Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan Motivasi Bergabung Dalam
Kelompok
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, Bapak Dr.
Zainal Abidin., S.Psi., M.Si pada mata kuliah Dinamika Kelompok. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Motivasi Bergabung Dalam Kelompok.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zainal Abidin., S.Psi., M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Dinamika Kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I
Bab II
Bab III
3.1 Penutup 26
3.2 Saran 26
Daftar Pusataka 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Manusia
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakansuatu konsesus mutlak dan tertanaman
dalam benak setiap insan manusia. -Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan
kerjasama satu dengan yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan. Kumpulan manusia
yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama,kegiatan bersama, norma yang disepakati
bersama secara umum disebut dengan kelompok.
Kelompok ini beragam jenis dan pembagian klasifikasikasinya, ada yang berdasarkan
fungsinya, bentuknya, ikatanya dan lain - lain. Kuncinya menurut Cartwright dan Zander
bahwasanya masing-masing manusia di dalam kelompok itu saling bergantung satu dengan yang
lain serta saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan
kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan
bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah
bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan
ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat
didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pengertian Dinamika Kelompok dan apa saja motiasi manusia ingin
bergabung dalam kelopok?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi pengertian Dinamika Kelompok dan apa saja motiasi
manusia ingin bergabung dalam kelopok.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian
Suatu kelompok dibicarakan atau tidak dibicarakan akan tetap dinamis. Kalaulah
dinamis itu diartikan sebagai gerak maka kelompokyang tidak ada kegiatannya pun
dikatakan dinamis. Karena bergerak atau tidak bergerak itu adalah ritme. Ritme itu
sendiri berarti kedinamisan. Atau sederhananya ialah kedinamisan dapat diartikan
sebagai gerak dan dapat diartikan sebagai diam.
Akan tetapi karena batasan itu sangat diperlukan dalam dunia ilmu, maka
beberapa ahli mencoba memberikan batasan. Bale(1950), Homan (1950), Bavelas (1962)
mencoba memberikan batasan tentang group dynamic atau dinamika kelompok. Adapun
batasan bebas yang mereka berikan adalah studi ilmiah menyangkut interaksi dalam
kelompok kecil. Perlu diberikan penekanan pada “kelompok kecil” karena dinamisasi
kelompok itu hanya akan terlihat manakala kelompok itu kecil.
Cartright dan Zanden (1968) lebih jauh lagi melihat kedinamisan kelompok ini/
kedinamisan kelompok ini tergantung dari faktor penyebabnya. Faktor penyebab yang
juga dikenal sebagai puse factormendorong terjadinya gelombang kedinamisan yang
menggoyang kelompok. Adapun faktor tadi kalau dirinci meliputi :
1. Tujuan kelompok
2. Struktur kelompok
3. Fungsi kerja kelompok
4. Pemeliharaan dan bangun kelompok
5. Suasana kelompok
6. Desakan kelompok.
6
Kata kunci dari dinamika kelompok ialah pada kekompakkan/kesatuan kelompok
(unity). Menurut rusidi (1990) keenam hal diatas dapat dikatakan sebagai kata kunci
untuk mengkaji kelompok.
Dalam buku berjudul Dinamika Kelompok oleh Prof. DR. Sudjarwo, MS, memaparkan
sejumlah teori yang menjelaskan mengapa atau alasan apa seseorang memasuki kelompok
sebagai berikut ini:
7
1. Domisili Theory
Teori ini menyatakan bahwa pada diri manusia ada dorongan untuk berafiliasi dengan
orang lain dalam rangka menemukan atau menampilkan eksistensi dirinya. Adapun pilihan
pertama ialah pada mereka yang secara geografis dekat dengan dirinya. Keterdekatan dimaksud
adalah bisa berarti ruang, bisa juga daerah (spatial and geographical proximity). Dengan kata
lain teori ini mendasarkan pada asumsi bahwa orang akan memilih teman, pilihan pertamanya
ialah orang lain yang secara geografis dekat dengan tempatnya. Hal ini dapat dilihat manakala
seseorang berada di tempat yang baru atau sama sekali asing baginya. Dalam kesendirian orang
tersebut akan berupaya mengenal orang yang berada di sekitarnya.
2. Similar Attitude Theory
Teori ini disebut juga sebagai teori kesamaan sikap yang dicetuskan oleh Newcomb
(1961). Dasar pendekatannya bahwa : "Seseorang akan cenderung tertarik dengan orang lain dan
bergabung, apabila diantara mereka ada kesamaan sikap". Dasar pemikiran dari konsep ini ialah
bermula pada asumsi bahwa orang yang berkeinginan untuk belajar maka akan mencari teman
yang sama-sama ingin belajar. Aliran ini antara lain dianut oleh Festenger, Feldman (1986) yang
mengajukan semacam alasan yang antara lain :
a. Karena kesamaan sikap membuat orang merasa terikat satu dengan lainnya.
b. Orang yang memiliki kesamaan dalam sikap lebih mudah untuk berinteraksi.
c. Karena kesamaan sikap maka cenderung akan terjadi kesamaan perilaku.
d. Adanya dugaan dari para pelaku kalau orang mempunyai sikap yang sama maka akan
mudah menyatukan pendapat.
3. Activity-Intercation-Sentiment Theory
Teori ini dikenal dengan teori AIS. Konsepsi dasar teori ini berpijak pada dasar
pemikiran (Hommans, 1950) :
a. Makin banyak seseorang melakukan kegiatan bersama orang lain, maka makin
beraneka ragam interaksi yang dikembangkan. Akibatnya semakin tumbuh rasa
kebersamaan diantara mereka.
b. Semakin sering seseorang melakukan interaksi maka semakin sering orang tersebut
membagikan perasaan dengan orang lain.
8
c. Semakin memahami perasaan orang lain maka semakin tinggi frekuensi interaksi
dilakukan, berarti juga semakin sering aktivitas dilakukan.
4. Practicality Theory
Menurut teori ini dikatakan bahwa orang akan mengelompok apabila ada alasan praktis.
Pada umumnya alasan ekonomi menjadi dominasi utama, walau demikian bukan berarti alasan-
alasan lain tidak berperan. Hal ini tentu sesuai dengan apa yang menjadi alasan saat itu. Alasan
praktis inilah membuat orang berafiliasi dalam kelompok (Rusidi, 1989 dari Reitz, 1977:290).
Influs-influs kepentingan muncul menjadi tujuan bersama karena kepentingan bersama. Sebagai
contoh karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang layak, warga Perumnas ramai-ramai
mendatangi developer.
5. The Principle of Complementary Theory
Teori ini dikemukakan oleh Winh (1958). Pada dasarnya teori ini membantah teori
kesamaan sikap. Teori ini mengatakan bahwa daya tarik interaksi itu ditentukan oleh prinsip atau
asas saling melengkapi ketidakadaan pada diri tadi guna mendapatkannya dari orang lain. Teori
ini mencoba mengungkap bahwa manusia pada dasarnya berada pada posisi yang selalu kurang.
Untuk melengkapi kekurangannya maka dia memerlukan orang lain. Dalam upaya mengisi
kekurangan diri tadi maka manusia berinteraksi dengan orang lain.
6. Exchange Theory
Exchange theory sering diterjemahkan menjadi teori pertukaran. Dasar teori ini ialah
interaksi itu terjadi karena adanya reward dan cost (imbalan dan korbanan). Reward tidak harus
berwujud benda, akan tetapi dapat saja berbentuk tingkat kepuasan atau bentuk-bentuk
immaterial lainnya. Demikian juga dengan cost dapat saja berupa kepatuhan akan sesuatu. Teori
ini pertama kali dikembangkan oleh Hommans yang kemudian dipopulerkan oleh Thibaut dan
Kelly. Terakhir dikembangkan oleh Peter Blaw yang mengemukakan jika seseorang memasuki
kelompok, maka dalam diri mereka akan selalu muncul perhitungan aspek keuntungan dalam
setiap alternative pilihannya (comparison level of alternative). Sedangkan pengalaman masa lalu
selalu dijadikan rujukan untuk memutuskan apa yang akan diperbuat.
Menjadi pertanyaan sekarang ialah bagaimana orang dapat tertarik pada sesuatu
kelompok sehingga dia berkeinginan untuk masuk menjadi anggota kelompok tadi. Pada
umumnya setelah suatu kelompok terbentuk, maka kelompok akan menampilkan ciri-ciri tertentu
yang hal ini membuat orang di luar kelompoknya tertarik untuk masuk ke dalam kelompok tadi.
9
Cartwright dan Zanden (1968) menjelaskan hal ini karena : Pertama, faktor yang berasal dari
kelompok itu sendiri. Maksudnya kelompok itu menarik bagi orang lain di luar kelompok karena
aktivitas kelompok, anggotanya atau tujuan dari kelompok dapat juga prestise yang ditampilkan
oleh keanggotaannya. Kedua, faktor yang berasal dari luar yaitu adanya pressure (tekanan)
sehingga orang harus menjadi anggota.
Bagaimana proses yang dilalui seseorang dalam menjadi anggota kelompok. Ternyata hal
ini sangat individual sekali. Akan tetapi bila dilihat secara minimal maka paling tidak ada
sejumlah tahapan minimal seperti berikut : Pertama, tahap perkenalan. Pada tahap ini individu
mengadakan orientasi atau penjajakan melalui perilaku yang ditampilkan dan respon-respon apa
yang diterima. Sedangkan kalau kelompok itu baru dibentuk, disinilah diadakan kesepakatan
bersama tentang aturan-aturan main yang harus ditaati oleh semua anggota. Kedua, tahap
mencari pola. Pada tahap ini kelompok seolah-olah masuk ke dalam proses pancaroba. Benturan-
benturan dalam mencari pola ini sering terjadi. Oleh sebab itu apabila aturan permainan tidak
jelas kelompok ini akan bubar. Atau individu yang baru masuk akan vacuum yang kemudian
akan keluar.
Ketiga, tahap pemantapan norma. Pada tahap ini kelompok masuk ke dalam tahap pengakuan
akan norma. Benturan-benturan dalam kelompok kemudian akan melahirkan norma yang
sifatnya mengatur atau menata jalannya interaksi yang ada dalam kelompok itu, serta mengatur
peran dan status yang ada. Keempat, tahap berprestasi. Maksudnya setelah kelompok betul-betul
solid maka para anggota mencoba mengembangkan diri masing-masing maupun secara bersama-
sama guna mencapai suatu prestasi tertentu sesuai dengan tujuan kelompok tadi.
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.
Dalam perilaku organisasi, kelompok merupakan suatu tempat untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Kelompok mempunyai karakter dan jenis-jenisnya, daya tarik individu untuk
berinteraksi dalam kelompok dan dinamika kelompok. Yusup (1988) mengutip beberapa ahli
mengenai teorri terbentuknya kelompok sebagai berikut1.
10
2. Teori Interaksi (George Homans)
Teori pembentukan kelompok yang kebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dansentimen-sentimen
(perasaan atau emosi)
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive). penjelasannya tentang pembentukan
kelompok ialah teori keseimbangan ( a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh Theodore
Newcom. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain didasarkan atas kesamaan sikap dalam
menanggapi suatu tujuan.
4. Teori Pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan,
interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini.
Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau
alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.
Teori ini dikembangkan oleh Rousseau, Hobbes, dan Locke. Mereka sama-sama
berangkat dari sebuah pemikiran awal yang menyatakan bahwa terbentuknya sebuah negara
adalah karena adanya kesepakatan dari masyarakat atau individu-individu dalam masyarakat
untuk melakukan kesepakatan atau perjanjian. Mereka sama-sama mendasarkan analisis-analisis
mereka pada anggapan dasar bahwa manusialah sebagai sumber dari kewenangan sebuah negara.
11
Teori ini berpendapat, manusia yang tadinya hidup terpisah-pisah kemudian hidup dalam
pergaulan antarmanusia disebabkan karena pada diri tiap individu terdapat hasrat sosial yang
senantiasa mendorong untuk bergaul dengan sesamanya.
Pencetus teori ini adalah P.J. Bowman. Ia berteori bahwa kelompok terbentuk karena
manusia senantiasa hidup bersama dalam suatu pergaulan yang didorong oleh tenaga-tenaga
yang menggabungkan atau mengintegrasikan individu ke dalam suatu pergaulan.
a. Adaptasi proses
Adaptasi berjalan dengan baik apabila dicirikan dengan beberapa hal, yaitu :
1) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.
2) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok
3) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma, dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu2.
12
1) Menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama
2) Terlibat secara emosional untuk mengungkapan pengalaman, pengetahuan dan
kemampunnya.
3) Membina dan memperluas pola.3
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan
bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui4 :
1. Tahap pembentukan (forming) Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan seringkali
juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur,dan kepemimpinan kelompok.
2. Tahap konflik (Storming) Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung ditandai
adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar
anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan pendapat
mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab.
3. Tahap pembentukan norma (Norming) Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja
kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai
berkembang secara signifikan.
4. Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing) Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir.
ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini adalah tahap
saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota
memahami dan menerima perannya masing-masing.
13
Lingkungan adalah kesatuan ruang semua benda,daya,keadaan,makhluk hidup,termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Kelompok adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih, apabila memenuhi
kualifikasi yaitu keanggotaan yang jelas, adanya kesadaran kelompok, suatu perasaan mengenai
adanya kesamaan tujuan atau sasaran atau gagasan, saling ketergantungan dalam upaya
pemenuhan kebutuhankebutuhan, terjadinya interaksi dan kemampuan untuk bertindak dengan
suatu cara tertentu yang telah disepakati.
Membicarakan tentang lingkungan kita tidak mungkin akan melepaskan dari pembicaraan
mengenai lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan, Shaw melihat sebagai
physical environment, personal environment (Shaw, 1979)
1. Lingkungan fisik
Komponen-komponen dari lingkungan fisik adalah segala yang nampak nyata oleh Indra dan
mempengaruhi kelompok, seperti contohnya, ukuran ruangan, penerangan, kabotan yang ada di
dalam ruangan, termasuk warna tembok dari ruangan. Bentuk hubungan lingkungan fisik serupa
ini pernah diteliti oleh Luckiesh pada tahun 1931 menyangkut produktivitas kerja para karyawan
pada tempat yang menyenangkan. Ternyata warna dinding dapat
mempengaruhi"kebutuhan"karyawan yang tinggal di tempat atau di ruangan kerjanya.
2. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial juga diartikan sebagai Medan interaksi dari individu yang memiliki dimensi
dimensi yang cukup kompleks dan bila diuraikan maka akan nampak benang merah masing-
masing konsep tadi adapun masing-masing dari konsep yang dimaksud adalah
1) Territoriality
Yaitu daerah kepemilikan suatu ruangan yang berfungsi sosial dan fisik, fungsi sosial
yang dimaksud sendiri adalah sebagai simbol status sosial fungsi fisik diartikan
sebagai fungsi tempat atau kegunaan, konsep di atas sendiri dalam
operasionalisasinya dibagi atas:
14
a. Individual territoriality
b. Group territoriality
Yaitu daerah yang dirasa menjadi milik sebuah kelompok bentuk milik disini
diartikan juga sebagai penguasaan akan daerah milik kelompok.
2) Personal space
Dapat diartikan sebagai daerah sendiri yaitu sekitar tugu bukan geografis. Batas
sendiri bersifat Maya tidak jelas atau semua sesuai dengan hubungan interpersonal
dan sosial seseorang dengan orang lain. Personal space ini dikenal juga dengan
image zona atau daerah keintiman seseorang terhadap orang lain di luar diri konsep
personal space ini ndak dibedakan menjadi beberapa pengertian yang kelihatannya
memiliki kesamaan, J.S.Nimpoeno (1990) membedakan beberapa pengertian dasar
yaitu
Personal zone
Apabila visual detail masih dapat diamati dengan mata contoh berbicara
berdua saling bertatap muka dengan jarak yang sangat dekat.
Social zone
Apabila gerakan gerakan atau gestrek atau juga suara masih dapat diamati
Publikzone
Turns
Yaitu orang yang sedang antri di depan loket atau salaman di depan pengantin
daerah tersebut disebut turns territory
15
Stalls
Suatu klaim sementara dalam artian waktu contoh kita memakai ruangan ini
dari jam 8 sampai dengan jam 9 pagi
Use -space
3) Spatial arrangment
3. Lingkungan Binaan
Lingkungan binaan atau lingkungan terbangun adalah suatu lingkungan yang ditandai
dominasi struktur buatan manusia. Sistem lingkungan binaan bergantung pada asupan
energi, sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk dapat bertahan.
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu
satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi
kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses
pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi
kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian
menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah
kelompok
16
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan
kelompok. Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori Interaksi (Geome Homans), Teori
Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori Pertukaran.
Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming,
tahap performing, dan tahap adjourning.
Oleh karena itu kami disini ingin memberikan sedikit informasi mengenai berbagai hal yang ada
dalam materi dinamika kelompok.
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu
satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi
kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses
pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi
kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian
17
menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah
kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-
masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam
perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya
perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini
lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu
perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada saat proses pembentukan kelompok :
· Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota
yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi
tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang
mencolok
· Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
· Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau
individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu
kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
· Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah
kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
· Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini
adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan
disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses
kelompok.
18
· Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam
kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan
menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat
berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:
1. Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di
antara orang – orang tertentu.
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan
sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
4. Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami
terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan
fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,
semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
Perspektif psikodinamika merupakan bagian dari aliran individualis yang memiliki fokus
terhadap perubahan sosial. Dikatakan psikodinamika karena teori yang mendasari mereka
mengasumsikan bahwa perilaku berasal dari gerakan dan intraksi dalam pikiran orang. Dimana,
teori-teori ini menggunakan berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja
dengan mengamati perilaku mereka . Teori Psychodinamic menekankan bahwa pikiran
merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya.
manusia untuk hidup lebih lama. Sosiobiologis diambil dari dua kata yaitu: sosio dan biologi,
sosiologi berarti ilmu yang berkembang sejak lama. Ilmu yang menerangkan bagaimana manusia
berinteraksi sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis atau umum. sedangkan
pengertian sosiobiologi adalah deskripsi gejala sosial yang dianalisis dari ilmu biologi.
Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena
kelompok merupakan gejala sosial, maka telaah yang banyak dilakukkan, bergerak dari teori
ilmu-ilmu sosial, seperti : sosiologi
Dalam perbandingan sosial ini mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok
berlangsung karena adanya kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan
20
kemampuan dalam individu lainnya. Pada pandangan ini tekanan seseorang untuk berkomunikasi
dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan.
Teori perbandingan ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari
para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan.
Orang-orang mencari orang lain karena mereka membutuhkan informasi mengenai diri sendiri
dan lingkungan dan informasi yang di butuhkan tersebut hanya tersedia dari orang lain.
Individu membandingkan dengan orang lain, dan akan menyimpulkan bahwa keyakinan, opini
atau sikapnya adalah benar atau tepat jika cocok dengan interprestasi dari orang lain.
Pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai suatu
pengertian mengenai sifat dari kelompok dengan mengkaji hubungan diantara dua orang. Model
keterikatan kelompok, dengan mepertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan sosial yaitu
berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar-besarnya dan mengurangi cost sekecil-
kecilnya. Dalam kelompok ini melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya dan imbalan
dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu selama
interaksi sosial. jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari cost maka interaksi
kelompok akan diakhiri. pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena
kelompok dalam lingkup ekonomi dan perilaku mengenai cost dan imbalan pendekatan
pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok .
Kerelaan seseorang untuk memulai hubungan interpersonal yang baru tergantung pada:
1. Reward (penghargaan dan kepuasan yang mereka pikir akan mereka terima dari
keanggotaan dalam kelompok).
21
Reward kelompok
a. Interaksi sosial
· Kompetensi. Orang-orang yang cerdas, mampu dan terampil melaksanakan tugas dianggap
dipandang lebih menarik dan diinginkan oleh anggota kelompok.
· Daya tarik fisik. Orang-orang yang memiliki keadaan fisik enak dipandang dianggap
“menjual” dalam interaksi sosial.
d. Tujuan
Sumber reward yang terakhir adalah ketika keanggotaan dalam kelompok dapat memfasilitasi
tujuan yang diinginkan.
2. Investasi, baik investasi nyata berujud uang atau investasi sosial (tenaga, waktu, usaha)
3. Penolakan sosial
4. Gangguan
1. Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih
cenderung untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa saling
22
percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan
mendekatkan diri satu sama lain.
Contoh: dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara
mahasiswa satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompok-kelompok kecil, setiap
mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok.
2. Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang
mereka hadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif
mereka masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.
Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada
suatu permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan
tersebut, beberapa anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang
bervariasi memungkinkan terjadinya konflik.
3. Tahap 3 – Norming
Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai
menemukan kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-
nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain
seiring dengan melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok.
Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang
mereka pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti
menentukan siapa yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas
permainan.
4. Tahap 4 – Performing
Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan
lancar dan efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek
dalam berkomunikasi.
23
Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota
memulai mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.
5. Tahap 5 – Adjourning
Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan
kelompok membubarkan diri.
Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir.
Sehingga mereka membubarkan kelompok mereka.
Menurut Reitz dalam Suprapti (2007) ada beberapa model tahap perkembangan kelompok:
a. Pembentukan, mempunyai ciri banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan
kepemimpinan kelompok.
c. Penormaan, adalah tahap dimana berkembang hubungan yang karib dan kelompok,
memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).
e. Reses, merupakan kelompok untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini adanya
kepedulian untuk menyelesaikan kegiatankegiatan daripada melaksanakan tugas
b. Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu kelompok cenderung berdiam diri
atau menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang tetap.
c. Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok
telah menghabiskan separuh dari waktu yang disediakan.
24
e. Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu keseimbangan baru atau kurun waktu
inersia baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan rencana-rencana yang diciptakan selama
periode transisi.
> Alasan Perlunya Kelompok. Ada beberapa alasan mengapa orang mengikuti atau menjadi
bagian dari kelompok tertentu. Diantara alasan tertentu tersebut sebagai berikut:
1. Rasa aman.: Dengan itu kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan (rasa tidak aman).
2. Status dan harga diri. : Ada rasa peningkatan status dan harga diri karena mengikuti atau
bergabung dengan suatu kelompok. Contohnya: menjadi anggota klub eksklusif.
3. Interaksi dan afiliasi. : Menikmati interaksi teratur dengan orang lain dan mendapatkan
kepuasan dari interaksi tersebut. Contohnya istri orang kaya yang masih tetap mau jadi pegawai
negeri di sebuah instansi.
5. Pencapaian tujuan. : Dengan berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.
7. Kedekatan fisik. : orang berkelompok, karena kedekatan jarak fisik. Contohnya RT, RW dan
lain-lain. Di dalam suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa mendapat
lebih dari satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah saja. Dan ini banyak kita
saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok, perlu bagi
manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat dijelaskan, diprediksi
dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang produktif bagi organisasi.
25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi didalam
pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Tentunya kami sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna.
Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.
26
DAFTAR PUSTAKA
Novarrozi Agung, Yuniarsih Tanti. 2014. Makalah Perilaku Organisasi Dinamika Kelompok.
Politeknik Negeri Malang.
https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2021/06/tmp_23263-HANJAR-
DINAMIKA-KELOMPOK-1337505722.pdf. 30 Agustus 2021.
https://dokumenmusliminbuyten.blogspot.com/2015/03/teori-pembentukan-kelompok.html pada
tanggal 28 agustus 2021
https://dokumenmusliminbuyten.blogspot.com/2015/03/teori-pembentukan-kelompok.html
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2021
27
28