Abstrak
Perkembangan ritel semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku
konsumen dalam kegiatan pembelanjaan terurama secara online. Konsumen sekarang ini tidak
hanya berbelanja karena kebutuhan melainkan berbelanja karena emosional. Penelitian ini
secara khusus membahas mengenai konsumen yang berbelanja fashion secara online pada
aplikasi instagram di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Hedonic Shopping Motivation terhadap Impulse Buying melalui Shopping Lifestyle
dan Fashion Involvement sebagai mediator.Teknik pengumpulan data yaitu wawancara
dengan alat bantu kuesioner, teeknik pengambilan sampel dengan non probability dengan
jumlah sampel sebanyak 100. Data dianalisis melalui uji validitas, uji realibilitas, koefisien
determinasi, uji t, uji normalitas, uji multikolineritas, uji hetereokedastisitas, uji hipotesis, uji
sobel dan analisis jalur. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan program
SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel hedonic shopping
motivationberpengaruh signifikan terhadap shopping lifestyle, fashion involvementdan
impulse buying. Variabel shopping lifestyle dan fashion involvement berpengaruh secara
signifikan terhadap impulse buying. Serta shopping lifestyle dan fashion involvement
berpengaruh sebagai mediator antara hedonic shopping motivation dan impulse buying.
Kata Kunci: hedonic shopping motivation, shopping lifestyle, fashion involvement dan impulse
buying.
1
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
2
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
3
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
berbelanja. (3) Pengalaman baru, konsumen pengetahuan tentang fashion dan perilaku
berbelanja untuk memuaskan keinginan pembelian.
berbelanja. (4) Bertemu dengan orang lain,
konsumen berbelanja untuk berinteraksi dengan Kim (2005) mengemukakan bahwa
orang lain. (5) Mencari hiburan, konsumen untuk mengetahui8 hubungan fashion
berbelanja untuk menghibur diri. (6) Melupakan involvement adalah dengan menggunakan
persoalan, konsumen berbelanja untuk indikator: (1) Mempunyai satu atau lebih
menghilangkan persoalan yang dihadapi. pakaian dengan jenis model terbaru (trendy) (2)
Fashion adalah suatu hal yang penting yang
Shopping Lifestyle mendukung aktifitas. (3) Lebih suka apabila
Betty Jackson dalam Japarianto dan model pakaian yang digunakan berbeda dengan
Sugiyono (2011) mengatakan shopping lifestyle orang lain. (4) Pakaian menunjukkan
merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam karakteristik. (5) Dapat mengetahui tentang
belanja yang mencerminkan perbedaan status seseorang dengan pakaian yang digunakan. (6)
sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan Ketika memakai pakaian favorit, membuat
status, martabat, dan kebiasaan. Betty Jackson orang lain tertarik untuk melihatnya. (7)
(2004) mengatakan shopping lifestyle Mencoba produk fashion terlebih dahulu
merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam sebelum membelinya. (8) Mengetahui adanya
berbelanja yang mencerminkan perbedaan fashion terbaru dibandingkan dengan orang
status sosial, Jackson juga mengatakan bahwa lain.
“seseorang akan rela membeli merek yang
disenangi meskipun orang tersebut tidak punya Model Empiris
cukup uang”. Cobb dan Hoyer dalam Japarianto Berdasarkan landasan teori yang telah
(2011) mengemukakan bahwa untuk dibahas, maka dapat disusun suatu model
mengetahui hubungan Shopping Lifestyle empiris yang digambarkan sebagai berikut:
terhadap Impulse Buying adalah dengan
menggunakan indikator yaitu sebagai berikut :
(1) Menanggapi untuk membeli setiap tawaran
iklan mengenai produk fashion. (2) Membeli
pakaian model terbaru ketika melihat di
postingan olshop (3) Berbelanja merk yang
paling terkenal (4) Yakin bahwa merk terkenal
yang dibeli terbaik dalam hal kualiatas (5)
Sering membeli berbagai merk (produk
kategori) dari pada merk yang biasa dibeli.
Fashion Involvement
Fashion involvement didefinisikan
Prastia (2013) sebagai keterlibatan seseorang
dengan suatu produk fashion (aksesoris) karena
kebutuhan, nilai dan ketertarikan seseorang
terhadap produk tersebut. Fashion involvement
merupakan rasa ketertarikan konsumen untuk Berdasarkan model empiris diatas dapat
terlibat lebih dalam terhadap berbagai hal yang dirumuskan hipotesis penelitian sebagai brikut:
berhubungan dengan produk fashion dan H1 : Hedonic shopping motivation berpengaruh
konsumen merasa senang atas keterlibatan terhadap shopping lifestyle
tersebut sehingga akhirnya mendorong sifat H2 : Hedonic shopping motivation berpengaruh
hedonis dalam pembelian produk fashion. terhadap fashion involvement
Dalam membuat keputusan pembelian pada H3 : Hedonic shopping motivation berpengaruh
fashion involvement di tentukan oleh beberapa terhadap impulse buying
faktor yaitu karakteristik konsumen, H4 : Shopping Lifestyle berpengaruh terhadap
impulse buying
4
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
5
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
6
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
Coefficientsa Fashion
,159 ,089 ,184 1,792 ,076
Involvement
Standard
ized a. Dependent Variable: Impulse Buying
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents Berdasarkan hasil analisi regresi pada tabel 6
Std. diatas dapat disimpulkan bahwa:
Model B Error Beta t Sig.
4. Variabel shopping lifestyle mempunyai nilai
t
1 (Constant) -2,295 2,301 -,998 ,321 hitung sebesar 3,911>ttabel 1,98422 dengan
Hedonic
tingkat signifikan 0,000 < α = 0,05, hal ini
Shopping ,558 ,105 ,472 5,295 ,000 menunjukan bahwa shoppinglifestyle secara
Motivation
signifikan memiliki pengaruh terhadap
a. Dependent Variable: Impulse Buying impulse buying, maka H0 ditolak dan H4
diterima.
Berdasarkan hasil analisi regresi pada tabel 5
diatas dapat disimpulkan bahwa: 5. Variabel fashion involvement mempunyai
nilai thitung sebesar 2,156>ttabel 1,98422
1. Variabel hedonic shopping motivation
dengan tingkat signifikan 0,000 <α = 0,05,
mempunyai nilsi thitung sebesar 7,443>ttabel
hal ini menunjukan bahwa fashion
1,98422 dengan tingkat signifikan 0,000<α =
iinvolvement secara signifikan memiliki
0,05, hal ini menunjukkan bahwa hedonic
pengaruh terhadaphedonic shopping
shopping motivation memiliki pengaruh
motivation, maka H0 ditolak dan H5diterima.
secara signifikan terhadap shopping lifestyle,
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Variabel hedonic shopping motivation
mempunyai nilai thitung sebesar 5,169>ttabel
7
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
8
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
9
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
10
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
Kacen, Jacqueline J. Dan Julie Anne Lee, The Overby, J.W. and E.J. Lee. 2006. The Effect Of
Influence of Culture on Consumer Utilitarian And Hedonic Online
Impulsive Buying Behavior, Journal Of Shopping Value On Consumer
Consumer Psychology, 12(2), 2002
11
Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement
12