Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI

KELOMPOK III
SETENGAH PUTARAN

Oleh

MIRNAWATI SAIDI

LUKIYANTI LASOMBA

ILYAS HUSAIN

DIAN HUSNAN

SURHMAN K. DAI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
SETENGAH PUTARAN

Setengah Putaran mengelilingi sebuah titik adalah suatu involusi. Suatu


setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang pada sebuah titik tertentu
sehingga disebut juga pencerminan pada suatu titik.

Definisi
Sebuah setengah putaran pada suatu titik adalah suatu padanan SA yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang sebagai berikut :

1. Apabila maka 1()= sehingga titik tengah ruas garis .

2. =

Teorema 1.1
Andaikan sebuah titik, dan dua garis tegak lurus yang berpotongan di
. Maka = MgMh
Bukti :
Diketahui sebuah titik, dan dua garis tegak lurus yang berpotongan di .
a) Kasus I :
Karena maka dapat dibentuk sebuah sistem sumbu orthogonal dengan
sebagai sumbu X dan sebagai sumbu Y. sebagai titik asal.
Ambil titik
Perhatikan Gambar 7.2

P(x,y)
(, )

(, )

Ditunjukkan bahwa untuk setiap berlaku () = MgMh()


Andaikan (, ) dan () = (1, 1)
Karena () = maka titik tengah sehingga
)
(0,0) = 2 2
( ,

Diperoleh 1 + = 0 1 = dan 1 + = 0 1 =
Artinya () = (, ) (1)
Komposisi pencerminan
() = [ ()]
= (, )
= (, )
Artinya () = (, ) (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh _() = ().
Jadi, =
b) Kasus II : =
Menurut Definisi, () = (1*)
MgMh() = () = .(2*)
Dari persamaan (1*) dan (2*) diperoleh () = ().
Jadi, = .

Teorema 1.2
Jika dan dua garis yang tegak lurus maka =
Bukti
a) Kasus I :
Karena , maka MgMh() = SA().
MhMg() = Mh ((, )) = (x, ) = SA().
diperoleh MgMh() = SA() = MhMg ()
Jadi, MgMh = MhMg

b) Kasus II : =
Karena = , maka MgMh () = Mg () =
MhMg() = Mh () =
Sehingga diperoleh MgMh() = MhMg().
Jadi, MgMh = MhMg.

Teorema 1.3
1 + 1 +
Jika S setengah putaran, maka S-1A = SA.
Bukti
Andaikan dan dua garis yang tegak lurus maka gMh = A dengan
titik potong antara dan .

Jadi (MgMh)-1 = h-1 g-1 = A-1.


Karena h-1 = Mh dan -1g = Mg maka MhMg = A-1.
Karena , maka menurut teorema 7.2, MgMh = MhMg.
Sehingga diperoleh A-1 = MhMg = MgMh = A.
Jadi, 1 = A.
Lanjutan Setengah Putaran
Transformasi yang kit sebut refleksi atau pencerminan pada garis g.
Kalau refleksi ini kita namakan Mg, maka definisinya yaitu :

1. M gA A, A g

2. M gP P' , yang bersifat g adalah sumbu ruas garis PP'

Jelas bahwaA g yang dicerminkan terhadap garis g maka A berimpit dengan

petanya. Titik yang demikian dinamakan titik tetap (invariant) refleksi.


Definisi : A dinamakan titik tetap (invariant) transformasi T apabila berlaku
T(A)= A
Dari definisi tersebut, kita dapat memperoleh fakta bahwa sebuah refleksi garis g
memiliki tak hingga banyaknya titik tetap yaitu semua titik pada sumbu refleksi g

itu sendiri. Sedangkan pada sebuah setengah putaran di P (Sp), maka satu-satunya

titik varian adalah P, sebab Sp(P) = P dan Sp(X) = X dengan X P dan P titik
tengah ruas garis XX ' .

Definisi :Sebuah transformasi T yang bersifat bahwa sebuah garis petanya juga
garis dinamakan kolineasi Karena setiap isometric adalah suatu kolineasi maka
refleksi dan setengah putaran adalah suatu kolineasi. Diantara kolineasi tersebut
ada yang disebut dilatasi

Definisi :Suatu kolineasi dinamakan suatu dilatasi jika untuk setiap garis g berlaku
sifat ()//.
Bukti :
Misal ,

karena P g maka A titik tengah PP dengan P = SA(P)

karena Q g maka A titik tengah QQ dengan Q = SA(Q)


Teorema 1.5

Andaikan SA suatu setengah putaran, dan g sebuah garis. Apabila , A()//


Bukti :
Misal ,
Untuk membuktikan bahwa g g maka harus ditunjukkan APQ dan AQP adalah kongruen.
m(< Q) = m(< P) (sudut bertolak belakang)
PA = AP ( karena A titik tengah PP )
QA = AQ ( karena A titik tengah QQ )
sehingga APQ AQP
Karena APQ AQP maka PQ = QP
Karena PQ = QP maka g g
Jadi, A()//g
Teorema 1.6
Hasil kali dua setengah putaran dengan pusat yang berbeda, tidak memiliki
titik tetap
Bukti :
Misal A, BV , A B
Akan dibuktikan SASB tidak memiliki titik tetap
Misal g = AB
AB di A, k AB di B
h

Akan ditunjukkan SASB =MgMk


Karena SA MgMh, SB MgMk

Maka SASB = (MgMh )( MgMk )


=[(MgMh)Mg] Mk = [Mh( MgMg)] Mk

= [ MgMhMg] Mk = ( Mh) Mk

= [MhMgMg] Mk
= MhMk

Akan ditunjukkan SASB tidak memiliki titik tetap


Misal X titik varian SASB
Jadi SASB (X) = X sehingga MhMkX X

Jadi
MhMhMkX Mk ( X ) ...1
M hMhMkX Mk ( X ) ...2
Dari (1) dan (2) diperoleh
MhX IMkX MhX MkX

Misal MkX X1

(i) Kasus 1 ( X X1 )
Misal X X1 h k
Karena h dan k adalah sumbu ruas garis XX1 dan ruas garis hanya
memiliki satu sumbu maka h=k
Hal ini tidak mungkin sebab A B
(ii) Kasus 2 ( X X1 )
Misal X X1
Maka Mh(X)=X dan Mk(X)=X
Jadi X k, X h h, k berpotongan di X
Hal ini tidak mungkin sebab h//k
Jadi, tidak mungkin ada sebuah titik X sehingga
M hX M kX atau S ASBX X .

Jadi, S ASB tidak memiliki titik tetap.


Teorema 1.7
Jika A B adalah dua titik maka hanya ada satu setengah putaran yang
memetakan A pada B
Bukti :
Dipunyai A B

Akan dibuktikan SrA B dengan T titik tengah ruas garis AB

Misal ada dua setengah putaran SD dan SE sehingga SDA B dan SEA B
Jadi SDA SEA

Maka S1DSDA S1DSEA

Karena S-1D=SD maka A SDSEA


Jadi jika D E , maka berarti bahwa A adalah titik tetap dari SDSE
Hal ini tidak mungkin ada lebih dari satu setengah putaran yang memetakan A
pada B. Satu-satunya setengah putaran adalah ST(A) = B dengan T titik tengah

ruas garis AB

Teorema 1.8
Suatu setengah putaran adalah suatu dilatasi yang bersifat involutorik
Dipunyai titik PV
Akan dibuktikan
(1) g sebuah garis Spg// g
(2) SpSp I dengan I transformasi identitas
Bukti :
(1) Jelas Sp(g) = g suatu garis.
Misal A g, B g
Maka A g', B g' dan PA = PA, PB = PB

Karena PA = PA, PB = PB, dan mAPB mA' PB' sehingga
PABPA' B (s sd s)
Jelas mB' A' P mBAP
Jadi g//Sp(g) dan SP sebuah dilatasi
(2) Karena SpSpA SpA' A , makaA g spspg Ig
Jadi, SpSp I .
Hal ini berarti Sp bersifat involuntorik
Dari pernyataan (1) dan (2) diperoleh fakta bahwa SP sebuah dilatasi bersifat
involuntorik. Atau dengan kata lain suatu setengah putaran adalah suatu
dilatasi yang bersifat involutor.

Anda mungkin juga menyukai