Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2

KETERBAGIAN BILANGAN BULAT


Gatot Muhsetyo

Pendahuluan
Dalam modul Keterbagian Bilangan Bulat ini diuraikan tentang sifat-sifat dasar
keterbagian, algoritma pembagian, konsep-konsep dasar factor persekutuan terbesar
(fpb) dan kelapatan pesekutuan terkecil (kpk) dan penerapannya, algoritma Euclides,
serta keprimaan.
Keterbagian (divisibility) merupakan bahan dasar dalam uraian lebih lanjut tentang
pembahasan teori bilangan. Setelah pembahasan tentang fpb dan kpk, sifat-sifat dasar
keterbagian dapat diperluas menjadi lebih lengkap dan mendalam. Demikian pula
pembahasan tentang fpb dan kpk beserta sifat-sifatnya dapat lebih dikembangkan dan
dikaitkan dengan keterbagian. Penerapan algoritma Euclides dalam pembahasan fpb dan
kpk merupakan bahan yang memberikan peluang kemudahan untuk mencari fpb dan
kpk dari bilangan-bilangan yang relative besar, dan untuk menyatakan suatu fpb sebagai
kombinasi linier dari bilangan-bilangan komponennya.
Secara keseluruhan, materi pokok dalam modul ini meliputi keterbagian, fpb dan
kpk, dan keprimaan. Keterkaitan antara ketiga materi pokok menjadi lebih jelas setelah
berbagai kasus dipaparkan dan diselesaikan melalui contoh, tugas, latihan, dan tes
formatif.

Kompetensi Umum
Kompetensi Umum dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu
memahami konsep dan sifat keterbagian, fpb dan kpk, keprimaan, dan keterkaitan
antara ketiga topic pokok.

Kompetensi Khusus
Kompetensi Khusus dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu
menjelaskan konsep keterbagian dan sifat-sifatnya, konsep fpb dan kpk serta
sifat-sifatnya, konsep keprimaan dan sifat-sifatnya, serta keterkaitan satu sama lain
untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu

1
Susunan Kegiatan Belajar
Modul 2 ini terdiri dari dua Kegiatan Belajar. Kegiatan Belajar pertama adalah
Keterbagian Bilangan Bulat, dan Kegiatan Belajar kedua adalah FPB dan KPK. Setiap
kegiatan belajar memuat Uraian, Contoh, Tugas dan Latihan, Rambu-Rambu Jawaban
Tugas dan Latihan, Rangkuman, dan Tes Formatif. Pada bagian akhir modul 2 ini
ditempatkan Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 1 dan Tes Formatif 2.

Petunjuk Belajar
1. Bacalah Uraian dan Contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga Anda benar-
benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan Tugas dan Latihan yang tersedia secara mandiri. Jika dalam kasus atau ta-
hapan tertentu Anda mengalami kesulitan menjawab, maka pelajarilah Rambu-Ram-
bu Jawaban Tugas dan Latihan. Jika langkah ini belum berhasil menjawab permasa-
lahan, maka mintalah bantuan tutor Anda, atau orang lain yang lebih tahu.
3. Kerjakan Tes Formatif secara mandiri, dan periksalah Tingkat Penguasaan Anda
dengan cara mencocokkan jawaban Anda dengan Rambu-Rambu Jawaban Tes For-
matif. Ulangilah pengerjaan Tes Formatif sampai Anda benar-benar merasa mampu
mengerjakan semua soal dengan benar.

2
MODUL 2
KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP DASAR KETERBAGIAN

Uraian
Pembagian bilangan bulat merupakan bahan pelajaran matematika yang sudah
diberikan di sekolah dasar. Bahan pelajaran ini diperluas penggunaannya sampai pada
pemfaktoran prima, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan terkecil
(KPK), dan keterbagian oleh bilangan tertentu (misalnya keterbagian oleh 2,3, atau 9).
Untuk memberikan dasar atau landasan yang lebih kuat kepada guru matematika di
sekolah, maka mereka perlu belajar lebih mendalam tentang konsep-konsep dasar
keterbagian.
Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan,
sehingga konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan di dalam sebagian besar
uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian teorema.
Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil
baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat, misalnya, jika
40 dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 8; tetapi jika 40 dibagi 16, maka
hasil baginya adalah 2,5. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya
definisi keterbagian.
Definisi 2.1
Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada suatu
bilangan bulat x sehingga q = px
Notasi
p|q dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p, atau q kelipatan
dari p
p  q dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor dari q, q tidak habis dibagi p,
atau q bukan kelipatan dari p
Contoh 2.1
a. 6 | 18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18 = 6.3
b. 12  15 sebab tidak ada bilangan bulat x sehingga 15 = 12.x
c. 5 | -30 sebab ada bilangan bulat -6 sehingga -30 = 5.(-6)
d. -4 | 20 sebab ada bilangan bulat 5 sehingga 20 = (-4).5

3
Berdasarkan definisi 2.1 diatas jelas bahwa faktor-faktor suatu bilangan bisa merupakan
bilangan bulat positif atau merupakan bilangan bulat negatif. Dengan demikian,
faktor-faktor dari:
6, adalah 1, -1, 2, -2, 3, -3, 6, dan -6
15, adalah 1, -1, 3, -3, 5, -5, 15, dan -15
Beberapa sifat sederhana keterbagian adalah :
1. 1 | p untuk setiap p ∈ Z
2. p | 0 untuk setiap p ∈ Z dan p ≠ 0
3. p | p untuk setiap p ∈ Z dan p ≠ 0
4. Jika p | q, maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q, atau
p > q (misalnya 3 | 6, 3 | 3, atau 3 | -3)

Teorema 2.1
Jika p, q ∈ Z dan p | q, maka p | qr untuk semua r ∈ Z
Bukti:
Diketahui bahwa p | q, maka menurut definisi 2.1, ada suatu x∈Z sehingga q
= px
q = px berarti qr = pxr, atau qr = p(x.r) dengan xr ∈ Z (sebab x ∈ Z dan r ∈ Z)
Sesuai dengan definisi 2.1, karena qr = p(xr) maka p | qr

Teorema 2.2
Jika p , q, r ∈ Z, p | q, dan q | r , maka p | r
Bukti:
Diketahui p | q dan q | r, maka menurut definisi 2.1, tentu ada x, y ∈ Z sehingga
q = px dan r = qy,
r = qy dan q = px, maka r = (px)y atau r = p (xy) dengan x, y∈Z
Sesuai dengan definisi 2.1, karena r = p(xy), maka p | r

Teorema 2.3
Jika p, q ∈ Z, p | q dan q | p, maka p = q
Bukti:
Diketahui p | q dan q | p maka menurut definisi 2.1, terdapat x,y ∈ Z sehingga
p = qx dan q = py.
Jadi: p = (py)x = p(yx) = (xy) = (xy)p, atau 1.p = (xy) p, sehingga xy = 1
4
Dengan demikian, karena x,y ∈ Z dan xy = 1, maka diperoleh x = -1 = y atau
x=1=y
Jika x = -1 = y, maka p = -q
Jika x = 1 = y, maka p = q

Teorema 2.4
Jika p, q, r ∈ Z, p | q dan p | r, maka p | q + r
Bukti:
Karena p | q dan p | r, maka menurut definisi 2.1, ada x,y ∈ Z sehingga q = px
dan r = py.
Dengan demikian q + r = px + py = p(x + y)
Kerena x,y∈Z, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan bilangan bulat,
x+y∈Z
Jadi : p | q + r

Teorema 2.4 dapat diperluas tidak hanya berlaku untuk q, r tetapi untuk q, r, s, t,..,
artinya jika p | q, p | r, p | s, p | t, dan…, maka p | q + r + s + t +…
Selanjutnya, teorema 2.4 tetap berlaku jika operasi penjumlahan (+) diganti dengan
operasi pengurangn (–), buktikan !

Teorema 2.5
Jika p, q, r ∈ Z, p | q dan p | r, maka p | qx + ry untuk semua x, y ∈ Z
(qx + ry disebut kombinasi linear dari q dan r)
Buktikan!

Teorema 2.6.
Jika p, q, r ∈ Z, p > 0, q > 0, dan p | q, maka p ≤ q
Bukti:
Karena p | q, maka menurut definisi 2.1, ada x ∈ Z sehingga q = px
Karena p > 0, q > 0, dan q = px, maka x > 0
Karena x ∈ Z dan x > 0, maka kemungkinan nilai-nilai x adalah 1, 2, 3, …,
yaitu x = 1 atau x > 1
Jika x = 1, maka q = px = p(1) = p.
Jika x > 1, dan q = px, maka p < q

Anda mungkin juga menyukai