Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Hedonic Shopping Motivation, Promotion, dan Visual Merchandising

Terhadap Impulse Buying


(Studi Pada Super Indo Kota Malang)

Moch Nurhuda
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
mochnurhuda15@gmail.com
Dosen Pembimbing:
Sigit Pramono, SE., M.Sc.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hedonic shopping motivation,
promotion dan visual merchandising terhadap impulse buying pada konsumen Super Indo Kota
Malang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dengan metode analisis kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 160 responden yang diambil dari populasi
konsumen Super Indo Kota Malang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Karakteristik sampel yang dipilih yaitu, minimal berusia 17 tahun, merupakan
konsumen, dan pernah melakukan pembelian secara impulsif di Super Indo Kota Malang. Alat
uji yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian ini berupa analisis regresi linier
berganda yang ditunjang dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik. Uji hipotesis
dilakukan menggunakan uji t dengan menggunakan program SPSS 21.0. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa variabel hedonic shopping motivation dan promotion mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap impulse buying konsumen Super Indo Kota Malang.
Sedangkan pada variabel visual merchandising tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
impulse buying konsumen Super Indo Kota Malang.

Kata kunci: Hedonic Shopping Motivation, Promotion, Visual Merchandising, Impulse Buying.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of hedonic shopping motivation, promotion and
visual merchandising on impulse buying in Super Indo consumers in Malang City. This type
of research is explanatory research which explains the causal relationship between variables
through testing hypotheses with quantitative analysis methods. This study uses a sample of 160
respondents taken from the Super Indo consumer population of Malang City. Sampling using
purposive sampling technique. The sample characteristics chosen were, at least 17 years old,
consumer, and had carried out impulse buying at Super Indo Malang City. The test tool used
to test the instrument of this study is multiple linear regression analysis which is supported by
validity test, reliability test, classical assumption test. Hypothesis testing is done using the t-
test using the SPSS 21.0 program. From the results of the study, it can be concluded that the
variables hedonic shopping motivation and promotion have a significant influence on the
impulse buying of Super Indo consumers in Malang City. While the visual merchandising
variable does not significantly influence the impulse buying of Super Indo consumers in
Malang City.

Keywords: Hedonic Shopping Motivation, Promotion, Visual Merchandising, Impulse Buying.

1
2

1. Pendahuluan Indo juga memberikan informasi mengenai


pola kehidupan yang lebih sehat kepada
Pada saat ini perkembangan bisnis konsumennya (www.superindo.co.id).
ritel berlangsung sangat pesat. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang Perilaku konsumen terkadang tidak
yang juga tidak lepas dari perkembangan terduga dalam melakukan pembelian.
industri bisnis ritel. Hal tersebut dapat Perilaku pembelian yang tidak
memicu munculnya berbagai perusahaan direncanakan sebelumnya merupakan
ritel modern yang tersebar di kota-kota sesuatu yang menarik bagi produsen
besar di Indonesia. Berdasarkan informasi maupun pengecer, karena merupakan
dari data Asosiasi Pengusaha Ritel pangsa pasar terbesar dalam pasar modern.
Indonesia (APRINDO), sektor ritel Konsumen sebagai pengambil keputusan
mengalami pertumbuhan industri sekitar pembelian seringkali tanpa ada rencana
7,5 persen pada tahun 2017 dan pada tahun melakukan pembelian terhadap suatu
2018 diprediksi akan meningkat sampai 2 produk secara spontan begitu mereka
digit (www.cnnindonesia.com). Berbagai berbelanja di toko ritel modern. Hal
sektor ritel modern seperti minimarket, tersebut dikenal dengan istilah impulse
supermarket, hypermarket, dan departemen buying.
store bisa menjadi faktor pemicu utama
yang dapat menimbulkan minat beli Impulse buying didefinisikan
masyarakat semakin tinggi. Semua sebagai tindakan membeli yang
barang/produk yang dicari konsumen selalu sebelumnya tidak diakui secara sadar
tersedia dalam bisnis ritel ini. Pada tahun sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau
2015, pertumbuhan ritel Indonesia berada niat membeli yang terbentuk sebelum
di peringkat 12 dunia dalam Indeks memasuki toko (Kurniawan, 2013 dalam
Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015. Anggraeni, 2016). Keputusan pembelian
Peringkat GRDI meliputi 30 besar negara- konsumen yang bersifat impulse buying
negara berkembang dalam investasi ritel di memiliki satu atau lebih karakteristik
seluruh dunia (ekbis.sindonews.com). seperti spontanitas, dorongan untuk
membeli dengan segera, kesenangan, dan
Salah satu perusahaan ritel yang ada stimulasi serta ketidakpedulian akan akibat.
di Indonesia adalah Super Indo. Super Indo Daya tarik tersebut berkaitan dengan
berkembang di Indonesia sejak tahun 1997. penataan atau pemajangan barang yang
Kini Super Indo telah memiliki 160 gerai terlihat menarik sehingga dapat
yang tersebar di 40 kota di Pulau Jawa dan meningkatkan minat beli konsumen.
bagian selatan Sumatera. Produk merek Menurut Engel, etal (1995),
toko Super Indo dihadirkan untuk mayoritas pembelian dipasar swalayan
menambah pilihan berbelanja bagi dilakukan dengan cara impulsif, khususnya
konsumen dengan produk hemat yang bila pemaparan terhadap iklan telah
berkualitas dari merek Super Indo. Alasan membangun semacam pengenalan mereka.
Super Indo mengeluarkan produk merek Menurut penelitian dari Beyza Gultekin,
toko karena produk tersebut sangat sesuai Leyla Ozer Hacettepe (2012), variabel
dengan kebutuhan masyarakat yaitu hedonic shopping motivation dapat
kualitas produk yang terjamin dengan harga mempengaruhi impulse buying. Penelitian
ekonomis. Didukung lebih dari 8.000 lain oleh C. Nagadeepa, J. Tamil Selvi,
karyawan terlatih, Super Indo menyediakan Pushpa A. (2015) mengungkapkan bahwa
beragam produk kebutuhan sehari-hari pembelian secara impulsif dipengaruhi oleh
dengan kualitas yang dapat diandalkan, promosi yang digunakan oleh pemasar.
lengkap, harga hemat, dan lokasi toko yang Sedangkan berdasarkan penelitian dari
mudah dijangkau oleh konsumen. Super Khuram L. Batti dan Seemab Latif (2013),
3

visual merchandising berpengaruh Indo serta mempunyai lokasi yang berada


signifikan terhadap impulse buying dan dekat dengan konsumen, baik di
setiap indikator visual merchandising perumahan, pemukiman penduduk,
mempunyai hubungan yang kuat terhadap maupun pusat kota sehingga
impulse buying. mempermudah akses konsumen untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Super Indo merupakan salah satu (www.superindo.co.id). Banyak gerai
perusahaan ritel yang mempunyai jaringan Super Indo yang tersebar di Kota Malang
luas di Indonesia. Kegiatan usaha yang yaitu di daerah Sulfat, Tlogomas,
dilakukan Super Indo juga terstruktur di Bendungan Sutami, Langsep, dan Sukun.
semua gerai yang ada di Indonesia. Super Super Indo sering memberikan diskon dan
Indo merupakan compact supermarket dan promo pada setiap produk yang dijualnya
community store yaitu selalu berusaha untuk menarik konsumen melakukan
menyediakan produk, kualitas, dan pembelian secara impulsif.
pelayanan yang sama di semua gerai Super
Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan hasil riset yang
mengetahui bagaimana impulse buying dipublikasikan dalam journal of retailing,
yang dilakukan oleh konsumen terhadap Beatty dan Ferrel (1998) menjelaskan
produk diskon dan promo yang ditawarkan tentang faktor-faktor penentu impulse
oleh Super Indo Kota Malang, dengan judul buying. Hasil riset tersebut menjadi skala
penelitian “Pengaruh Hedonic Shopping pengukuran yang mengukur skala impulse
Motivation, Promotion, dan Visual buying dalam tujuh dimensi utama yaitu :
Merchandising Terhadap Impulse Buying
(Studi Pada Super Indo Kota Malang)”. 1. Desakan Untuk Berbelanja (Urge to
purchase)
2. Tinjauan Pustaka Menurut Rook (1987)
2.1 Impulse Buying desakan untuk berbelanja
merupakan suatu dorongan atau
Impulse buying merupakan salah hasrat yang dirasakan ketika
satu elemen yang masuk dalam ruang membeli sesuatu secara tiba-tiba
lingkup ilmu pemasaran. Tanpa kita sadari, atau spontan.
sebagai konsumen kita pasti pernah 2. Emosi Positif (Positive Affect)
melakukan pembelian secara impulsif atau Menurut Jeon (1990),
tidak direncanakan. Menurut Utami (2012), pengaruh positif individu
pembelian impulsif (impulse buying) dipengaruhi oleh suasana hati yang
adalah pembelian yang terjadi ketika sudah dirasakan sebelumnya,
konsumen melihat produk atau merk disposisi afeksi, ditambah dengan
tertentu , kemudian konsumen menjadi reaksi terhadap pertemuan
tertarik untuk mendapatkannya, biasanya lingkungan toko tersebut (misalnya,
karena adanya rangsanagn yang menarik barang-barang yang diinginkan dan
dari toko tersebut. Sedangkan menurut penjualan yang ditemui).
Solomon dan Rabolt (2009), menyatakan 3. Melihat-Lihat Toko (In-Store
bahwa impulse buying merupakan suatu Browsing)
kondisi yang terjadi ketika individu Menurut Jarboe dan
mengalami perasaan terdesak secara tiba- McDaniel sebagai bentuk pencarian
tiba yang tidak bisa dilawan. langsung, in-store browsing
Kecenderungan untuk membeli secara merupakan komponen utama dalam
spontan ini umumnya dapat menghasilkan proses pembelian impulsif. Jika
pembelian ketikakonsumen percaya bahwa konsumen menelusuri toko lebih
tindakan tersebut adalah hal yang wajar. lama, konsumen akan cenderung
menemukan lebih banyak
4

rangsangan yang akan cenderung dibeli. Ketika berbelanja, konsumen


meningkatkan kemungkinan cenderung memiliki emosional positif
mengalami impulse buying yang untuk membeli sebuah produk tanpa
mendesak (dalam Beatty dan Ferrel, perencanaan sebelumnya, dan konsumen
1998) cenderung melakukan kegiatan berbelanja
4. Kesenangan Berbelanja (Shopping secara berlebihan untuk memenuhi
Enjoyment) kepuasan sendiri (Edwin dan Japarianto,
Menurut Beatty dan Ferrel 2010)
(1998) definisi shopping enjoyment
mengacu pada kesengangan yang Sedangkan menurut Scarpi (2006),
didapatkan dari proses berbelanja, hedonic shopping menggambarkan nilai
dalam hal ini mengacu pada konteks pengalaman berbelanja yang meliputi
berbelanja didalam mall atau pusat fantasi, sensor rangsangan, kegembiraan,
perbelanjaan. kesenangan, keingintahuan, dan khayalan
5. Ketersediaan Waktu (Time kegembiraan. Berdasarakan pendapat
Available) diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
Menurut Beatty dan Ferrel pembelanjaan hedonis adalah kesenangan
(1998). Ketersediaan waktu konsumen1 dalam melakukan kegiatan
mengacu pada waktu yang tersedia berbelanja untuk mencapai kepuasannya.
bagi individu untuk berbelanja
2.2.1 Dimensi Hedonic Shopping
melakukan pencarian lagi.
Motivation
6. Ketersediaan Uang (Money
Available) Menurut Ozen dan Engizek (2014),
Menurut Beatty dan Ferrel terdapat beberapa dimensi dari hedonic
(1998), ketersediaan uang mengacu shopping motivation yaitu:
pada jumlah anggaran atau dana
ekstra yang dimiliki seseorang yang 1. Adventure/explore shopping
harus dikeluarka pada saat Petualanagn atau eksplorasi
berbelanja. belanja dilakukan konsumen untuk
7. Kecenderungan Pembelian Impulsif menemukan sesuatu yang baru dan
(Impulse Buying Tendency) menarik, dan praktek kenikmatan
Menurut Beatty dan Ferrel yang dirasakan selama proses
(1998) definisi dari kecenderungan belanja (Westbrook dan Black,
pembelian impulsif sebagai, (1) 1985).
kecenderungan mengalami 2. Value shopping
dorongan yang secara tiba-tiba Kenikmatan yang dihasilkan
muncul untuk melakukan ketika konsumen berburu untuk
pembelian on the spot, (2) desakan tawar menawar, mencari diskon,
untuk bertindak atas dorongan dan promosi lainnya (Westbrook
tersebut dengan hanya sedikit dan Black, 1985 ; Babin et al.,
pertimbangan atau evaluasi dari 1994). Ditambah lagi menurut
konsekuensi. Chandon et al, 2000 (dalam Ozen
dan Engizek, 2013) konsumen yang
2.2 Motivasi Pembelanjaan Hedonis membeli barang diskon akan
(Hedonic Shopping Motivation) merasa senang dan menganggap
dirinya sebagai pembeli yang
Menurut Utami (2012), motivasi
cerdas.
hedonis adalah motivasi konsumen untuk
3. Idea shopping
berbelanja karena berbelanja merupakan
Merujuk gejala ketika
suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak
konsumen pergi belanja karena
memperhatikan manfaat dari produk yang
5

ingin mengetahui tentang tren baru perusahaan meluncurkan produk baru yang
dan mode baru (Arnold dan menggoda konsumen untuk melakukan
Reynolds, 2013). pembelian. Menurut Daryanto (2013),
4. Social shopping promosi adalah arus informasi atau persuasi
Kegiatan bersosialisasi saat satu arah yang dapat mengarahkan
berbelanja, memiliki kesenangan organisasi atau seseorang untuk
berbelanja dengan teman-teman dan menciptakan transaksi antara pembeli dan
keluarganya, dan berinteraksi penjual. Berdasarakan pengertian promosi
dengan orang lain pada saat belanja diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi
(Arnold dan Reynolds, 2003). Motif adalah kegiatan untuk mengkomunikasikan
utama bagi orang untuk berbelanja atau menginformasikan manfaat dari suatu
adalah interaksi sosial yang produk yang ditawarkan kepada konsumen
ditawarkan pada saat belanja guna menarik minat beli konsumen
(Dawon et al., 1990). tersebut.
5. Relaxation shopping
Kegiatan belanja untuk 2.3.1 Tujuan Promosi
mengatasi stres, dan mengubah
Promosi dirancang semenarik
suasana hati konsumen dari negatif
mungkin untuk menjangkau masyarakat
ke mood positif. Ozen dan Engizek
luas melalui berbagai media. Hal ini
(2013) menambahkan banyak
bertujuan agar perusahaan dapat
konsumen mengakui bahwa mereka
mengkomunikasikan produknya kepada
berbelanja untuk mengurangi stres
konsumen. Tujuan promosi menurut
atau untuk berhenti berpikir tentang
Manap (2016) adalah memberi informasi,
masalah yang sedang dihadapi,
menarik perhatian, dan selanjutnya
bahkan melarikan diri sejenak dari
memberi pengaruh guna untuk
kenyataan. meningkatkan penjualan. Menurut Ari,
Selain lima faktor diatas, Nguyen Jusup, dan Efendi (2015), pada umumnya
(2007) menambahkan faktor role shopping tujuan promosi yaitu menginformasikan,
sebagai salah satu motivasi belanja secara membujuk, mengingatkan
hedonis. Role shopping mencerminkan
2.4 Visual Merchandising
kenikmatan berbelanja pembeli berasal dari
belanja untuk orang lain. Visual merchandising merupakan
perubahan terhadap perencanaan
2.3 Promosi (Promotion) lingkungan pembelian yang menghasilkan
Salah satu cara untuk membantu efek emosional khusus yang dapat
perusahaan dalam mengadakan komunikasi menyebabkan konsumen melakukan
dengan konsumen adalah dengan cara tindakan pembelian (Dessyana, 2013).
promosi yang mencakup informasi Visual merchandising adalah penyajian
mengenai produk yang ditawarkan. suatu toko atau merk dan barang dagangan
Menurut Kotler dan Amstrong (2015), kepada pelanggan melalui tim kerja dari
promosi merupakan kegiatan yang iklan toko, display, event tertentu,
mengkomunikasikan manfaat dari sebuah koordinasi, fashion, dan merchandising
produk dan membujuk target konsumen departement untuk menjual barang atau jasa
untuk membeli produk tersebut. yang ditawarkan oleh gerai toko (Maymand
dan Ahmadinejad, 2011). Visual
Sedangkan menurut Manap (2016) merchandising merupakan faktor eksternal
promosi adalah salah satu komponen yang dapat mendorong konsumen untuk
prioritas dari kegiatan pemasaran yang membeli bahkan dapat mempengaruhi
memberitahukan kepada konsumen bahwa keputusan pembelian impulsif konsumen
6

(Bashar dan Ahmad, 2012). Menurut penataan produk atau barang dagangan
Bailey dan Baker (2014), visual sesuai tempatnya, sehingga dapat
merchandising digunakan untuk memudahkan pencarian dan pengambilan
mengkomunikasikan bagaimana produk bagi konsumen. (2) Colour (warna)
menggunakan atau memakai produk atau dimana warna dari sebuah visual produk
layanan dan memungkinkan peritel sangat penting untuk menunjang
menggabungkan berbagai komponen untuk peningkatan pelanggan/konsumen.
menarik pelanggan untuk membeli lebih Merupakan pilihan warna dimana
banyak. kombinasi warna, tampilan warna toko
yang cerah, dan merupakan ciri khas dari
Tujuan dari visual merchandising toko tersebut untuk menambah daya tarik
adalah untuk mengedukasi pelanggan konsumen, (3) Lighting (pencahayaan)
dalam meningkatkan citra toko/perusahaan yakni sorotan cahaya lampu yang merata
dan mendorong beberapa penjualan. pada sebuah produk, sehingga tampak jelas
Dengan demikian, setiap toko mencoba fisik produk yang ditawarkan dan dapat
untuk meningkatkan citra toko dan untuk menimbulkan minat beli konsumen. (4)
melakukannya dengan komoditas yang Assortment yaitu keanekaragaman suatu
menarik bagi pelanggan dan membuat produk, dimana tersedia banyak merk dan
pelanggan setia kepada merk tersebut pilihan produk yang ditawarkan oleh pihak
sehingga mendorong perilaku pembelian. toko ritel kepada konsumen. Dengan
Menurut Frings, 2014 (dalam demikian konsumen akan semakin betah
Pancaningrum, 2016), terdapat beberapa dan berlama-lama untuk menentukan
indikator-indikator dalam visual pilihan produk yang akan dibeli.
merchandise yaitu : (1) Display yaitu

2.4 Hipotesis H1 : Hedonic Shopping Motivation (X1)


berpengaruh terhadap Impulse Buying (Y).
Gambar 2.2
H2 : Promotion (X2) berpengaruh terhadap
Model Hipotesis Penelitian Impulse Buying (Y).
Hedonic Shopping
Motivation (X1) H3 : Visual Merchandising (X3)
Impulse Buying berpengaruh terhadap Impulse Buying (Y).
Promotion (X2) (Y)
3. Metode Penelitian
Visual Merchandising
(X3) Jenis penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sumber : Data diolah, 2018 explanatory research, Sedangkan metode
analisis yang digunakan adalah analisis
Keterangan : kuantitatif. Dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah semua konsumen
= Pengaruh masing-masing Super Indo Kota Malang. Sampel yang
variabel digunakan sejumlah 160 responden.
Gambar 2.2 merupakan model Metode yang digunakan dalam
hipotesis penelitian. Hipotesis yang disusun pengambilan sampel yaitu non probability
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut sampling serta teknik purposing sampling
: dengan karakteristik, Usia reponden
minimal 17 tahun, merupakan dan pernah
7

melakukan pembelian secara impulsif atau Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan


tidak direncanakan di Super Indo Kota persamaan regresi sebagai berikut :
Malang. Alat uji yang digunakan untuk
menguji instrumen penelitian ini berupa Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
analisis regresi linier berganda yang
Y = 2,392 + 0,314 X1 + 0,387 X2 + (-,0002)
digunakan untuk menghitung besarnya
X3
pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat yang ditunjang dengan uji Dari persamaan tersebut dapat
validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik. diinterpretasikan sebagai berikut :
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t
dengan menggunakan program SPSS 21.0 Y = Yaitu variabel terikat yang
nilainya akan diprediksi oleh
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan variabel bebas. Pada penelitian ini
Berdasarkan data yang diperoleh, yang menjadi variabel terikat adalah
sebagian besar responden berusia 17-20 Impulse Buying (Y) yang nilainya
tahun. Terdapat 47,5% responden laki-laki akan diprediksi oleh variabel yaitu
dan 52,5% responden perempuan. Hedonic Shopping Motivation (X1),
Responden didominasi oleh pengunjung Promotion (X2), dan Visual
yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa Merchandising (X3).
dengan pendapatan 1 sampai 3 juta b1 = Impulse Buying akan meningkat
perbulan. Kuesioner yang disebar telah sebesar 0,314 satuan setiap
memenuhi uji validitas, uji reliabilitas, dan tambahan satu satuan X1 (Hedonic
uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji Shopping Motivation). Jadi apabila
multikolonieritas ,dan uji terjadi peningkatan pada variabel
heterokedastisitas. Data yang memenuhi uji Hedonic Shopping Motivation (X1),
asumsi klasik, dapat dilakukan analisis maka juga akan terjadi peningkatan
regresi linier berganda. Persamaan regresi pada Impulse Buying konsumen
digunakan untuk mengetahui bentuk Super Indo Kota Malang akan
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Dengan menggunakan b2 = Impulse Buying akan meningkat
nbantuan SPSS versi 21.0, didapat model sebesar 0,387 satuan setiap
regresi seperti pada tabel 4.13 berikut : tambahan satu satuan X2
(Promotion). Jadi apabila terjadi
Tabel 4.13
satu peningkatan pada variabel
Hasil Persamaan Regresi Promotion (X2), maka juga akan
terjadi peningkatan pada Impulse
Coefficientsa Buying konsumen Super Indo Kota
Model Unstandardize Standa T Sig. Malang akan
d Coefficients rdized
Coeffici
ents b3 = Impulse Buying tidak akan
B Std. Beta meningkat sama sekali untuk setiap
Error tambahan satu satuan X3 (Visual
(Con 2,392 1,653 1,44 ,150 Merchandising) karena nilainya
stant) 7
,314 ,113 ,236 2,77 ,006
sebesar -,0002. Jadi apabila satu
X1 peningkatan pada variabel Visual
9
1
,387 ,116 ,316 3,32 ,001 Merchandising (X3), maka Impulse
X2
4 Buying Konsumen Super Indo Kota
-,0002 ,124 -,0001 - ,998 Malang tidak akan meningkat sama
X3
,002
a. Dependent Variable: Y
sekali dengan asumsi variabel yang
Sumber : Data Diolah, 2018 lainnya dianggap konstan.
8

Koefisien Determinasi (R2) < -t tabel maka hasilnya signifikan dan


berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Untuk mengetahui besar konstribusi Sedangkan jika t hitung < t tabel atau –t
variabel bebas Hedonic Shopping hitung > t tabel maka hasilnya tidak
Motivation (X1), Promotion (X2), dan signifikan dan berarti H0 diterima dan H1
Visual Merchandising (X3) terhadap ditolak. Hasil dari uji t dapat dilihat pada
variabel terikat yaitu Impulse Buying (Y) tabel 4.15 berikut:
digunakan nilai R2. Nilai R2 disajikan dalam
tabel 4.14 berikut : Tabel 4.15
Hasil Hipotesis Koefisien Regresi
Tabel 4.14
Coefficientsa
Koefisien Determinasi
Model Unstandardized Standar t Sig.
Model Summaryb Coefficients dized
Mod R R Adjusted R Std. Error of Coeffici
el Square Square the ents
Estimate B Std. Beta
1 ,485a ,236 ,221 2,623 Error
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 (Cons 2,392 1,653 1,44 ,150
b. Dependent Variable: Y tant) 7
Sumber : Data Diolah, 2018 ,314 ,113 ,236 2,77 ,006
X1
9
1
,387 ,116 ,316 3,32 ,001
Koefisien determinasi digunakan X2
4
untuk menghitung besarnya pengaruh atau X3 -,0002 ,124 -,0001 -,002 ,998
kontribusi variabel bebas terhadap variabel
a. Dependent Variable: Y
terikat. Dari analisis tabel 4.14 diperoleh
hasil adjusted R2 (koefisien determinasi) Sumber : Data Diolah, 2018
sebesar 0,221. Artinya bahwa 22,1%
variabel Impulse Buying akan dipengaruhi Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh hasil
oleh variabel bebasnya, yaitu Hedonic sebagai berikut :
Shopping Motivation (X1), Promotion (X2),  t tes antara X1 (Hedonic Shopping
dan Visual Merchandising (X3). Sedangkan Motivation) dengan Y (Impulse
sisanya 77,9% variabel Impulse Buying Buying) menunjukkan t hitung =
akan dipengaruhi oleh variabel-variabel 2,779. Sedangkan t tabel ( α = 0,05
yang lain yang tidak dibahas dalam ; df = N-2 ; 160 – 2 = 158) adalah
penelitian ini. sebesar 1,975. Karena t hitung > t
tabel yaitu 2,779 > 1,975 atau nilai
Pengujian Hipotesis sig t (0,006) < α = 0,05 maka
pengaruh X1 (Hedonic Shopping
Pengujian Hipotesis merupakan Motivation) terhadap Impulse
bagian penting dalam penelitian ini, setelah Buying adalah signifikan. Hal ini
data terkumpul dan diolah. Pengujian ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima
digunakan untuk menjawab hipotesis yang sehingga dapat disimpulkan
dibuat oleh peneliti. bahwa Impulse Buying dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh
Uji t Hedonic Shopping Motivation.
Uji t test digunkan untuk Dengan kata lain peningkatan
mengetahui apakah masing-masing Hedonic Shopping Motivation
variabel bebas secara parsial mempunyai akan meningkatkan Impulse
pengaruh yang signifikan terhadap varibel Buying secara nyata.
terikat. Jika t hitung > t tabel atau –t hitung  t tes antara X2 (Promotion) dengan
Y (Impulse Buying) menunjukkan
9

t hitung = 3,324. Sedangkan t tabel konsumen Super Indo Kota Malang, Hasil
( α = 0,05 ; df = N-2 ; 160 – 2 = penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
158) adalah sebesar 1,975. Karena Promotion berpengaruh signifikan terhadap
t hitung > t tabel yaitu 3,324 > Impulse Buying pada konsumen Super Indo
1,975 atau nilai sig t (0,001) < α = Kota Malang. Sedangkan Visual
0,05 maka pengaruh X2 Merchandising tidak berpengaruh
(Promotion) terhadap Impulse signifikan terhadap Impulse Buying pada
Buying adalah signifikan. Hal ini konsumen Super Indo Kota Malang.
berarti H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan Berdasarkan kesimpulan diatas,
bahwa Impulse Buying dapat dapat dikemukakan beberapa saran yang
dipengaruhi secara signifikan oleh diharapkan dapat bermanfaat bagi
Promotion atau denagn perusahaan maupun pihak-pihak lain.
meningkatnya Promotion maka Adapun saran yang diberikan sebagai
Impulse Buying akan mengalami berikut : Super Indo diharapkan dapat
peningkatan secara nyata. meningkatkan pelayanan untuk memicu
 t tes antara X3 (Visual pengaruh Hedonic Shopping Motivation
Merchandising) dengan Y (Impulse terhadap Impulse buying. Dengan
Buying) menunjukkan t hitung = - memberikan harga diskon dan promo yang
0,002. Sedangkan t tabel ( α = 0,05 menarik, konsumen akan merasa puas saat
; df = N-2 ; 160 – 2 = 158) adalah berbelanja di Super Indo Kota Malang,
sebesar 1,975. Karena t hitung < t Super Indo diharapkan mampu
tabel yaitu -0,002 < 1,975 dan nilai meningkatkan Promotion dengan selalu
sig t (0,998) > α = 0,05 maka menyediakan informasi produk baru yang
pengaruh X3 (Visual dijual untuk memicu konsumen melakukan
Merchandising) terhadap Impulse Inpulse Buying, Meskipun pada variabel
Buying adalah tidak signifikan. Hal Visual Merchandising tidak berpengaruh
ini berarti H0 diterima dan H1 signifikan terhadap Impulse Buying,
ditolak sehingga dapat disimpulkan diharapkan perusahaan tetap
bahwa Impulse Buying tidak dapat memperhatikan hal ini untuk kenyamanan
dipengaruhi secara signifikan oleh dan kepuasan konsumen, Hasil penelitian
Visual Merchandising. Dengan ini juga dapat digunakan sebagai referensi
kata lain peningkatan Visual peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
Merchandising tidak akan penelitian ini dengan mempertimbangkan
meningkatkan Impulse Buying variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
secara nyata. Daftar Pustaka
5. Kesimpulan dan Saran Anggraeni, Faridha. 2016. Pengaruh
Penelitian ini dilakukan untuk Promosi, Diskon, dan Impulse Buying
mengetahui apakah ada pengaruh antara terhadap Keputusan Pembelian
variabel bebas yaitu Hedonic Shopping Hypermart PTC Surabaya. Jurnal Ilmu
Motivation (X1), Promotion (X2), dan dan Riset Pemsaran. Vol. 5. No. 7. Hal.
Visual Merchandising (X3) terhadap 1-15.
variabel terikat yaitu Impulse Buying (Y). Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan Jakarta : Rineka Cipta.
sebagai berikut : Hasil penelitian ini Beatty, Sharon dan E. Ferrell. 1998.
menunjukkan bahwa variabel Hedonic Impulse Buying: Modeling its
Shopping Motivation berpengaruh
signifikan terhadap Impulse Buying pada
10

Precursors. Journal of Retailing, p. on Impulse Buying at Toko Intan


169-191. Purwokerto.
Beyza Gultekin, Leyla Ozer Hacettepe.
2012. The Influence of Hedonic Kharis, I. F., 2011, Studi Mengenai Impulse
Shopping Motivation and Browsing On Buying Dalam Penjualan Online (Studi
Impulse Buying. Kasus di Lingkungan Universitas
Buedincho, P. 2003. Impulse Purchasing: Diponegoro Semarang).
Trend or Trait. Jurnal Manajemen Khuram L. Batti dan Seemab Latif. 2013.
Pemasaran Petra Vol.2, No. 1, 2014, The Impact of Visual Merchandising
Hal. 1-8. on Consumer Impulse Buying
C. Nagadeepa, J. Tamil Selvi, Pushpa A. Behavior.
2015. Impact of Sales Promotion Kotler, Philip & Gary, Armstrong. 2015.
Tekniques on Consumers Impulse Principle of Marketing, New Jersey :
Buying Behavior toward Apparels at Pearson Prentice Hall, Inc.
Bangalore.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2016.
CNN Indonesia. 2018. Aprindo Optimis Marketing Management, Edisi 15. New
Bisnis Ritel Tumbuh Nyaris Dua Digit Jersey: Pearson Prentice Hall, Inc.
di 2018, diakses pada 14 September
2018, https://www.cnnindonesia.com. Loudon, L. David & Albert J. Della Bitta.
1988. Consumer Behavior, Edisi 3.
Daryanto. 2013. Sari Kuliah Manajemen New York : Mc Graw-Hill Book
Pemasaran, Bandung : PT. Sarana Company.
Tutorial Nurani Sejahtera.
Ma, Wei Chen. 2013. To Buy or not to Buy?
Ermanati, Pancaningrum. 2016. Pengaruh
A behavioral approach to Examine
Visual Merchandise dan Atmosfir Toko
Consumer Impulse Buying Choice in
Terhadap Keputusan Pembelian
Various Situation. Durham Theses.
Impulse. Jurnal dan Riset Pemasaran.
Durham University.
Vol. 17. No 1. Hal. 23-40.
Malhotra, Naresh. 2014. Basic Marketing
Ghozali, Iman. 2011. Aplikasi Analisis Research. England : Pearson Education.
Multivariate Dengan Program SPSS, Maymand, Mohammad M., dan
Edisi 5. Semarang : Badan Penerbit Ahmadinejad, M. 2011. Impulse
Universitas Diponogoro. Buying : The Role of Store
https://www.superindo.co.id, diakses pada Environment Stimulation and
14 September 2018 Situasional Factors (An Empirical
Investigation). African Journal of
https://www.topbrand-award.com, diakses Business Management 5, Hal. 13057-
pada 15 September 2018. 13065. ISNN: 1993-8233.
Japarianto, E., dan Sugiharto S., 2010, Mehta, P. Neha, Pawan K. Chugan. 2013.
Pengaruh Shopping Life Style dan Impact of Visual Merchandising on
Fashion Involvement terhadap Impulse Impulse Buying Behaviors of
Buying Behavior Masyarakat High Consumer : A Case of Central Mall of
Income Surabaya. Jurnal Manajemen Ahmedabad India. Universal Journal of
Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April: pp 32- Management. Vol. 1 No. 2. Pp 76-82.
41.
Nguyen, T. T. M. 2007. Hedonic Shopping
Kasimin, Patricia Dhiana, Muh Mukery Motivations, Supermarket Attributes,
Warso. 2014. Effect of Price Discount, and Shopper.
Sales Promotion, and Merchandising
11

Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu Sindonews. 2015. Pertumbuhan Ritel


Memilih Metode Statistic Penelitian Indonesia Peringkat 12 Dunia, diakses
Dengan SPSS. Yogyakarta : Andi pada 14 September 2018,
Yogyakarta. https://ekbis.sindonews.com.
Ozen, H., & Engizek, N. 2014. Shopping Solomon, Michael R., Greg, W., Marshal,
online without thinking: Being Elnora W., Stuart. 2009. Marketing
emotional or rational. Asia Pacific Real People, real choices. Pearson
Journal of Marketing and Logistics. International Edition.
Rohman. 2008. Peran Nilai Hedonik Utami, Christina. 2012. Manajemen Ritel
Konsumsi dan Reaksi Impulsif sebagai Strategi Dan Implementasi
mediasi Pengaruh Faktor Situasional Operasional Bisnis Ritel Modern Di
Terhadap Keputusan Pembelian Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Impulsif di Butik Kota Malang. Jurnal Yulianita, Agustria. 2008. Analisis
Aplikasi Manajemen Volume 7 (2). Hubungan Hedonic Shopping
ISNN: 1693-5241. Motivation terhadap Perilaku
Impulsive Buying pada Consumer
Scarpi, D. 2006. Fashion stores between Carrefour Surabaya.
fun and usefulness, Journal of Fashion
Zeeman. 2013. Hedonic And Utilitarian
Marketing and Management, 10(1).
Shopping Mativation Among South
Sekaran, Uma & Bougie, Rouger. 2013. African Black Generation Y Students.
Research Methods for Business, Edisi Disertation of Marketing. North West
6. Jakarta : Salemba Empat. University Vall Triangle Campus.

Anda mungkin juga menyukai