Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendidikan Anak Autis


Ada tiga model pendidikan bagi anak autisme, yakni sekolah umum, inklusi dan
khusus. Untuk sekolah umum, anak autisme mendapat pendidikan setara dengan anak
lainnya dan tanpa bimbingan pengajar khusus autism.
Di sekolah inklusi, anak mendapat pendidikan setara seperti anak lain, namun
dengan bimbingan pengajar khusus. Sementara untuk sekolah khusus, memang ditujukan
untuk anak-anak autisme.
Penanggungjawab Akademik Sekolah Khusus Individu Autisma Mandinga,
Yulianty Sitompul, mengatakan, orangtua perlu mengenali terlebih dahulu kemampuan
sang anak sebelum memilih model pendidikan. Sebab, autisme merupakan spektrum,
sehingga masing-masing anak autisme memiliki derajat gangguan yang berbeda-beda.
Jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus sangat bervariasi, begitu pula
faktor-faktor penyebabnya cenderung berbeda, sehingga dalam alternatif bantuan, serta
teknik-teknik yang digunakan dalam layanan bimbingan cenderung berbeda. anak
berkebutuhan khusus pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama dengan anak normal,
hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus disebabkan kelainannya, seperti: kebutuhan
sosial, kebutuhan pendidikan, kebutuhan disiplin, kebutuhan akan gambaran diri,
kepercayaan diri, dan kebebasan berkembang. (Abdul Hadis, 2006:92)
National Research Council of the National Academy of Sciences
merekomendasikan enam kemampuan yang harus diberikan dalam pendidikan kepada
anak autistik secara prioritas yakni:
1. komunikasi spontan dan fungsional,
2. kemampuan sosial yang sesuai umur
3. kemampuan bermain dengan teman sebaya,
4. kemampuan kognitif (berpikir) yang berguna dan berlaku dalam kehidupans sehari-
hari,
5. perilaku yang lebih pantas untuk menggantikan perilaku yang bermasalah,
6. kemampuan akademik yang fungsional, yang cocok dengan kebutuhan anak.

Pembelajaran yang efektif untuk anak autistik yaitu: pengawasan tingkah laku,
kemampuan komunikasi, dan sosial. Untuk mencapai itu semua, setiap pihak yang
terlibat harus bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan pendekatan terus
diaplikasikkan.

Anak autistik pada umumnya memerlukan bimbingan belajar yakni bimbingan


ketrampilan dasar belajar, pengawasan tingkah laku atau sikap, bimbingan kemampuan
komunikasi, dan sosial. Akan tetapi pemberian layanan bimbingan belajar lebih baik
berdasarkan hasil asesmen pada anak. (Jamila Muhammad 2008:109)

B. Model Pelayanan Anak Autisme


Salah satu bentuk pelayanan untuk anak autisme adalah melalui pendidikan yang
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. Model layanan pendidikan anak
autisme pada dasarnya terbagi menjadi dua: 
1. layanan pendidikan awal, yang terdiri dari program terapi intervensi dini dan program
terapi penunjang 
2. layanan pendidikan lanjutan terdiri dari beberapa tahap: kelas transisi, program
pendidikan inklusi, prograprndidikan terpadu, sekolah khusus autism, program
sekolah di rumah dan panti rehabilitasi autisme. (Sri Utami, 2003 : 425)
Pelaksanaan Layanan Pembelajaran Bagi Siswa Autisme di Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusif sebagai berikut :
a. Proses pembelajaran siswa Autisme di kelas proses pembelajaran yang terjadi bagi
siswa Autisme di dalam kelas. Siswa Autisme ini, di dalam kelas siswa Autisme
duduk sendiri di bangku paling depan dekat dengan meja guru. Kondisi ini tidak
mempengaruhi bagaimana cara siswa tersebut untuk memperhatikan guru
menerangkan, siswa Autisme kali ini lebih banyak mengoceh dan berbicara sendiri
ketika guru menerangkan di depan kelas
b. Strategi guru dalam proses pembelajaran, guru hanya memberikan pembelajran
tambahan kepada siswa Autisme di sekolah ini jika guru tersebut tidak bisa untuk
menerangkan nya di dalam kelas, hal ini di lakukan ketika jam istirahat berlangsung
siswa ini di ajak untuk berdiskusi tentang apa yang tidak di pahaminya selama
belajar. (Handojo, 2003:197)
Pelaksanaan layanan bimbingan diperlukan persiapan yang cukup, dukungan, dan
kerjasama antara guru, kepala sekolah, pihak sekolah dan orang tua. orang tua harus
dilibatkan dalam membuat keputusan dan perencanaan yang akan membawa mereka pada
kelas inklusif.
Di sekolah dasar pelaksanaan bimbingan belajar terpadu dengan proses pembelajaran
secara keseluruhan. Guru dituntut memberikan layanan bimbingan belajar kepada anak
autistik secara individu, disamping memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan.
Guru perlu mempersiapkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan anakanak
normal yang jumlahnya cukup banyak di kelasnya.
Proses pembelajaran yang terdapat anak berkebutuhan khusus, guru perlu
memperhatikan dan menyiapkan strategi pembelajaran, metode, media, pengelolaan
materi, dan evaluasi
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi yang dapat dipilih oleh guru dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan kelainan siswa. beberapa strategi pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman belajar bagi siswa, yaitu :
a. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi ini menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa strategi ekspositori
banyak berpusat pada guru dan siswa cenderung pasif.
b. Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi yang menekan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang
ditanyakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi inkuiri banyak
berpusat pada siswa. peranan guru lebih sebagai pembimbing atau fasilitator
belajar.
c. Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokan kecil
yaitu terdiri dari 4-6 orang yang bersifat heterogen. Setiap kelompok akan
mendapatkan memperoleh pengargaan, jika dapat menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
2. Metode Pembelajaraan
Adapun metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bagi anak autistik
pada setting sekolah inklusi, diantaranya adalah ceramah, tanya jawab, diskusi,
peragaan, bermain peran, karyawisata, dan sebagainya.
Metode dalam pengajaran anak autistik merupakan perpaduan dari metode yang
penerapannya disesuaikan kondisi dan kemampuan anak serta materi dari pengajaran
yang diberikan kepada anak. Misalnya metode diskusi dan bermain peran yang
digunakan dalam bimbingan, anak autistik dapat belajar bagaimana cara main
drama/sandiwara, dilatih dalam komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran bagi anak autistik pada dasarnya sama dengan anak-anak
pada umumnya, yaitu:
a. media berbasis manusia
b. media berbasis cetak
c. media berbasis visual,
d. media berbasis audio visual,
e. media berbasis benda nyata,
f. media berbasis lingkungan
Anak autistik mempunyai daya ingat sangat baik terutama yang berkaitan dengan
objek visual. pada umumnya anak autistik memiliki kemampuan menonjol dalam di
bidang visual. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya
menggunakan media.
4. Evaluasi
Evaluasi dalam pendidikan inklusif merupakan kegiatan tindak lanjut dari
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan inklusi. Evaluasi dalam pembelajaran di
sekolah inklusi pada dasarnya sama seperti sekolah pada umumnya. cara penilaian
yang digunakan tidak berbeda dengan yang digunakan pada sekolah umum. Guru bisa
memodifikasi dan menyesuaikan sesuai dengan kemampuan anak.
(Tarmansyah, 2007:200)
DAFTAR PUSTAKA

Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Austistik. Bandung: Alfabeta.

Handojo. (2003). Autisma: Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi Untuk Mengajar Anak
Normal, Autis dan Perilaku Lain. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Jamila, M. (2008). SPECIAL EDUCATION FOR SPECIAL CHILDREN Panduan Pendidikan


Khusus Anak-anak dengan Ketunaan dan Learning Disabilities. . Bandung: PT Mizan
Publika.

Tarmansyah. (2007). Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Utami, S. (2003). Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.

http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:NAjNzshbbRIJ:journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpk/article/download/5680/4229/+&cd=1&h
l=id&ct=clnk&gl=id

Anda mungkin juga menyukai