17
Penyelesaian:
C = C’ B = B’
A = A’
X
O
Gambar 18
x'ak(xa)
y'bk(yb)
M(a,b),k
Ditulis: P(x,y) P(a + k(x – a), b + k(y –
b))
Contoh:
Diketahui titik P(5,4) dan titik M(1,2). Tentukan bayangan dari titik P oleh
dilatasidilatasi berikut ini.
1
a. M, 2
1
b. M, 2
Jawab:
1
M,
a. Bayangan dari titik P oleh dilatasi 2
M(1,2), 1
2
P(5,4) P(1 +(5 – 1), 2 +(4– 2)) = P’(3,3)
1
M,
b. Bayangan dari titik P oleh dilatasi 2
1 M(1,2),
2 (5 – 1), 2 + (4– 2)) = P’(-1,1)
P(5,4) P(1 +
4. Matriks dilatasi
Transformasi dilatasi [O,k] yang memetakan titik P(x, y) ke titik P'(x', y')
ditentukan oleh persamaan transformasi dilatasi [O,k] melalui hubungan:
x'kx
y'ky
k 0
0 k
Contoh :
Dengan menggunakan matriks dilatasi yang bersesuaian, tentukan koordinat bayangan
titik P(-2,-3) oleh dilatasi [O,3]
Jawab:
3 0
Misalkan titik P(-2,-3) dipetakan ke P’(x’,y’), dengan x’ dan y’ ditentukan melalui
persamaan matriks berikut:
x' 3 0 2 6
y'03 3 9
Jadi, bayangan atau peta dari titik P(-2,-3) oleh dilatasi [O,3] adalah P’(-6,-9).
DDD.
As. Ar. Ars.
Bukti:
Diambil pusat dilatasi A berimpit dengan O = . Jika P = dengan DOr.
P P' x y', ' dan D P' P'' x y'', '' maka
O s. x' rx. dan
'y r y.
Serta
x'' sx. ' s rx . sr x. dan ''y sy. ' s r y . sr
y.
Karena itu untuk setiap P,
Contoh 4.3.1
Diketahui A = (1,2), P = (2,1) dan Q = (3,-1). Tentukan:
b. D D Q A.1 2 . A.2
Jawab:
a. Karena A = (1,2) maka
Bukti:
Diambil dan . Untuk setiap titik dengan
Dan
Karena itu
Sehingga,
Jadi,
D DB s. . Ar. merupakan dilatasi dengan pusat C
bs b
1 rs 1rs,0
dan faktor
Contoh 4.3.4
Diketahui . Tentukan:
a. D D PB s. . Ar.
b. Pusat dilatasinya
Jawab:
a. Dengan menggunaka teorema 4.3.3, karena dan , maka
Contoh 4.3.5
Diketahui . Tentukan:
a. Jika maka:
42 2,3 1 2
5,5 2
b. Jika maka:
22 2,4 1 2
3,7 2
DAFTAR PUSTAKA
Kodir, A., dkk. (1979). Matematika 9 untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan