Anda di halaman 1dari 9

NAMA : WIWIN WINDRI FATIMAH

NIM : 857499996

Modul 1
HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS
Kegiatan Belajar 1
Definisi dan Jenis Kebutuhan Khusus
A. Definisi
Kebutuhan khusus terjadi karena peserta didik mengalami kelainan yang
signifikan dari kondisi normal sehingga anak atau peserta didik ini memerlukan
bantuan khusus, yang disebut sebagai ebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus
adalah anak yang karena kelainan yang dimilikinya memerlukan bantuan khusus
dalam pembelajaran agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal.
Kelainan tersebut dapat berada di bawah normal atau diatas normal, sehingga
sebagai dampaknya diperlukan pengaturan khusus dalam pelayanan pendidikan.
Menurut Pasal 32 ayat 1 Pendidikan khusus “merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa”.

B. Klasifikasi Anak dengan Kebutuhan Khusus


Kategori anak/peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus
berdasarakan jenis penyimpangan, menurut Mulyono Abdulrahchman (2000) dibuat
untuk keperluan pembelajaran. Kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kelompok yang mengalami penyimpangan dalam bidang inelektual, terdiri dari
anak yang luar biasa cerdas dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah
(tunagrahita).
2. Kelompok yang mengalami penyimpangan karena hambatan sensoris atau indra,
terdiri dari
anak tuna netra dan tuna rungu
3. Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan komunikasi
4. Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku yang terdiri dari anak
tuna laras dan penyandang gangguan emosi termasuk autis
5. Kelompok anak yang yang mempunyai keluarbiasaan ganda yang sering disebut
sebagai tuna ganda.
Jenis-jenis kelainan dibawah normal:
● Tunanetra (kurang penglihatan),
● Tunarungu (gangguan pendengaran),
● Gangguan komunikasi,
● Tunagrahita (cacat mental),
● Tunadaksa (cacat fisik),
● Tunalaras (gangguan emosi),
● Anak berkesulitan belajar,
● Tunaganda (kelainan lebih dari satu)

Kegiatan Belajar 2
Penyebab dan Dampak Munculnya Kebutuhan Khusus
A. Penyebab Munculnya Kebutuhan Khusus
Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Penyebab Prenatal, penyebab yang beraksi sebelum kelahiran.
2. Penyebab Perinatal, penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran.
3. Penyebab Postnatal, penyebab yang muncul setelah kelahiran
Selain penyebab diatas masih ada penyebab yang lain yaitu penyebab bawaan
dan penyebab dari yang didapat atau dapatan. Penyebab yang yang berasal dari
bawaan selalu diasosiakan dengan keluarga atau orang tua ABK. Sedangkan
penyebab yang didapat atau dapatan terjadi pada kelainan yang muncul dalam masa
hidup anak.
B. Dampak Kelainan dan Kebutuhan Khusus
Dampak kelainan dan kebutuhan khusus ada 3 yaitu:
1. Dampak kelainan bagi anak
Jenis dan tingkat kelainan akan menentukan dampaknya bagi anak. Kelainan
yang diatas ormal, anak mempunyai kemampuan/bakat luar biasa yang disebut anak
berbakat. Sebaliknya, bagi anak yang mempunyai kelainan dibawah normal,
kelainan itu akan menghambat perkembangan anak.
2. Dampak kelainan bagi keluarga
Sikap keluarga terhadap kelainan yang menimpa salah satu anggota
keluarganya dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan, latar
belakang budaya status sosial ekonomi, tingkat kelainan yang diderita. Keluarga
yang berpendidikan dan dari latar belakang budaya tertentu akan menerima kelainan
yang diderita oleh anaknya karena dianggap sebagai anugrah dari Tuhan yang wajib
diberi kasih sayang. Dan sebaliknya ada keluarga yang yang tidal peduli, bahkan
menyembunyikan anaknya karena rasa malu.
3. Dampak kelainan bagi
Dampak bagi masyarakat berbeda-beda ada yang bersimpati bahkan ikut
membantumenyediakan fasilitas, ada yang bersikap acuh tak acuh bahkan ada yang
bersikap antipatisehingga melarang anaknya bergaul ABK yang dibawah normal.

Kegiatan Belajar 3
Kebutuhan serta Hak dan Kewajiban Anak Berkebutuhan Khusus
A. Kebutuhan Anak Berkelainan ( Berkebutuhan Khusus)
Kebutuhan anak berkelainan terdiri dari:
1. Kebutuhan Fisik/kesehatan
Layanan kesehatan bagi ABK sebaiknya disediakan sesuai dengan kebutuhannya.
Terkait dengan jenis kelainan yang disandangnya berbagai layanan kesehatan khusus
diperlukan untuk anak ini antara lain physical therapy dan occupational therapy.
2. Kebutuhan sosial-emosional
Untuk memenuhi kebutuhan sosial-emosional ABK memerlukan lindungan dan
bantuan para pekerja sosial, psikolog, dan ahli bimbingan yang dapat membantu
mereka dalam menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan sosialisasi dan
menjadi remaja.
3. Kebutuhan Pendidikan
Secara umum semua penyandang kelainan memerlukan latihan ketrampilan dan
bimbingan karier yang memungkinkan mereka mendapat pekerjaan dan hidup
mandiri tanpa banyak bergantung pada orang lain.

B. Hak Penyandang Kelainan


Sebagai warga Negara, para penyandang kelainan mempunyai hak yang sama
dengan warga Negara lainnya. Dalam pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa semua
warga Negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Bab IV Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Dari Bab IV itu ada empat ayat dapatdijadikan acuan dalam menentukan hak para
penyandang kelainan yaitu Pasal 6 ayat (1), (2), (4), dan (5).

C. Kewajiban Penyandang Kelainan


Sebagai warga Negara para penyandang kelainan juga mempunyai kewajiban
yang harus dipenuhi. Undang-undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Bab IV, Pasal
6 menetapkan bahwa:
1. Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib
mengikutipendidikan dasar;
2. Setiap warga Negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraanpendidikan.
MODUL 2
HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KB 1.
Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan
Khusus di Indonesia
A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK
1. Makna pelayanan pendidikan
Bagi penyandang kelainan, layanan pendidikan mempunyai makna yang
cukup besar karena memang mereka memerlukan pelayanan ekstra, yang berbeda
dari layanan yang diberikan kepada orang-orang yang tidak menyandang kelainan
titik sesuai dengan jenis kelainan yang mereka sandang mereka mempunyai
perbedaan dalam kemampuan belajar perkembangan Sosio emosional yang
berdampak pada kemampuan bersosialisasi, serta kondisi fisik dan kesehatan.
kelainan ini dapat berkombinasi Sehingga kebutuhan layanan yang diperlukan
menjadi semakin kompleks dan makin jauh berbeda dari layanan yang dibutuhkan
orang biasa. Dengan demikian para ABK merupakan sesuatu yang khas yang harus
dijadikan landasan dalam pendidikan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam undang – undang dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan
pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ;
Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang
harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah Bab II ( pasal 4 ayat 1 ) Pendidikan diselenggarakan secara
demokratis berdasarkan HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa. Bab IV (
pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Bab V bagian 11
Pendidikan khusus ( pasal 32 ayat 1 ) Pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial atau me miliki potensi kecerdasan.
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus
Di bedakan menjadi 3 kategori :
a. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli
terapi fisik.
b. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial
(psikolog dan tenaga sosial )
c. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan
beberapa ahli dibidang pendidikan dan psikolog)

B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus Pendidikan khusus


Tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak membutuhkan
sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat mengembangkan
potensi mereka. Akar dari kesadaran ini dapat ditelusuri di Eropa pada tahun
1700-an ketika para pionir tertentu mulai membuat upaya- upaya terpisah untuk
pendidikan anak berkebutuhan khusus. Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan
lembaga-lembaga residensial yang didirikan di Amerika Serikat untuk mengajar
penyandang cacat terbanyak di awal 1800-an. Hal ini membuat Amerika Serikat
menjadi negara yang memimpin negara-negara lain dalam pengembangan
pendidikan khusus di seluruh dunia. Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat
menunjang tumbuh kembang dalam mengolah system maupun cara bergaul dengan
orang lain. Selain itu lembaga pendidikan tidak hanya sebatas untuk system bekal
ilmu pengetahuan, namun juga memberi skil hidup yang diharapkan bermanfaat di
masyarakat. Lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang normal
saja, tapi juga anak-anak keterbelakangan mental.
KB. 2
Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan
Khusus ( ABK ).

A. Pelayanan Pendidikan Segregasi, Integrasi, dan Inklusi


1. Layanan Pendidikan Segregasi
System Pendidikan Segregasi System pendidikan dimana anak berkelainan
terpisah dari system pendidikan anak normal. Penyelenggaraan system pendidikan
segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaran pendidikan
untuk anak normal.
Keuntungan system pendidikan segregasi - Rasa ketenangan pada anak luar
biasa - Komunikasi yang mudah dan lancar - Metode pembelajaran yang khusus
sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak - Guru dengan latar belakang
pendidikan luar biasa - Sarana dan prasarana yang sesuai.
Kelemahan system pendidikan segregasi - Sosialisasi terbatas -
Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal.
2. Layanan Pendidikan Integrasi
Layanan Pendidikan Integrasi adalah sistem pendidikan luar biasa yang
bertujuan memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh
kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat
mengembangkan diri secara optimal.
Keuntungan System Integrasi Merasa diakui haknya dengan anak normal
terutama dalam memperoleh pendidikan Dapat mengembangkan bakat,minat dan
kemampuan secara optimal Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Harga diri anak luar biasa meningkat
3. Layanan Pendidikan Inklusi
Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusi adalah
termasuk hal yang baru di Indonesia. Pendidikan inklusi adalah pelayanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya
(normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Di DKI Jakarta tahun
2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolah negeri menerima pelayanan thd
ABK.

B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


● 1. Layanan di sekolah biasa
● 2. Sekolah Biasa dengan guru konsultan
● 3. Sekolah Biasa dengan guru kunjung
● 4. Model Ruang sumber
● 5. Model Kelas Khusus
● 6.Model sekolah khusus siang hari
● 7. Model sekolah dalam panti asuhan/rumah sakit

C. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan ABK


Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan
banyak pihak Anggota team mencakup para pakar sbb:
● guru sekolah biasa
● ahli terapi fisik
● Guru Pendidikan khusus
● Guru bina wicara
● Kepala sekolah
● Pekerja sosial
● Pengawas sekolah
● Guru penjas
● orang tua ABK
● ABK sendiri
● Psikolog sekolah
● dokter dari beberapa spesialis
● perawat sekolah
Berkaitan dengan hal ini sebagai satu tim guru diharapkan melakukan hal-hal
berikut terhadap orang tua siswa
1. Memberikan supervisi kepada orang tua yang ingin membantu guru dalam
pendidikan anaknya.
2. menilai kemajuan siswa, serta melaporkan dan menginterpretasikan hasil
penilaian tersebut kepada orang tua siswa.
3. bekerja sama dengan orang tua siswa dalam membuat perencanaan dan
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan dan penyelenggaraan
sekolah.
4. berkonsultasi dengan orang tua siswa tentang situasi sekolah dan situasi
rumah yang mungkin mempengaruhi anak.
5. jika dianggap perlu dan tepat guru bertindak sebagai orang tua terhadap
siswa asuhnya.

Anda mungkin juga menyukai