PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, konsumen pasti akan membeli
berbagai produk untuk memenuhi kebutuhannya. Pembelian produk yang
dilakukan konsumen ini dapat digolongkan menjadi pembelian terencana
maupun pembelian tidak terencana (impulse buying). Akan tetapi
konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih
dahulu. hal ini terjadi karena konsumen membeli produk di toko, dimana
ketika konsumen masuk ke toko mereka akan menemui berbagai faktor
yang akan menimbulkan keinginan untuk membeli produk yang tidak
direncanakan sebelumnya, contohnya adanya pemberian diskon besarbesaran atau penataan display yang menarik perhatian konsumen.
Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk
membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan
pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga.
Konsumen cenderung untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan
otomatis. Sehingga jelas bahwa impulse buying ini merupakan sebuah
potensi pemasaran yang perlu dikaji.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan impulse buying ?
2. Bagaimana karakteristik impulse buying ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi impulse buying ?
4. Apa saja bentuk impulse buying ?
5. Bagaimana strategi produsen dalam menjaring impulse buying ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian impulse buying
2. Untuk mengetahui karakteristik impulse buying
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying
4. Untuk mengetahui bentuk impulse buying
BAB II
ISI
saat
itu
juga.
Rook
dan
Fisher
misalnya
pernah
Fisher
(Engel
et
al,1995),
impulse
berhubungan
pun
juga,
dengan
terlalu
penggunaan
banyak
informasi.
informasi
dapat
dipamerkan,
website,
penjaga
toko,
paket-paket,
satu
cara agar
pembelian
yang tidak
2. Distribusi
Produk harus semudah mungkin diakses oleh konsumen,
misalnya meletakkan produk (permen, coklat, batu battery, dan produk
low involvement lainnya) di kasir swalayan atau toko.
3. Display produk yang menarik
Sebagian besar konsumen yang melakukan impulse buying
adalah wanita dan anak-anak. Dan mereka biasanya tertarik dengan
kemasan produk yang menarik. Mengapa fokus pada anak-anak?
Walaupun mereka bukan pemegang uang, dan tidak memiliki
purchasing power yang independen, namun anak-anak merupakan
influencer yang tinggi dalam memilih barang. Bayangkan bila si kecil
tiba-tiba mogok di depan barang yang diinginkannya, tentu orang tua
tidak punya pilihan lain selain mengabulkan permintaannya.
4. Produk yang inovatif
Konsumen cenderung mencoba produk produk baru. Dan bisanya
produk yang hanya rata-rata, memiliki potensi yang rendah dalam
menarik impulse buying. Usahakan produk inovatif, baik dari kualitas
maupun kemasannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Impulse buying adalah perilaku orang yang tidak merencanakan sesuatu
dalam berbelanja. Konsumen yang melakukan impulse buying tidak
berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung
melakukan pembelian karena ketertarikan pada mereka atau produk saat
itu juga. Karakteristik Impulse Buying menurut Rook dan Fisher (Engel et
al, 1995).
Spontanitas.
Kekuatan, kompulsi, danintensitas
Kegairahan dan stimulasi
Ketidakpedulian akan akibat
Impulse
buying
perencanaan
yang
berkenaan
dengan
memasarkan barang dan jasa yang tepat pada tempatnya. Strategi produsen
dalam menjaring impulse buying diantaranya adalah sebagai berikut.
Daftar Pustaka
Aprillineva,
Graccell.
TEORI
IMPULSE
BUYING.
https://www.academia.edu/3853789/TEORI_IMPULSE_BUYING.diakses
pada tanggal 11Mei 2015
Engel, James F, dkk.1995.Perilaku Konsumen, Jakarta: Binarupa Aksara.
Martha.
Perilaku
konsumen.
Mega.
Impulse
Buying.
http://megapitriani06.blogspot.com/2012/11/impulse-buying.html.diakses
pada tanggal 11 Mei 2015
Sumarwan, Ujang.2004.Perilaku Konsumen, Bogor: Ghalia Indonesia.
10