PENDIDIKAN
ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
[PDGK4407]
MODUL 1 :
HAKIKAT PENDIDIKAN
KHUSUS
MODUL 1
HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS
KB 2
KB 1
PENYEBAB DAN DAMPAK
DEFINISI JENIS KEBUTUHAN
MUNCULNYA KEBUTUHAN
KHUSUS
KHUSUS
KB 3
KEBUTUHAN SERTA HAK DAN
KEWAJIBAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
KEGIATAN BELAJAR 1
DEFINISI DAN JENIS
KEBUTUHAN KHUSUS
A. DEFINISI BERBAGAI ISTILAH
Sebelum terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas), istilah yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK)
adalah anak luar biasa, dan pendidikan bagi anak-anak ini disebut sebagai pendidikan luar biasa (PLB), yaitu
pendidikan bagi anak yang memiliki keluarbiasaan.
Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan khusus, yang
menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki Potensi
kecerdasan dan bakat istimewa”.
Sesuai dengan UU No.20/2003 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai anak
yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa
memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
Kategori anak/peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus berdasarkan jenis penyimpangan,
menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri dari anak yang
luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau yang disebut
tunagrahita.
2. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena hambatan sensoris atau
indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu.
3. Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan kemunikasi.
4. Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang
gangguan emosi, termasuk autis.
5. Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat dan sering disebut sebagai
tunaganda.
Anak
Berkesulitan Tunaganda Tunanetra
Belajar
Jenis-jenis
Tunalaras kelainan dibawah Tunarungu
normal
Gangguan
Tunadaksa Tunagrahita Komunikasi
KEGIATAN BELAJAR 2
PENYEBAB DAN DAMPAK MUNCULNYA
KEBUTUHAN KHUSUS
Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori seperti
berikut:
1. Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran
2. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran,
seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan
penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir
premature.
3.Penyebab Postnatal, penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya kecelakaan, jatuh,
atau kena penyakit tertentu.
FAKTOR PENYEBAB ABK
1.
Heriditer
2.
Inveksi
3.
Keracunan
4.
Trauma
4.
Kekuranga
n Gizi
B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS
Dari pengamatan Anda terhadap ABK, baik yang ada di sekolah maupun yang mungkin berada di sekitar
lingkungan anda, barangkali Anda menemukan bahwa kelainan mempunyai dampak yang bervariasi bagi
anak itu sendiri, bagi keluarga, dan tentu saja bagi masyarakat sekitar.
KELOMPOK 3 :
MODUL 2 :
HAKIKAT PENDIDIKAN Abdul Jalil / 857159781
Keberadaan para penyandang kelainan dapat ditandai sejak zaman purba yang
masih prmitif, sampai zaman yang paling mutakhir, yang ditandai dengan
kecanggihan teknologi. Pada awalnya, perlakuan terhadap para penyandang
kelaianan sangat menyedihkan.oleh karena pengaruh mistik dan berbagai
kepercayaan parapenyandang kelainan dikucilkan, bahkan ada yang dimusnahkan
ketika masih bayi. Layanan pendidikan terhadap penyandang kelainan dapat
ditelusuri mulai abad ke-16 ketika di syanyol seoranh anak tunarungu sejak lahir
berhasil dididik. Di amerika layanan pendidikan ini baru mulai pada tahun 1817
KEGIATAN BELAJAR 2
Berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK )
A. Pelayanan pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusi
1. Layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Alasan para pendukung pelayanan
pendidikan terpisah ini antara lain:
a. ABK akan mendapat perlakuan/perhatian yang lebih intensif karena para guru memang disiapkan khusus untuk
melayani mereka
b. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab
c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi karena para ABK merasa mempunyai
kemampuan setara sehingga kesempatan untuk unggul akan semakin terbuka
2 .Layanan pendidikan integrasi menyediakan pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama dengan anak
normal.
Para ABK dapat menghayati dunia yang sama dengan anak normal, demikian pula anak normal akan mendapat kesempatan
untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup
3. Layanan pendidikan inklusi setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada dalam satu
sekolah.
Pada praktiknya ABK disekolahkan di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya, terlepas dari tingkat kelainan yang
disandang.
B. Jenis pelayanan pendidikan khusus
Pelayanan pendidikan untuk ABK merupakan satu kegiatan atau proses yang sangat kompleks
yang memerlukan kerja sama dari berbagai pakar/personel yang terkait dengan ABK. Kerja sama
atau kolaborasi diwujudkan dalam pertemuan bersama yang membahas kasus yang ditangani.
Setiap anggota tim akan membahas kasus dari bidang keahliannya masing-masing, dan
berdasarkan pembahasan tersebut, tim akan mengambil keputusan yang akan ditindaklanjuti oleh
seluruh anggota tim.
Mereka yang terlibat sebagai anggota tim pelayanan
pendidikan bagi ABK berasal dari berbagai bidang keahlian
yang relevan dengan kebutuhan ABK yang ditangani. Secara
umum, anggota tim mencakup para pakar/personel berikut:
1. Guru sekolah biasa
2. Guru pendidikan khusus
3. Pengawas sekolah
4. Kepala sekolah
5. Orang tua ABK
6. ABK sendiri
7. Psikolog sekolah
8. Guru bina wicara dan persepsi bunyi
9. Dokter dari berbagai keahlian (dokter spesialis)
10. Perawat sekolah
11. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk menangani ABK
12. Ahli terapi fisik (physical therapist)
KESIMPULAN
• Istilah yang lebih halus digunakan untuk menggambarkan kondisi setiap jenis penyimpangan, terutama
yang penyimpangannya berada dibawah normal, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan
tunalaras
• Untuk memudahkan pemahaman terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini, kita akan
mengelompokannya menjadi kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan sosial/emosional, dan kebutuhan
pendidikan.
• Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling efektif untuk melawan sikap
diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK.
• Para penyandang kelainan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya, yaitu
hak untuk mendapat pendidikan, jaminan sosial, menggunakan fasilitas umum, serta mendapat pekerjaan.
• Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para
ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya.
Title text addition
TERIMA KASIH