Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

GEOMETRI TRANSFORMASI

TRANSFORMASI &
PENCERMINAN
Dosen Pengampu:
Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si.
Reza Ambarwati,. S.Pd,. M.pd,. M.Sc
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Rizky Sabila Firdausita 220210101011

Faza Khoirani Widi A. 220210101045

Zulfa Nila Sari 220210101066

Deavita Oktavianti 220210101069


TRANSFORMASI
TRANSFORMASI
PENGANTAR
 Suatu fungsi pada V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V
dengan satu anggota V.
 Jika V adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap 𝑥 ∈ V dengan 𝑦 ∈ V
maka ditulis 𝑦 = 𝑓(𝑥), 𝑥 dinamakan prapeta dari 𝑦 oleh 𝑓, dan 𝑦 dinamakan peta
dari 𝑥 oleh f. Daerah asal fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya juga V
TRANSFORMASI
Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan
daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah
fungsi yang bersifat:

1. Surjektif Jika 𝑇 suatu transformasi, maka tiap titik 𝐵 ∈ V ada prapeta 𝐴 ∈ 𝑉


sehingga 𝐵 = 𝑇(𝐴). B dinamakan peta dari A dan A dinamakan prapeta dari B.

2. Injektif Jika 𝐴1 ≠ 𝐴2 dan 𝑇(𝐴1) = 𝐵1, 𝑇(𝐴2) = 𝐵2 maka 𝐵1 ≠ 𝐵2. Atau jika
𝑇(𝑃1) = 𝑄1 dan 𝑇(𝑃2) = 𝑄2 sedangkan 𝑄1 = 𝑄2 maka 𝑃1 = 𝑃2
Pada contoh di bawah ini, anggaplah V adalah bidang Euclides, artinya pada
himpunan titik-titik V diberlakukan sistem aksioma Euclid.

CONTOH 1
Andaikan A ∈ V. Ada perpetaan (padanan) T dengan daerah asal V dan daerah nilai
juga V Dan T :V → V yang didefinisikan sebagai berikut:
1. 𝑇(𝐴) = 𝐴
2. Apabila 𝑃 ≠ 𝐴, maka 𝑇(𝑃) = 𝑄 dengan 𝑄 titik tengah garis 𝐴𝑃 Selidiki apakah
pemetaan 𝑇 tersebut suatu transformasi
PENYELESAIAN

Jelas bahwa 𝐴 memiliki peta, yaitu 𝐴 sendiri.


Ambil sebarang titik R ≠ A pada V. Karena V bidang Euclid, maka ada satu garis yang
melalui A dan R, jadi ada satu ruas garis AR sehingga ada tepat satu titik S dengan S
antara A dan R, sehingga 𝐴𝑆 = 𝑆𝑅.
Hal ini berarti untuk setiap R ∈ V terdapat satu S ∈ V dengan 𝑆 = 𝑇 (𝑅) yang
memenuhi persyaratan (2). Jadi, daerah asal T adalah V.
1) Pembuktian T surjektif

Untuk menyelidiki ini cukuplah dipertanyakan apakah setiap titik di 𝑉 memiliki


prapeta. Jadi apabila 𝑌 ∈ V apakah ada X ∈ V yang bersifat bahwa T(X) = Y ?
Menurut ketentuan pertama, jika Y = A prapetanya adalah A sendiri, sebab T(A) = A

Apabila Y ≠ A , maka karena V suatu bidang Euclid, ada X tunggal dengan X ∈ 𝐴𝑌


sehingga AY = YX
Jadi 𝑌 adalah titik tengah 𝐴𝑋 yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi 𝑌 = 𝑇(𝑋)
Ini berarti bahwa X adalah prapeta dari titik Y. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
setiap titik pada V memiliki prapeta. Jadi T adalah suatu padanan yang surjektif.
2) PEMBUKTIAN T INJEKTIF

“ Jika untuk setiap x , y ∈ V , x ≠ y


maka f(x) ≠ f(y) “

Maka akan dibuktikan jika P ≠ Q


maka T(P) ≠ T(Q)
2) PEMBUKTIAN T INJEKTIF

Pembuktian T injektif ini menggunakan


2 kemungkinan yaitu :

a). P, Q, A tidak segaris (kolinear).


b). P, Q, A segaris (linear).
PEMBUKTIAN T INJEKTIF

a). P, Q, A tidak segaris (kolinear).

Kita akan menggunakan pembuktian tidak langsung atau


kontradiksi.
Langkah langkah yang kita lakukan :
1. Ambil 2 titik sebarang yaitu titik P dan Q dimana P ≠ Q, P ≠ A , Q ≠ A
2. Dari titik A, P, Q ini kita buat sinar garis yaitu 𝐴𝑃 dan 𝐴𝑄
3. Andaikan T(P) = T(Q)
PEMBUKTIAN T INJEKTIF
Lanjutan :

4. T(P) ∈ 𝐴𝑃 dan T(P) adalah titik tengah

5. T(Q) ∈ 𝐴𝑄 dan T(Q) adalah titik tengah

6. Maka dalam hal ini, 𝐴𝑃 dan 𝐴𝑄 memiliki 2 titik sekutu yaitu A dan T(P) = T(Q)

7. Karena 𝐴𝑃 dan 𝐴𝑄 memiliki titik sekutu sehingga kedua sinar garis tersebut

saling berhimpit dan mengakibatkan Q juga elemen dari 𝐴𝑃

8. Jika Q ∈ 𝐴𝑃 artinya P, Q, A adalah segaris

Kesimpulannya, pengandaian T(P) = T(Q) adalah salah haruslah T(P) ≠ T(Q)


b) P, Q, A segaris (linear)

Andaikan 𝑇 𝑃 ≠ 𝑇 𝑄
• Karena 𝑇 𝑃 ∈ 𝐴𝑃 dan 𝑇 𝑄 ∈ 𝐴𝑄 ,maka dalam hal ini garis AP dan AQ memiliki titik
sekutu yaitu titik A
• Hal ini berarti garis AP dn AQ tidak berimpit, sehingga mengakibatkan 𝑄 ∉ 𝐴𝑃.
• Ini berlawanan dengan permisalan P, Q, A segaris.

Jadi, pengandaian bahwa 𝑇 𝑃 ≠ 𝑇 𝑄 tidak benar, sehingga haruslah 𝑇 𝑃 = 𝑇 𝑄 .


Jadi, 𝑻 injektif.

Dari uraian di atas, tampak bahwa padanan 𝑇 itu injektif dan subjektif, sehingga 𝑇
adalah padanan yang bijektif. Dengan demikian, terbukti bahwa 𝑇 suatu transformasi
dari 𝑉 ke 𝑉, ditulis 𝑇: 𝑉 → 𝑉.
PENCERMINAN
PENCERMINAN
Definisi :
Suatu pencerminan (refleksi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi untuk setiap titik pada bidang
𝑉 sebagai berikut :
(i) Jika 𝑃 ∈ 𝑠 maka 𝑀s (𝑃) = 𝑃. (ii) Jika 𝑃 ∉ 𝑠 maka 𝑀s (𝑃) = 𝑃 ′ sehingga garis s adalah
sumbu 𝑃𝑃′. Pencerminan 𝑀 pada garis s selanjutnya
dilambangkan sebagai 𝑀s. Garis s disebut sumbu
refleksi atau sumbu pencerminan atau singkat cermin
PENCERMINAN
Untuk menyelidiki sifat-sifat pncerminan, akan diselidiki apakah pencerminan itu
suatu transformasi.
Penyelidikan :
Bukti :
1) Dari definisi di atas jelas bahwa daerah asal dan daerah hasil 𝑀 adalah seluruh
bidang 𝑉
2) Akan dibuktikan 𝑀s surjektif
Ambil sebarang 𝑋′ ∈ 𝑉
• Kasus 1 : Andaikan 𝑋′ ∈ 𝑠 . Maka 𝑋 = 𝑋′ sebab Ms (𝑋) = 𝑋 = 𝑋′
• Kasus 2 : Andaikan X ′ ∉ 𝑆
Dari sifat geometri ada X ∈ V sehingga s menjadi sumbu ruas XX ' . Ini berarti bahwa
𝑀𝑠(𝑋) = 𝑋′ . Artinya setiap 𝑋′ memiliki prapeta. Jadi 𝑀s surjektif
• 3) Akan dibuktikan 𝑀s injektif
Ambil A, B ∈ V , A ≠ B

Kasus 1 : A ∈ s dan B ∈ s.
Maka 𝐴′ = 𝑀s (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵′ = 𝑀s (𝐵) = 𝐵.
Jadi A′ ≠ B′

Kasus 2 : A ∈ s dan B ∉ s.
Maka 𝐴′ = 𝑀s (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵′ = 𝑀s (𝐵) dengan 𝐵′ ∉ 𝑠.
Jadi 𝐴′ ≠ 𝐵′
Kasus 3 : A ∉ ∈ s dan B ∈ s.
Maka 𝐴′ = 𝑀s (𝐴) dan 𝐵′ = 𝑀s (𝐵) = 𝐵
Jadi 𝐴′ ≠ 𝐵′

Kasus 4 : A ∉ s dan B ∉ s.
Andaikan 𝑀s (𝐴) = 𝑀s (𝐵) atau 𝐴′ = 𝐵′
Jadi, A′ A ⊥ s dan 𝐵′ 𝐵 ⊥ s.
Ini berarti dari satu titik 𝐴′ atau 𝐵′ ada dua
garis berlainan yang tegak lurus pada s.
Ini tidak mungkin.
Jadi, pengandaian bahwa jika 𝐴 ≠ 𝐵 maka
𝑀s ( A) = 𝑀s (B) adalah tidak benar maka
pengandaian salah.
TEOREMA 1
Setiap refleksi pada garis adalah suatu
transformasi

Pencerminan pada garis


mengawetkan jarak. Artinya, jika A
dan B dua titik, maka apabila 𝐴′ =
𝑀 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵′ = 𝑀 𝐵 , 𝐴𝐵 = 𝐴′ 𝐵′ Sifat demikian yang dimiliiki
Jadi jarak setiap dua titik sama oleh M disebut transformasi
dengan jarak antara peta-petanya. yang isometrik atau M
Jadi jarak tidak berubah adalah suatu isometri.
Definisi
Suatu transformasi T adalah suatu
isometri jika untuk setiap pasang
titik 𝑃, 𝑄 berlaku 𝑃′ 𝑄′ = 𝑃𝑄 dengan
𝑃′ = 𝑇(𝑃) dan 𝑄′ = 𝑇(𝑄)
TEOREMA 2
Setiap refleksi pda garis adalah suatu isometri
(mempertahankan jarak 2 titik).
Jadi, jika 𝐴′ = 𝑀𝑠 (𝐴); 𝐵′ = 𝑀s (𝐵) maka 𝐴𝐵 = 𝐴′𝐵′.

Bukti:
Ambil sebarang 𝐴, 𝐵, 𝐴′, 𝐵′ ∈ V dengan Ms (A)=A′ dan
𝑀s (B)=B′ . Akan ditunjukkan A′B′=AB

a. KASUS 1
Jika 𝐴,𝐵 ∈ 𝑠 maka Jadi 𝐴𝐵 = 𝐴′𝐵′.
Jadi, AB = A′B′
b. KASUS 2
Jika A ∈ S , B ∉ s , maka 𝑀𝑠(𝐴) = 𝐴′ dan 𝑀𝑠(𝐵) = 𝐵′.
c. KASUS 3
Jika 𝐴,𝐵 ∉ 𝑆 dan 𝑀s(𝐴) = 𝐴 ′ ; 𝑀s (𝐵) = 𝐵 ′
d. KASUS 4
Jika 𝐴,𝐵 ∉ 𝑆 dan 𝑀s(𝐴) = 𝐴 ′ ; 𝑀s(𝐵) = 𝐵 ′

Berdasarkan kasus 1, 2, 3, dan 4 dapat disimpulkan


bahwa jika 𝐴′ = 𝑀s (𝐴) dan 𝐵′ = 𝑀s (𝐵) maka 𝐴𝐵 = 𝐴′𝐵′.

Jadi setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.


Terima Kasih!
Do you have any questions?

CREDITS: This template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai