Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Konsep Promosi

Salah satu ciri-ciri perusahaan yang masih beroperasi adalah

dengan terlihatnya kegiatan promosi yang dilakukan. Pengadaan promosi

tidak hanya dilakukan diawal usaha saja, tetapi perusahaan dituntut agar

secara kontinu melakukan kegiatan promosi sehingga barang/jasa yang

diproduksi dapat dikenali oleh masyarakat luas.

Menurut Laksana (2019) “ promosi adalah suatu komunikasi dari

penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan

untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap

mengingat produk tersebut”. Sedangkan menurut Tjiptono (2015)

“promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus pada upaya

menginformasikan, membujuk dan mengingatkan Kembali ke konsumen

akan merk dan produk perusahaan”. Promosi sangat penting dan harus

dilakukan oleh suatu perusahaan karena dengan adanya promosi para

konsumen atau pelanggan dapat mengetahui produk yang di tawarkan oleh

perusahaan tersebut sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli

produk yang digunakan atau dibutuhkan. Sedangkan menurut

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa promosi

merupakan salah satu cara penjual dalam memperkenalkan toko atau

9
10

jualannya dilingkungan pasar dengan tujuan untuk menarik minat beli

konsumen.

2. Konsep Kualitas Produk

Kualitas produk adalah suatu hal penting yang harus diperhatikan

oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan pasar. Kualitas produk

mampu menggambarkan sejauh mana produk dapat memenuhi kebutuhan

konsumen. Untuk dapat terus bersaing maka perusahaan harus mampu

memberikan produk yang terbaik bagi konsumen. Konsumen akan

cenderung memilih produk yang berkualitas dan mampu memenuhi

kebutuhannya. Maka kualitas dalam produk menjadi perhatian bagi

pembisnis.

Menurut Kotler dan Keller (2012:142) “Kualitas Produk adalah

kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya termasuk di dalamnya

keawetan, keandalan, ketetapan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki”.

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Daga (2017:37) berpendapat bahwa

“kualitas produk adalah karakteristik dari produk dan jasa yang menunjang

kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

Selanjutnya Menurut Abdulah dan Tantri (2012:159) menyatakan

bahwa “kualitas produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan

fungsinya. Termasuk dalam keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan

dipergunakan dan diperbaiki. Menurut Mowen (2012:61) “kualitas produk

merupakan proses evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas

perbaikan kinerja suatu produk.


11

Dari beberapa konsep di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa kualitas produk merupakan suatu karakteristik dari produk yang

menunjang kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan konsumen

sehingga dapat memberikan minat beli kepada konsumen.

3. Konsep Minat Beli

Perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi produk sebelum

melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk dikenal dengan

minat beli konsumen. Menurut Shahnaz dan Wahyono (2016:122)

Pelanggan yang sedang mempertimbangkan suatu produk akan mencari

lebih banyak informasi tentang produk tersebut. Menurut Kotler dalam

Annisa (2017) minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah menerima

rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan

untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan

untuk membeli agar dapat memilikinya.

Mandasari dan Soesanto (2015:20) Minat beli merupakan tanda

tingkat komitmen konsumen untuk melakukan pembelian. Persyaratan dan

aspirasi konsumen untuk barang dan jasa berubah sepanjang waktu, dan ini

berdampak pada cara mereka memilih untuk melakukan pembelian.

Ananda (2016:108) berpendapat Minat beli konsumen adalah

kemungkinan seorang konsumen akan membeli suatu merek atau beralih

dari satu merek ke merek lain. Pendapat ini lebih memfokuskan minat beli

pada cinta konsumen akan merek suatu produk, dimana produk tersebut

sesuai dengan keinginannya atau lebih menarik dalam penilaiannya.

Nasuion (2015:5) menjelaskan bahwa proses integrasi minat beli


12

mengintegrasikan informasi untuk menilai beberapa alternatif perilaku

dan memilih salah satu. Proses integrasi ini menghasilkan suatu

keputusan, yang secara kognitif bermanifestasi sebagai keinginan untuk

bertindak.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa niat beli

mengacu pada keputusan konsumen yang berulang kali untuk membeli

suatu produk, yang menarik minat mereka dan meyakinkan mereka bahwa

produk tersebut memenuhi keinginan mereka.

B. Kerangka Teori

1. Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli Konsumen

Promosi memiliki pengaruh yang besar terhadap minat beli suatu

produk atau layanan. Ketika suatu produk atau layanan dipromosikan

secara efektif, hal ini dapat meningkatkan kesadaran konsumen terhadap

produk tersebut. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti

iklan di media massa, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan

kehadiran online melalui media sosial dan situs web. Menurut Mowen dan

Minor (2002:140) berpendapat bahwa promosi membentuk dan

mempengaruhi minat beli konsumen dimana Promosi memodifikasi dan

membentuk perilaku konsumen serta lokasi mempengaruhi konsumen

melalui stimulus panca indera.

Sedangkan Menurut Wibowo (2015) yang menyatakan bahwa

promosi berpengaruh positif terhadap minat beli dengan penyampaian

promosi yang benar dan dapat manarik konsumen untuk membeli produk

yang ditawarkan. Jika sebuah toko menawarkan promosi yang gencar


13

seperti dengan melakukan diskon maka akan menumbuhkan minat beli

para konsumen.

Dalam beberapa penemuan diatas sehingga penulis mengambil

kesimpulan bahwa pada pengaruh promosi terhadap minat beli konsumen

merupakan cara membentuk perilaku konsumen dengan melaksanakan

promosi untuk membantu konsumen dalam menentukan keputusan

pembelian.

2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen

Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke

pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi

yang dapat memuaskan keinginan konsumen. Pemasar yang tidak

memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak

loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun cenderung

menurun. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Nurdiansyah (2017),

menyatakan bahwa pemasar harus memperhatikan kualitas, bahkan

diperkuat dengan periklanan dengan harga yang wajar maka konsumen

tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.

Pada umumnya konsumen dalam membelanjakan uangnya akan

memperhitungkan kualitas yang dapat diperoleh dari uang yang akan

dikeluarkannya. Menurut Gitosudarmodalam Wardani (2015), seseorang

akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila

produk tersebut melebihi harapannya, dia menilai kepuasan yang

diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu tinggi. Minat beli

konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka


14

diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan,

kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif

yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli

suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan.

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Nurdiansyah (2017), menyatakan

bahwa suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan

keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman

mereka terhadap produk atau jasa.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk dapat mempengaruhi minat beli konsumen, dimana apabila produk

tersebut merupakan sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen maka konsumen akan memberikan penilaian positif

terhadap produk sehingga konsumen merasa puas dan dapat memenuhi

keinginan (minat) dan kebutuhannya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Pelanggan atau konsumen dapat dipengaruhi minat beli dalam

suatu produk atau pada kualitas produk yang akan di kosumsi untuk

memenuhi kepuasan sendiri. Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang


untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada
produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
15

produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk


mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Sedangkan menurut Handoko (2004:120) dua faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu situasi tidak terduga

(Unexpected situation) dan sikap terhadap orang lain (Respect to Others).

Selanjutnya, menurut Carrol (2000:78) faktor-faktor yang mempengaruhi

minat beli yaitu:

a. Frekuensi Beberapa kali perusahaan mengadakan survey


untuk mengetahui minat beli pelanggan, biasanya paling
tidak setiap 70-80 hari sekali.
b. Format Siapa yang melakukan Survey minat beli
konsumen? Dapat dikatakan bahwa sebaiknya yang
melakukan Survey formal minat beli konsumen adalah
pihak ketiga diluar perusahaan dan hasilnya disampaikan
kepada semua pihak dalam organisasi.
c. Isi Isi (Content) pertanyaan yang diajukan adalah
pertanyaan standar dan dapat dikuantitatifkan.
d. Desain isi Tidak ada satupun instrumen Survey yang
paling baik untuk setiap kondisi. Oleh karena itu
perusahaan harus mendesain Survey secara sistematis
dan memperhatikan setiap pandangan yang ada.
e. Melibatkan setiap orang Mereka yang mengunjungi
pelanggan untuk melakukan Survey adalah semua Level
dan semua fungsi yang ada dalam organisasi, mulai dari
manajer puncak hingga karyawan.
f. Mengukur minat beli setiap orang Perusahaan harus
mengukur minat beli semua pihak, tidak hanya
konsumen langsung seperti pemakai, tetapi juga
pelanggan tidak langsung seperti distributor, agen,
pedagang besar, pengecer dan lain-lain.
g. Kombinasi beberapa ukuran Ukuran yang digunakan
dalam minat beli pelanggan hendaknya dibatasi pada
skor kuantitatif yang merupakan kombinasi dari berbagai
unsur seperti individu, kelompok

Menurut Swasta dan Irawan (2001:22) “faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi,

bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa

maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya


16

menghilangkan minat”. Sedangkan Menurut Sweeney (2001) “Dalam

membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan

kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya”. Harga

merupakan salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya akan

berpengaruh terhadap minat pembelian. Harga seringkali dikaitkan dengan

kualitas, konsumen cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator

kualitas atau kepuasan potensial dari suatu produk.

Dari beberapa pendapat dan penumuan dari para ahli sehingga

dapat mengambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

minat beli konsumen adalah sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak

terantisipasi serta kualitas dan harga produk.

C. Indikator Variabel Penelitian

1. Indikator Variabel Promosi

Dalam memasarkan produknya perusahaan perlu merangsang

dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri,

kondisi produk, dan manfaat atau kegunaan dari produk yang

dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai promosi. Indikator yang

mencirikan promosi yang digunakan dalm penelitian ini, yaitu Kotler

(2002:112):

a) Jangkauan promosi Jangkauan promosi adalah sejauh


mana promosi tersebut dapat menjangkau konsumen
sebagai sasaran perusahaan. Dengan demikian,
semakin dekat promosi tersebut kepada masyarakat
maka semakin cepat juga produk yang dipromosikan
dikenal oleh konsumen.
b) Kualitas penayangan iklan di media promosi Promosi
yang volume penayangannya dimedia promosi harus
dilaksanakan sesering mungkin yang tujuannya adalah
17

untuk mempertahankan kelangsungan hidup produk


dihati konsumen.
c) Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan
dimedia promosi. Adanya message atau pesan yang
sangat menarik perhatian dan mampu membujuk
konsumen untuk mempengaruhi minat beli konsumen.
Perusahaan harus menyampaikan apa saja yang
menjadi keunggulan dan keuntungan yang ada pada
produk tersebut.

Menurut Kotler dan Amstrong (2009:106), indikator variabel

promosi terdiri dari:

a) Periklanan (Adversiting)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk
melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam
bentuk gagasan, barang atau jasa
b) Penjualan Personal (Personal Selling)
Presentase pribadi oleh para wiraniaga perusahaan
dalam rangka mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan
c) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan suatu produk atau jasa
d) Hubungan Masyarakat (Direct Marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar
secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung

Menurut Kismono dalam Sihura (2003:231) indikator-indikator

promosi terdiri dari enam yaitu:

1. Iklan
Iklan merupakan aktivitas promosi yang sangat dikenal
oleh masyarakat konsumen. Hampir setiap saat
konsumen mendengar atau membaca beberapa, iklan,
baik dimedia cetak maupun dimedia elektronik. Iklan
didefenisikan sebagai komunikasi nonpersonal yang
dibiayai sponsor (organisasi maupun individu) melalui
berbagai media. Media yang dapat digunakan meliputi:
unsur kabar, televisi, direct mail (katalog, brosur), radio,
majalah, outdoor displays (billboard,poster) dan lain-
lain. Iklann dapat dikategorika menjadi:
a. Retail adversiting, yaitu iklan yang dilakukan oleh
pengecer untuk mempengaruhi konsumen akhir.
18

b. Trade adversiting, yaitu iklan yang dilakukan oleh


produsen untuk mempengaruhi perantaran
pemasaran; pedagang besar dan pengecer.
c. Indusrial adversiting, yaitu iklan yang dilakukan
produsen untuk mempengaruhi produsen lain yang
mungkin menggunakan produknya.
d. Intitusional adversiting, yaitu periklanan yang
ditujukan bukan untuk menjual produk, namun
untuk lebih memperkenalkan institusi atau
organisasi perusahaannya.
2. Personal Selling (Penjualan Personal)
Personal selling atau penjualan personal adalah
komunikasi tatap muka langsung untuk mempromosikan
barang atau jasa, menemukan prospek penjualan, dan
memberikan layanan pasca penjualan. Tiga karakteristik
khusus penjualan personal adalah: a. melibatkan
hubungan yang hidup, cepat dan interaktif antara dua
orang atau lebih, b. memungkinkan sebuah jenis
hubungan berkembang menjadi lebih mendalam
sehingga meningkatkan minat pelanggan, dan c.
membuat pembeli merasa berkewajiban untuk
mendengar wira niaga dan memberikan respon balik.
Langkah-langkah dalam penjualan personal dapat
diperinci menjadi:
a. Prospect and qualify. Mengidentifikasikan
konsumen potensial, yaitu konsumen yang
mempunyai kebutuhan akan produk perusahaan,
maupun secara financial, dan bersedia melakukan
pembelian.
b. Per-approach. Berusaha menemukan apa yang
dibutuhkan oleh calon pelanggan, sikapnya terhadap
produk dan merek yang ada, karakteristik individu,
produk dan merek yang telah digunakan.
c. Approach. Melakukan kontak pendahuluan, untuk
memberikan kesal awal yang baik diperlukan
persiapan dan pengetahuan yang memadai.
d. Make presentation. Melakukan presentasi,
menonjolkan keistimewaan produk disbanding
pesaing: tampil dan manfaat.
e. Answer objections. Menjawab pertanyaan yang
diajukan, menemukakan bentuk pelayanan
tambahan dan jaminan yang ditawarkan.
f. Close sale. Mengajukan penawaran kepada
pelanggan untuk melaukan pembelian.
g. Follow up. Tetap memelihara hubungan dengan
pelanggan untuk menjamin produk yang diterima,
dan menyediakan pelayanan purna jual.
3. Promosi dari Mulut ke Mulut
19

Promosi dari mulut ke mulut terjadi jika konsumen


membicarakan produk, baik sisi negative, maupun sisi
positifnya. Menurut peneliti yang dilakukan oleh
Departemen Urusan Konsumen White House Office
terungkap bahwa konsumen yang tidak puas akan
menceritakan pengalama buruknya kepada Sembilan
orang temannya. Untuk mengurangi efek negative dari
promosi dari mulut ke mulut tersebut, ada beberapa hal
yang bisa dilakukan oleh manajemen:
a. Menumbuhkan cerita yang positif dengan membuat
hal yang tidak bisa menjadi tidak biasa.
b. Melonggarkan kebijakan pengambilan produk,
periksa produk lebih teliti sebelum produk itu
meninggalkan pabrik, gudang, atau took.
c. Memberikan pelayanan yang lebih dari apa yang
diharapkan konsumen.
d. Mendengarkan keluhan komsumen dan membantu
mereka menyelesaikan masalah.
e. Memperhatikan lingkaran pengaruh promosi dari
mulut ke mulut.
4. Public Relations (Hubungan dengan Masyarakat)
Public Relations atau hubungan dengan masyarakat
adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap
masyarakat, mengambil kebijakan-kebijakan sesuai
dengan kepentingan public, dan mengambil tindakan-
tindakan yang diperlukan agar public dapat memahami
dan menerima produk perusahaan. Saat ini public
relations semakin penting dalam perusahaan untuk
menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan, relasi bisnis, pemerintah atau pihak eksternal
yang lain.
5. Publisitas
Publisitas merupakan segala bentuk informasi tentang
individu, produk, organisasi yang mengalir ke
masyarakat melalui media masa tanpa membayar dan
diluar control sponsor. Publisitas merupakan bagian dari
hubungan masyarakat (public relation). Publisitas
mempunyai beberapa manfaat yaitu untuk
menumbuhkan kesadaran konsumen akan produk
perusahaan, membentuk citra positif, mendapatkan
pengakuan atas karyawan dan prestasi mereka,
mendorong orang-orang untuk berpatisipasi dalam
proyek-proyek kemasyarakatan, atau pada saat tertentu
untuk melawan pemberitaan-pemberitaan yang negative.
6. Promosi penjualan
Promosi penjualan dapat merupakan sarana promosi
yang efektif, tergantung pada karakteristik produknya.
Jika konsumen dapat dapat dipengaruhi setelah mencoba
20

produk, mungkin promosi penjualan merupakan


pembagian contoh produk secara gratis, dapat efektif.
Promoi penjualan adalah usaha untuk mempengaruhi
konsumen dan pihak lain melalui aktivitas-aktivitas
jangka pendek, misalnya pameran dan pemberian contoh
produk. Demonstrasi memasak atau demonstrasi
penggunaan produk seringkali merupakan cara yang bisa
diterima konsumen dan bisa dilakukan ketika
perusahaan melakukan pameran.

Dari berbagai teori di atas, maka penulis menyimpulkan

indikator variabel promosi yakni periklanan (Adversiting), promosi

penjualan (sales promotion), penjualan personal (personal selling), dan

hubungan masyarakat (Direct Marketing).

2. Indikator Variabel Kualitas Produk

Kualitas produk dan jasa di tentukan oleh beberapa faktor yang

memiliki kualitas berbeda dengan produk yang lain. Menurut Garvin,

yang dikutip oleh Tjiptono (2012 : 121) kualitas produk memiliki

indikator sebagai berikut :

a) Kinerja (Performance) merupakan karakteristik


operasi dan produk inti (core product) yang dibeli.
Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan
dalam penggunaan.
b) Fitur (feature) Fitur produk yang melengkapi fungsi
dasar suatu produk tersebut.
c) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to
Spesification) Sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya standar karakteristik
operasional.
d) Ketahanan (Durability) Berkaitan dengan berapa
lama produk tersebut dapat terus digunakan.
Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis.
e) Kehandalan (Realibility) Yaitu kemungkinan kecil
akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
21

Menurut Kotler dan Keller (2012:8-10) kualitas produk memiliki

indikator-indikator sebagai berikut :

a) Bentuk (form), Bentuk sebuah produk dapat meliputi


ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk
b) Fitur (Feature), Fitur produk yang melengkapi
fungsi dasar suatu produk tersebut.
c) Penyesuaian (custominazation), Pemasar dapat
mendefinisikan produk dengan menyesuaikan
produk tersebut dengan keinginan konsumen
d) Kualitas kinerja (performance Quality), Tingkat
dimana karakteristik utama produk beroperasi.
Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting
untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan
sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang
lebih tinggi.
e) Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality),
Tingkat dimana semua unit unit yang diproduksi
identik untuk memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
f) Ketahanan (durability), Merupakan ukuran umur
operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau
penuh tekanan, merupakan atribut berharga.
g) Keandalan (Reability), Ukuran probabilitas bahwa
produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal
dalam periode waktu tertentu.

Dari berbagai teori di atas, maka penulis menyimpulkan indikator

variabel promosi yakni kinerja (Performance), Fitur (feature),

Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification),

Ketahanan (Durability) dan Kehandalan (Realibility).

3. Indikator-Indikator Variabel Minat Beli Konsumen

Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan

sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian.

Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu

barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi. Menurut

Kotler (2005:34) dalam melaksanakan minat beli, konsumen tersebut


22

dapat membuat 5 (lima) indikator keputusan dalam membeli barang,

yaitu:

1. Keputusan merek,

2. Keputusan pemasok,

3. Keputusan kuantitas,

4. Keputusan waktu, dan

5. Keputusan metode pembayaran.

Menurut Ferdinand (2022) Minat beli diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang


untuk membeli suatu produk.
2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang
untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama
pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
preferensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat- sifat positif dari produk tersebut.

Menurut Husein (2010:54), indikator-indikator yang

mempengaruhi minat beli yaitu:

a) Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan


antara minat seseorang dan orang lain.
b) Minat menimbulkan efek diskriminatif.
c) Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi
dan dipengaruhi motivasi.
d) Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan
bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada
kebutuhan, pengalaman, dan mode.
23

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi indikator minat beli seorang konsumen terdiri atas

minat transaksional, referensial, preferensial, eksploratif dan

tertarik untuk mencoba.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Masilina Hia (2018)

dengan judul pengaruh promosi dan harga terhadap minat beli konsumen cat

dulux di ud. linda telukdalam kabupaten nias selatan. Hasil penelitian secara

uji parsial untuk promosi (X1) diperoleh thitung (6,374) > ttabel (1,672) dan

sig. thitung (0,000) < (0,05). Untuk Harga (X2) thitung (4,036) > ttabel

(1,672) dan sig. thitung (0,000) < (0,05). Artinya secara parsial Promosi dan

Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen. Hasil uji secara simultan

diperoleh nilai Fhitung (31,906) > Ftabel (3,159) dan sig. Fhitung (0.000) <

(0,05). Artinya bahwa Promosi dan Harga secara simultan berpengaruh

terhadap minat beli Konsumen. Sedangkan hasil uji determinasi diperoleh R2

sebesar 0,528. Artinya presentase Promosi dan Harga terhadap Minat Beli

Konsumen sebesar 52,8% dan sisanya 47,2% dipengaruhi oleh variabel lain

yang di luar model.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur’aini1 Tony Seno Aji (2020)

dengan judul pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap minat beli

kerudung rabbani. Pengambilan data didapat dari penyebaraan kuesioner

secara offline kepada Mahasiswi yang berdomisili di Pondok Pesantren Putri

Walisongo Cukir Jombang yang memiliki umur antra 18 thun sampai

23. Sampel yang dipakai pada penelitian ini berjumllah 109 orang
24

responden.Teknik pengambiln sampel yaang digunakanya itu purposive

sampling. Analisi data yaang di pakai ialah analisis regressi linier berganda.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa variabel promosi berpengaruh

terhadap proses keputusan pembelian, kemudian variabel kualitas produk

berpengaruh terhadp proses keputusan pembelian. Promosi dan kualitas

produk secara bersama-bersama berpengaruh terhadap minatbeli. Dari hasil

penelitian ini, se baiknya pihak Rabbani dapat mempertahnkan serta

meningkatkaan promosi dan kualitas produk, karena variabel promosi dan

kuliatas produk memiliki pengaruh yaang dominan untuk mempengaruhi

minatbeli.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sutanto (2021) dengan

judul Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli Cat

Tembok Merek Katalux di PT. Era Mulya Citra Warna Gunung Sindur Bogor

Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk

berpengaruh positif terhadap minat beli dengan nilai t hitung > t tabel atau

3,738 > 1,664 maka hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima artinya Ho

ditolak dan Ha diterima. Promosi berpengaruh positif terhadap minat beli

dengan nilai t hitung > t tabel atau 5,495 > 1,664 maka hipotesis yang penulis

ajukan dapat diterima, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kualitas produk

dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli dengan

nilai F hitung > F tabel yaitu 59,869 > 2,37 artinya Ho ditolak dan Ha

diterima maka hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Kasmiyati (2019) dengan judul

Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli Konsumen pada PT. Suracojaya


25

Abadi Motor Cabang Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi dalam meningkatkan

penjualan pada PT. Suracojaya Abadi Motor Cabang Sungguminasa

Kabupaten Gowa. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

kuesioner dan beberapa observasi serta analisis yang digunakan adalah

kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel

promosi secara positif berpengaruh dan signifikan terhadap variabel minat

beli.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Riski (2022)

Dengan Judul Pengaruh Promosi, Harga, Dan Kualitas Produk Souvenir Aceh

Terhadap Minat Beli Konsumen Ditinjau Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Metode analisis penelitian dilakukan menggunakan regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) promosi, harga, dan kualitas

produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen pada toko Anugrah Souvenir Aceh; (2) promosi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada toko Anugrah

Souvenir Aceh; (3) harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

minat beli konsumen pada toko Anugrah Souvenir Aceh; dan (4) kualitas

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada

toko Anugrah Souvenir Aceh.

E. Kerangka Berpikir

Konsep alur berpikir dari setiap variabel yang digunakan

menjelaskan bahwa adanya keterkaitan antara variabel promosi (X 1) dan


26

kualitas produk (X2) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh

terhadap variabel minat beli konsumen (Y)

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran teoritis yang

akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah seperti gambar (2.1) di bawah

ini:

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Promosi (X1)

Minat Beli Konsumen (Y)

Kualitas Produk(X2)

Sumber: Olahan Penulis 2024

Keterangan :
Promosi (X1) : Variabel Bebas
Kualitas Produk (X2) : Variabel Bebas
Minat Beli Konsumen (Y) : Variabel Terikat

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasaran teori dan kerangka berpikir di atas, maka

hipotesis penelitian ini adalah:

1. Diduga adanya pengaruh variabel promosi terhadap variabel minat beli

konsumen pada UD. Henny Aluminium kelurahan Pasar Teluk Dalam

Kabupaten Nias Selatan.

2. Diduga adanya pengaruh variabel kualitas produk terhadap variabel minat

beli konsumen pada pada UD. Henny Aluminium kelurahan Pasar Teluk

Dalam Kabupaten Nias Selatan.


27

3. Diduga adanya pengaruh variabel promosi dan variabel kualitas produk

terhadap variabel minat beli konsumen pada pada UD. Henny Aluminium

kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan

Anda mungkin juga menyukai