Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen Pengampu:
Rohmad Wahid Rhomdani. S.Pd., M.Pd
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari materi tentang
Pencerminan. Sedangkan untuk pertemuan kali ini materi yang akan
dibahas adalah mengenai Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah.
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah merupakan bagian
dari Geometri Transformasi dan merupakan salah satu bekal dalam
mengajar matematika di SMP dan SMA/SMK. Dalam mempelajari
setengah putaran, kita harus mengetahui defenisi, rumus sifat-sifat dan
hasil kali setengah putaran. Untuk ruas garis berarah kita juga harus
mengatahui definisi, sifat-sifat dan juga kelipatan ruas garis berarah.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 3 akan memaparkan materi
tentang setengah putaran dan ruas garis berarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah defenisi setengah putaran dan ruas garis berarah?
2. Apa saja sifat-sifat setengah putaran dan ruas garis berarah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi setengah putaran dan ruas garis berarah
2. Untuk mengetahui sifat-sifat setengah putaran dan ruas garis
berarah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Setengah Putaran
Setengah putaran mengelilingi sebuah titik adalah suatu involusi. Suatu
setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang pada sebuah titik tertentu
sehingga disebut pencerminan pada suatu titik.
SA(E)
F
SA(F)
Definisi 3.1
Sebuah setengah putaran pada suatu titik A adalah suatu padanan
(pasangan) SA yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang sebagai berikut:
1. Apabila P ≠ A maka SA(P) = P' sehingga A titik tengah ruas garis PP'
2. SA(P) = A
Contoh Soal:
1. Diberikan A, B dan C adalah titik-titik pada bidang ecluid V dan A adalah
titik tengah, lukislah:
a) Titik D sehingga D = SA(B)
b) Titik C sehingga C = SA(E)
Penyelesaian:
A
180
2
Teorema 7.1
Andaikan A sebuah titik dan g dan h dua garis yang tegak lurus yang
berpotongan di A, maka SA = Mg . Mh.
Bukti :
Karena g ⊥ h, maka kita dapat membuat sebuah sistem sumbu
ortogonal
dengan g, sehingga sumbu x dan h snebagai sumbu T dan A sebagai
titik asal.
y
P(x, y)
P"(-x, -y)
3
Teorema 7.2
Jika g dan h garis yang tegak lurus maka Mg Mh = Mh . Mg
Bukti :
Kalau P = A maka MgMh (A) = Mg(A) = A juga MhMg (A) = Mh(A) = A, sehingga
MgMh (A) = MhMg (A) untuk P A, maka MgMh = SA selanjutnya MhMg (P) =
Mh (x, -y) = (-x, -y) = SA(P). Jadi MhMg = SA sehingga diperoleh MgMh = MhMg.
Catatan : Bahwa komposisi pencerminan terhadap dua garis yang tegak lurus
adalah komutatif.
Teorema 7.3
Jika SA setengahn putaran, maka SA-1 = S A
Bukti :
Andaikan g dan h dua garis yang tegak lurus maka MgMh = SA dengan A titik
potong antara g dan h. Jadi (MgMh)-1 = Mh-1 . Mg-1 = SA-1.
Dimana misalkan
(MgMh)-1 = Mh-1 . Mg-1 = SA-1
Mg = Mg
Teorema 6.3
Mh-1 = Mh
SA-1 = (Mg . Mh)-1
4
Teorema 7.4
Jika A = (a, b) dan P (x, y) maka SA (P) = (2a – x, 2b – y)
P(x, y)
g
A(a, b)
P'(x0, y0)
Misalkan P' (x0, y0) adalah SA(P) maka A pertengahan / titik tengah PP'
maka :
x + x0 y + y0
A (a, b) a = b =
2 2
Teorema 7.5
Andaikan SA suatu setengah putaran dan g sebuah garis. Apabila A g,
maka SA(g) // g'.
Q P
g
g' = SA(g)
SA(P) = P' S(Q) = Q'
Andaikan P g' maka A titik tengah ruas PP' dengan P' = SA (P)
Andaikan Q g' maka A titik tengah ruas garis QQ' , dengan Q' = SA (Q), maka
APQ AP'Q'. Sehingga PQP'Q' sebuah jajaran genjang, ini berarti bahwa PQ //
5
Teorema 7.6
Hasil kali dua setengah putaran dengan pusat-pusat yang berbeda, tidak
memiliki titik tetap.
Bukti :
Kalau P = A maka MgMh (A) = Mg(A) = A juga MhMg (A) = Mh(A) = A, sehingga
Mg Mh (A) = MhMg (A) untuk P A, maka MgMh = SA = (Mh I Mk) = Mh Mk.
g
A B
h k
Teorema 7.7
Jika A B adalah dua titik maka hanya ada satu setengah putaran yang
memetakan A ke B.
Bukti :
Andaikan ada dua setengah putaran SD dan SE sehingga SD (A) = B dan SE (A) =
B. Jadi SD (A) = SE (A) maka S -1 [S
D D (A)] = S
-1
[SED(A)], maka S -1 = SD.D
Sehingga A = SD [SE (A)].
-1800
A 1800 D B
6
Teorema 7.8
Suatu setengah putaran adalah suatu dilatasi yang bersifat involutorik
Bukti :
Andaikan P pusat setengah putaran SP. Harus dibuktikan dua hal :
1. Kalau g sebuah garis maka SP (g) // g
2. SP . SP = I dengan I transformasi identitas
A
A P
B
SP (g) = g'
1. Jelaskan bahwa SP (g) = g' suatu garis, andaikan A g', B g maka A' g', B'
g' dan PA = PA' : PB = PB' sedangkan n ( APB) = n ( A'PB') sehingga
PAB PA'B. Jadi n (B'A'P), ini berarti g // SP (g). Jadi SP disebut dilatasi.
2. Oleh karena SP . SP (A) = SP (A') = A untuk setiap titik A g maka SP . SP = I.
Ini berarti SP bersifat innvolutorik.
Teorema 7.9
Apabila T suatu transformasi H himpunan titik-titik dan A sebuah titik
maka A T(H) jika dan hanya jika T-1(A) H.
Bukti :
1. Andaikan A T(H), jadi ada x H sehingga A = T(x). Maka T-1(A) T-1
[T(x)] = (T-1 . T) (x) = I (x) = x. Jadi T-1(A) H.
2. Andaikan T-1(A) H, ini berarti bahwa T[T-1(A)] T(H) atau A T(H).
7
Soal :
1. Apabila A = (2, 3), tentukanlah :
a) SA(C) apabila C = (2, 3)
b) SA(D) apabila D = (-2, 7)
c) SA-1(E) apabila E = (4, 1)
d) SA(P) apabila P = (x, y)
Penyelesaian :
a) Diket : A = (2, 3)
C = (2, 3)
Ditanya : SA(C)........?
Jawab :
SA(C) = (2a – x, 2b – y)
A = (2, 3) = (a, b)
C = (2, 3) = (x, y)
SA(C) = (2(2) – 2, 2(3) – 3)
= (4 - , 6 – 3)
= (2, 3)
Jadi, SA(C) = (2, 3)
8
B. Ruas Garis Berarah
Definisi Ruas Garis Berarah
Definisi 1
Suatu ruas atau garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya
dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir.
Contoh:
Apabila A dan B dua titik, lambang AB kita gunaka sebagai ruas garis berarah
dengan pangkal Adan titik akhir B.
A B
Definisi 2
a. D sehingga AB CD
b. E sehingga AB EF D
Jawab:
B P
C
A
Q
1
9
a. AB CD apabila S (A) = D dengan P titik tengah BC . Akibatnya titik D
P
diperoleh dengan cara mencari titik tengah BC , namakan ini titik P kemudian
mencari D sehingga SP (A) = D
maka SQ (B) = E
Apabila AB dan CD dua ruas garis berarah yang tidak segaris. Maka segi empat
A
B
P
C D
Untuk membuktikan teorema ini kita harus membuktikan dua hal yaitu:
10
Akibatnya P titik tengah BC dan SP(A) = D. Jadi
AB CD
Teorema 2
1. AB AB (sifat refleksif)
Bukti:
A P B = Sp(A)
Bukti:
empat CDBA = segi empat ABDC maka segi empat CDBA jajaran genjang.
Akibatnya CD AB .
A B C D
P P
C D A B
3. jika AB CD , CD EF maka AB EF
Bukti:
11
Teorema 3
Diketahui sebuah titik P dan suatu ruas garis berarah AB maka ada titik tunggal Q
sehingga PQ AB
Bukti:
B
Q
A R
Contoh:
12
a) Karena k = − 3 0 , − 3
4 4 AB adalah AQ sehingga Q anggota sinar yang
3 3
berlawanan dengan AB , dengan AQ = − AB = AB
4 4
B P
A
Contoh-contoh
1. Apabila soalnya:
A(1,3), B(2,7) dan C(-1,4) titik sudut jajaran genjang ABCD.
1. Diketahhui
Tentukan titik-titik
koordinat titik DA,?B, C, dan D tiap tiga titik tak ada yang segaris,
lukislah:
Penyelesaian:
a. Titik
Diketahui D sehingga
untuk CE sebuah
membentuk AB jajaran genjang maka AB CD maka:
b. Titik F sehingga DF BA
x=0 D y=8 C
D(x, y ) = (0,8)
P
B y
A B’
(0,8) 8
Q
7 (2,7)
E F
(-1,4) 4
a. Titik D sehingga CE AB
3 (1,3)
S P (D) = A maka S Q (A) = E
-1 1 2 x
b. Titik F sehingga DF BA
SP (C ) = B maka SQ (B) = F
13
2. Diketahui A(0,0), B(5,3) dan C(-2,4) tentukan :
a. Titik R sehingga AR BC
Penyelasaian:
a. Titik R sehingga AR BC
(x − 0, y − 0) = (− 2 − 5, 4 − 3)
x = − 7 dan y = 1
maka R(x, y) = (− 7, 1)
b. Titik S sehingga CS AB
c. Titik T sehingga TB AC
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Setengah putaran mengelilingi sebuah titik
adalah suatu involusi. Suatu setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang
pada sebuah titik tertentu sehingga disebut pencerminan pada suatu titik.
Definisi 3.1
Sebuah setengah putaran pada suatu titik A adalah suatu padanan
(pasangan) SA yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang sebagai berikut:
1. Apabila P ≠ A maka SA(P) = P' sehingga A titik tengah ruas garis PP'
2. SA(P) = A
Sifat-sifat setengah putaran berdasarkan teorema-teorema yaitu 7.1-7.9
mengenai setengah putaran.
Suatu ruas atau garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu
ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir.
Sifat-sifat ruas garis berarah berdasarkan teorema-teorema yang sudah ada yaitu
teorema 1, 2, dan 3 mengenai ruas garis berarah.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
kami mengharapkan sumbang saran atau kritikan demi membangun dari
perbaikan dimasa yang akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
16