ROTASI (PUTARAN)
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri Transformasi
Dosen Pengampu: Mewa Zabeta,M.Pd
Disusun Oleh:
1. Asti Nur Aysah (2020102008)
2. Diza Tazkiyah Annaf (2020102016)
3. Lutfiah Zahra (2020102004)
4. Shera Reffi Mariska (2020102014)
5. Siti Sohibatul Fahdah (2020102007)
jika titik A dicerminkan terhadap garis s maka 𝑀𝑠 (A) = A’ dan jika A’ dicerminkan
terhadap garis t maka 𝑀𝑡 (A’) = A” sehingga 𝑀𝑡 𝑀𝑠 (A) = A”. Jika m (s,t) = 𝜃
maka m APA” = 2 𝜃 sehingga A” = Rp, ∝ ( A) dimana ∝ = 2 dan P merupakan
titik potong (s, t) serta ∝ = 2 x m (s, t)
Dari pembuktian teorema di atas maka diperoleh dalil:
Dalil 1:
Sebarang putaran 𝑅𝑝 , ∝ selalu dapat dianggap sebagai hasil kali dua pencerminan.
Satu terhadap s dan satu terhadap t dengan P merupakan titik potong (s, t) dan m
(s, t) = ½ ∝ .
Dalil 2:
Rotasi merupakan suatu isometri.
Bukti :
Berdasarkan dalil 1 Rp, ∝= 𝑀𝑡 𝑀𝑠 Karena 𝑀𝑡 isometri dan 𝑀𝑠 isometri maka hasil
kali 𝑀𝑡 𝑀𝑠 isometri Karena Rp, ∝ = 𝑀𝑡 𝑀𝑠 maka Rp, ∝ isometri.
Dalil 3:
𝑅𝑝 , 𝜃 −1 = 𝑅𝑝 , −𝜃
Bukti:
Perhatikan 𝐴 , = 𝑅𝑝 , 𝜃 (𝐴)
Sehingga 𝑅𝑝 , −𝜃(𝐴), = 𝑅𝑝 , 𝜃 −1 = 𝐴
Dalil 4:
Hasil 𝑅𝑝 𝛽, 𝑅𝑝 𝛼 = 𝑅𝑝 , 𝛼 + 𝛽
Bukti:
Perhatikan:
𝑅𝑝 𝛽, 𝑅𝑃 𝛼(𝐴) = 𝑅𝑝 𝛽(𝐴, ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐴′ = 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝐴, 𝑃 = 𝐴𝑃
Definisi 5.2:
Misalkan diberikan sudut ABC, 𝑚 (ABC) ditetapkan sebagai besar ukuran
(……………….) ABC, (ABC) dan 𝑚 (CBA) ditetapkan sebagai besar ukuran
sudut berarah CBA (CBA).
Definisi 5.3:
Misalkan diberikan dua garis berpotongan l dan m tidak (……………….). Sudut
antar l dan m ditetapkan sebagai (……………….) yang dibentuk kedua garis
tersebut.
Contoh 5.3:
Perhatikan Gambar 5.3. Besar sudut antara s dan t adalah 60 . Sedangkan besar
sudut antara t dan u adalah 30 .
Definisi 5.4:
Misalkan diberikan (……………….) l dan 𝑚 berpotongan tidak tegak lurus di titik
A dan P titik pada l, sedangkan B dan C (……………….) pada 𝑚 sehingga A
terletak antara B dan C (perhatikan Gambar 5.4). Apabila PAB lancip, ditetapkan
dari l ke 𝑚 adalah PAB , apabila PAB tumpul, ditetapkan sudut dari l ke 𝑚
adalah PAC . Perhatikan s, t, dan u pada Gambar 5.3. Ukuran sudut s ke t adalah
𝑚 (PAB) = 60 karena orientasi ganda (P, A, B) positif. Sedangkan ukuran sudut
dari u ke t adalah 𝑚 (CPB) = 30 , sebab orientasi ganda (P, C, B) negatif.
Definisi 5.5:
Andaikan A sebuah (……………….) pada bidang Euclid V dan sebuah bilangan
real yang memenuhi −180 180 . sebuah rotasi mengelilingi A adalah sebuah
(……………….) A, yang ditetapkan sebagai berikut. Untuk PV . a) A, (P)
= A , jika P = A b) ( ) ' A, P = P sehingga 𝑚 (PAP') = dan AP' = AP , jika P
A
Teorema 5.8:
Untuk setiap P(𝑥, y) dan A(a,b)V , maka:
Bukti:
Perhatikan Gambar 5.11. Sistem koordinasi diubah menjadi 𝑥̅ 𝐴𝑦̅ dengan aturan:
𝑥 = 𝑥̅ + a dan y = 𝑦̅ + b , sehingga:
11.1 Ketentuan dan sifat-sifat sederhana putaran
Hasil kali transformasi yang terdiri atas dua refleksi adalah suatu setengah putaran
dengan pusat titik potong sumbu-sumbu refleksi apabila sumbu-sumbu ini tegak lurus.
Apabila sumbu-sumbu refleksi itu sejajar maka hasil kali dua refleksi
menghasilkan suatu geseran ( translasi ).
Definisi : Sebuah sudut yang berarah adalah suatu sudut, yang salah satu kakinya
ditentukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain sebagai kaki akhir.
Catatan : Bandingan dengan ruas garis berarah. Di sini ada titik awal
dan titik akhir
Untuk melambangkan suatu sudut misalnya ABC adalah sudut arah dengan sinar
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ sebagai kaki akhir. Kita tulis ABC.
𝐵𝐴 sebagai kaki awal dan sinar 𝐵𝐶
Lambang ABC adalah untuk sudut berarah dengan kaki awal 𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan kaki akhir
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴. Untuk melambangkan besarnya sebuah sudut berarah kita tentukan hal-hal berikut:
Apabila ABC sebuah sudut, maka ABC = CBA sehingga 𝑚 (ABC ) = 𝑚 (CBA ).
Tetapi untuk sebuah sudut berarah ABC, berlaku 𝑚 ( ABC ) = 𝑚 (CBA ). Ini
disebabkan oleh orientasi ganda (BAC) selalu lawan orientasi ganda (BCA).
Apabila ada dua garis berpotongan yang tidak tegak lurus, sudut antara dua garis itu kita
pilih sudut lancip. Sebab ada dua pasang sudut bertolak belakang, satu pasang lancip dan
satu pasang tumpul.
Pada gambar 11.2 besarnya sudut antara garis s dan garis t adalah 70, sedangkan besar
sudut antara garis s dan garis u adalah 80.
Kita sekarang lebih merinci sudut antara dua garis sebagai berikut. Andaikan garis s dan
garis t berpotongan di titik A ( gambar 11.3). Andaikan P sebuah titik pada s sedang B dan
C dua titik t sehingga A terletak pada B dan C. Jika PAB lancip, maka dikatakan bahwa
sudut dari s ke t adalah sudut PAB. Jika PAB tumpul, maka sudut dari s ke t adalah
PAC.
Pada gambar 11.3 jika 𝑚 (𝑃𝐴𝐵) = 150, maka besarnya sudut dari s ke t adalah 𝑚 (
PAC ) = - 30 sedangkan besarnya sudut dari t ke s adalah 𝑚 ( CAP ) = 30.
Maka 𝑀𝑡 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝐴. Sebut peta ini A”, jadi A”= A, oleh karena itu 𝑀𝑡 𝑀𝑠 sebuah isometri,
maka P”, K” dan A”=A terletak pada satu garis yang melalui A. Sehingga 𝑚 ( PAP” )
= 𝑚 ( KAK” )
Apabila P ∉ s, dan karena besarnya sudut-sudut tidak berubah terhadap isometri maka 𝑚 (
PAK) = 𝑚 ( P”AK” )
Oleh karena komposit dua refleksi garis adalah sebuah isometri langsung maka orientasi
ganda (APK) sama dengan orientasi ganda (AP”K” ).
Jadi 𝑚 ( PAP” ) = 𝑚 ( P”AK” )
Kasus 2.
Apabila kedudukan p seperti dalam gambar 11.5.b maka 𝑚 ( PAP ) = 𝑚 ( PAK) + 𝑚
( KAP”). Sedangkan 𝑚 ( KAK ) = 𝑚 ( KAP”) + 𝑚 ( P”AK”). Sehingga 𝑚 (
PAP” ) = 𝑚 ( KAK” ).
Kasus 3.
Dengan cara yang serupa untuk kedudukan P seperti pada gambar 11.5.c, dapat pula
dibuktikan bahwa 𝑚 ( PAP” ) = 𝑚 ( KAK” ).
Coba anda buktikan sendiri
Jadi untuk setiap titik P ≠ A kita peroleh 𝑚 ( PAP” ) = 𝑚 ( KAK” ).
Begitu pula titik Q : 𝑚 ( QAQ” ) = 𝑚 ( KAK” ).
Sehingga 𝑚 ( QAQ” ) = 𝑚 ( PAP” ).
Jadi oleh transformasi 𝑀𝑡 𝑀𝑠 setiap titik terputar dengan sudut berarah yang sama
mengelilingi titik yang sama.
Definisi:
Andaikan A sebuah titik dan ∅ sebuah bilangan yang memenuhi -180 < 𝜑 > +180. Sebuah
rotasi mengelilingi A adalah sebuah padanan 𝑅𝐴𝜑 : V → V yang ditentukan sebagai berikut:
• 𝑅𝐴𝜑 (𝐴) = 𝐴
• Jika P≠ 𝐴 maka 𝑅𝐴𝜑 (𝑃) = 𝑃′ sehingga 𝑚 ( PAP” ) = 𝜑 dan AP’=AP.
Teorema 11.2 :
Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang berpotongan di A dan jika sudut antar
garis s ke garis t adalah setengah 𝜑, maka 𝑅𝐴𝜑 = 𝑀𝑡 𝑀𝑠.
1
⃗⃗⃗⃗⃗ , t garis bagi PAP′. Andaikan besarnya sudut dari s ke t adalah 𝜑.
1) Andaikan s = 𝐴𝑃
2
Maka 𝑅𝐴𝜑 = 𝑀𝑡 𝑀𝑠
2) Andaikan u = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 dan v sebuah garis yang melalui A, sehingga besarnya sudut dari u
1
ke v adalah 𝑞. Maka juga 𝑅𝐴𝜑 = 𝑀𝑡 𝑀𝑠
2
11.2 Komposisi ( hasil kali ) putaran
Dalam pasal terdahulu telah anda lihat bahwa hasil kali atau komposisi dua putaran
dengan satu pusat adalah sebuah putaran dengan pusat yang sama atau adalah transformasi
identitas. Transformasi identitas ini dapat dianggap sebagai sebuah putaran pula dengan
sudut putaran sebesar 0. Jadi dapat dikatakan bahwa himpunan putaran-putaran
mengelilingi titik yang sama adalah tertutup terhadap komposisi. Pada gambar 11.9 dapat
dilihat bahwa :
Apabila u // t, maka 𝑅 𝐵𝜑2 𝑅𝐴𝜑1 adalah suatu geseran. Kalau u dan t berpotongan di C maka
𝑀𝑡 𝑀𝑠 adalah suatu rotasi yang berpusat di C.
Andaikan 𝑅 𝑐𝜑 = 𝑅𝐵𝜑2 𝑅𝐵𝜑1 hubungan apakah terdapat antara 𝜑, 𝜑1 𝑑𝑎𝑛 𝜑2?
1 1
Dari gambar 11.10 kita lihat bahwa 𝑚 ( ABC ) = 𝜑2 sedangkan 𝑚 ( BAC ) = 𝜑1
2 2
1 1
dengan demikian 𝑚 ( PCB ) = (𝜑1 + 𝜑2). Ini berarti bahwa sudut dari t ke u adalah
2 2
(𝜑1 + 𝜑2). Sehingga 2𝜑 (𝜑1 + 𝜑2).
Jika 𝜑1 + 𝜑2 > 180 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝜑 (𝜑1 + 𝜑2) − 360
Sebagai gambaran andaikan 𝜑2 = 140 𝑑𝑎𝑛 𝜑1 = 60. Dalam hal ini 𝑚 ( <ACB) = 80 dan
𝑚 ( <PCB) = 100. Oleh karena 𝑚 ( ACB ) = -80 maka sudut t ke u adalah -80 jadi 𝜑 =
−160. Perhatikan bahwa 160 = (𝜑1 + 𝜑2)-360.
Anda dapat menyelesaikan diri akan kasus-kasus sebagai berikut:
Kalau 𝑅 𝐵𝜑2 𝑅𝐴𝜑1 = 𝑅 𝑐𝜑
Teorema 11.2 : Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang berpotongan di A
dan jika sudut antar garis s ke garis t adalah setengah 𝜑, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑅𝐴𝜑= 𝑀𝑡 𝑀𝑠
“ Pencerminan berturut turut terhadap 2 garis yang tidak tegak lurus adalah rotasi terhadap
titik potong kedua cermin dengan sudut 2 kali sudut cermin.”
ROTASI
Keterangan :
𝛼+∶ arah putaran berlawanan putaran jarum jam
𝛼−∶ arah putaran searah putaran jarum jam
Sifat-sifat
Dua rotasi berturut-turut merupakan rotasi lagi dengan sudut putar sama dengan jumlah
kedua sudut putar semula. Pada suatu rotasi, setiap bangun tidak berubah bentuknya.
Catatan :
Pada transformasi pergeseran (translasi), pencerminan (refleksi) dan perputaran (rotasi),
tampak bahwa bentuk bayangan sama dan sebangun (kongruen) dengan bentuk aslinya.
Transformasi jenis ini disebut transformasi isometri.
Rotasi adalah perpindahan obyek dari titik P ke titik P’,
dengan cara diputar dengan sudut 𝜃
Dengan :