Anda di halaman 1dari 13

JURNAL SOSIAL

“ PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA DAN


MASYARAKAT MELALUI ONLINE SHOPPING”

DISUSUN OLEH :
ANGGA NOVIANA CAHYA ASTUTI (K1518012)
RAHMI MUTHI’AH RIZAL (K1518062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
PERILAKU KONSUMTIF MELALUI ONLINE SHOPPING

Angga Noviana Cahya Astuti, Rahmi Muthi’ah Rizal


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Email : angga.noviana20@gmail.com dan rizalmuthiah10@gmail.com

ABSTRAK
Adanya globalisasi, mau tak mau membuat masyarakat terkhusus mahasiswa
harus beradaptasi dan memilah segala informasi dan budaya. Salah satu dampak
yang sangat terasa adalah adanya internet, hal ini membuat masyarakat mudah
untuk mengakses segala sesuatu. Perilaku konsumtif pun semakin menjadi dengan
dimudahkannya untuk melakukan online shopping. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dinamika perilaku konsumtif melalui online shopping. Sampel
penelitian ini berjumlah 27 orang dan teknik pengambilan data menggunakan
kuesioner terbuka. Hasil penelitian ini adalah perilaku konsumtif melalui online
shopping yaitu melakukan perilaku belanja secara berlebihan, melakukan belanja
karena kesenangan, pembelian impulsive. Perilaku berbelanja yang dilakukan ini
sudah menjadi gaya hidup, informan rela menjual barang berharga seperti sepatu,
kamera, handphone untuk membeli barang yang diinginkan dan subyek juga rela
makan seadanya asal bisa membeli baju branded dengan model yang berbeda dari
orang lain, serta merasa bangga memiliki banyak baju dan setiap pergi selalu
memakai baju yang berbeda-beda tanpa ada orang lain yang memakai baju yang
sama.
Kata kunci :, perilaku konsumtif, online shopping, kemajuan
ABSTRACT
The existence of globalization, inevitably makes the society especially students
must adapt and sort all information and culture. One of the most significant effects
is the existence of the internet, this makes it easy for people to access everything.
Consumptive behavior is increasingly becoming easier to do online shopping.
This study aims to determine the dynamics of consumer behavior through online
shopping. The sample of this study amounted to 27 people and the data collection
technique used an open questionnaire. The results of this study are consumptive
behavior through online shopping, namely excessive shopping behavior, shopping
because of pleasure, impulsive purchases. This shopping behavior has become a
lifestyle, informants are willing to sell valuables such as shoes, cameras,
cellphones to buy desired items and subjects are also willing to eat as much as
they can as long as they can buy branded clothes with different models from
others, and feel proud to have lots clothes and each go always wear different
clothes without anyone else wearing the same clothes.
Keyword : consumptive behavior, online shopping, progress
Pendahuluan

Pada zaman yang semakin canggih ini, banyak masyarakat yang sudah


tidak asing lagi dengan keberadaan internet. Adanya internet memudahkan kita
dalam menyelesaikan urusan atau pekerjaan kita. Bahkan dengan adanya internet
membuat kita merasakan sesuatu yang jauh seolah-olah dekat dengan kita.

  Seperti contoh situs jual-beli via online yang kini marak terjadi di
Indonesia. Situs jual-beli online atau yang sering kita kenal dengan istilah online
shop merupakan salah satu sistem jual beli yang menggunakan media online. Di
Indonesia sendiri sudah banyak yang melakukan sistem belanja online, contohnya
adalah lazada, bli-bli, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu saja ikut
mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat kita. Dari masyarakat
tradisional yang berbelanja lewat pasar hingga sekarang tanpa perlu bersusah
payah kita dapat membelinya secara online.

Begitupun kebiasaan mahasiswa dalam mengakses teknologi yang bisa


dianggap paling berperilaku modern diantara masyarakat. Konsumsi barang
melalui online shop bagi kalangan mahasiwa saat ini adalah fenomena nyata yang
selalu menjadi pembicaraan hangat di kalangan mahasiswa pada berbagai
kesempatan. Sebagian mahasiswa mengetahui apa itu online shop walaupun tidak
semua mahasiswa menggunakan jasa tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan.
Mahasiswa yang sudah merasa mendapatkan keuntungan yang didapatkan dari
penggunaan jasa online shop, akan merasa kecanduan untuk terus mengguankan
online shop dalam memenuhi kebutuhannya. Barang-barang yang sering
dikonsumsi oleh mahasiswa adalah sebagian besar untuk memenuhi konsumsi
pakaian. Pakaian adalah salah satu barang yang sangat diminati para pengguna
jasa online shop terutama kalangan mahasiwa baik laki-laki maupun perempuan.

Banyaknya online shop pada jejaring sosial di smartphone mahasiswa, ini


menunjukkan terjadinya perilaku konsumtif mereka. Dengan melihat frekuensi
seringnya mereka menggunakan media sosial maka secara otomatis mereka akan
melihat barang-barang di online shop yang ada di media sosial mereka dan ini
akan menimbulkan perilaku konsumtif mereka terjadi. Sebelum ada online shop,
remaja hanya dapat membeli barang-barang yang mereka inginkan apabila mereka
memiliki waktu senggang saja. Misalnya jika hari libur, salah seorang remaja akan
pergi ke pusat perbelanjaan ataupun semacamnya dan ia melihat barang yang ia
sukai lalu membelinya. Berbeda dengan sekarang, setiap saat mahasiswa tersebut
dapat selalu melihat contoh barang-barang tersebut didalam telepon genggamnya
sendiri.

Karena dengan kemudahan tanpa batas inilah,mahasiswa sering


menggunakan smartphone mereka untuk mengakses internet bahkan dalam waktu
sibuk sekalipun. Kemudahan yang ditawarkan oleh online shop inilah yang
membuat remaja nyaman dan kecanduan untuk berbelanja online. Karena sering
kali apabila sudah pernahsekali berbelanja online pasti ingin lagi, lagi, dan lagi
berbelanja online. Belanja secara online dinilai lebih praktis dan cepat untuk
memperoleh barang-barang yang dibeli. Karena kepraktisan inilah para remaja
menjadi sulit dalam mengendalikan diri untuk menggunakan online shop.Yang
mana pada akhirnya menjadikan mahasiswa berperilaku boros, karena barang-
barang produk Online shop yang dibeli juga hanya barang-barang yang sudah
dimiliki para mahasiswa sebelumnya, hanya saja berbeda model ataupun warna.
Hal ini dengan jelas menunjukkan perilaku konsumtif mahasiswa benar-benar
terjadi.

Dikarenakan hal tersebut maka kami melakukan penelitian sosial terhadap


beberapa mahasiswa yang berdomisili di Jogja dan Solo untuk meneliti lebih
dalam lagi tentang perilaku konsumtif dan pengaruh online shop bagi mereka
sendiri.
Tinjauan Pustaka

Perilaku konsumtif merupakan tindakan seorang membeli suatu barang


tanpa adanya pertimbangan yang masuk akal dimana seorang tersebut dalam
membeli suatu barang tidak didasarkan pada faktor kebutuhan (Sumartono, 2002)

Ancok (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif seseorang ialah


perilaku yang tidak lagi membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, tetapi
membeli barang hanya sematamata untuk membeli dan mencoba produk, walau
sebenarnya tidak memerlukan produk tersebut.

Menurut Lina & Rosyid (1997) aspek-aspek perilaku konsumtif, antara


lain

a. Pembelian Impulsif ( Impulsive Buying ).Aspek ini menunjukkan


bahwa seorang remaja berperilaku membeli semata-mata karena
didasari oleh hasrat yang tiba-tiba / keinginan sesaat, dilakukan tanpa
terlebih dahulu memepertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang
akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional.
Menurut Kharis (2011) menyebutkan bahwa impulsive buying atau
biasa disebut juga unplanned purchase, adalah perilaku orang dimana
orang tersebut tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja.
Menurut Rook dalam Kharis (2011) impulsive buying adalah
pembelian yang terjadi ketika konsumen mengalami desakan tibatiba,
yang biasanya sangat kuat dan menetap untuk membeli sesuatu 4
dengan segera.Dorongan pembelian adalah sifat foya-foya dan dapat
merangsang konflik emosional, sehingga impulsive buying mudah
terjadi karena adanya keinginan konsumen yang berubah-ubah.
Impulsive buying memiliki beberapa karakteristik : 1) Spontanitas.
2)Kekuatan, kompulsi, intensitas. 3) Kegairahan dan stimulasi. 4)
Ketidakpedulian akan akibat.
b. Pemborosan Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang
menghamburhamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan
yang jelas. Boros adalah membelanjakan sesuatu tidak pada tempatnya
ataupun melebihi ukuran yang semestinya. Contohnya: berbelanja
pakaian yang dibutuhkan untuk kepentingan kerja, sekolah atau acara
resmi tidak dikatakan boros namun jika membeli melebihi batas missal
butuh pakaian hanya satu namun membeli tiga hal inilah yang
dikatakan boros.
c. Mencari kesenangan (Non rational buying)
Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan
semata-mata untuk mencari kesenangan. Salah satu yang dicari adalah
kenyamanan fisik dimana para remaja dalam hal ini dilator belakangi
oleh sifat remaja yang akan merasa senang dan nyaman ketika dia
memakai barang yang dapat membuatnya lain daripada yang lain dan
membuatnya merasa trendy.
Belanja online didefinisikan sebagai perilaku mengunjungi toko
online melalui media internet untuk mencari, menawar atau membeli 5
produk dengan niat membeli dan mendapatkan produk tersebut. Di
Indonesia masih terdapat banyak toko online, dimana transaksi
pembayaran masih dilakukan dengan cara nononline, seperti transfer
antar bank (Luthfiana,2014).
Online shopping atau belanja online via internet, adalah suatu
proses pembelian barang atau jasa melalui internet. Sejak kehadiran
internet, para pedagang telah berusaha membuat toko online dan
menjual produk kepada mereka yang sering menjelajahi dunia maya
(internet) melalui berbagai macam media sosial, blog, bahkan web
( Alfatris, 2014)
Belanja online (online shopping) adalah kegiatan jual beli atau
perdagangan elektronik yang memungkinkan konsumen untuk dapat
langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui media internet
menggunakan sebuah web browser (Hardiawan,2013).
Faktor yang mempengaruhi perilaku membeli menurut
Kotler( 2003:183-206 dalam Suhari, 2008) terdiri dari :
1. Kebudayaan yang terdiri dari : budaya, sub budaya dan kelas sosial.
2. Sosial yang terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
3. Personal yang terdiri dari: usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
4. Psikologi yang terdiri dari: motivasi, persepsi, proses belajar, proses
belajar, kepercayaan dan sikap.

Metode Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan metode


kuantitatif dan kualitatif karena dalam penelitian Perilaku Konsumtif Melalui
Online Shopping peneliti ingin mengungkap fenomena yang ada di masyarakat.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data dari responden maka peneliti
menggunakan metode kuesioner terbuka untuk menscreaning data dan metode
wawancara untuk menggali data. Dalam kuesioner terbuka yang diajukan peneliti
untuk responden berisi 12 pertanyaan.

Hasil dan Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika perilaku


konsumtif melalui online shopping. Maraknya internet dan semakin
berkembangnya globalisasi membuat orang semakin mudah tergiur untuk
mengikuti trend yang ada dan ingin melakukan hal secara praktis dan cepat.
Sehingga mendorong untuk melakukan transaksi belanja secara berlebihan.
Konsumen sekarang sering menggunakan sosial media untuk online shopping.

Diagram 1 pengalaman
melakukan online shopping
Berdasarkan hasil analitis diagram di atas terlihat 96,3% dari seluruh responden
pernah melakukan online shopping. Itu artinya dari 27 orang responden hanya 1
orang yang belum pernah sama sekali melakukan belanja online. Hal ini
menunjukkan di masa sekarang ini hampir semua orang penasaran atau tergiur
untuk melakukan jual beli secara online.

Diagram 2 frekuensi melakukan


online shopping

Dari diagram di atas survey membuktikan bahwa mayoritas melakukan online


shopping hanya ketika responden ingin saja. Namun tidak menutup kemungkinan
ada beberapa orang yang bahkan menjadikannya suatu kebiasaan. Bahkan 7,4%
dari responden melakukan online shopping setiap harinya.

Diagram 3 jenis barang yang


dibeli

Pembelian melalui online shopping yang dilakukan oleh informan sebagian besar
untuk membeli produk pakaian yang sedang marak dikalangan masyrakat dan dari
beranea ragam produk pakaian tersebut sebagian besar informan dari 27 informan
sekitar 11 informan menyatakan bahwa baju merupakan barang yang sering dibeli
oleh informan melalui online shopping. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan Savitrie (2008) bahwa jenis produk pakaian yang paling banyak
dibeli konsumen adalah baju karena frekwensi pemakaiannya yang paling sering.
Sedangkan untuk jenis produk lain yaitu tas, sepatu, dan aksesoris tidak sesering
membeli baju karena pemakaiannya bisa berulang kali tanpa terlihat mencolok. 10

Diagram 4 kekecewaan
melakukan online shopping

Walaupun maraknya online shopping terjadi, belum tentu menandakan kepuasan


dalam pelayanannya. Sebagian besar dari informan yang melakukan online
shopping, mereka kecewa atas barang yang telah mereka beli.

Diagram 5 alasan melakukan


online shopping

Berdasarkan hasil analisis diagram diatas hasil terbesar alasan memutuskan untuk
membeli melalui online shopping karena untuk memenuhi kebutuhan. Walaupun
hasil yang ditunjukkan pun beragam dan hanya berselisih sedikit. Alasan yang
dikemukakan antara lain: memenuhi keinginan, barangnya bagus atau lucu atau
murah, barang lebih murah di toko online daripada offline.
Diagram 6 aplikasi yang
digunakan untuk belanja online

Dengan maraknya online shopping, menjadi kesempatan bagi pengusaha untuk


membuka berbagai lahan untuk toko online. Dari 27 responden, 9 responden
menggunakan aplikasi shopee yaitu aplikasi yang sedang gencarnya memberi
iklan besar-besaran. Lalu disusul dengan aplikasi Lazada, Tokopedia, Instagram,
dan platform lainnya.

Rata-rata jumlah pengeluaran responden di setiap transaksinya adalah sekitar


200.000,00. Dan ketika diwawancarai mana yang mereka pilih apakah online
shopping atau belanja langsung, kebanyakan dari mereka menjawab memilih
belanja langsung karena ingin melihat secara langsung kualitas barang yang
dibeli, lebih aman, dan tidak mengecewakan. Walaupun banyak juga yang tetap
memilih untuk berbelanja online, alasannya adalah lebih murah, banyak
promo,praktis, dan gak ribet.

Kesimpulan dan Saran

Di era globalisasi ini banyaknya kemudahan-kemudahan yang diberikan


termasuk dalam proses transaksi jual beli yang dapat dilakukan melalui internet
atau lebih dikenal sebagai transaksi belanja online (e-commerce), mempu
menimbulkan beberapa permasalahan seperti munculnya prilaku konsumtif
ataupun pemborosan akibat terlalu sering atau bahkan karena terlalu asyik dengan
kemudahan transaksi belanja online. Hal ini pada umumnya sering terjad pada
kalangan mahasiswa karena mayoritas konsumen belanja online adalah para
pelajar seperti mahasiswa serta segmentasi dari pedagang online adalah pelajar
dan mahasiswa.
Untuk menghjndari pemborosan ataupun munculnya perilaku konsumtif,
hendaknya sebagai mahasiswa yang pada umumnya belum memiliki penghasilan
sendiri, mampu untuk mengontrol keuangan dalam membelanjakan
sesuatu.Mahasiswa juga dituntut untuk mampu memperioritaskan mana barang
yang memang menjadi kebutuhan utama atau primer agar uang tidak dihabiskan
begitu saja untuk barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan, serta menghindari
pembelanjaan hanya untuk gengsi saja agar uang bisa berguna untuk barang-
barang yang benar-benar diperlukan.

Lingkungan sekitar turut mempengaruhi seseorang untuk menjadi orang


yang berperilaku konsumtif, salah satu contoh adalah kehidupan dunia maya.
Dalam kehidupan maya trend atau kebiasaan-kebiasaan yang saat ini sedang
popular begitu mudah untuk menyebar, diantaranya adalah trend fashion. Hal
tersbut mendorong mahasiswa untuk melakukan belanja yang pada umumnya
dilakukan melalui belanja online karena dinilai lebih efektif dan praktis, serta
dengan kelengkapan yang diberikan oleh toko online. Apabila hal tersebut
dilakukan secara terus-menerus tidak dapat dipungkiri bahwa bisa jadi ia menjadi
orang yang berperilaku konsumtif bila tidak dapat mengontrol uangnya.
Daftar Pustaka
http://psychology-nkartikas.blogspot.com/2016/09/perilaku-konsumtif.html
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/fktr-pngarh-kep-
pmblian/
http://www.academia.edu/15877311/Pemanfaatan_Internet_dalam_Online_Shopp
ing
https://www.researchgate.net/publication/324251206_DAMPAK_PERILAKU_K
ONSUMEN_TERHADAP_PENGGUNAAN_AKSES_SITUS_ON-
LINE_SHOP_STUDI_KASUS_PADA_MAHASISWA_DI_UNIVERSITAS_PA
NCASAKTI_TEGAL
https://lenterakecil.com/belanja-online-belanja-daring/
https://www.kajianpustaka.com/2018/06/pengertian-aspek-dan-karakteristik-
perilaku-konsumtif.html
https://text-id.123dok.com/document/oz1g87xez-aspek-aspek-perilaku-konsumtif-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumtif.html
https://docs.google.com/forms/d/1LD2c0B_AELumxG13mSG98_9XRNj5uZPVl
VHcNn2rlY8/edit?ts=5c1229d4#responses
https://gultomhans.wordpress.com/2012/10/14/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
perilaku-konsumtif/
https://moeslema.com/2707

Anda mungkin juga menyukai