Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DIKANTOR SAMSAT TELUK DALAM

Kornelia bawaulu

Mahasiswa Prodi Manajemen


Fakulitas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Nias Raya
Email: korneliabawaulu592@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi dampak motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai di kantor Samsat di wilayah Kabupaten Nias Selatan. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian gabungan dengan pendekatan kuantitatif. Data
diperoleh dari karyawan dengan populasi sebanyak 31 orang dan sampel yang diambil
juga sebanyak 31 orang. Metode pengumpulan data melibatkan pendistribusian kuesioner
kepada responden khususnya para aparatur di Kantor Samsat Kabupaten Nias Selatan.
Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis regresi sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi, dalam bentuk parsial, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai di Kantor Samsat di wilayah Nias Selatan, dengan nilai koefisien
regresi linier (b) sebesar 0,887. Hasil dari uji regresi linier menunjukkan bahwa persamaan
linier adalah Y = 3,370 + 0,887 X. Artinya, setiap peningkatan satu satuan dalam motivasi
akan berkontribusi pada peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,887 satuan. Secara
keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara motivasi dan kinerja pegawai di Kantor Samsat wilayah Nias Selatan.

Kata Kunci; motivasi kerja; kinerja pegawai.

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of work motivation on employee performance
at the South Nias District Samsat Office. the type of research used is quantitative research that is
associative. The data source is from employees, with a population of 31 people and a sample of 31
people. The data collection technique is by distributing questionnaires to respondents, namely
employees at the South Nias District Samsat Office. The employed data analysis technique involves
conducting a basic regression analysis. The findings of this investigation suggest that motivation,
when considered individually, exerts a noteworthy impact on the job performance of employees at
the South Nias Samsat Office Regency. 1) = 29. This study can be concluded that motivation has a
significant effect on employee performance at the Samsat Office of South Nias Regency. The results
of the linear regression test Y = 3.370 + 0.887 X. Then the linear regression coefficient for b is 0.887
meaning that every increase of 1 unit in motivation means performance employees will increase by
0.887 units

Keywords: Work Motivation; Employee Performance.

1
A. Pendahuluan kedisiplinan pegawai dalam menjalankan
Dalam konteks sebuah organisasi, tugas mereka. Hal ini terlihat dari
tindakan yang diambil oleh pegawai sangat kurangnya keseriusan dalam
tergantung pada kemampuan mereka menyelesaikan pekerjaan yang
untuk mencapai tujuan secara efisien dan memerlukan kecepatan. Sebagai contoh,
efektif. Organisasi perlu menjalankan motivasi pegawai di kantor tersebut
pendekatan yang manusiawi terhadap para tampak kurang dalam hal menyelesaikan
karyawan, termasuk memberikan tugas tugas dengan tepat waktu dan mematuhi
yang mengangkat martabat mereka, jadwal, sehingga penting bagi motivasi
memberikan bimbingan yang diperlukan, pegawai untuk mendorong dan
memenuhi harapan mereka, merangsang menggerakkan tindakan yang diinginkan.
motivasi, memberikan peluang Karena itu, pentingnya motivasi
pertumbuhan dan perkembangan, serta pegawai menjadi faktor krusial dalam
menjaga kesehatan dan keselamatan melaksanakan tugas yang diberikan kepada
mereka. Dengan mencapai hal-hal tersebut, mereka. Selain itu, pencapaian prestasi
keadaan ini dapat sepenuhnya mengatasi kerja pegawai juga belum memenuhi target
isu-isu yang mungkin muncul. Apabila yang diharapkan. Terjadi pergantian
kebutuhan dan aspirasi para pegawai pegawai baik di tingkat manajerial maupun
terpenuhi, tingkat loyalitas mereka akan bawahan, serta terlihat penurunan kinerja
meningkat, mendorong mereka untuk pegawai secara keseluruhan. Kinerja
sepenuhnya berkomitmen pada tujuan dan pegawai, yang mencerminkan hasil dari
misi organisasi. Akibatnya, semangat kerja usaha mereka dalam pekerjaan, memiliki
akan meningkat dan dorongan untuk dampak signifikan pada keseluruhan
bekerja dengan baik akan semakin tumbuh. organisasi, karena prestasi kerja dapat
Kinerja pegawai merupakan salah satu memengaruhi keberhasilan organisasi
Dalam konteks suatu organisasi, tenaga secara keseluruhan. Sebagai contoh, masih
kerja memiliki peran krusial dalam ada pegawai yang menangani administrasi
mencapai tujuan organisasional. Menurut dengan kualitas kurang baik karena mereka
Duha (2014: 215), "kinerja pegawai dapat adalah pegawai baru, sehingga hal ini
diartikan sebagai kemampuan atau cara berdampak pada penurunan kualitas kerja.
individu untuk memberikan hasil yang Kurangnya kedisiplinan, termasuk
memuaskan di lingkungan kerja pada keterlambatan dalam masuk kerja, juga
kelompok atau bidang pekerjaan tertentu, menjadi masalah di Kantor Samsat
atau dalam periode waktu tertentu." Kabupaten Nias Selatan. Sebagai contoh,
Motivasi merujuk pada dorongan pegawai yang bertugas dalam sektor
internal yang menggerakkan individu pelayanan publik sering terlambat masuk,
untuk bertindak. Sesuai dengan Adhari yang pada akhirnya menyulitkan rekan-
(2019: 39), "Motivasi kerja adalah faktor rekan kerja di sektor tersebut serta
yang penting bagi setiap individu untuk mengganggu tugas supervisor pelayanan.
mencapai tujuan atau meraih prestasi Berdasarkan tantangan yang telah
melalui aktivitas pekerjaan." diuraikan, peneliti memiliki niat untuk
Berdasarkan pengamatan penulis di melaksanakan sebuah penelitian dengan
Kantor Samsat Kabupaten Nias Selatan, fokus pada topik berikut:
terdapat catatan tentang kurangnya

2
"Pengaruh Motivasi Kerja terhadap pegawai Kantor Samsat Kabupaten Nias
Kinerja Pegawai di Kantor Samsat Selatan, yang berjumlah 31 individu.
Kabupaten Nias Selatan." Menurut Sugiyono (2018:81) “sampel
Dari situasi yang telah dijelaskan, mari adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
kita identifikasi permasalahan yang yang dimiliki oleh populasi tersebut.
muncul, yaitu: Kemudian apabila subjeknya kurang dari
1. Masih terdapat pegawai kekurangan 100, maka semua populasi menjadi sampel
pada disiplin dalam kerja. atau dikatakan sebagai sampel jenuh”. Jadi,
2. Tingkat pekerjaan pada pegawai yang sampel penelitian ini berjumlah 31
memiliki rendah dan tidak sesuai pegawai.
dengan tujuan atas harapan yang Teknik pengumpulan data dalam
diinginkan penelitian ini dilakukan dengan
3. Kurangnya disiplin atau terlambat menggunakan alat bantu yaitu kuesioner
masuk kantor. atau angket. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengajukan
B. Metode Penelitian pertanyaan yang langsung diberikan
Penelitian ini menggunakan jenis kepada responden dalam hal ini sampel
penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif. penelitian. Pengumpulan data kuesioner
Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono berdasarkan skala likert dengan
(2018:65) adalah “penelitian yang menggunakan butir-butir pertanyaan
menekankan analisisnya pada data-data sebanyak 22 item. Soal untuk motivasi kerja
numerical atau angka yang diperoleh sebanyak 12 Daftar pertanyaan terdiri dari
dengan metode statistik serta dilakukan 10 item yang berkaitan dengan penilaian
pada penelitian inferensial atau dalam kinerja karyawan. Respon yang dapat
rangka pengujian hipotesis sehingga diberikan oleh responden adalah sebagai
diperoleh signifikan hubungan antara berikut:
variabel yang di teliti”. 1. Sangat Setuju = Skor 5
Jenis dan sumber data yang digunakan 2. Setuju = Skor 4
dalam penelitian ini adalah data primer. 3. Keraguan = Skor 3
Dimana data primer Informasi tersebut 4. Tidak Setuju = Skor 2
didapatkan langsung dari partisipan 5. Sangat Tidak Setuju = Skor 1
penelitian dengan mengirimkan kuesioner Validitas adalah ukuran untuk
kepada semua pegawai di kantor Samsat mengukur seberapa andal atau sah suatu
kabupaten Nias Selatan. alat pengukur. Sugiyono (2018:14)
Populasi adalah sebagai keseluruhan menjelaskan bahwa validitas
responden untuk dijadikan subjek mencerminkan sejauh mana instrumen
penelitian. Menurut Sugiyono (2018:80) tersebut dapat mencapai tujuan utama
“Populasi merujuk pada keseluruhan area pengukuran yang dilakukan. Dalam
yang mencakup objek atau subjek dengan penelitian ini, validitas diuji menggunakan
kualitas dan ciri-ciri tertentu yang akan program komputer, yaitu SPSS 22.0 for
diteliti untuk kemudian mengambil Windows. Langkah selanjutnya adalah
kesimpulan. Dalam konteks ini, kelompok menghitung nilai korelasi antara setiap
yang menjadi fokus penelitian adalah para pernyataan dengan skor total,
menggunakan rumus teknis korelasi

3
produk-waktu-produk yang dijelaskan oleh k = Banyaknya dalam butir
2
Sugiyono (2018:14). Rumus yang st = Deviasi standar total
2
digunakan adalah sebagai berikut: [diikuti Σ sb = keseluruhan deviasi standar butir
dengan rumus yang dimaksud]: Kriteria reliabilitas adalah jika nilai
n ΣXY −ΣX ΣY Cronbach’s Alpha>0,6maka instrument
rxy =
√( n Σ X −( ΣX )2 )( n Σ Y 2−( ΣY )2 )
2
penelitian reliabel, begitu sebaliknya jika
Keterangan: nilai Cronbach’s Alpha<0,6 maka instrument
Rxy = Koefisien korelasi penelitian tidak reliable.
N = Jumlah subyek Uji normalitas digunakan untuk
X = Skor setiap item mengetahui apakah variabel dependen dan
Y = Skor setiap item independen Distribusi normal merujuk
¿ = Kuadrat jumlah skor item pada pola distribusi data yang mengikuti
2
Σx = Jumlah kuadrat skor item pola kurva normal atau lonceng. Suliyanto
( Σ Y¿2
= Kuadrat jumlah skor total (2008:221) menjelaskan bahwa uji
Untuk mengetahui ke validasi data normalitas dilakukan untuk mengevaluasi
dalam penelitian ini digunakan korelasi apakah residu yang telah diubah menjadi
product moment (r). Jika rhitung> rtabel, maka distribusi normal memiliki karakteristik
akan ada korelasi yang nyata antara distribusi yang mengikuti pola normal atau
variabel sehingga alat ukur tersebut tidak. Model regresi yang efektif
dikatakan valid. diharapkan memiliki residu yang
Menurut (Sugiyono, 2018:35) mendekati distribusi normal, baik dengan
“Keandalan (reliabilitas) mengindikasikan maupun tanpa normalitas dalam distribusi
sejauh mana instrumen mampu data tersebut. Untuk mengidentifikasi
menghasilkan hasil pengukuran yang apakah residu yang telah dinormalisasi
konsisten ketika diaplikasikan berulang memiliki distribusi yang menyerupai pola
kali. Proses uji reliabilitas ini hanya normal atau tidak, metode uji statistik non-
dilakukan pada elemen-elemen yang telah parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
terkonfirmasi validitasnya melalui uji dapat diterapkan. Apabila hasil uji K-S
validitas. Salah satu metode yang dapat menghasilkan nilai signifikansi lebih besar
diterapkan adalah pendekatan internal dari 0,05, maka hal ini menandakan bahwa
konsistensi, dan dalam hal ini, digunakan distribusi residu adalah normal. Di sisi lain,
koefisien Cronbach's Alpha (G). Penilaian jika nilai signifikansi dari uji K-S lebih kecil
reliabilitas dilakukan terhadap komponen dari 0,05, maka distribusi residu dianggap
yang sudah dianggap valid berdasarkan uji tidak mengikuti pola normal. Proses
validitas. Untuk mengukur reliabilitas ini, pengujian ini dapat dijalankan melalui
SPSS menyediakan fungsi yang sesuai. perangkat lunak SPSS for Windows versi
Sugiyono (2018:35) menyebutkan bahwa 21.0.
rumus untuk menghitung koefisien Pengujian varians dilakukan untuk
Cronbach's Alpha adalah sebagai berikut: melihat apakah dalam model regresi terjadi
[diikuti dengan rumus yang dimaksud]: tren tertentu pada grafik, dimana sumbu X

( )( )
k Σ s b2 adalah Y yang diprediksi dan sumbu Y
ri = 1− 2
k −1 st adalah residu yang telah diprediksi. pakta.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Pembahasan:
ri jika terdapat pola tertentu, misalnya (titik),
= Penelitian instrument
4
membentuk pola heterogen yang berubah Σ( y − y) ²
R ²=
secara berkala, dan jika tidak ada pola atau Σ(Y −Ȳ )²
ketidakjelasan yang memanjang di atas dan dimana:
di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak R² = nialai pada determinsasi
terjadi apa-apa. Heterogenitas. Pengujian Σ(Y −Ŷ ) ² =Pengakatan pada nilai
ini dilakukan dengan software SPSS 21 for prediksinya
Windows. Σ(Y −Ῡ ) ² =pengakuadratan terhadap nilai
Uji parsial (uji-t) digunakan untuk rata-rata
mengevaluasi pengaruh individual dari Pendekatan analisis data yang
suatu variabel terhadap variabel terikat, diterapkan dalam penelitian ini adalah
apakah dampaknya signifikan atau tidak analisis regresi sederhana. Menurut
terhadap variabel terikat. Untuk Sugiyono (2018:270), analisis regresi
menghitung nilai t dalam uji ini, digunakan sederhana adalah suatu metode statistik
rumus yang telah dijabarkan oleh Setiawan yang digunakan untuk mengungkapkan
dan Chairini (2010:189).: hubungan antara variabel terikat dengan
b2−B2 variabel bebas. Model regresi yang dipilih
t=
se ( b 2 ) dalam penelitian ini memiliki struktur
Pembahasan: sebagai berikut, sebagaimana yang
T = Penilaian pada t hitung dijelaskan oleh Setiawan dan Kursni
b2 = Tafsiran (2010:114).:
B2 = segala nilai pada hipotesis Y = a + bX+e
se ( b 2 ) = Kesalahanstandardaripenaksiran Dimana:
Kriteria pengujian t adalah apabila t y = Nilai padakinerja pegawai
hitung> t tabel maka variabel bebas secara
x = Nilai motivasi kerja
parsial memiliki pengaruh signifikan B = Koefisien Regresi
terhadap variabel terikat. Begitu e =Standar Error
sebaliknya, apabila t hitung< t tabel maka Nilai koefisien
variabel bebas secara parsial tidak memiliki Regresi dan konstanta dapat
pengaruh signifikan terhadap variabel dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a=n ¿ ¿
terikat.
b=¿ ¿
Koefisien determinasi adalah suatu
Keterangan:
ukuran yang digunakan untuk
∑ = Sigma
mengindikasikan sejauh mana variasi
a = Variabel terikat
dalam model dapat dijelaskan. Setiawan
b = Koefisien regresi
dan Kursini (2010:64-65) menjelaskan
X = Variabel bebas
bahwa koefisien determinasi digunakan
n = Populasi.
untuk mengukur sejauh mana garis regresi
dapat secara akurat atau lengkap mewakili
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
variasi dalam kelompok data observasi.
Tabel di bawah ini menggambarkan
Untuk melakukan perhitungan koefisien
hasil evaluasi validitas dari variabel
determinasi, rumus yang digunakan
dinamis kerja (X). Proses penilaian validitas
mengacu pada metode yang dijelaskan oleh
dilakukan dengan menggunakan perangkat
Setiawan dan Kursini (2010:64-65):
lunak SPSS, dan skor hasil analisis data

5
terlihat dalam kolom "Korelasi Total Dari informasi yang tercantum dalam Tabel
Terkoreksi". 2, dapat disimpulkan bahwa nilai
Tabel 1 Cronbach’s Alpha melebihi angka 0,6,
Uji Validasi Motivasi Kerja (X) sehingga alat ukur tersebut dianggap
Pada Pelaksanaan uji Coba Pada Kantor Dinas memiliki reliabilitas yang baik.
Perhubungan Kabupaten Nias Selatan
No. Item Rhitung Rtabel N=15 Keterangan Tabel di bawah ini menampilkan
hasil uji validitas dari variabel kinerja
1 0,616 0,514 Benar
2 0,768 0,514
karyawan (Y). Keabsahan setiap
Benar
3 0,681 0,514 Benar pernyataan telah dievaluasi menggunakan
4 0,708 0,514 Benar perangkat lunak SPSS, dan skor hasil
5 0,794 0,514 Benar analisis data tertera dalam kolom "Korelasi
6 0,794 0,514 Benar Total Terkoreksi"..
7 0,774 0,514 Benar
Tabel 3
8 0,797 0,514 Benar
9 0,855 0,514 Benar Pengujian Pada Nilai Y
10 0,747 0,514 Benar Pada Pelaksanaan Uji Coba Kantor Dinas
11 0,714 0,514 Benar Perhubungan Kabupaten Nias Selatan
12 0,855 0,514 Benar No. Rhitung Rtabel N=15 Keterangan
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Menggunakan IBM Item
SPSS 21.0 1 0,693 0,514 Benar
2 0,816 0,514 Benar
Dalam Tabel 4.3 yang diberikan, data 3 0,890 0,514 Benar
penelitian diambil dari 31 pegawai kantor 4 0,799 0,514 Benar
Samsat di kabupaten Nias Selatan. 5 0,836 0,514 Benar
Berdasarkan analisis yang sah terhadap 6 0,809 0,514 Benar
7 0,763 0,514 Benar
statistik item secara keseluruhan, koefisien
8 0,820 0,514 Benar
korelasi (R) untuk unsur-unsur 1 hingga 12 9 0,813 0,514 Benar
memiliki nilai positif. Dalam konteks ini, 10 0,757 0,514 Benar
nilai R tabel pada tingkat signifikansi α = Pembuatan Oleh Penulis 2023
0,05 adalah 0,355. Oleh karena itu, dapat Berdasarkan Tabel 3 yang terlampir,
disimpulkan bahwa unsur-unsur nomor 1 data yang digunakan dalam penelitian ini
hingga 12 memiliki nilai R yang lebih besar dikumpulkan dari 31 pegawai di Kantor
daripada nilai R tabel, yang menunjukkan Samsat Kabupaten Nias Selatan. Analisis
bahwa unsur-unsur tersebut dianggap validitas statistik jumlah item
valid. menunjukkan bahwa koefisien korelasi
Untuk mengukur konsistensi untuk setiap item dari nomor 1 hingga
instrumen, jika alat ukur yang digunakan nomor 10 memiliki nilai yang positif.
adalah Cronbach’s Alpha, informasinya Mengingat nilai ambang R tabel pada taraf
dapat ditemukan dalam Tabel 2. signifikansi α = 0,05 adalah 0,355, maka
Tabel 2 dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-
Pengujian pada Nilai X unsur nomor 1 hingga 10, dengan nilai R
Pada Pelaksanaan Uji Coba Pada Pelaksanaan
Penelitian Kantor Dinas Perhubungan Kab. Nisel
hitung lebih besar dari nilai R tabel,
Kantor Samsat Nisel dianggap memiliki validitas yang baik.
Cronbach’s N of Cronbach’s N of Untuk mengevaluasi konsistensi
Alpha items Alpha items
933 12 916 12 instrumen, terutama dengan penggunaan
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Menggunakan IBM SPSS
21.0
6
Cronbach’s Alpha, informasi lebih lanjut disimpulkan data residul berdistribusi
dapat ditemukan dalam Tabel 4. normal.
Tabel 4 Pada pengujian heterokedasistitas
Pengujian pada reliability Y bertujuan agar dapat diketahui jika dalam
Pada Pelaksanaan Uji Coba Pada Pelaksanaan model regresi terjadi ketidak samaan varian
Penelitian Kantor Dinas Perhubungan Kab. Nisel dan residual dari satu pengamatan
Kantor Samsat Nisel
kepengamatan lainnnya maka akan disebut
Cronbach’s N of items Cronbach’ N of
Alpha s items heterokedasistitas. Untuk lebih gampang
Alpha dalam memahaminya dapat dilihat pada
945 10 908 10 gambar 1 dibawah ini:
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Gambar 1
Dari Tabel 4, terlihat bahwa nilai Pengujian Heteroskedastisitas
Cronbach’s Alpha melebihi angka 0,6,
sehingga alat ukur yang digunakan
dianggap memiliki reliabilitas yang baik.
Pengujian normalitas data memiliki
tujuan untuk mengidentifikasi apakah
seluruh data dalam variabel memiliki
distribusi yang berbentuk normal.
Pengecekan normalitas data ini dapat
dilakukan dengan menerapkan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K- Pembuatan Oleh Penulis 2023
S). Hasil dari pengujian normalitas data Setelah memperhatiakan gambar
penelitian Anda tercantum dalam tabel diatas, menjelaskan bahwa scter plot Data
yang bersangkutan. 5 tidak menunjukkan pola yang jelas atau
Tabel 5 teratur antara titik-titik yang ada. Oleh
Hasil Uji Normalitas Data karena itu, berdasarkan hasil analisis,
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test peneliti menyimpulkan bahwa model
Unstandar regresi tidak lolos uji klasik dan tidak
dized Residual
N 31 memenuhi asumsi dasar bahwa variabilitas
Normal Mean .0000000 residual sama untuk semua observasi.
Parametersa,b Std. Deviation .53077100 Untuk mengevaluasi pengaruh dari
Absolute .243
Most Extreme
Positive .243 setiap variabel independen, diperlukan
Differences
Negative -.142 variabel dependen, yang diuji
Kolmogorov-Smirnov Z 1.352 menggunakan uji parsial (uji-t). Hasil dari
Asymp. Sig. (2-tailed) .052
a. Test distribution is Normal. analisis ini dapat dilihat dalam Tabel 6
b. Calculated from data. berikut ini.:
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Menggunakan IBM SPSS
21.0
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 1.352 dan
Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,052<0,05.
Dan nilai positive adalah 243 artinya uji
normalis datanya adalah valid karena
<0,05 dan nilai negative -142. Maka dapat
7
Tabel 6 X = Motivasi Kerja
Hasil Uji Parsial Berdasarkan persamaan regresi linier
a
Coefficients
Model Unstandardized Stand t S sederhana yang tertera di atas, kita dapat
Coefficients ardized ig.
Coefficients menguraikan bahwa koefisien regresi
B Std. Beta
Error variabel motivasi kerja (X) memiliki
(Const - 1.13 - .
ant)
1
3.370 4 2.972 006 dampak positif terhadap variabel prestasi
Motiva .887 .020 .992 4 .
si Kerja 3.536 000 kerja karyawan (Y). Penjelasan mengenai
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
persamaan tersebut membantu dalam
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Menggunakan SPSS 21.0 memahami bahwa nilai konstanta (a)
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan sebesar 3,370 mewakili prestasi kerja
pengaruh secara persial antara motivasi karyawan (Y) ketika motivasi kerja (X)
kerja terhadap kinerja pegawai diketahui bernilai nol. Sementara itu, koefisien (b)
nilai t hitung sebesar 2.972 lebih besar dari sebesar 0,887 mengindikasikan bahwa
pada nilai t tabel 1.699 karena nilai t hitung kenaikan nilai motivasi kerja maksimal
(2.972)> (1.699) maka motivasi kerja sebesar 100% akan meningkatkan nilai
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. variabel prestasi kerja pegawai (Y) sebesar
Selanjutnya, nilai signifikan hitung sebesar 0,887 atau 88,7% secara individual. Oleh
0,000 <tingkat alpha 0,05 karena nilai karena itu, dapat disimpulkan bahwa
signifikan <0,05 maka motivasi kerja motivasi kerja memiliki pengaruh yang
berpengaruh terhadap Performa kerja signifikan dalam meningkatkan prestasi
pegawai. kerja pegawai di Kantor Samsat Kabupaten
Dari analisis data, ditemukan nilai Nias Selatan. perhitungan statistik
koefisien determinasi (R2). 0,985 artinya diketahui nilai R square 0,985 atau 98,5%
motivasi kerja memiliki konstribusi artinya 98,5% kinerja pegawai (Y) dapat
pengaruh sebesar 98,5% terhadap kinerja dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
pegawai seperti yang dilihat pada tabel 7 motivasi kerja (X) sedangkan sisanya 2,5%
Tabel 7 dijelaskan variabel lainnya yang tidak
Hasil Uji Determinasi (R²) disebut dalam penelitian ini. Hal ini
Model Summaryb sangatlah baik sebab peran variabel bebas
Mo R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
del Square Square the Estimate Watson di dalam model (motivasi kerja) lebih besar
1 .992a .985 .984 .540 2.373 98,5% dibandingkan dengan variabel-
Pembuatan Oleh Penulis 2023 Menggunakan IBM SPSS variabel bebas lainnya (tidak
21.0
disebutkan/diluar model) sebesar 2,5%.
Berdasarkan table 7 diatas, dapat
dikethui persamaan regresi pengaruh D. Penutup
Hubungan antara motivasi kerja dan Berdasarkan hasil persamaan regresi,
prestasi kerja pegawai di Kantor Samsat sederhana diatas, dapat dijelaskan bahwa
Kabupaten Nias Selatan dinyatakan dalam koefisien regresi variabel motivasi kerja (X)
persamaan berikut. dapat meningkatkan variabel kinerja
Y= 3,370+0,887 X pegawai (Y). Interprestasi dari persamaan
Keterangan: tersebut diatas, memberikan pemahaman
Y = Kinerja Pegawai bahwa nilai konstanta (a) sebesar 3,370
a = 3,370 merupakan nilai kinerja pegawai (Y) saat
b = 0,887X nilai motivasi kerja (X) bernilai nol, maka

8
koefisien (b) adalah 0,887 berarti bahwa satu satuan dalam motivasi kerja
nilai penilaian motivasi kerja diharapkan akan menyebabkan
dimaksimalkan 100% atau diuraikan satu- peningkatan 0,5 satuan dalam kinerja
satuan, maka akan meningkatkan nilai karyawan.
variabel kinerja pegawai (Y) 0,887 atau Jadi, secara keseluruhan, persamaan
88,7%. Dengan demikian dapat regresi sederhana ini membantu Anda
disimpulkan bahwa motivasi kerja sangat memahami hubungan antara motivasi
meningkatkan kinerja pegawai di Kantor kerja dan kinerja karyawan. Nilai
Samsat Kabupaten Nias Selatan. konstanta (a) memberikan gambaran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang kinerja karyawan ketika
data hasil penelitian ini yaitu: tentang motivasi kerja nol, sementara koefisien
“Pengaruh Motivasik kerja Terhadap regresi (β1) memberikan indikasi tentang
Kinerja Pegawai di Kantor Samsat seberapa besar dampak peningkatan
Kabupaten Nias Selatan, berdasarkan hasil motivasi kerja terhadap peningkatan
model regresi Y=3,370 +0,887 X, hal ini kinerja karyawan. (X) bernilai nol, maka
didukung oleh beberapa nilai pengujian koefisien (b) adalah 0,887 berarti bahwa
yaitu: nilai penilaian motivasi kerja
1. Berdasarkan hasil t hitung sebesar 2.972> dimaksimalkan 100% atau diuraikan
t tabel 1.699, maka penelitian ini menarik satu-satuan, maka akan meningkatkan
kesimpulan bahwa penelitian ada nilai variabel kinerja pegawai (Y) 0,887
pengaruh motivasi kerja secara atau 88,7%. Dengan demikian dapat
signifikan terhadap kinerja pegawai di disimpulkan bahwa motivasi kerja
Kantor Samsat Kabupaten Nias Selatan. sangat meningkatkan kinerja pegawai di
2. Berdasarkan hasil dalam persamaan Kantor Samsat Kabupaten Nias Selatan.
regresi sederhana tersebut adalah nol 3. pada R2 dapat ditemukan sebesar 0,985
atau tidak ada motivasi kerja (X). diartikan bahwa penilaian kinerja hanya
Koefisien regresi variabel motivasi kerja mampu menjelaskan variabel motivasi
(X) sebesar β1 mengindikasikan kerja sebesar 98,5% terhadap kinerja
perubahan rata-rata dalam variabel pegawai sedangkan sisanya 2,5% di
kinerja karyawan (Y) ketika motivasi jelaskan oleh variabel lain yang tidak
kerja (X) mengalami perubahan sebesar termasuk dalam penelitan ini.
satu satuan.Dalam konteks ini, Anda Penelitian menguraikan beberapa poin
dapat mengartikan bahwa: Nilai yang menjadi saran pada penelitian skripsi
konstanta (a) sebesar 3,370 adalah ini yaitu:
prediksi nilai kinerja karyawan (Y) 1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai
ketika motivasi kerja (X) memiliki nilai perlu memberikan motivasi kerja kepada
nol. Ini adalah titik awal pada sumbu Y pegawai dalam menciptakan penataan
ketika tidak ada motivasi kerja yang lingkungan kerja yang baik dan
diukur. Koefisien regresi (β1) adalah pimpinan lebih memperhatikan para
perubahan rata-rata dalam variabel bawahannya.
kinerja karyawan (Y) yang diharapkan 2. Untuk mencapai tujuan organisasi dalam
terjadi ketika motivasi kerja (X) meningkatkan kinerja pegawai, maka
meningkat satu satuan. Jika β1 positif perlu memberikan motivasi kerja yang
(misalnya 0,5), maka setiap peningkatan baik terhadap pegawai seperti

9
melengkapi fasilitas kantor untuk
memperlancar pekerjaan. Nupin, I. S. (2020). Pola Pengembangan Karir
Pustakawan, Melalui Motivasi Kerja dan
E. Daftar Pustaka Pemahaman Teknis Jabatan Fungsional.
Jawa Barat: CV. Adanu Abimata.
Sumber Buku Alfabeta.

Tsauri,S.( 2014) Manajemen Sumber Daya Setiawan, K. (2010). Ekonometrika. Jakarta:


Manusia Jember :STAIN Jember Press- Erlangga. Unit Penerbit Dan
universitas Brawijaya press. Percetakan.

Iswadi Dalam Nupin ( 2021) Sinaga, Onita, H. (2020). Manajemen Kinerja


Pengembangan karir Pustakwan, dalam Organisasi. Penerbit: Yayasan Kita
Melalui Motivasi Kerja Dan Menulis. Pustaka Baru Press.
Pemahaman Teknis Jabatan
Fungsional.jawa barat. Sugiyono. (2018). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Adhari, L. Z. (2021). Optimalisasi Kinerja Cipta. PT. Rajagrafindo Persada.
Karyawan Menggunakan Pendekatan
Manajemen dan Motivasi. Jawa Timur:
CV. Qiara Media. Akademika.
Dewi, D. P. dan H. (2017). Manajemen
Sumber Manusia. Tengerang Selatan:
Unpam Press. Media Wahana
Ekonomika.

Duha, T. (2014). Perilaku Organisasi.


Yogyakarta: Deepublish.

Duha, T. (2020). Motivasi Untuk Kinerja.


Yogyakarta: Deepublish.

Fauzi, Ahhmad & Hidayat, R. (2020).


Manajemen Kinerja. Jawa Timur:
Airlangga Univerity Press. Riset Bisnis
Dan Investasi.

Hartini. (2021). Kinerja Karyawan, (Era


Transformasi Digital). Jawa Barat: Media
Sains Indonesia. Alfabeta.

Jackson, M. L. R. dan J. (2006). Human


Resource Management. Jakarta: Salemba
Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai