Anda di halaman 1dari 2

Metode Mengajar Untuk Anak Yang Memiliki Kebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang pertumbuhannya berbeda dari anak biasa.
Mereka memiliki kelainan atau kondisi mental, fisik, intelektual, sosial, dan emosional diri yang
berbeda dari anak-anak normal dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Anak-anak
berkebutuhan khusus harus diperhatikan dan dilayani secara khusus dalam hal kebutuhan,
layanan kesehatan, pendidikan layanan khusus, dan kesejahteraan sosial. Dibandingkan dengan
anak seusianya, anak berkebutuhan khusus dirawat karena memiliki kelainan sejak lahir atau
karena terkena masalah ekonomi, politik, konflik sosial, atau perilaku menyimpang.
Salah satu contoh perbedaan ini adalah pelaksanaan pertumbuhan dan perkembangan yang
mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang berbeda dari rata-rata anak seusianya, dan perbedaan ini tidak selalu terkait dengan
kelainan fisik atau psikis. Anak berkebutuhan khusus juga termasuk anak yang tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan seperti anak lain. Anak-anak korban
konflik sosial, anak-anak yang harus putus sekolah karena bencana alam, dan anak-anak dari
keluarga yang ekonominya awal.
Ramadhan (2013:11-70) menyatakan bahwa ada tujuh kategori anak yang memiliki kebutuhan
khusus, yaitu:
1) Tunarungu: Seseorang yang mengalami hambatan pendengaran secara permanen atau
sementara disebut tunarungu. Tunarungu biasanya memiliki kelainan ganda atau tunaganda.
Karena mereka tunarungu, mereka pasti memiliki masalah berbicara juga. Akibatnya, mereka
juga disebut sebagai tunawicara.
2) Tunagrahita: Anak tunagrahita memiliki gangguan mental dan intelektual. Mereka memiliki
perilaku adaptif dan intelegensi di bawah rata-rata.
3) Tunadaksa: Seseorang yang mengalami gangguan pada anggota tubuhnya disebut tunadaksa.
Mereka biasanya memiliki cacat fisik atau cacat pada anggota tubuh mereka.

4) Tunawicara: Seseorang yang tidak dapat berbicara disebut tunawicara. Ini disebabkan oleh
kerusakan pada organ-organ berikut: paru-paru, mulut, lidah, langit-langit, dan tenggorokan.
5. Autis Autis adalah kelainan yang berpusat pada otak, yang berarti bahwa penderita mengalami
kesulitan dalam mengolah instruksi yang diterima. Orang dengan autisme cenderung menyendiri
dan terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri.
Metode Pengajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Metode pengajaran yang baik adalah yang cocok untuk masalah dan keadaan siswa. Artinya
diterapkan pada masalah belajar setiap anak dengan kebutuhan khusus dengan ciri-ciri unik.
Umumnya, ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan selama proses belajar mengajar. Ada
juga metode pengajaran yang lebih khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Metode pengajaran
berikut dapat digunakan oleh guru di Sekolah Luar Biasa (SLB).
• Tunanetra: Komunikasi, instruksi langsung, dan belajar bersama adalah metode pengajaran
yang cocok untuk anak tunanetra karena mereka tidak memerlukan penglihatan. Namun, anak
tunanetra masih dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Demi mendukung
proses pendidikan yang optimal, pendidik dapat menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai
dengan mereka, seperti huruf Braille.
• Tunarungu: Metode pengajaran yang cocok untuk anak tunarungu adalah komunikasi (dengan
menggunakan bahasa isyarat), analisis tugas, perintah gestural, perintah modeling, perintah fisik,
dan kolaborasi belajar. Tetap menjadi pusat pembelajaran, guru memberikan arahan dan
pendampingan.
• Tunagrahita: Komunikasi, analisis tugas, dan perintah adalah metode pengajaran yang cocok
untuk anak tunagrahita (kecuali tutor teman). Anak-anak tunagrahita masih membutuhkan
bantuan tambahan selain dari pendidik. Pendidik dapat mulai mengajar anak tunagrahita secara
bertahap karena ciri-ciri anak tunagrahita berbeda dengan kelainan anak lainnya. Selain itu, guru
dapat membuat pelajaran lebih menarik dengan menggunakan alat bantu atau media
pembelajaran, menarik minat anak tunagrahita.
• Tunadaksa: Metode pengajaran yang cocok untuk tunadaksa adalah komunikasi, analisis tugas,
perintah, dan kerja sama pembelajaran. Metode pengajaran juga harus didukung dengan alat
bantu dan media pembelajaran untuk membuat pembelajaran lebih mudah.
• Tunalaras: Metode pengajaran yang tepat untuk tunalaras adalah komunikasi dan analisis tugas.
Pendidik dapat membangun hubungan yang baik dengan anak tunalaras dan menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman. Sehingga diharapkan hal ini juga dapat mengurangi kecelakaan
yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
• Tunaganda: Komunikasi, analisis tugas, instruksi langsung, arahan, dan belajar bersama adalah
metode pengajaran yang cocok untuk tunaganda. Semua bergantung pada tunaganda dan
masalahnya. karena setiap tunaganda memiliki jenisnya sendiri. Selain itu, pendidik harus
memastikan bahwa lingkungan belajar menjadi menarik dan menyenangkan. Berbicara tentang
"kebersihan diri", kita mengacu pada berbagai tindakan rutin yang diperlukan untuk memastikan
bahwa tubuh tetap bersih. Mencuci tangan, mandi, menggosok gigi, dan mencuci rambut adalah
contohnya, tetapi tidak selalu terbatas pada hal ini. Kebersihan diri Anda juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, seperti seberapa sering Anda mencuci pakaian dan seprai.

Anda mungkin juga menyukai