Anda di halaman 1dari 28

MOTIVASI BERGABUNG DALAM KELOMPOK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok


Dosen Pengampu : Dr. Zainal Abidin., S.Psi., M.Si

Diajukan oleh Kelompok 1 :


1. Dinda Hanifyah Ashari 180541100003
2. Bagus Eka Adi Saputra 180541100020
3. Dimas Khoiruddin Firdaus 180541100027
4. Wahyu Fernanda 180541100080
5. Calyta Artha 180541100085
6. Nurhasanah 180541100086
7. Helena Kamila Jamil 180541100088

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan Motivasi Bergabung Dalam
Kelompok

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, Bapak Dr.
Zainal Abidin., S.Psi., M.Si pada mata kuliah Dinamika Kelompok. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Motivasi Bergabung Dalam Kelompok.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zainal Abidin., S.Psi., M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Dinamika Kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5

Bab II

2.1 Pengertian Dinamika Kelompok 6


2.2 Teori Terbentuknya Kelompok 6
2.3 Lingkungan dan Kelompok 13
2.4 Terbentuknya Kelompok Berbagai Persperktif (Psikodinamika, Sosiobiologis, Perbandingan Sosial,
Pertukaran Sosial) 16

Bab III

3.1 Penutup 26
3.2 Saran 26
Daftar Pusataka 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Manusia
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakansuatu konsesus mutlak dan tertanaman
dalam benak setiap insan manusia. -Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan
kerjasama satu dengan yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan. Kumpulan manusia
yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama,kegiatan bersama, norma yang disepakati
bersama secara umum disebut dengan kelompok.
Kelompok ini beragam jenis dan pembagian klasifikasikasinya, ada yang berdasarkan
fungsinya, bentuknya, ikatanya dan lain - lain. Kuncinya menurut Cartwright dan Zander
bahwasanya masing-masing manusia di dalam kelompok itu saling bergantung satu dengan yang
lain serta saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan
kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan
bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah
bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan
ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat
didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi pengertian Dinamika Kelompok dan apa saja motiasi manusia ingin
bergabung dalam kelopok?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi pengertian Dinamika Kelompok dan apa saja motiasi
manusia ingin bergabung dalam kelopok.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

 Pengertian
Suatu kelompok dibicarakan atau tidak dibicarakan akan tetap dinamis. Kalaulah
dinamis itu diartikan sebagai gerak maka kelompokyang tidak ada kegiatannya pun
dikatakan dinamis. Karena bergerak atau tidak bergerak itu adalah ritme. Ritme itu
sendiri berarti kedinamisan. Atau sederhananya ialah kedinamisan dapat diartikan
sebagai gerak dan dapat diartikan sebagai diam.
Akan tetapi karena batasan itu sangat diperlukan dalam dunia ilmu, maka
beberapa ahli mencoba memberikan batasan. Bale(1950), Homan (1950), Bavelas (1962)
mencoba memberikan batasan tentang group dynamic atau dinamika kelompok. Adapun
batasan bebas yang mereka berikan adalah studi ilmiah menyangkut interaksi dalam
kelompok kecil. Perlu diberikan penekanan pada “kelompok kecil” karena dinamisasi
kelompok itu hanya akan terlihat manakala kelompok itu kecil.
Cartright dan Zanden (1968) lebih jauh lagi melihat kedinamisan kelompok ini/
kedinamisan kelompok ini tergantung dari faktor penyebabnya. Faktor penyebab yang
juga dikenal sebagai puse factormendorong terjadinya gelombang kedinamisan yang
menggoyang kelompok. Adapun faktor tadi kalau dirinci meliputi :
1. Tujuan kelompok
2. Struktur kelompok
3. Fungsi kerja kelompok
4. Pemeliharaan dan bangun kelompok
5. Suasana kelompok
6. Desakan kelompok.

6
Kata kunci dari dinamika kelompok ialah pada kekompakkan/kesatuan kelompok
(unity). Menurut rusidi (1990) keenam hal diatas dapat dikatakan sebagai kata kunci
untuk mengkaji kelompok.

Peningkatan kemampuan berkelompok secara dinamis dapat menggali dan


memperkuat potensi yang ada didalam manusia, juga mampu memberikan pengalaman
belajar secara langsung sekaligus dapat memengaruhi otak sebagai sumber intelegensi,
jia, sebagai sumber perasaan dan raga sebagai sumber karya (keterampilan).
Penerapan dinamika kelompok selama ini sering digunakan sebagai pengantar
dalam pelaksanaan suatu pelatihan. Fasilitator dalam pelatihan sering menggunakan
prinsip atau berbagai permainan dinamika kelompok dalam bebagai pelatihan. Dinamika
kelompok dalam hal ini tidak hanya dipandang sebagai acara perkenalan dalam arti yang
sempit, tetapi juga digunakan untuk menunjang keberhasilan pelatihan.
Dinamika kelompok merupakan salah satu alata manajemen untuk menghasilkan
kerja sama kelompok yang optimal agar pengelolaan kelompok menjadi lebih efektif,
efisien, dan produktif. Sebagai metode, dinamika kelompok membuat setiap angota
kelompok semakin menyadari dirinya dan orang lain yang hadir bersamanya dalam
kelompok dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kesadaran ini perlu
diciptakan karena kelompok atau organisasi akan menjadi efektif apabila memiliki satu
tujuan.
Sebagai proses, dinamika kelompok berupaya menciptakan situasi sedemikian
rupa sehingga membuat seluruh anggota kelompok merasa terlibat secara aktif dalam
setiap tahap perkembangan atau pertumbuhan kelompok dan setiap orang merasakan
dirinya sebagai bagian dari kelompok. Dengan demikian, setiap individu dalam organisasi
merasa turut bertanggung jawab secara penuh terhadap pencapaian tujuan organisasi yang
lebih luas.

2.2. TEORI TERBENTUKNYA KELOMPOK

Dalam buku berjudul Dinamika Kelompok oleh Prof. DR. Sudjarwo, MS, memaparkan
sejumlah teori yang menjelaskan mengapa atau alasan apa seseorang memasuki kelompok
sebagai berikut ini:

7
1. Domisili Theory
Teori ini menyatakan bahwa pada diri manusia ada dorongan untuk berafiliasi dengan
orang lain dalam rangka menemukan atau menampilkan eksistensi dirinya. Adapun pilihan
pertama ialah pada mereka yang secara geografis dekat dengan dirinya. Keterdekatan dimaksud
adalah bisa berarti ruang, bisa juga daerah (spatial and geographical proximity). Dengan kata
lain teori ini mendasarkan pada asumsi bahwa orang akan memilih teman, pilihan pertamanya
ialah orang lain yang secara geografis dekat dengan tempatnya. Hal ini dapat dilihat manakala
seseorang berada di tempat yang baru atau sama sekali asing baginya. Dalam kesendirian orang
tersebut akan berupaya mengenal orang yang berada di sekitarnya.
2. Similar Attitude Theory
Teori ini disebut juga sebagai teori kesamaan sikap yang dicetuskan oleh Newcomb
(1961). Dasar pendekatannya bahwa : "Seseorang akan cenderung tertarik dengan orang lain dan
bergabung, apabila diantara mereka ada kesamaan sikap". Dasar pemikiran dari konsep ini ialah
bermula pada asumsi bahwa orang yang berkeinginan untuk belajar maka akan mencari teman
yang sama-sama ingin belajar. Aliran ini antara lain dianut oleh Festenger, Feldman (1986) yang
mengajukan semacam alasan yang antara lain :
a. Karena kesamaan sikap membuat orang merasa terikat satu dengan lainnya.
b. Orang yang memiliki kesamaan dalam sikap lebih mudah untuk berinteraksi.
c. Karena kesamaan sikap maka cenderung akan terjadi kesamaan perilaku.
d. Adanya dugaan dari para pelaku kalau orang mempunyai sikap yang sama maka akan
mudah menyatukan pendapat.

3. Activity-Intercation-Sentiment Theory
Teori ini dikenal dengan teori AIS. Konsepsi dasar teori ini berpijak pada dasar
pemikiran (Hommans, 1950) :
a. Makin banyak seseorang melakukan kegiatan bersama orang lain, maka makin
beraneka ragam interaksi yang dikembangkan. Akibatnya semakin tumbuh rasa
kebersamaan diantara mereka.
b. Semakin sering seseorang melakukan interaksi maka semakin sering orang tersebut
membagikan perasaan dengan orang lain.

8
c. Semakin memahami perasaan orang lain maka semakin tinggi frekuensi interaksi
dilakukan, berarti juga semakin sering aktivitas dilakukan.
4. Practicality Theory
Menurut teori ini dikatakan bahwa orang akan mengelompok apabila ada alasan praktis.
Pada umumnya alasan ekonomi menjadi dominasi utama, walau demikian bukan berarti alasan-
alasan lain tidak berperan. Hal ini tentu sesuai dengan apa yang menjadi alasan saat itu. Alasan
praktis inilah membuat orang berafiliasi dalam kelompok (Rusidi, 1989 dari Reitz, 1977:290).
Influs-influs kepentingan muncul menjadi tujuan bersama karena kepentingan bersama. Sebagai
contoh karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang layak, warga Perumnas ramai-ramai
mendatangi developer.
5. The Principle of Complementary Theory
Teori ini dikemukakan oleh Winh (1958). Pada dasarnya teori ini membantah teori
kesamaan sikap. Teori ini mengatakan bahwa daya tarik interaksi itu ditentukan oleh prinsip atau
asas saling melengkapi ketidakadaan pada diri tadi guna mendapatkannya dari orang lain. Teori
ini mencoba mengungkap bahwa manusia pada dasarnya berada pada posisi yang selalu kurang.
Untuk melengkapi kekurangannya maka dia memerlukan orang lain. Dalam upaya mengisi
kekurangan diri tadi maka manusia berinteraksi dengan orang lain.
6. Exchange Theory
Exchange theory sering diterjemahkan menjadi teori pertukaran. Dasar teori ini ialah
interaksi itu terjadi karena adanya reward dan cost (imbalan dan korbanan). Reward tidak harus
berwujud benda, akan tetapi dapat saja berbentuk tingkat kepuasan atau bentuk-bentuk
immaterial lainnya. Demikian juga dengan cost dapat saja berupa kepatuhan akan sesuatu. Teori
ini pertama kali dikembangkan oleh Hommans yang kemudian dipopulerkan oleh Thibaut dan
Kelly. Terakhir dikembangkan oleh Peter Blaw yang mengemukakan jika seseorang memasuki
kelompok, maka dalam diri mereka akan selalu muncul perhitungan aspek keuntungan dalam
setiap alternative pilihannya (comparison level of alternative). Sedangkan pengalaman masa lalu
selalu dijadikan rujukan untuk memutuskan apa yang akan diperbuat.
Menjadi pertanyaan sekarang ialah bagaimana orang dapat tertarik pada sesuatu
kelompok sehingga dia berkeinginan untuk masuk menjadi anggota kelompok tadi. Pada
umumnya setelah suatu kelompok terbentuk, maka kelompok akan menampilkan ciri-ciri tertentu
yang hal ini membuat orang di luar kelompoknya tertarik untuk masuk ke dalam kelompok tadi.

9
Cartwright dan Zanden (1968) menjelaskan hal ini karena : Pertama, faktor yang berasal dari
kelompok itu sendiri. Maksudnya kelompok itu menarik bagi orang lain di luar kelompok karena
aktivitas kelompok, anggotanya atau tujuan dari kelompok dapat juga prestise yang ditampilkan
oleh keanggotaannya. Kedua, faktor yang berasal dari luar yaitu adanya pressure (tekanan)
sehingga orang harus menjadi anggota.
Bagaimana proses yang dilalui seseorang dalam menjadi anggota kelompok. Ternyata hal
ini sangat individual sekali. Akan tetapi bila dilihat secara minimal maka paling tidak ada
sejumlah tahapan minimal seperti berikut : Pertama, tahap perkenalan. Pada tahap ini individu
mengadakan orientasi atau penjajakan melalui perilaku yang ditampilkan dan respon-respon apa
yang diterima. Sedangkan kalau kelompok itu baru dibentuk, disinilah diadakan kesepakatan
bersama tentang aturan-aturan main yang harus ditaati oleh semua anggota. Kedua, tahap
mencari pola. Pada tahap ini kelompok seolah-olah masuk ke dalam proses pancaroba. Benturan-
benturan dalam mencari pola ini sering terjadi. Oleh sebab itu apabila aturan permainan tidak
jelas kelompok ini akan bubar. Atau individu yang baru masuk akan vacuum yang kemudian
akan keluar.
Ketiga, tahap pemantapan norma. Pada tahap ini kelompok masuk ke dalam tahap pengakuan
akan norma. Benturan-benturan dalam kelompok kemudian akan melahirkan norma yang
sifatnya mengatur atau menata jalannya interaksi yang ada dalam kelompok itu, serta mengatur
peran dan status yang ada. Keempat, tahap berprestasi. Maksudnya setelah kelompok betul-betul
solid maka para anggota mencoba mengembangkan diri masing-masing maupun secara bersama-
sama guna mencapai suatu prestasi tertentu sesuai dengan tujuan kelompok tadi.

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.
Dalam perilaku organisasi, kelompok merupakan suatu tempat untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Kelompok mempunyai karakter dan jenis-jenisnya, daya tarik individu untuk
berinteraksi dalam kelompok dan dinamika kelompok. Yusup (1988) mengutip beberapa ahli
mengenai teorri terbentuknya kelompok sebagai berikut1.

1. Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori kedekatana menjelaskan adanya aliansi antara oang-orang tertentu. Seseorang


berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
1

10
2. Teori Interaksi (George Homans)

Teori pembentukan kelompok yang kebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dansentimen-sentimen
(perasaan atau emosi)

3.  Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive).  penjelasannya tentang pembentukan
kelompok ialah teori keseimbangan ( a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh Theodore
Newcom. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain didasarkan atas kesamaan sikap dalam
menanggapi suatu tujuan.

4.     Teori Pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan,
interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini.
Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau
alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.

5.  Teori Alasan Praktis (Practical Theory).

Teori ini menyatakan bahwa kelompok terbentuk karena kelompok cenderung


memberikan kepuasan atas kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang  yang
berkelompok. Kebutuhan-kebutuhan sosial praktis tersebut dapat berupa alasan ekonomi, status
sosial, keamanan, politis dan alasan sosial lainnya.

6. Teori Kontrak Sosial/Perjanjian Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Rousseau, Hobbes, dan Locke. Mereka sama-sama
berangkat dari sebuah pemikiran awal yang menyatakan bahwa terbentuknya sebuah negara
adalah karena adanya kesepakatan dari masyarakat atau individu-individu dalam masyarakat
untuk melakukan kesepakatan atau perjanjian. Mereka sama-sama mendasarkan analisis-analisis
mereka pada anggapan dasar bahwa manusialah sebagai sumber dari kewenangan sebuah negara.

7. Teori Hasrat Sosial

11
Teori ini berpendapat, manusia yang tadinya hidup terpisah-pisah kemudian hidup dalam
pergaulan antarmanusia disebabkan karena pada diri tiap individu terdapat hasrat sosial yang
senantiasa mendorong untuk bergaul dengan sesamanya.

8. Teori Tenaga yang Menggabungkan

Pencetus teori ini adalah P.J. Bowman. Ia berteori bahwa  kelompok terbentuk karena
manusia senantiasa hidup bersama dalam suatu pergaulan yang didorong oleh tenaga-tenaga
yang menggabungkan atau mengintegrasikan individu ke dalam suatu pergaulan.

Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok adalah :

a) Adanya dua orang atau lebih


b) Berinteraksi antara satu dengan yang lain
c) Memiliki tujuan yang sama
d) Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.

TEORI PERTUMBUHAN KELOMPOK

Mills menjelaskan bahwa pertumbuhan kelompok berarti bukan penambahan dalam


keanggotaan, melainkan penambahan kapabilitas untuk mempertemukan kemungkinan
permintaan dalam tinkat yang lebih luas.

1. Indikator pertumbuhan kelompok

a. Adaptasi proses

Adaptasi berjalan dengan baik apabila dicirikan dengan beberapa hal, yaitu :

1) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.
2) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok
3) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma, dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu2.

b. adanya pencapaian tujuan


2

12
1) Menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama
2) Terlibat secara emosional untuk mengungkapan pengalaman, pengetahuan dan
kemampunnya.
3) Membina dan memperluas pola.3

Tahapan Pembentukan Kelompok

Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan
bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui4 :
1. Tahap pembentukan (forming) Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan seringkali
juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur,dan kepemimpinan kelompok.

2. Tahap konflik (Storming) Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung ditandai
adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar
anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan pendapat
mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab.

3. Tahap pembentukan norma (Norming) Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja
kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai
berkembang secara signifikan.

4. Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing) Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir.
ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini adalah tahap
saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota
memahami dan menerima perannya masing-masing.

5. Tahap Pembubaran (Adjourning) Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas


kelompok.

2.3. LINGKUNGAN DAN KELOMPOK

13
Lingkungan adalah kesatuan ruang semua benda,daya,keadaan,makhluk hidup,termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Kelompok adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih, apabila memenuhi
kualifikasi yaitu keanggotaan yang jelas, adanya kesadaran kelompok, suatu perasaan mengenai
adanya kesamaan tujuan atau sasaran atau gagasan, saling ketergantungan dalam upaya
pemenuhan kebutuhankebutuhan, terjadinya interaksi dan kemampuan untuk bertindak dengan
suatu cara tertentu yang telah disepakati.

Membicarakan tentang lingkungan kita tidak mungkin akan melepaskan dari pembicaraan
mengenai lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan, Shaw melihat sebagai
physical environment, personal environment (Shaw, 1979)

1. Lingkungan fisik

Komponen-komponen dari lingkungan fisik adalah segala yang nampak nyata oleh Indra dan
mempengaruhi kelompok, seperti contohnya, ukuran ruangan, penerangan, kabotan yang ada di
dalam ruangan, termasuk warna tembok dari ruangan. Bentuk hubungan lingkungan fisik serupa
ini pernah diteliti oleh Luckiesh pada tahun 1931 menyangkut produktivitas kerja para karyawan
pada tempat yang menyenangkan. Ternyata warna dinding dapat
mempengaruhi"kebutuhan"karyawan yang tinggal di tempat atau di ruangan kerjanya.

2. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial juga diartikan sebagai Medan interaksi dari individu yang memiliki dimensi
dimensi yang cukup kompleks dan bila diuraikan maka akan nampak benang merah masing-
masing konsep tadi adapun masing-masing dari konsep yang dimaksud adalah

1) Territoriality

Yaitu daerah kepemilikan suatu ruangan yang berfungsi sosial dan fisik, fungsi sosial
yang dimaksud sendiri adalah sebagai simbol status sosial fungsi fisik diartikan
sebagai fungsi tempat atau kegunaan, konsep di atas sendiri dalam
operasionalisasinya dibagi atas:

14
a. Individual territoriality

Maksudnya ialah penguasaan tempat terhadap atau wilayah tertentu

b. Group territoriality

Yaitu daerah yang dirasa menjadi milik sebuah kelompok bentuk milik disini
diartikan juga sebagai penguasaan akan daerah milik kelompok.

2) Personal space

Dapat diartikan sebagai daerah sendiri yaitu sekitar tugu bukan geografis. Batas
sendiri bersifat Maya tidak jelas atau semua sesuai dengan hubungan interpersonal
dan sosial seseorang dengan orang lain. Personal space ini dikenal juga dengan
image zona atau daerah keintiman seseorang terhadap orang lain di luar diri konsep
personal space ini ndak dibedakan menjadi beberapa pengertian yang kelihatannya
memiliki kesamaan, J.S.Nimpoeno (1990) membedakan beberapa pengertian dasar
yaitu

 Personal zone

Apabila visual detail masih dapat diamati dengan mata contoh berbicara
berdua saling bertatap muka dengan jarak yang sangat dekat.

 Social zone

Apabila gerakan gerakan atau gestrek atau juga suara masih dapat diamati

 Publikzone

Hanya nampak gerakan-gerakan moneternya saja coba kita menonton orang


berpidato di panggung tanpa speaker

 Turns

Yaitu orang yang sedang antri di depan loket atau salaman di depan pengantin
daerah tersebut disebut turns territory

15
 Stalls

Suatu klaim sementara dalam artian waktu contoh kita memakai ruangan ini
dari jam 8 sampai dengan jam 9 pagi

 Use -space

Yaitu daerah sekitar Medan sasaran contoh radius tembakan

3) Spatial arrangment

Tata ruang yang mempengaruhi persepsi seseorang terutama menyangkut status


tentang reaksi afeksi dari seseorang kepada orang lain. Termasuk dalam tata ruang
ini adalah bagaimana seseorang memilih tempat duduk titik orang yang persepsi
dirinya merasa memiliki status lebih akan cenderung memilih tempat duduk di
depan kepala meja.

3. Lingkungan Binaan
Lingkungan binaan atau lingkungan terbangun adalah suatu lingkungan yang ditandai
dominasi struktur buatan manusia. Sistem lingkungan binaan bergantung pada asupan
energi, sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk dapat bertahan.

2.4. TERBENTUKNYA KELOMPOK BERBAGAI PERSPERKTIF (PSIKODINAMIKA,


SOSIOBIOLOGIS, PERBANDINGAN SOSIAL, PERTUKARAN SOSIAL)

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu
satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi
kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses
pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi
kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian
menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah
kelompok

16
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan
kelompok.       Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori Interaksi (Geome Homans), Teori
Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori Pertukaran.

Ada 4 pandangan terhadap terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan psikodinamika,


sosiobiologis, perbandingan social, dan pertukaran social.

Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming,
tahap performing, dan tahap adjourning.

Oleh karena itu kami disini ingin memberikan sedikit informasi mengenai berbagai hal yang ada
dalam materi dinamika kelompok.

 Teori pembentukan kelompok      


 Terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
 Tahap-tahap terbentuknya kelompok
Tujuan materi :
 Untuk mengetahui teori pembentukan kelompok
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
 Untuk mengetahui tahap-tahap terbentuknya kelompok

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu
satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi
kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses
pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi
kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian

17
menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah
kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-
masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam
perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya
perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini
lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu
perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada saat proses pembentukan kelompok :

·         Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota
yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi
tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang
mencolok

·         Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.

·         Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau
individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu
kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.

·         Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah
kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.

·         Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini
adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan
disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses
kelompok.

18
·         Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam
kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan
menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat
berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

Teori – teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:

1.       Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di
antara orang – orang tertentu.

2.       Teori Interaksi (Geome Homans)

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George   Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan
sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).

3.       Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan


kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan
oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah
didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan

4.       Teori Pertukaran

Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami
terbentuknya kelompok  ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan
fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,
semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

a. Terbentuknya kelompok menurut perspektif Psikodinamika

Perspektif psikodinamika dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam perkembangan


pekerjaannya. Teori ini memegang pengaruh penting pada priode 1930-1060 dimana pekerjaan
19
sosial didirikan. Dimana teori ini menjadi dasar bagi pekerjaan sosial tradisional. Pendekatan ini
menyatakan bahwa individu bergabung dgn kelompok untuk pemenuhan kebutuhan biologis dan
psikologis (Teori perkembangan kelompok dan Teori Firo-B).

Perspektif psikodinamika merupakan bagian dari aliran individualis yang memiliki fokus
terhadap perubahan sosial. Dikatakan psikodinamika karena teori yang mendasari mereka
mengasumsikan bahwa perilaku berasal dari gerakan dan intraksi dalam pikiran orang. Dimana,
teori-teori ini menggunakan berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja
dengan mengamati perilaku mereka . Teori Psychodinamic menekankan  bahwa pikiran
merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya.

b. Terbentuknya kelompok menurut perspektif Sosiobiologis

Sosiobiological: dipengaruhi oleh C Darwin. Pendekatan ini fokus pada keinginan

manusia untuk hidup lebih lama. Sosiobiologis diambil dari dua kata yaitu: sosio dan biologi,
sosiologi berarti ilmu yang berkembang sejak lama. Ilmu yang menerangkan bagaimana manusia
berinteraksi sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis atau umum. sedangkan
pengertian sosiobiologi adalah deskripsi gejala sosial yang dianalisis dari ilmu biologi.

membahas mengenai keterkaitan kelompok dengan sosiobiologi adalah dimana menurut


pandangan sosiobiologi orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang
kuat untuk mempunyai pertalian dan hubungan sebagai anggota.

c. Teori tentang keinginan manusia bergabung dalam kelompok

Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena
kelompok merupakan gejala sosial, maka telaah yang banyak dilakukkan, bergerak dari teori
ilmu-ilmu sosial, seperti : sosiologi

d. Terbentuknya kelompok menurut perspektif Perbandingan Sosial

Dalam perbandingan sosial ini mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok
berlangsung karena adanya kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan

20
kemampuan dalam individu lainnya. Pada pandangan ini tekanan seseorang untuk berkomunikasi
dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan.

Teori perbandingan ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari
para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan. 

e. Proses perbandingan sosial

Orang-orang mencari orang lain karena mereka membutuhkan informasi mengenai  diri sendiri
dan lingkungan dan informasi yang di butuhkan tersebut hanya tersedia dari orang lain.

Individu membandingkan dengan orang lain, dan akan menyimpulkan bahwa keyakinan, opini
atau sikapnya adalah benar atau tepat jika cocok dengan interprestasi dari orang lain.

f. Terbentuknya kelompok menurut perspektif Pertukaran Sosial

Pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai suatu
pengertian mengenai sifat dari kelompok dengan mengkaji hubungan diantara dua orang. Model
keterikatan kelompok, dengan mepertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan sosial yaitu
berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar-besarnya dan mengurangi cost sekecil-
kecilnya. Dalam kelompok ini melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya dan imbalan
dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu selama
interaksi sosial. jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari cost maka interaksi
kelompok akan diakhiri. pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena
kelompok dalam lingkup ekonomi dan perilaku  mengenai cost dan imbalan pendekatan
pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok .

Kerelaan seseorang untuk memulai hubungan interpersonal yang baru tergantung pada:

1.      Reward (penghargaan dan kepuasan yang mereka pikir akan mereka terima dari
keanggotaan dalam kelompok).

2.      Cost (biaya dan ketidakpuasan yang dapat diperoleh).

3.      Seseorang bergabung dalam kelompok yang memberikan mereka sejumlah  reward


maksimal sedangkan costnya sedikit.

21
Reward kelompok

a.       Interaksi sosial

b.      Karakteristik anggota kelompok

·         Kompetensi. Orang-orang yang cerdas, mampu dan terampil melaksanakan tugas dianggap
dipandang lebih menarik dan diinginkan oleh anggota kelompok.

·         Daya tarik fisik. Orang-orang yang memiliki keadaan fisik enak dipandang dianggap
“menjual” dalam interaksi sosial.

c.       Jenis kegiatan kelompok

Seseorang akan cenderung membentuk kelompok dengan orang-orang yang memiliki


ketertarikan yang sama.

d.      Tujuan

Sumber reward yang terakhir adalah ketika keanggotaan dalam kelompok dapat memfasilitasi
tujuan yang diinginkan.

Biaya iteraksi sosial

1.      Ketegangan, terutama pada saat awal pembentukan kelompok.

2.      Investasi, baik investasi  nyata berujud uang atau investasi sosial (tenaga, waktu, usaha)

3.      Penolakan sosial

4.      Gangguan

5.      Perubahan, misalnya kemerdekaan terbatas

Tahap-tahap terbentuknya kelompok

1.      Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih
cenderung untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa saling

22
percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan
mendekatkan diri satu sama lain.

Contoh: dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara
mahasiswa satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompok-kelompok kecil, setiap
mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok.

2.      Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang
mereka hadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif
mereka masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.

Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada
suatu permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan
tersebut, beberapa anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang
bervariasi memungkinkan terjadinya konflik.

3.      Tahap 3 – Norming

Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai
menemukan kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-
nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain
seiring dengan melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang
mereka pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti
menentukan siapa yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas
permainan.

4.      Tahap 4 – Performing

Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan
lancar dan efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek
dalam berkomunikasi.

23
Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota
memulai mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.

5.      Tahap 5 – Adjourning

Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan
kelompok membubarkan diri.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir.
Sehingga mereka membubarkan kelompok mereka.

Menurut Reitz dalam Suprapti (2007) ada beberapa model tahap perkembangan kelompok:

1. Model Lima Tahap. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:

a. Pembentukan, mempunyai ciri banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan
kepemimpinan kelompok.

b. Keributan, adalah tahap konflik dalam kelompok.

c. Penormaan, adalah tahap dimana berkembang hubungan yang karib dan kelompok,
memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).

d. Pelaksanaan, kelompok telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik.

e. Reses, merupakan kelompok untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini adanya
kepedulian untuk menyelesaikan kegiatankegiatan daripada melaksanakan tugas

2. Model Kesetimbangan Tersela:

a. Pertemuan pertama menentukan arah kelompok.

b. Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu kelompok cenderung berdiam diri
atau menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang tetap.

c. Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok
telah menghabiskan separuh dari waktu yang disediakan.

d. Transisi itu mengawali perubahan-perubahan utama.

24
e. Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu keseimbangan baru atau kurun waktu
inersia baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan rencana-rencana yang diciptakan selama
periode transisi.

f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang percepatannya mencolok.

> Alasan Perlunya Kelompok. Ada beberapa alasan mengapa orang mengikuti atau menjadi
bagian dari kelompok tertentu. Diantara alasan tertentu tersebut sebagai berikut:

1. Rasa aman.: Dengan itu kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan (rasa tidak aman).

2. Status dan harga diri. : Ada rasa peningkatan status dan harga diri karena mengikuti atau
bergabung dengan suatu kelompok. Contohnya: menjadi anggota klub eksklusif.

3. Interaksi dan afiliasi. : Menikmati interaksi teratur dengan orang lain dan mendapatkan
kepuasan dari interaksi tersebut. Contohnya istri orang kaya yang masih tetap mau jadi pegawai
negeri di sebuah instansi.

4. Kekuatan. : Dengan berkelompok perjalanan/perjuangan menjadi lebih kuat dibandingkan


dengan berjuang sendirian.

5. Pencapaian tujuan. : Dengan berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.

6. Keuntungan bersama. : Dengan berkelompok maka orang-orang yang terlibat akan


mendapatkan keuntungan bersama. Contohnya koperasi, persekutuan dagang.

7. Kedekatan fisik. : orang berkelompok, karena kedekatan jarak fisik. Contohnya RT, RW dan
lain-lain. Di dalam suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa mendapat
lebih dari satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah saja. Dan ini banyak kita
saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok, perlu bagi
manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat dijelaskan, diprediksi
dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang produktif bagi organisasi.

25
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu


yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok muncul karena sifat dasar manusia
sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain, merupakan suatu konsesus mutlak dan tertanaman dalam benak
setiap insan manusia. Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama
satu dengan yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan
Motivasi bergabung dalam kelompok dapat terbangun suatu kelompok yang baik yang
didalamnya kerjasama ,semangat, saling percaya, kedekatan, dan komunikasi antara anggota
kelompok. Suatu kelompok yang baik berimplikasi terhadap Kinerja & Kepuasan Kerja.

3.2 Saran

Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi didalam
pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Tentunya kami sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna.

Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arfin Syamsul Bambang. Dinamika Kelompok.CV Pustaka Setia.2015

Sudjarwo. (2011). Dinamika Kelompok. Bandung : CV. Mandar Maju.

Benny. (2020). Bahan Pembelajaran Dinamika Kelompok. [Online].

Bambang, S.A. (2015). Dinamika Kelompok. Bandung: CV Pustaka Setia

Novarrozi Agung, Yuniarsih Tanti. 2014. Makalah Perilaku Organisasi Dinamika Kelompok.
Politeknik Negeri Malang.

https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2021/06/tmp_23263-HANJAR-
DINAMIKA-KELOMPOK-1337505722.pdf. 30 Agustus 2021.

https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/tahapan-pembentukan-kelompok/ Diakses pada 29


Agustus 2021

https://dokumenmusliminbuyten.blogspot.com/2015/03/teori-pembentukan-kelompok.html pada
tanggal 28 agustus 2021

https://dokumenmusliminbuyten.blogspot.com/2015/03/teori-pembentukan-kelompok.html
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2021

https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/tahapan-pembentukan-kelompok/ Diakses pada tanggal


29 Agustus 2021

27
28

Anda mungkin juga menyukai