BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pula pada dunia bisnis secara global. Perkembangan dunia bisnis ini telah
mendorong munculnya berbagai bisnis baru, salah satunya adalah bisnis yang
melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan
atau eceran. Sebagai sebuah industri, produk atau jasa pelayanan yang
produk atau jasa secara eceran dengan tujuan untuk mengkonsumsi atau
menggunakannya secara pribadi serta tidak untuk dijual kembali. Industri ritel
dalam kaitannya dengan bisnis, ritel memiliki peran yang penting sebagai mata
rantai terakhir dalam suatu proses distribusi karena suatu produk dapat bertemu
1
Industri ritel di Indonesia berkembang sangat pesat sejalan dengan pola
belanja konsumen yang juga berubah dengan cepat sebagai bentuk perubahan
gaya hidup masyarakat. Indonesia naik tiga peringkat ke posisi lima besar di
antara 200 negara berkembang dalam Global Retail Development Index 2019
sepanjang tahun lalu mencapai angka 396 miliar dollar AS, mengalahkan
penjualan ritel Malaysia dengan 110 miliar dollar AS. Hal ini menandakan
pengecer dunia tengah menyusun strategi terbaik mereka untuk dapat bertahan,
Hal ini sudah barang tentu menuntut perusahaan ritel ini untuk menyusun
namun juga harus memperhatikan aspek perilaku konsumen. Hal ini karena
strategi pemasaran oleh perusahaan ritel tersebut. Salah satu aspek penting
didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk serta tergoda
oleh persuasi dari pemasar (Hirschman dan Stern, 2001 dalam Sumarwan
2
2011). Pembelian impulsif (impulsive buying) adalah kegiatan pembelian yang
suatu desakan hati yang tiba-tiba dengan penuh kekuatan, bertahan dan tidak
akibatnya (Mowen dan Minor, 2012). Beberapa faktor yang menjadi alasan
adalah karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang ada
pada diri seseorang yaitu pada suasana hati dan kebiasaan berbelanja apakah
didorong sifat hedonis atau tidak. Sementara itu faktor eksternal yang
mempengaruhi impulse buying berasal dari stimulus yang diberikan oleh pihak
peritel, yaitu lingkungan toko dan promosi yang ditawarkan termasuk harga.
Harga adalah sebagai sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
konsumen lebih menginginkan produk dengan harga murah dan kualitas baik
konsumen merasa tertarik untuk masuk ke dalam toko dan terangsang serta
informasi melalui media visual serta dengan menjual secara sugestif untuk
3
merchandising merupakan sebuah cara penyajian barang dagangan yang
salah satu dasar untuk berkomunikasi secara lebih dekat dengan konsumen dan
empiris yang menemukan adanya pengaruh signifikan dan positif harga dan
Store Plaza Andalas Padang. Demikian halnya dengan penelitian Fauzi dan
4
visual merchandising dan harga secara parsial memiliki pengaruh signifikan
dan positif terhadap perilaku impulse buying. Sedikit agak berbeda dengan
memiliki arti penting bagi peritel dalam upaya menjaring pasar konsumen
dengan perilaku impulse buying. Hal ini memberikan pemahaman bagi peritel
B. Rumusan Masalah
5
1. Apakah harga dan visual merchandising berpengaruh signifikan secara
Barantah?
C. Tujuan Penelitian
Area Barantah.
Barantah.
D. Manfaat Penelitian
6
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
berbagai pihak.
income perusahaan.
b. Konsumen
7
E. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
pembahasan.
Bab ini berisi pembahasan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas, serta metode analisis data.
pembahasan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
oleh peneliti sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Pada
10
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Tahun)
Gowri, The impact of Visual • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Faktor-faktor yang mempengaruhi
Mangala Merchandising on Merchandising konsumen apparel retail pembelian impulsif adalah berbagai
(2015). Impulse Buying • Variabel terikat Impulse di Chennai India. praktik Visual Merchandising,
behavior in apparel Buying • Tidak ada variabel bebas yakni window display, mannequin
retailing. Harga display, floor merchandising, dan
promotional signage. Hal ini secara
• Metode Analisis Faktor signifikan membangkitkan minat
pelanggan untuk melakukan
pembelian impulsif.
• Praktik merchandising visual
berfungsi sebagai rangsangan yang
memicu keinginan dan motivasi
konsumen untuk membuat
keputusan pembelian impulsif.
Pancaningrum, Visual Merchandise • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Visual merchandise dan Atmosfer
Erminati dan Atmosfer Toko: merchandise. konsumen Matahari Toko berpengaruh signifikan secara
(2017). Pengaruhnya terhadap • Variabel terikat Keputusan Department Store di simultan terhadap Keputusan
Keputusan Pembelian Pembelian Impulsif City of Tomorrow Kota Pembelian Impulsif
Impulsif Surabaya. • Visual merchandise dan Atmosfer
• Metode analisis Regresi
Linier Berganda • Penambahan variabel Toko berpengaruh signifikan secara
bebas Atmosfer Toko parsial terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Tahun)
Thomas, Ajith The impact of Visual • Variabel bebas Window • Objek penelitian • Window display setting, creative
K., Louise, Merchandising on display setting, Creative konsumen industries floor display, mannequin display,
Reni., and Impulse Buying floor display, Mannequin retail di Area promotional offerings at the
Vipinkumar behavior of retail display, Promotional Ernakulum and entrance (sale or discount)
(2018). customers. offerings at the entrance Kottayam India. berpengaruh signifikan baik secara
merupakan proksi variabel • Dimensi Visual simultan maupun parsial terhadap
Visual Merchandising Merchandising Impulse Buying.
• Variabel terikat Impulse dipergunakan sebagai
Buying variabel bebas.
• Metode analisis Regresi • Tidak ada variabel bebas
Linier Berganda Harga
Navarestu, Pengaruh Visual • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Visual Merchandising, store
Hudya Merchandising, Store Merchandising dan Harga konsumen apparel retail atmosphere, dan harga berpengaruh
(2018). Atmosphere, dan Harga • Variabel terikat Impulse di MINISO Store Plaza signifikan secara simultan terhadap
terhadap Impulse Buying Andalas Padang. Impulse Buying.
Buying pada Konsumen • Metode analisis Regresi • Penambahan variabel • Visual Merchandising, store
MINISO Store Plaza Linier Berganda bebas Store Atmosphere atmosphere, dan harga berpengaruh
Andalas Padang. secara positif dan signifikan secara
parsial terhadap Impulse Buying.
Fauzi dan Pengaruh Dimensi • Variabel bebas Window • Objek penelitian • Window display setting, mannequin
Amir (2019). Visual Merchandising display, Mannequin display, konsumen apparel retail display, floor merchandising, dan
terhadap Impulse Floor merchandising, dan di Suzuya Mall Kota promotional signage berpengaruh
Buying pada Suzuya Promotional signage Banda Aceh. signifikan baik secara simultan
Mall Kota Banda Aceh. • Variabel terikat Impulse • Dimensi Visual maupun parsial terhadap Impulse
Buying Merchandising sebagai Buying.
• Metode Regresi Linier variabel bebas.
Berganda • Tidak ada variabel bebas
Harga
11
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Tahun)
Saputro, Yoga Pengaruh Visual • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Visual Merchandising berpengaruh
Aji (2019). Merchandising Merchandising konsumen produk positif dan signifikan terhadap
terhadap Impulsive • Variabel terikat Impulsive fashion di Swalayan impulsive buying
Buying pada Produk buying ADA Semarang. • Semakin tinggi Visual
Fashion (Studi pada • Tidak ada variabel bebas Merchandising maka semakin
Konsumen Swalayan Harga tinggi pula impulsive buying.
ADA Semarang)
• Metode analisis Regresi
Linier Sederhana
Al Farabi, Pengaruh Price • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Price discount, bonus pack, dan
Milla Iqlima Discount, Bonus Pack, Merchandising. konsumen PT. Hero Visual Merchandising berpengaruh
(2019). dan Visual • Variabel terikat Impulse Supermarket di Kota signifikan secara simultan terhadap
Merchandising Buying Malang. keputusan Impulse Buying.
terhadap Keputusan • Penambahan variabel • Price discount dan bonus pack
Impulse Buying pada • Metode analisis Regresi
Linier Berganda bebas Price Discount berpengaruh positif signifikan
PT. Hero Supermarket dan Bonus Pack secara parsial terhadap Impulse
Tbk, Giant Ekspress Buying.
Dinoyo, Malang
• Visual Merchandising tidak
berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Impulse Buying.
Sopiyan, Pengaruh Strategi • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Strategi harga dan visual
Pipih (2019). Harga dan Visual Merchandising dan Strategi konsumen produk- merchandising berpengaruh
Merchandising Harga. produk online. positif signifikan secara simultan
terhadap Keputusan • Metode analisis Regresi • Variabel terikat dan parsial terhadap keputusan
Pembelian Online. Linier Berganda Keputusan Pembelian pembelian online
Online
12
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Tahun)
Putra, R.A. Pengaruh Visual • Variabel bebas Visual • Objek penelitian • Visual Merchandising, Harga, dan
dan Suryadi, Merchandising, Harga, Merchandising dan Harga. konsumen toko retail Kualitas Produk memiliki pengaruh
N. (2020). dan Kualitas Produk • Variabel terikat Impulse Miniso di Kota Malang. positif dan signifikan secara parsial
terhadap Impulse Buying • Penambahan variabel terhadap perilaku Impulse Buying
Buying Behavior (Studi bebas Kualitas Produk • Visual Merchandising, Harga, dan
pada Konsumen Miniso • Metode analisis Regresi
Linier Berganda Kualitas Produk memiliki pengaruh
Kota Malang). signifikan secara simultan terhadap
perilaku Impulse Buying
Hikmah Pengaruh Pengaruh • Variabel bebas Harga. • Objek penelitian • Harga tidak berpengaruh signifikan
(2020). Harga, Promosi dan • Variabel terikat Pembelian konsumen di Kota secara parsial terhadap pembelian
Kualitas Produk Impulsif Batam. impulsif.
terhadap Pembelian • Penambahan variabel • Promosi dan kualitas produk
Impulsif di Kota Batam • Metode analisis Regresi
Linier Berganda bebas Promosi dan berpengaruh positif dan signifikan
Kualitas Produk secara parsial terhadap pembelian
impulsif.
• Harga, promosi dan kualitas produk
berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap pembelian
impulsive.
Pristiana Does visual • Variabel bebas visual • Variabel Bebas store • Visual merchandising maupun Store
Widyastuti merchandising, store merchandising. atmosphere and private atmosphere berpengaruh positif dan
(2018) atmosphere and private • Variabel terikat Impulse label product signifikan terhadap impulse buying.
label product influen-ce Buying • Pengujian Hipotesis
• Pembelian impulsif juga dapat
impulse buying? menggunakan Structural
dipengaruhi oleh pembuatan produk
Evidence in Jakarta Equation Models (SEM)
private label.
13
B. Landasan Teori
14
diri mereka sendiri yang sangat kuat untuk membeli tanpa adanya
tidak dinyatakan secara verbal atau secara tertulis pada daftar belanja.
akan suatu kebutuhan, dan pembelian pun dicetuskan. Hal ini kerap
et al., 2005).
berbeda.
15
b. Aspek-aspek dan Tipe Impulsive Buying
1) Aspek kognitif
pembayaran.
2) Aspek afektif
16
kepuasan, kecewa, dan penyesalan karena telah membelanjakan
17
pembelian sekarang juga (Rook dan Fisher, 2005), keadaan
18
Atas dasar paparan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
sendiri, iklan, display toko yang menyolok, siklus hidup produk yang
mudah dijangkau.
19
Tinjauan mengenai pembelian impulsif perlu ditelusuri melalui
adalah:
2) Faktor sosial
20
b) Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang
menghasilkan status.
3) Faktor pribadi
a) Usia dan tahap siklus hidup, orang membeli barang dan jasa
21
terbedakan dan menghasilkan tanggapan yang relatif
2. Harga
a. Pengertian Harga
22
menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan
adalah jumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa.
produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
(Tjiptono, 2012).
pemahaman bahwa harga adalah nilai (value) dari suatu produk dalam
23
bentuk uang yang harus dikeluarkan konsumen sebagai imbalan atas
Tingkat Harga
besar.
24
3) Elastisitas permintaan, sifat permintaan pasar tidak hanya
yang lain.
mengakibatkan kerugian.
c. Dimensi Harga
tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan.
1) Katerjangkauan harga
25
Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan
26
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas produk
27
ulang (Kotler dan Amstrong, 2012). Konsumen memutuskan
produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk
3. Visual Merchandising
sesuatu yang dilihat oleh konsumen, baik dari dalam ataupun dari luar
toko yang dapat menciptakan gambaran positif dari suatu bisnis dan
yang enak, pajangan yang menarik, iringan musik, sentuhan dan good
28
Paparan terkait pengertian visual merchandising di atas
aktivitas dalam menata produk dengan cara visual yang efektif dan
memiliki dua aspek, yaitu aspek eksterior dan aspek interior. Visual
kebutuhannya.
29
Aspek eksterior visual merchandising adalah suatu keadaan
2013).
30
tertarik untuk membeli produk jika desain atau model
dijelaskan Kim (2003) dan juga didukung oleh Bashar dan Ahmad
barang toko yang terletak pada bagian terluar toko untuk menarik
31
selain itu windows display harus terikat dengan barang dagangan
Salah satu ciri khas yang sering digunakan dalam toko ritel
32
biaya (Mopidevi dan Lolla, 2013). Kim (2003) menyebutkan
stok lama.
5) Lighting (pencahayaan)
Lolla, 2013).
sebagai berikut:
33
a) Pencahayaan barang dagangan, pencahayaan yang fokus
oleh konsumen sebagai nilai tukar produk karena telah menggunakan atau
oleh pendapat Kotler dan Keller (2016) yang menyatakan bahwa beberapa
faktor eksternal. Faktor internal yang ada pada diri seseorang yaitu suasana
hati dan kebiasaan berbelanja apakah didorong sifat hedonis atau tidak.
34
berasal dari stimulus yang diberikan oleh pihak peritel, yaitu lingkungan
dapat dilihat oleh konsumen, baik dari dalam ataupun dari luar toko yang
minat, tindakan, dan keinginan yang muncul pada diri konsumen untuk
melakukan pembelian (Kim, 2003; Bhatti dan Latif 2013). Salah satu
konsumen merasa tertarik untuk masuk ke dalam toko dan terangsang serta
C. Kerangka Pemikiran
sama yang dimaksudkan untuk menjelaskan maksud teori yang dipakai. Kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini.
35
H2
Harga (X1)
Perilaku
H1
Impulse Buying (Y)
Visual
Merchandising (X 2) H3
Keterangan :
= Pengaruh Parsial
= Pengaruh Simultan
D. Hipotesis Penelitian
landasan teori, dan kerangka konsep yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
beberapa rumusan hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Hipotesis I
36
Hipotesis II
Hipotesis III
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang diteliti serta pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya.
untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka diharapkan dari penelitian ini
dapat menjelaskan hubungan dan pengaruh antara variabel bebas dan terikat
yang ada di dalam hipotesis. Sementara itu desain kausal yang dimaksud
sehingga dapat diartikan bahwa dalam hal ini ada variabel independen (variabel
Hubungan yang bersifat sebab-akibat antara dua variabel atau lebih ini
38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah gerai/toko ritel produk Cilok Bahana untuk
dilaksanakan antara bulan April 2023 sampai dengan bulan Mei 2023.
1. Variabel Penelitian
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
suatu sifat, atribut yang dimiliki individu, objek, maupun kegiatan yang
memiliki nilai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Harga (X1) dan Visual
Merchandising (X2).
Buying (Y).
39
2. Definisi Operasional Variabel
yang dapat diamati. Definisi ini memiliki arti tunggal dan mampu diterima
secara objektif sesuai dengan segala hal yang tampak (Azwar, 2012).
a. Harga (X1)
- Keterjangkauan harga
40
Pengukuran terhadap variabel visual merchandising dilakukan
sebagaimana pendapat Kim (2003) dan Bhatti dan Latif (2013), yakni:
windows display.
aspek impulse buying menurut Rook dan Fisher (2005) dan Bayley
- Spontanitas (spontanity).
intensity).
41
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Sub
Variabel Indikator Pengukuran
Indikator
Sub
Variabel Indikator Pengukuran
Indikator
42
Visual Exterior Visual Brand Konsumen dengan mudah melihat
Merchan- Merchandising shop brand shop Cilok Bahana
dising (X2) diletakkan di atas pintu toko
Sub
Variabel Indikator Pengukuran
Indikator
43
Signage Konsumen mendapatkan
informasi berbagai produk cilok
Wall's melalui brosur, pamflet,
dan sebagainya yang telah tersedia
Konsumen mendapatkan
penawaran harga khusus produk
cilok Wall's melalui brosur,
pamflet, dan sebagainya
44
Konsumen melakukan penilaian
dipengaruhi keadaan emosional
dalam membeli Cilok Bahana
Ketidak- Konsumen memiliki keinginan
pedulian membeli Cilok Bahanadengan
terhadap akibat mengabaikan konsekuensi negatif
(Disregard for yang mungkin terjadi
conse-quences)
Konsumen memiliki keinginan
membeli Cilok Bahanadengan
tanpa berpikir akibat dari
pembelian yang dilakukan
1. Populasi
2016:36), wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
2016:80). Atas dasar pengertian ini maka dapat ditarik pemahaman bahwa
populasi adalah keseluruhan dari obyek atau subyek yang diteliti yang
memiliki karakteristik yang sama, yang dalam hal ini adalah konsumen
Populasi dalam penelitian ini tidak terbatas atau tak terhingga (infinit),
2. Sampel
bahwa populasi dalam penelitian ini tidak terbatas atau tak terhingga
45
(infinit), sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan
sebagai berikut:
3,8416 ∗ 0,25
𝑛= = 96,04
0,01
demikiam jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang yang
Barantah.
kesempatan atau peluang yang sama untuk seluruh anggota populasi yang
46
sampling yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah
sedang berlangsung.
pembelian.
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni jenis
data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, baik berupa
47
data kualitatif yang dikuantitatifkan yang diperoleh dari distribusi skor
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
data yang dicatat oleh pihak lain (Husein, 2015:45). Data sekunder
1. Kuisioner (Angket)
48
Metode kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
informasi dari responden dalam arti laportan tentang pribadinya atau hal-
adalah jenis tertutup, yaitu kuisioner yang telah dilengkapi dengan pilihan
2. Dokumentasi
data pendukung lain yang berasal dari buku, literatur, dan sebagainya
G. Instrumen Penelitian
peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
49
variabel Visual Merchandising, dan kuisioner variabel Perilaku Impulse
Buying.
Likert, yaitu skala sikap yang disusun untuk mengungkap respon terhadap
suatu obyek sosial. Dalam skala sikap ini, objek sosial tersebut berlaku sebagai
obyek sikap (Azwar, 2012:98). Skala sikap model Likert Skala Likert dalam
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Penilaian (scoring) bobot alternatif jawaban kuisioner dapat dilihat pada
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
sehingga akan menghasilkan hasil yang baik pula secara ilmiah. Pengujian
50
tingkat kelayakan kuisioner akan dilakukan melalui uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑛∑𝑋 2 − (𝑛∑𝑋)2 }{𝑛∑𝑌 2 − (𝑛∑𝑌)2 }
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara skor item dan skor total.
X = Skor item.
Y = Skor total.
N = Sampel (responden).
sebagai berikut:
- Jika koefisien korelasi rxy < rtabel product moment maka item/butir kuisioner
2. Uji Reliabilitas
51
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
(Arikunto, 2016:178-196).
𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟𝑖 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝜎𝑡 2
Keterangan:
ri = Koefisien reliabilitas instrumen (Alpha Cronbach).
k = Jumlah item pertanyaan/pernyataan.
∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians skor item.
𝜎𝑡 2 = Varians total.
- Jika koefisien ri lebih besar dari 0,6 maka instrumen atau kuisioner
dinyatakan reliabel.
- Jika nilai ri lebih kecil dari 0,6 maka berarti instrumen atau kuisioner
dengan bantuan Program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for
52
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
analisis deskriptif persentase itu sendiri adalah data yang berupa angka
53
𝑋
𝑃= x 100%
𝑋𝑖
Dimana :
P = Persentase (%)
X = Jawaban responden dalam satu item
N = Nilai ideal dalam satu item
100% = Konstanta
ini.
Persentase Interpretasi
untuk populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu
54
digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel itu diambil. Analisis
statistik inferensial dalam penelitian ini antara lain meliputi uji asumsi
autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan
tidak perlu dilakukan pada data kuesioner. Hal ini dikarenakan data
1) Uji Normalitas
55
pengujian normalitas pada residual. Pengujian normalitas data
- Jika nilai sig. lebih besar dari taraf signifikansi (p>0,05) maka
- Jika nilai sig. lebih kecil dari taraf signifikansi (p<0,05) maka
2) Uji Heteroskedastisitas
56
Abs_RES dengan rumus persamaan regresinya adalah: |Ut| =a +
BXt + vt.
- Jika nilai nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05, maka
model regresi.
3) Uji Multikolonieritas
mempunyai nilai VIF < 10, dan nilai tolerance > 0,1.
57
b. Uji Regresi Linier Berganda
antara dua variabel atau lebih, selain itu untuk menunjukkan arah
𝒀𝒊𝒕 = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏 + 𝜷𝟐 𝑿𝟐 + 𝒆
Keterangan:
Y = Perilaku Impulse Buying
X1 = Harga
X2 = Visual Merchandising
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
e = error
58
mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
d. Uji Hipotesis
59
2) Uji Signifikansi t-test
sebagai berikut:
Inferensial meliputi Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linier Berganda, Uji
Koefisien Determinasi (R2), dan Uji Hipotesis F-test dan t-test dilakukan
dengan bantuan Program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dalam hal ini adalah konsumen produk Cilok Bahana di area pemasaran
61
sebanyak 56 orang atau 56% berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin
2009). Kaum wanita memiliki daya tahan yang lebih rendah dibanding pria
62
berusia antara 31 - 40 tahun (18%) dan 3 orang berusia di atas 40 tahun
tingkat usia lainnya. Hal ini lebih disebabkan usia antara 21 - 30 tahun
63
Selanjutnya, untuk lulusan Sekolah Lanjutan Atas (SLA) dan lulusan
Cilok Bahana itu sendiri yang lebih dikenal pada kalangan tertentu dalam
bawah ini.
64
responden dengan jenis pekerjaan PNS/TNI/Polri sebanyak 3 orang (3%),
ini.
65
3 kali 29 29%
4 kali 8 8%
5 kali 2 2%
Lebih dari 5 kali 61 61%
Jumlah 100 100%
area pemasaran Barantah yang berjumlah 100 orang yang dalam hal ini telah
66
Visual Merchandising, dan variabel Perilaku Impulse Buying dikemukakan
67
bahwa responden memiliki persepsi yang baik terhadap harga produk
persentase sebesar 66,20% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
jumlah tertentu.
68
6) Pernyataan bahwa responden membandingkan harga produk Cilok
sebesar 76,80% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini memberikan
lainnya.
sebesar 64,20% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini memberikan
69
10) Pernyataan bahwa responden merasa harga Cilok Bahanasebanding
tersebut.
3.620 3.620
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100% = 𝑥 100%
(5 𝑥 11 𝑥 100) 5.500
persentase (%) sebesar 65,82% atau berada dalam rentang antara 61% -
persepsi yang baik terhadap harga produk Cilok Bahana di area pemasaran
70
Kesesuaian harga dengan kualitas; (c) Kesesuaian harga dengan manfaat;
(X2)
berikut ini.
71
1) Pernyataan bahwa konsumen dengan mudah melihat brand shop
sebesar 75,60% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini memberikan
pintu toko.
72
persentase sebesar 68,40% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
yang baik bahwa windows display cilok Wall's merupakan bagian dari
promosi produk.
persentase sebesar 71,40% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
yang baik dalam hal terkesan dengan windows display cilok Wall's
persentase sebesar 77,00% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
yang baik dalam hal tertarik untuk membeli cilok Wall's karena desain
persentase sebesar 58,00% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
73
yang baik dalam hal merasa mood untuk membeli cilok Wall's karena
sebesar 62,60% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini memberikan
74
Secara keseluruhan, tingkat kelayakan variabel Harga (X1)
4.403 3.620
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100% = 𝑥 100%
(5 𝑥 13 𝑥 100) 6.500
indeks persentase (%) sebesar 69,15% atau berada dalam rentang antara
ekterior meliputi brand shop, windows display; serta (b) Aspek interior
(Y)
75
Frekuensi dan Persentase Indeks
Jumlah
Butir Persen
STS % TS % N % S % SS % Skor
(%)
berikut ini.
76
persentase sebesar 74% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini
baik dalam hal membeli secara spontan pada saat melihat produk cilok
Wall’s.
indeks persentase sebesar 72,2% atau masuk dalam kategori Baik. Hal
sebesar 65,8% atau masuk dalam kategori Baik. Hal ini memberikan
77
penilaian baik dalam hal termotivasi secara tiba-tiba untuk melakukan
78
11) Pernyataan bahwa konsumen melakukan penilaian dipengaruhi
persentase sebesar 59,40% atau masuk dalam kategori Cukup. Hal ini
terjadi.
79
4.225 4.225
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100% = 𝑥 100%
(5 𝑥 13 𝑥 100) 6.500
rentang antara 61% - 80% (Baik). Hal ini memberikan pemahaman bahwa
dengan skor total sebagai jumlah keseluruhan dari skor butir. Instrumen
penelitian dikatakan valid jika koefisien korelasi (rxy) lebih besar dari rtabel
product moment atau jika probabilitas (sig.) lebih kecil dari α (0,05).
penelitian ini adalah 100 orang. Dengan demikian nilai rtabel product
moment pada taraf signifikansi 0,05 adalah df = n-2 atau 100-2 = 98 pada
80
Ikhtisar hasil pengujian validitas kuisioner masing-masing variabel
Koefisien
Koefisien Kriteria
Variabel Butir Korelasi Keputusan
rtabel (rxy ≥ rtabel)
(rxy)
X2.7 0,712 0,196 0,712 > 0,196 Valid
X2.8 0,699 0,196 0,699 > 0,196 Valid
X2.9 0,690 0,196 0,690 > 0,196 Valid
X2.10 0,686 0,196 0,686 > 0,196 Valid
81
X2.11 0,642 0,196 0,642 > 0,196 Valid
X2.12 0,631 0,196 0,631 > 0,196 Valid
X2.13 0,685 0,196 0,685 > 0,196 Valid
Y1 0,585 0,196 0,585 > 0,196 Valid
Y2 0,563 0,196 0,563 > 0,196 Valid
Y3 0,482 0,196 0,482 > 0,196 Valid
Y4 0,625 0,196 0,625 > 0,196 Valid
Y5 0,674 0,196 0,674 > 0,196 Valid
Y6 0,693 0,196 0,693 > 0,196 Valid
Perilaku
Impulse Y7 0,680 0,196 0,680 > 0,196 Valid
Buying (Y)
Y8 0,593 0,196 0,593 > 0,196 Valid
Y9 0,593 0,196 0,593 > 0,196 Valid
Y10 0,620 0,196 0,620 > 0,196 Valid
Y11 0,523 0,196 0,523 > 0,196 Valid
Y12 0,560 0,196 0,560 > 0,196 Valid
Y13 0,606 0,196 0,606 > 0,196 Valid
korelasi (rxy) lebih besar dari rtabel product moment (rxy > 0,196). Dengan
82
Pengujian reliabilitas untuk masing-masing kuisioner variabel
dari 0,6 (ri ≥ 0,6) maka butir kuisioner tersebut dinyatakan reliabel. Ikhtisar
2. Visual Merchandising
0,881 0,881 > 0,6 Reliabel
(X2)
3. Perilaku Impulse
0,849 0,849 > 0,6 Reliabel
Buying (Y)
masing kuisioner yaitu kuisioner variabel Harga (0,890 > 0,6); kuisioner
83
sebagai instrumen pengumpulan data pada masing-masing variabel Harga,
data ini meliputi nilai minimum dan maksimum, jumlah data (sum), rata-
Buying (Y). Hasil penghitungan statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Visual
100 19 65 4.413 44,13 8,158
Merchandising (X2)
Perilaku Impulse
100 17 65 4.225 42,25 7,214
Buying (Y)
buah dan dinyatakan valid atau tidak ada sampel data yang terbuang
84
(missing) dari proses analisis data tersebut. Nilai minimum data
dengan standar deviasi 6,444. Nilai mean lebih besar dari standar
atau dengan istilah lain data bersifat homogen (merata). Jika nilai
standar deviasi lebih besar dari mean berarti sebaran data bervariasi
(n) sebanyak 100 buah dan dinyatakan valid atau tidak ada sampel
data yang terbuang (missing) dari proses analisis data tersebut. Nilai
sebesar 44,13 dengan standar deviasi 8,158. Nilai mean lebih besar
(n) sebanyak 100 buah dan dinyatakan valid atau tidak ada sampel
data yang terbuang (missing) dari proses analisis data tersebut. Nilai
85
jumlah data 4.225. Hasil analisis menunjukkan nilai mean sebesar
42,25 dengan standar deviasi 7,214. Nilai mean lebih besar dari
hal rata-rata data. Dengan demikian data variabel ini dinyatakan baik
yang telah dibuat yang dalam hal ini metode yang digunakan adalah
bebas Harga (X1) dan Visual Merchandising (X2) terhadap variabel terikat
86
Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan terhadap
kriteria jika nilai Asymp. sig. lebih besar dari taraf signifikansi
berikut ini.
87
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan
nilai signifikansi (sig.) t-test pada variabel bebas Harga (X1) lebih
besar dari 0,05 (0,135 > 0,05) dan variabel bebas Visual
88
Merchandising (X2) juga lebih besar dari 0,05 (0,915 > 0,05).
≤ 1 berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas dan jika VIF
89
Hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF sebagaimana
tolerance 0,166 (kurang dari 1) dan nilai VIF sebesar 6,011 (tidak
variabel terikat.
90
area pemasaran Barantah. Ikhtisar hasil perhitungan regresi lnier
91
Perilaku Impulse Buying sebesar 0,180 dengan asumsi variabel
determinasi (R2).
92
Hasil penghitungan Koefisien Determinasi (R2) sebagaimana
berikut:
93
variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan
negatif dapat dilihat pada koefisien F-test, jika nilai F-test positif
probabilitas F (sig.) sebesar 0,000 atau sig. lebih kecil dari level
94
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
95
pengaruh tersbut bersifat positif atau negatif dapat dilihat pada
koefisien t-test, jika nilai t-test positif maka pengaruh yang terjadi
a) Pengujian Hipotesis II
sebesar 8,216 dan nilai probabilitas t (sig.) sebesar 0,000 atau sig.
lebih kecil dari level of significance (0,000 < 0,05). Hal ini
96
produk Cilok Bahana di Area Pemasaran Barantah dapat diterima
sebesar 8,216 dan nilai probabilitas t (sig.) sebesar 0,026 atau sig.
lebih kecil dari level of significance (0,026 < 0,05). Hal ini
E. Pembahasan
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau
97
menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lainnya melambangkan
oleh konsumen, baik dari dalam ataupun dari luar toko yang dapat
98
indikator (a) Keterjangkauan harga; (b) Kesesuaian harga dengan kualitas;
(c) Kesesuaian harga dengan manfaat; dan (d) Harga sesuai kemampuan
meliputi brand shop, windows display; serta (b) Aspek interior berupa
99
terhadap perilaku impulse buying. Hal ini juga seiring dengan temuan
perilaku impulse buying di atas sejalan dengan pendapat Loudon dan Bitta
kebutuhan kecil atau marginal, produk jangka pendek, ukuran kecil, dan
toko yang mudah dijangkau; (2) Pemasaran dan marketing yang meliputi
media massa yang sangat sugestibel dan terus menerus, iklan di titik
penjualan, posisi display dan lokasi toko yang menonjol; dan (3)
100
Harga merupakan salah satu aspek yang akan menjadi pertimbangan
tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan.
uang yang dibebankan atau dibayarkan oleh konsumen sebagai nilai tukar
dengan hasil-hasil penelitian Navarestu (2018) dan Putra et al. (2020) yang
buying. Sejalan dengan hasil penelitian ini adalah hasil penelitian Sopiyan
101
Hasil-hasil penelitian yang menyatakan adanya keterkaitan antara
Kotler dan Keller (2016) yang menyatakan bahwa beberapa faktor yang
Faktor internal yang ada pada diri seseorang yaitu suasana hati dan
stimulus yang diberikan oleh pihak peritel, yaitu lingkungan toko dan
Impulse Buying
dapat dilihat oleh konsumen, baik dari dalam ataupun dari luar toko yang
minat, tindakan, dan keinginan yang muncul pada diri konsumen untuk
102
perilaku impulse buying. Semakin tinggi visual merchandising maka
semakin tinggi pula impulsive buying. Hal ini seiring dengan temuan
impulsif. Kim (2003) menjelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
F (sig.) lebih kecil dari level of significance (0,000 < 0,05). kontribusi
pada konsumen produk Cilok Bahana di Area Pemasaran Barantah. Hal ini
nilai probabilitas t (sig.) lebih kecil dari level of significance (0,000 <
0,05).
104
4. Visual merchandising berpengaruh positif dan signifikan terhadap
koefisien t-test positif dengan nilai probabilitas t (sig.) lebih kecil dari level
B. Saran
dalam hal pencahayaan toko dengan lebih baik sehingga akan lebih
2. Konsumen
dalam kategori Baik. Oleh karena itu disarankan kepada konsumen agar
105
3. Peneliti selanjutnya
C. Keterbatasan Penelitian
atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
yang bersifat tertutup (Skala Likert) sehingga hanya mengukur sikap atau
2. Penelitian ini dilaksanakan hanya pada satu area pemasaran yakni Area
106
107