Abstrak
.
Artikel ini membahas tentang Trik memikat pembeli dengan strategi pemasaran terkini yang
memicu pembelian impulsif. Pembahasan tersebut terbagi menjadi tiga bagian: Definisi dan
karakteristik, hubungan pembelian impulsif dengan pemasaran, serta strategi menciptakan
pembelian impulsif. Data dalam artikel ini diambil dari beberapa jurnal, tesis, dan ebook yang
tersedia di internet. Tujuan perusahaan atau toko memicu (menciptakan) pembelian implusif
adalah untuk menaikkan penjualan produk mereka dengan cara menarik minat konsumen
dengan menimbulkan rasa keinginan, dan memberikan bonus atau potongan harga.
Kata Kunci: pemasaran, pembelian impulsif, daya tarik konsumen, strategi pemasaran.
PENDAHULUAN
Perencanaan adalah hal yang sangat penting dalam proses membeli sesuatu.
Pembelian tidak terencana seringkali merupakan pembelian yang dilakukan secara tiba-tiba
atau impulsif dan dipengaruhi oleh emosi.Dalam pembelian untuk keperluan pribadi atau
rumah tangga, pembelian yang impulsif sering terjadi.
Menurut Anin, dkk (2015), Impulsive buying adalah kecenderungan individu untuk
membeli sesuatu tanpa berpikir panjang, refleksif, atau kurang menggunakan akal, cepat dan
dinamis. Selain itu, dalam praktiknya perilaku impulse buying ini lebih didasarkan pada
emosi perasaan ketimbang logika. Sehingga biasanya perilaku ini timbul ketika seseorang
merasa terdorong oleh sesuatu yang menarik. Misalnya ada penawaran harga murah, promosi,
new product, dan sebagainya yang membuatnya ingin membeli.
Perilaku pembelian yang tidak terencana menjadi perhatian produsen dan pengecer
karena merupakan pangsa terbesar di pasar modern. Konsumen yang terlibat secara
emosional (terutama ketika mereka terlibat dengan suatu produk) sering kali mengabaikan
rasionalitas dalam proses keputusan pembelian mereka, Membutuhkan strategi jitu dan trik
khusus untuk memicu pembelian impulsif.
Perilaku pembelian konsumen sebagai bidang pemasaran meningkat disebabkan oleh
beberapa faktor. Sebelum pemasar dan pengecer menawarkan produk dan layanannya kepada
pelanggan sasarannya, mereka perlu memahami faktor pengaruh pelanggan dalam membeli
produk. Faktor tersebut diantaranya, budaya, kelompok sosial, faktor sosial ekonomi, dan
banyak faktor lain yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik bagi pelanggan. Memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi ini sebelum meluncurkan/menawarkan produk membantu
pengecer/pemasar mengembangkan taktik penawaran produk secara efektif guna
mempertahankan pelanggan.
Adanya artikel ini memiliki tujuan pemanfaatan pembelian impulsif sebagai trik
pemasaran. Kami berharap artikel ini membantu bisnis memahami perilaku konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan. Impulsif
buying dapat memicu konsumen untuk pelakukan pembelian tanpa pertimbangan yang
mendalam atau perencanaan sebelumnya.
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Pemasaran dan Impulse Buying
a. Pemasaran
Usaha wirausaha selalu terlibat dalam kompetisi, dan eksplorasi pasar baru terus
dilakukan tanpa pernah merasa puas dengan pasar yang telah diperoleh sebelumnya.
Kegiatan pemasaran diarahkan untuk mencapai hasil positif yang menjamin
kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam konteks ini, peran
pemasaran menjadi krusial dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis. Oleh
karena itu, pemahaman yang mendalam tentang pemasaran sangat penting bagi
kelangsungan bisnis, dan berikut adalah definisi pemasaran dari para ahli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah “proses dimana
perusahaan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan menerima nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya.” Menurut Daryanto (2011), pemasaran adalah “suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan saling menciptakan, menyediakan, dan mempertukarkan sesuatu
yang bernilai.” Menurut Tjiptono (2008), pemasaran adalah “departemen yang
paling banyak berhubungan dengan lingkungan eksternal, meskipun perusahaan
mempunyai kemampuan terbatas dalam mengendalikan lingkungan eksternal”.
Pemasaran melibatkan pengenalan dan pemenuhan kebutuhan manusia dan
masyarakat. Secara sederhana, dapat dijelaskan sebagai kegiatan "memenuhi
kebutuhan sambil menghasilkan keuntungan". Menurut American Marketing
Association, pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses yang
bertujuan menyediakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada
pelanggan. Selain itu, pemasaran juga melibatkan manajemen hubungan pelanggan
agar menguntungkan organisasi dan pemegang sahamnya (American Marketing
Association, dalam Kotler dan Keller, 2009).
b. Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif merujuk pada keputusan pembelian yang bersifat tiba-tiba, tanpa
perencanaan sebelumnya, dan terjadi secara spontan tanpa melibatkan proses
pemikiran mendalam atau pertimbangan matang (Beatty & Ferrell, 1998). Pembelian
ini seringkali didorong oleh faktor emosional, impulsif, atau godaan ketika melihat
suatu produk atau situasi tertentu.
Rook (1987) mengungkapkan bahwa pembelian impulsif termanifestasi ketika
konsumen secara mendadak merasakan dorongan kuat dan terus-menerus untuk
segera melakukan pembelian. Dorongan ini memiliki sifat hedonis yang kompleks
dan dapat menimbulkan konflik emosional. Piron (199) memberikan definisi bahwa
pembelian impulsif adalah tindakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya,
dipicu oleh insentif, dan dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Setelah
membeli, konsumen mengalami reaksi emosional dan kognitif. Pembelian impulsif
juga dapat didefinisikan sebagai pembelian yang tidak terencana, tidak disengaja,
tanpa pemikiran, spontan, dan segera yang bertujuan untuk merasakan kesenangan
(Rook dan Fisher, 1995; Hausman, 2000; Chung et al, 2017; Chen et al, 2019).
Kakanlar dan Nguyen, 2019).
Konsumen yang bermotivasi tinggi dan impulsif cenderung tidak memiliki
kemauan yang diperlukan untuk mengendalikan tindakan mereka dan oleh karena itu
cenderung bertindak tanpa menyadari adanya masalah. Hal ini menyebabkan
perilaku pembelian yang emosional, tidak terencana, dan berubah-ubah (Engel dan
Blackwell, 1982; Fudenberg dan Levine, 2006). Dalam konteks ini, pembelian
impulsif merupakan situasi di mana seseorang merasa mendesak dan mendapatkan
dorongan yang kuat untuk segera membeli sesuatu, sering kali diiringi oleh insentif
khusus saat transaksi pembelian (Wu et al., 2016).
PENUTUP
Simpulan
Dari konten artikel ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran pemasaran sangat
signifikan dalam menjaga kelangsungan bisnis, dimana hal ini dicapai dengan menciptakan
nilai untuk pelanggan dan membangun relasi yang kuat.Pembahasan tentang impulse
buying menyoroti keputusan pembelian spontan yang sering dipicu oleh faktor emosional,
impulsivitas, dan godaan, dengan karakteristik seperti tidak direncanakan, emosional, dan
spontan. Artikel juga mengeksplorasi hubungan impulse buying dengan pemasaran dalam
konteks e-commerce dan lingkungan toko fisik.
Artikel ini juga mengajak untuk mengakui bahwa impulse buying bukan hanya
fenomena konsumen yang terjadi secara acak, tetapi dapat diarahkan dan dimanfaatkan
melalui strategi pemasaran yang cerdas. Perbedaan antara pembelian impulsif online dan
offline menyoroti pentingnya personalisasi pengalaman belanja di kedua platform tersebut.
Selain itu, pemahaman mendalam tentang psikologi konsumen, seperti faktor-faktor
emosional dan sosial, menjadi kunci untuk membentuk strategi pemasaran yang efektif.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, bisnis dapat menciptakan lingkungan yang
merangsang dan memotivasi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian impulsif,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis secara
keseluruhan.
Strategi untuk menciptakan impulse buying online melibatkan faktor-faktor seperti
daya tarik iklan internet, kualitas website, livestreaming, flash sale, price discount,
cashback, dan gratis ongkir. Sementara itu, dalam lingkungan toko fisik, store planning,
merchandising, dan elemen-elemen desain interior memainkan peran kunci dalam
menciptakan stimulus untuk meningkatkan pembelian impulsif.
Kesimpulannya, artikel menggambarkan kompleksitas pemasaran dan perilaku
konsumen, dengan penekanan pada pentingnya memahami dan memanfaatkan berbagai
strategi untuk meningkatkan impulse buying baik dalam platform e-commerce maupun
lingkungan toko fisik.
Saran
Penulis dengan penuh semangat membahas strategi pemasaran terkini yang menjadi
kekuatan utama dalam merangsang perilaku pembelian impulsif. Keinginan penulis untuk
menjelajahi dan memahami dengan mendalam bagaimana trik terkini ini memengaruhi
keputusan konsumen, mencerminkan tekad untuk memberikan wawasan menyeluruh tentang
dinamika pemasaran modern.
Sebagai rekomendasi, penulis mendorong pembuat kebijakan untuk mengkaji ulang
kebijakan terkait praktik pemasaran, mempertimbangkan regulasi yang lebih ketat untuk
melindungi konsumen dari kemungkinan penyalahgunaan strategi pemasaran yang dapat
merugikan. Bagi pengguna atau pembaca artikel, disarankan untuk meningkatkan literasi
pemasaran, menjadi lebih sadar terhadap taktik pemasaran yang digunakan, dan melibatkan
diri dalam pembelian yang lebih disadari. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk
mendalami dampak psikologis, efek jangka panjang, dan potensi solusi yang dapat
diterapkan untuk mengatasi dampak negatif dari strategi pemasaran terkini yang memicu
pembelian impulsif. Keseluruhan, artikel ini mengajak untuk refleksi dan tindakan positif
dalam menghadapi dinamika kompleks pemasaran modern yang dapat memengaruhi perilaku
pembelian konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bharmawan, Agus Surya dan Naufal Hanif. (2022). Manajemen Pemasaran Jasa: Strategi,
Mengukur Kepuasan dan Loyalitas pelanggan. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
Brahim, Nur Eli. (2021). Produk Kreatif dan Kewirausahaan Akuntansi dan Keuangan
Lembaga. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Ernestivita, Gesty. Budiyanto., dan Suhermin. (2020). Seni Digital Marketing Untuk
Meningkatkan Pembelian Impulsif dan Compulsif. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Juurnal :
Agustriyanto. & Widagdo, H. (2022). Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Impulse.
Buying PadaLottemart Palembang. Jurnal Ilmiah, 11(2), 286-287.
Anggraini, D. R. & Permatasari, B. (2020). Impulse Buying Ditentukan Oleh Promosi Buy1
Get 1 Pada Pelanggan Kedai Kopi Ketje Bandar Lampung. Jurnal Bisnis, 6(2), 28-30.
Fernanda, M. (2019). Pengaruh Promosi Penjualan, Daya Taik Iklan Internet, dan Kualitas
Website Terhadap Pembelian Impulsif. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 3(5),
8-11.
Purwaningsih, A. G. & Nurhadi. (2021). Pengaruh Promosi Penjualan Dan Gender Terhadap
Perilaku Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee. Jurnal Ilmiah. 10(2),