Anda di halaman 1dari 7

174

Journal of Applied Business Administration Vol 2, No 2,September 2018, hlm. 174-180. e-ISSN:2548-9909

PENGARUH FASHION INVOLVEMENT DAN SHOPPING


LIFESTYLE TERHADAP IMPULSIVE BUYING MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI BATAM

1 2
Rahmat Hidayat ) Inggit Kusni Tryanti )
1) Prodi Administrasi Bisnis Terapan Politeknik Negeri Batam, email: rahmat@polibatam.ac.id
2) Prodi Administrasi Bisnis Terapan Politeknik Negeri Batam, email: inggit@gmail.co

Abstract

This research aims to find out how the influence of Fashion Involvement and Shopping Lifestyle in Impulsive
Buying of student of Batam State Polytechnic, to find out how far these both of variable affect consumer
behavior in Impulsive Buying. This research uses descriptive method that involves 85 business management
students as respondents. The data collection is done by questionnaires distribution. Data were analyzed by
multiple linier analysis method using SPSS program version 23. The result of partial test showed that Fashion
Involvement had a negative but significant effect in Impulsive Buying and Shopping Lifestyle had a positive and
significant effect in Impulsive Buying. While the result of the simultaneous test showed that both of variable had
a positive and significant effect in Impulsive Buying.

Keywords: Fashion Involvement, Impulsive Buying, Shopping Lifestyle

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Fashion Involvement dan Shopping Lifestyle
terhadap Impulsive Buying Mahasiswa Politeknik Negeri Batam, untuk mengetahui sejauh mana kedua variabel
tersebut dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan Impulsive Buying. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yang melibatkan 85 mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis sebagai responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan metode
analisis linier berganda yang pengolahannya menggunakan program SPSS statistic versi 23. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa variabel Fashion Involvement memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan
terhadap Impulsive Buying dan variabel Shopping Lifestyle memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Impulsive Buying. Sedangkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa kedua variabel bebas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Impulsive Buying.

Kata kunci: Fashion Involvement, Impulsive Buying, Shopping Lifestyle

PENDAHULUAN tanpa melihat mana yang menjadi kebutuhan.


Gaya hidup yang semakin meningkat
Pada perkembangan zaman saat ini, menjadikan kegiatan berbelanja atau shopping
pusat perbelanjaan tidak hanya berfungsi menjadi suatu hal yang digemari oleh
sebagai tempat berbelanja, tetapi sudah seseorang untuk menghabiskan waktu dan
menjadi tempat rekreasi dan merupakan bagian uang. Dunia fashion yang semakin
dari gaya hidup. Meningkatnya pendapatan berkembang saat ini juga menjadi faktor yang
masyarakat, meningkatnya kualitas pelayanan mendukung terjadinya pembelian yang tidak
dan produk, serta perubahan sikap masyarakat direncanakan atau impulsive buying. Fashion
ikut mempengaruhi pola konsumsi masyarakat adalah salah satu daya tarik dari sebuah mall
itu sendiri. Perubahan gaya hidup menjadi atau pusat perbelanjaan. Ketertarikan ini
salah satu faktor yang mendorong masyarakat biasanya berdampak pada keinginan berbelanja
untuk berbelanja. Gaya hidup tersebut seseorang tanpa memikirkan kegunaan barang
mempengaruhi masyarakat untuk berbelanja atau fashion item tersebut dan dapat
175

Journal of Applied Business Administration Vol 2, No 2,September 2018, hlm. 174-180

menimbulkan impulsive buying. Ketertarikan disertai emosi yang dicirikan sebagai


masyarakat terhadap fashion saat ini juga bisa “menggairahkan,” “menggetar,” atau “liar.”
menjadi peluang bagi para pengusaha atau 4. Ketidakpedulian akan akibat: Desakan
pelaku bisnis dalam mengembangkan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit
bisnisnya. untuk ditolak sehingga akibat yang
Perkembangan fashion dan mode mungkin negatif diabaikan.
pakaian saat ini sedang pada tahap yang Variabel ini dapat diukur dengan
mengesankan. Bagi masyarakat saat ini indikator:
kebutuhan fashion bukan hanya soal 1. Bila ada tawaran khusus, saya cenderung
berpakaian, tapi juga penting untuk menunjang berbelanja banyak.
penampilan agar selalu terlihat modis dan 2. Saat berbelanja produk fashion, saya
menarik. Kesadaran akan fashion ini juga cenderung berbelanja tanpa berpikir
tampak pada mahasiswa jurusan Manajemen panjang dulu sebelumnya.
Bisnis kelas karyawan Politeknik Negeri 3. Saat memasuki pusat perbelanjaan atau
Batam yang sehari-hari kuliah sekaligus mall, saya segera memasuki sebuah toko
bekerja. Aktivitas mereka sehari-hari menuntut fashion untuk membeli sesuatu.
mereka untuk selali berpenampilan rapi dan 4. Cenderung terobsesi untuk membelanjakan
modis. Maka tidak dapat kita pungkiri bahwa uang yang saya bawa sebagian atau
fashion berperan penting dalam performa seluruhnya untuk produk fashion.
seseorang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka Cenderung membeli produk fashion meskipun
tujuan dari penelitian ini adalah: saya tidak begitu membutuhkannya.
1. Untuk mengetahui bagaimana Fashion Berdasarkan beberapa pengertian
Involvement berpengaruh terhadap diatas dapat disimpulkan bahwa Impulsive
Impulsive Buying. Buying atau pembelian tidak terencana adalah
2. Untuk mengetahui bagaimana Shopping pembelian yang terjadi secara spontan dan
Lifestyle berpengaruh terhadap langsung dilakukan saat itu juga atas dasar
Impulsive Buying. keinginan dan tanpa perencanaan.
Impulse Buying atau pembelian tidak
Untuk mengetahui bagaimana Fashion terencana dapat diklasifikasikan dalam empat
Involvement dan Shopping Lifestyle tipe, yaitu:
berpengaruh terhadap Impulsive Buying. 1. Pure Impulse Buying: Pembelian yang
dilakukan karena adanya luapan emosi dari
KAJIAN PUSTAKA konsumen sehingga melakukan pembelian
terhadap produk yang diluar kebiasaannya.
Impulsive Buying 2. Reminder Impulse Buying: Pembelian yang
Menurut Strack (2005) Impulsive terjadi karena konsumen tiba-tiba teringat
Buying didefinisikan sebagai pembelian yang untuk melakukan pembelian produk
tiba-tiba dan segera tanpa ada niat pembelian tersebut. Berarti konsumen telah pernah
sebelumnya. melakukan pembelian sebelumnya atau
Menurut penelitian Engel (dalam telah pernah melihat produk tersebut dalam
Japarianto, 2011), berikut adalah karakteristik iklan.
dari Impulsive Buying antara lain: 3. Suggestion Impulse Buying: Pembelian
1. Spontanitas: Pembelian ini tidak diharapkan yang terjadi pada saat konsumen melihat
dan memotivasi konsumen untuk membeli produk, melihat tata cara pemakaian atau
saat itu juga, sering sebagai respon terhadap kegunaannya, dan memutuskan melakukan
visual yang langsung ditoko. pembelian. Pembelian ini dilakukan oleh
2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas: Adanya konsumen meskipun konsumen tersebut
motivasi untuk mengesampingkan semua tidak benar-benar membutuhkannya.
yang lain dan bertindak seketika. Konsumen terpengaruh karena diyakini
3. Kegairahan dan stimulasi: Desakan oleh penjual atau seseorang yang ia temui
mendadak untuk membeli yang sering saat berbelanja.
4. Planned Impulse Buying: Pembelian yang
terjadi ketika pembeli sebenarnya sudah
176

Rahmat & Inggit, pengaruh fashion involvement dan shopping lifestyle terhadap impulsive buying…

merencanakan pembelian tetapi barang yang Penelitian tersebut mengemukakan


dimaksud habis atau tidak sesuai dengan yang bahwa untuk mengetahui hubungan antara
diharapkan, maka pembelian dilakukan dengan shopping lifestyle dan impulsive buying adalah
membeli jenis barang yang sama tetapi dengan dengan menggunakan indikator sebagai
merk atau ukuran yang berbeda. berikut:
1. Menanggapi setiap tawaran iklan mengenai
Fashion Involvement produk fashion
Fashion Involvement menurut Zeb, 2. Berbelanja produk dengan merk terkenal
etal. (dalam Multazami, 2016) merupakan 3. Yakin bahwa merk terkenal yang dibeli
seberapa tinggi konsumen menganggap terbaik dalam hal kualitas
penting terhadap kategori produk fashion Menurut Levy (2009) Shopping
(pakaian) yang meliputi: keterlibatan produk, Lifestyle adalah gaya hidup yang mengacu
perilaku pembelian, dan karakteristik pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana
konsumen yang terbukti meningkatkan mereka menghabiskan waktu, uang, kegiatan
tendensi pengkonsumsian yang bersifat pembelian yang dilakukan, sikap dan pendapat
hedonis, menimbulkan emosi yang positif, mereka tentang dunia dimana mereka tinggal.
serta mempengaruhi Impulsive Buying. Berdasarkan definisi diatas, dapat
Fashion Involvement digunakan disimpulkan bahwa shopping lifestyle adalah
terutama untuk meramalkan variabel tingkah sikap seseorang dalam menghabiskan waktu
laku konsumen yang berhubungan dengan dan uang untuk membeli produk atau jasa yang
produk pakaian seperti keterlibatan produk, didasari berbagai hal, misalkan keinginan,
perilaku pembelian, dan karakteristik pendapat, merek produk, dan iklan serta
konsumen. berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Menurut Kim (2005) untuk
mengetahui hubungan fashion involvement KERANGKA PEMIKIRAN
terhadap impulsive buying adalah dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Memiliki satu atau lebih pakaian dengan
model terbaru.
2. Lebih suka apabila model pakaian yang
digunakan berbeda dengan yang lain.
3. Pakaian dapat menunjukkan karakteristik
seseorang.
4. Fashion adalah salah satu hal penting yang
mendukung aktivitas.
5. Ketika memakai pakaian favorit, membuat
orang tertarik melihatnya. Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Maka Fashion Involvement dapat
didefinisikan sebagai keterlibatan seseorang HIPOTESIS
dengan suatu produk atau apapun yang
berhubungan dengan Fashion karena faktor a. Fashion Involvement berpengaruh positif
kebutuhan, kepentingan, ketertarikan, ciri khas dan signifikan terhadap Impulsive Buying.
penampilan, serta berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. b. Shopping Lifestyle berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Impulsive Buying.
Shopping Lifestyle
Menurut Cobb dan Hoyer (1986) c. Fashion Involvement dan Shopping
Shopping Lifestyle didefinisikan sebagai Lifestyle bersama-sama berpengaruh positif
perilaku konsumen mengenai keputusan dan signifikan terhadap Impulsive Buying.
pembelian suatu produk yang dihubungkan
dengan tanggapan atau pendapat pribadi
mereka.
177

Journal of Applied Business Administration Vol 2, No 2,September 2018, hlm. 174-180

METODE

Jenis penelitian ini menggunakan


pendekatan Explanatory Research (penelitian
penjelasan) yaitu penelitian yang menyoroti Keterangan:
hubungan variabel penelitian dan menguji n = ukuransampel
hipotesa yang telah dirumuskan. Alasan N = Populasi
peneliti menggunakan pendekatan ini adalah E = Presentase error
karena dapat menjelaskan hubungan dan
pengaruh antara variabel bebas terhadap Berdasarkan rumus, jumlah sampel
variabel terikat secara bersama-sama melalui yang diambil dalam penelitian ini adalah:
pengujian hipotesis.
Teknik pengumpulan data dalam n = 557 / 1 + (557 x 0.1²)
penelitian ini adalah dengan cara penyebaran n = 557 / 6, 57
kuesioner secara langsung kepada responden n= 84,7 (dibulatkan menjadi 85 mahasiswa)
yaitu mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis
kelas karyawan Politeknik Negeri Batam. Agar penyebaran kuisioner penelitian
ini merata, maka 85 responden akan dibagi
Populasi sesuai program studi masing-masing dengan
Menurut Sugiyono (2008) populasi menggunakan rumus proporsional, sebagai
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas berikut:
objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh n = (populasi kelas / jumlah populasi
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik keseluruhan) x jumlah sampel
kesimpulannya Populasi dari penelitian ini AB = (158 / 557) x 85 = 24,1 = 24
adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis AM = (174 / 557) x 85 = 26.5 = 27
Kelas Karyawan Politeknik Negeri Batam AK = (225 / 557) x 85 = 34,3 = 34+
yang terbagi atas tiga Program Studi yaitu
Administrasi Bisnis (AB), Akuntansi TOTAL = 85
Manajerial (AM), dan Akuntansi (AK) yang
terdiri dari 557 mahasiswa. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008), hasil
Sampel penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
Sampel adalah bagian dari jumlah dan antara data yang terkumpul dengan data yang
karakterisik yang dimiliki oleh populasi sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik penarikan Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah
pada penelitian ini adalah Proportionate atau tidaknya suatu kuesioner.
Stratified Random Sampling, karena populasi Hasil uji validitas menunjukkan bahwa
yang akan diteliti mempunyai anggota/unsur semua item dari masing-masing variabel
yang tidak homogen dan berstrata secara nilainya lebih besar dari rtabel (0,1796),
proporsional. Adapun batasan responden yang sehingga semua item dikatakan valid.
akan dijadikan kriteria dalam penelitan adalah:
Responden merupakan mahasiswa Jurusan Uji Reliabilitas
Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Hasil penelitian dikatakan reliabel, bila
Kelas Karyawan.
terdapat kesamaan data dalam waktu berbeda
(Sugiyono, 2008).
Jumlah sampel pada penelitian ini
ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan Hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing
α (alpha) 10% dan tingkat kepercayaan 95%
variabel lebih besar dari 0,60, sehingga seluruh
terhadap populasi.
variabel dapat dikatakan reliabel.
178

Rahmat & Inggit, pengaruh fashion involvement dan shopping lifestyle terhadap impulsive buying…

Metode Analisis Data 2. Analisis Regresi Linier Berganda


1. Uji Asumsi Klasik Berikut adalah hasil dari analisis Regresi
Linier Berganda:
a.Uji Normalitas
Tabel 4. Hasil Uji Analisis Regresi Linier
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Berganda
Standardized
Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0.775 Variabel B t Sig.
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.586 Constant 12625,312 5,734 0,000
Fashion
Berdasarkan table 1 diatas, nilai Involvement (X1) -0,421 - 0,007
signifikansi variabel yaitu 0,586 lebih besar 2,757
dari alpha 0,1, maka ini menunjukkan bahwa Shopping
data penelitian normal. Lifestyle (X2) 0,637 5,302 0,000
F hitung 14,356
b. Uji Multikolinearitas F tabel 2,15
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas R square 0,259
Adjust R Square 0,241
Variabel VIF
Fashion Involvement 1.669 HASIL DAN PEMBAHASAN
(X1)
Shopping Lifestyle 1.669 1. Pengaruh Fashion Involvement (X1)
(X2) terhadap Impulsive Buying (Y)
Berdasarkan hipotesis 1 menunjukkan
Berdasarkan tabel 2 diatas, nilai masing-
bahwa hipotesis ditolak, dimana variabel
masing variabel mempunyai nilai VIF < 10,
Fashion Involvement (X1) memiliki pengaruh
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
yang negatif dan signifikan terhadap
multikolinearitas antara masing-masing
variabel bebas. Impulsive Buying (Y). Hal ini menunjukkan
hubungan yang signifikan antara Fashion
c. Uji Heteroskedastisitas Involvement terhadap Impulsive buying pada
mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis kelas
karyawan Politeknik Negeri Batam. Namun
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas hasil pengujian yang signifikan ini juga
Variabel Sig. menunjukkan hubungan yang negatif antara
variabel bebas dan variabel terikat, sehingga
Fashion 0,239
kurang memberikan dukungan pada penelitian
Involvement
(X1) yang terdahulu.
Shopping 0,023 Pada penelitian terdahulu yaitu oleh I
Lifestyle (X2) Made Willy Setiadi dan I Gede Ketut
Warmika (2015), melalui jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Fashion Involvement
Berdasarkan Tabel 3 diatas, nilai terhadap Impulsive Buying konsumen Fashion
signifikansi variabel Fashion Involvement (X1)
yang Dimediasi Positive Emotion di Kota
> alpha (0,1) yaitu 0,239, maka dapat Denpasar.” diperoleh hasil yaitu Fashion
disimpulkan bahwa variabel tersebut terbebas Involvement berpengaruh positif dan
dari heteroskedastisitas. Sedangkan nilai signifikan terhadap Impulsive Buying.
signifikansi variabel Shopping Lifestyle (X2) <
alpha (0,1) yaitu 0,023, maka dapat
disimpulkan bahwa pada variabel tersebut 2. Pengaruh Shopping Lifestyle (X2)
terjadi heteroskedastisitas. terhadap Impulsive Buying (Y)
Berdasarkan hipotesis 2 menunjukkan
bahwa hipotesis diterima, dimana variabel
Shopping Lifestyle (X2) memiliki pengaruh
179

Journal of Applied Business Administration Vol 2, No 2,September 2018, hlm. 174-180

yang positif dan signifikan terhadap Impulsive 2. Variabel Shopping Lifestyle memiliki
Buying (Y). Hal ini memberikan bukti bahwa pengaruh positif dan signifikan terhadap
Shopping Lifestyle menentukan tingkat variabel Impulsive Buying.
Impulsive Buying atau pembelian tidak 3. Variabel Fashion Involvement dan Shopping
terencana pada mahasiswa Jurusan Lifestyle secara bersama-sama berpengaruh
Manajemen Bisnis kelas karyawan Politeknik positif dan signifikan terhadap Impulsive
Negeri Batam. Buying.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan 4. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui
penelitian terdahulu yaitu oleh St. Nur Impulsive Buying dipengaruhi oleh Fashion
Multazami H. M Nasir (2015) dengan judul Involvement dan Shopping Lifestyle sebesar
“Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion 25,9%. Sedangkan sisanya sebesar 74,1%
Involvement terhadap Impulsive Buying dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
Behavior Masyarakat Kota Makassar.”
diperoleh hasil yaitu Shopping Lifestyle Saran
memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap Impulsive Buying Behavior. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan, maka disarankan beberapa hal
sebagai berikut:
3. Pengaruh Fashion Involvement (X1) dan
1. Merujuk dari analisis deskripsi item
Shopping Lifestyle (X2) terhadap
pernyataan pada variabel Fashion
Impulsive Buying (Y)
Involvement terdapat tanggapan dari
Berdasarkan hipotesis 3 menunjukkan responden yang tidak setuju bahwa
bahwa hipotesis diterima, dimana variabel Fashion yang digunakan dapat
Fashion Involvement (X1) dan Shopping berpengaruh pada kepercayaan diri
Lifestyle (X2) secara bersama-sama seseorang. Faktor responden tidak setuju
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ini muncul karena responden cenderung
Impulsive Buying (Y). Hal ini memberikan tidak memikirkan fashion yang digunakan
bukti bahwa kedua variabel (X) saat sedang berada di kampus. Disarankan
mempengaruhi tingkat Impulsive Buying (Y) Mahasiswa Politeknik Negeri Batam
pada mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis berpenampilan rapi dan sesuai dengan
kelas karyawan Politeknik Negeri Batam. peraturan yang ada di lingkungan kampus.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan 2. Merujuk dari analisis deskripsi item
penelitian terdahulu yaitu oleh Edwin pernyataan untuk variabel Shopping
Japarianto dan Sugiono Sugiharto (2011) Lifestyle terdapat tanggapan responden
dengan judul“Pengaruh Shopping Lifestyle yang tidak setuju tentang membeli produk
dan Fashion Involvementterhadap Impulse fashion merek terkenal. Faktor yang
Buying Behavior Masyarakat High Income memicu responden tidak setuju ini karena
Surabaya.” diperoleh hasil yaitu Shopping tingkat pendapatan konsumen yang rata-
Lifestyle dan Fashion Involvement rata sebesar Rp 2.000.00 ,- s/d Rp
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 4.000.000 ,- dan kebutuhan konsumen
Impulse Buying yang harus dipenuhi setiap bulannya,
sehingga membuat konsumen akan lebih
memilih fashion item dengan harga yang
KESIMPULAN DAN SARAN lebih terjangkau dan tetap nyaman dipakai
serta Fashionable.
Kesimpulan 3. Merujuk dari Uji Koefisien Determinasi,
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat Fashion Involvement dan Shopping
ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yaitu Lifestyle memiliki pengaruh yang kecil
sebagai berikut: terhadap Impulsive Buying yaitu sebesar
1. Variabel Fashion Involvement memiliki 25,9%. Maka bagi para pemasar dan
pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap produsen, sebaiknya meningkatkan inovasi
variabel Impulsive Buying. terhadap produk fashion dan lebih
memperhatikan kualitas produk sehingga
180

Rahmat & Inggit, pengaruh fashion involvement dan shopping lifestyle terhadap impulsive buying…

dapat menimbulkan rasa tertarik dan sikap International Journal of Business and
Impulsive Buying pada konsumen. Behavioral Sciences, Vol. 03.
4. Bagi para pembaca dan para peneliti Multazami, ST. Nur, 2016. Pengaruh Shopping
selanjutnya, dapat dijadikan bahan Lifestyle dan Fashion Involvement
referensi dalam melakukan penelitian terhadap Impulsive Buying Behavior
mengenai perilaku konsumen atau Masyarakat Kota Makassar. Skripsi.
keputusan pembelian dengan Makassar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
menambahkan variabel lain yang tidak Universitas Hasanuddin.
dibahas dalam penelitian ini. Prastia, Fita Eka. 2015. Pengaruh Shopping
Lifestyle, Fashion Involvement dan
Hedonic Shopping Value terhadap
DAFTAR PUSTAKA Impulsive Buying Behavior Pelanggan
Andriyanto, Dian Sukmana, Imam Suyadi dan (Toko Elizabeth Surabaya).
Dahlan Fanani. 2016. Pengaruh Savitrie, Dian. 2008. Pola Perilaku Pembelian
Fashion Involvement dan Positive Pada Produk Fashion. Skripsi. Bekasi :
Emotion terhadap Impulsive Buying. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 31. Setiadi, I Made Willy dan I Gede Ketut
Chaudhuri, Sumana. 2015. A Study On The Warmika. 2015. Pengaruh Fashion
Impact of Hedonic Shopping Value on Involvement Terhadap Impulsive Buying
Impulse Buying Among Consumer in Konsumen Fashion yang dimediasi
Kolkala. International Refereed Positive Emotion di Kota Denpasar. E-
Research Journal, Vol. VI. Jurnal Manajemen Unud, Vol. 04.
Cobb J.C & Hoyer W.D., 1986, Planned versus Strack, G. 2005. Penyusunan Skala Psikologi.
impulse purchase behavior. Journal of Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Retailing, 62 (4), pp. 384-409. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Chusniasari, 2015. Pengaruh Shopping Bandung: Alfabeta
Lifestyle, Fashion Involvement dan Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi
Hedonic Shopping Terhadap Impulse Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Buying Pelanggan. Jurnal Ilmu dan Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Riset Manajemen, Vol. 4. Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Multivariate Bogor: Ghalia Indonesia
dengan Program SPSS. Semarang: Tirmizi, A. M., Rehman, Ur, Kashif dan Saif.
Badan Penerbit Universitas M. Iqbal, 2009, an Empirical Study Of
Diponegoro, Semarang. Consumer Impulse Buying Behavior In
Japarianto, Edwin dan Sugiono Sugiharto, Local Markets, European Journal of
2011. Pengaruh Shopping Lifestyle dan Scientific Research, Vol. 28.
Fashion Involvement Terhadap Tulus, Winarsunu. 2009. Statistika Dalam
Impulsive Buying Behavior Masyarakat Penelitian Psikologi Dan Pendidikan :
High Income Surabaya. Jurnal UMM Press. Malang.
Manajemen Pemasaran, Vol. 06. Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk
Kim, H., 2005, Consumer profiles of apparel Skripsi dan Tesis Bisnis (edisi kedua).
product involvement and values. Journal Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
of Fashion Marketing and Management.
Levy, M and Weitz, B. A., 2009, Retailing
Management, Seventh Edition, Mc Graw
Hill Pattipeilohy, V.R., Rofiaty.,
& Idrus M.S. 2013. The Influence of the
availability of Money and Time, Fashion
Involvement, Hedonic Comsuption
Tendency and Positive Emotions
towards Impulsive Buying Behavior in
Ambon City (Study on Purchasing
ProductsFashionApparel).

Anda mungkin juga menyukai