Anda di halaman 1dari 6

1

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA

Materi Pelajaran

ILLUSTRASI
1. Inna mengalami kelayuhan kaki kiri sejak usia 3 tahun, akibatnya jika
berjalan agak pincang. Inna tergolong anak periang, selalu mendapat
rangking 1 di kelas, hobby menggambar dan senang membuat puisi.
Pernah menjadi juara pada olimpiade sains dan matematika saat duduk
di kelas V SD.

2. Ayub terdiagnosa sebagai anak cerebral palcy sejak usia 1 bulan.


Anggota gerak bawah bagian kiri sangat kaku. Tangan kirinyapun
sulit digerakkan. Sampai usia 9 tahun ayub belum berbicara.
Berjalan harus dibantu ibunya. Bahkan untuk seluruh aktifitas
hidup sehari-hari ayub harus dibantu ibunya.

1. Tujuan Pendidikan Anak Tunadaksa

Tujuan pendidikan anak tunadaksa adalah agar peserta didik mampu


mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Terdapat 7
aspek pengembangan yang perlu diadaptasikan dlam pendidikan bagi anak
tunadaksa, yaitu :

a). Pengembangan Intelektual dan Akademik


Pengembangan aspek ini dapat dilaksanakan secara formal di sekolah
melalui kegiatan pembelajaran. Di sekolah Luar Biasa yang menangani anak
tunadaksa terdapat seperangkat kurikulum dengan semua pedoman
pelaksanaannya, namun hal yang lebih penting adalah pemberian kesempatan dan
perhatian khusus pada anak tunadaksa untuk mengoptimalkan perkembangan
intelektual dan akademiknya.

b). Membantu Perkembangan Fisik


2

Anak tunadaksa adalah anak yang selain mengalami hambatan intelektual


juga mengalami hambtan fisik . Hal ini berpengaruh pada proses pendidikan
karena seorang guru anak tunadaksa harus turut bertanggung jawab terhadap
pengembangan fisiknya dengan cara bekerja sama dengan staf medis. Hambatan
utama dalam belajar adalah adanya gangguan motorik. Oleh karena itu, guru
harus dapat mengatasi gangguan tersebut sehingga anak memperoleh kemudahan
dalam mengikuti pendidikan. Guru harus membantu memelihara kesehatan fisik
anak, mengoreksi gerakan anak yang salah dan mengembangkan ke arah gerak
yang normal.

c). Meningkatkan Perkembangan Emosi dan Penerimaan Diri Anak

Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang kondusifmaka guru


bagi anak tunadaksa perlu melakukan kerja sama dengan psikolog agar mereka
dapat memiliki konsep diri yang positif terhadap hambatan yang mereka alami
agar mereka dapat menerima dirinya dan mampu menciptakan interaksi yang
posisitf dengan lingkunagn sekitar.

d). Mematangkan Aspek Sosial

Kematangan aspek social penting bagi setiap anak termasuk anak


tunadaksa dengan tujuan agar mereka dapat turut serta bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan serta dapat bekerja sama dengan kelompoknya.

e). Mematangkan Moral dan Spiritual

Penanaman nilai-nilai, norma kehidupan, dan keagamaan penting dalam


proses pendidikan bagi anak tunadaksa sehingga mereka dapat mencapai
kematangan dalam aspek moral dan spiritualnya.

f). Meningkatkan ekspresi diri

Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru anak tunadaksa untuk
membantu mereka mengekpresikan dirinya. Kegiatan kesenian, ketrampilan dan
kerajinan dapat menjadi cara guru meningkatkan ekspresi diri anak tunadaksa.
Apalagi jika kegiatan ini dikaitkan dengan terapi-terapi yang ditujukan untuk
membantu meningkatkan perkembangan fisik anak tunadaksa

f). Mempersiapkan Masa Depan Anak

Dalam proses pendidikan, guru dan personel lainnya bertugas untuk menyiapkan
masa depan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan anak
3

bekerja sesuai dengan kemampuannya, membekali mereka dengan latihan


keterampilan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.

Ketujuh sasaran pendidikan tersebut di atas sebenarnya bersifat dual purpose


(ganda), yaitu berkaitan dengan pemulihan fungsi fisik dan pengembangan dalam
pendidikannya. Tujuan utamanya adalah terbentuknya kemandirian dan
keutuhan pribadi anak tunadaksa.

2. Sistem Pendidikan.

Klasifikasi anak tunadaksa yang telah diuraikan menyimpulkan bahwa


anak tunadaksa merupakan kelompok anak berkebutuhan khusus yang memiliki
karakteristik yang paling beragam, Secara kognitif mereka terbagi kedalam
kelompok anak tunadaksa tanpa gangguan intelektuan dan anak tunadaksa yang
juga mengalami hambatan intelektual. Berdasarkan hal tersebut maka system
pendidikan bagi anak tunadaksa terbagi menjadi :

a). Pendidikan Inklusi

Pendidikan Inklusi adalah pendidikan yng ditujukan bagi anak tunadaksa


yang secara kognitif tidak mengalami hambatan intelektual. anak tunadaksa yang
mengikuti pendidikan di sekolah umum harus mengikuti pendidikan sepenuhnya
tanpa memperoleh program khusus sesuai dengan kebutuhannya. Akibatnya,
mereka memperoleh nilai hanya berdasarkan hadiah terutama dalam mata
pelajaran yang berkaitan dengan kegiatan fisik.
Seyogyanya bagi anak tunadaksa yang berada di sekolah inklusi memiliki
program adaptasi pendidikan . Adaptasi pendidikan dalam pendidikan inklusi itu
diantaranya:

(1). Penempatan di kelas reguler

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

(a) Menyiapkan lingkungan belajar tambahan sehingga memungkinkan anak


tunadaksa untuk bergerak sesuai dengan kebutuhannya, misalnya
membangun trotoar, pintu agak besar sehingga anak dapat menggunakan
kursi roda;
(b).Menyiapkan program khusus untuk mengejar ketinggalan anak tunadaksa
karena anak sering tidak masuk sekolah;
(c). Guru harus mengadakan kontak secara intensif dengan siswanya untuk
melihat masalah fisiknya secara langsung;
4

(d) Perlu mengadakan rujukan ke ahli terkait apabila timbul masalah fisik dan
kesehatan yang lebih parah.

(2). Penempatan di ruang sumber belajar dan kelas khusus

Murid yang mengalami ketinggalan dari temannya di kelas reguler karena ia


sakit-sakitan diberi layanan tambahan oleh guru di ruang sumber. Murid yang
datang ke ruang sumber tergantung pada materi pelajaran yang menjadi
ketinggalannya, sedangkan siswa yang mengunjungi kelas khusus biasanya anak
yang mengalami kelainan fisik tingkat sedang dengan inteligensia normal.
Misalnya, anak yang tidak dapat berbicara maka ia perlu masuk kelas khusus
sebagai persiapan anak untuk memasuki kelas reguler karena selama anak di
kelas khusus ia sering bermain, ke kantin, dan upacara bersama dengan anak
normal (siswa kelas reguler).

b). Pendidikan Segregasi (Terpisah)

Penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunadaksa yang ditempatkan di


tempat khusus, seperti sekolah khusus/ Sekolah luar Biasa adalah menggunakan
kurikulum Pendidikan Luar Biasa Anak Tunadaksa. Kurikulum yang digunakan
saat ini akalah kurikulum 2013 dengan perangkat buku guru dan buku siswa
untuk setiap kelas.

3. Prinsip Pembelajaran

Ada beberapa prinsip utama dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa,
diantaranya sebagai berikut:

a). Prinsip multisensori (banyak indra)

Proses pendidikan anak tunadaksa sedapat mungkin memanfaatkan dan


mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak karena banyak anak
tunadaksa yang mengalami gangguan indra. Dengan pendekatan multisensori,
kelemahan pada indra lain dapat difungsikan sehingga dapat membantu proses
pemahaman.

b). Prinsip individualisasi

Individualisasi mengandung arti bahwa titik tolak layanan pendidikan


adalah kemampuan anak secara individu. Model layanan pendidikannya dapat
berbentuk klasikal dan individual. Dalam model klasikal, layanan pendidikan
5

diberikan pada kelompok individu yang cenderung memiliki kemampuan yang


hampir sama, dan bahan pelajaran yang diberikan pada masing-masing anak
sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

4. Penataan Lingkungan Belajar

Anak tunadaksa adalah anak yang mengalami gangguan motorik maka


dalam mengikuti pendidikan membutuhkan perlengkapan khusus dalam
lingkungan belajarnya. Gedung sekolah sebaiknya dilengkapi ruangan/sarana
tertentu yang memungkinkan dapat mendukung kelancaran kegiatan anak
tunadaksa di sekolah. Bangunan-bangunan gedung sebaiknya dirancang dengan
memprioritaskan 3 kemudahan, yaitu anak mudah ke luar masuk, mudah
bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian atau segala
sesuatu yang ada di ruangan itu mudah digunakan.

Beberapa kondisi khusus mengenai gedung itu adalah sebagai berikut.


a). Penataan Jalan masuk menuju sekolah sebaiknya dibuat keras dan rata yang
memungkinkan anak tunadaksa yang memakai alat bantu ambulasi, seperti
kursi roda, brace, kruk, dan lain-lain, dapat bergerak dengan aman.
b). Macam-macam ruangan khusus, seperti ruang poliklinik/UKS untuk
pemeriksaan dan perawatan kesehatan anak, ruang untuk latihan bina gerak
(physiotherapy), ruang untuk bina bicara (speech therapy), ruang untuk bina
diri, terapi okupasi, dan ruang bermain, serta lapangan.
c). Tangga sebaiknya disediakan jalur lantai yang dibuat miring dan landai
d). Lantai bangunan baik di dalam dan di luar gedung sebaiknya dibuat dari
bahan yang tidak licin.
e). Pintu-pintu ruangan sebaiknya lebih lebar dari pintu biasa dan daun pintunya
dibuat mengatup ke dalam.
f). Untuk menghubungkan bangunan/kelas yang satu dengan yang lain sebaiknya
disediakan lorong (koridor) yang lebar dan ada pegangan di tembok agar anak
dapat mandiri berambulasi.
g). Pada beberapa dinding lorong dapat dipasang cermin besar untuk digunakan
anak mengoreksi sendiri sikap/posisi jalan yang salah.
h). Kamar mandi/kecil sebaiknya dekat dengan kelas-kelas agar anak mudah dan
segera dapat menjangkaunya.
i). Dipasang WC duduk agar anak tidak perlu berjongkok pada waktu
menggunakannya.
6

j). Kelas sebaiknya dilengkapi dengan meja dan kursi yang konstruksinya
disesuaikan dengan kondisi kecacatan anak, misalnya tinggi meja kursi dapat
disetel, tanganan, dan sandaran kursi dimodifikasi, dan dipasang belt (sabuk)
agar aman.

Latihan Dan Tugas

1. Buat Rangkuman singkat tentang materi di atas. Buat 2 atau 3 pertanyaan yang
berkaitan dengan materi tersebut.

2. Perhatikan Illustrasi pada awal kegiatan, Jawab pertanyaan di bawah ini :

a. Rancang sistem pendidikan yang tepat untuk ke dua anak tersebut,

b. Jelaskan alasan pemilihan system pendidikan tersebut.

3. Dapatkan saudara menggambarkan kondisi khusus ruang kelas yang cocok bagi
anak tunadaksa yang menggunakan kursi roda !

4. Uraikan dengan perkataaan saudara sendiri 3 kemudahan gedung/ bangunan


yang tepat bagi anak tunadaksa !.

KUMPULKAN SAAT KITA UJIAN AKHIR .

Anda mungkin juga menyukai