ABSTRAK
Konsumen Indonesia memiliki sepuluh karakter unik, yaitu berpikir jangka pendek, tidak terencana, suka
berkumpul, gagap teknologi, berorientasi pada konteks, suka merek luar negeri, religius, gengsi, kuat di sub kultur,
dan kurang peduli lingkungan. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned ditambah lagi
dengan munculnya istilah e-comerce atau e buisnes yang merupakan salah satu perkembangan teknologi untuk
mempermudah konsumen untuk berbelanja kapan saja. Dengan demikian penelitian ini akan melihat hubungan
promosi melalui internet terhadap perilaku pembelian tidak terencana oleh konsumen. Metode penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan
ekonomi, dalam penelitian ini berdasarkan dan data-data diperoleh dari wawancara dan kuisioner. Jenis penelitian
menggunakan penelitian ex-post facto, karena didalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi
terhadap variabelnya tetapi mengungkap berdasarkan gejala yang telah ada pada diri responden. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan secara simultan antara periklanan dan promosi penjualan
menggunakan internet terhadap perilaku pembelian tidak terencana pada Mahasiswa Dan Dosen Universitas
Muhammadiyah Mataram. Hal ini dibuktikan dengan nilai F-hitung (14,765) lebih besar dari F-tabel dengan taraf
signifikasi 5% dan N=97 (3,09).
Pembelian tidak terencana atau biasa disebut sehingga cara yang konvensional lambat laun semakin
juga Impulse buying adalah perilaku orang dimana ditinggalkan.
orang tersebut tidak merencanakan sesuatu dalam Salah satu contoh damapak kemajuan
berbelanja. Konsumen yang melakukan pembelian teknologi informasi dan komunikasi dibidang bisnis
tiba-tiba tidak berpikir untuk membeli produk atau saat ini adalah munculnya istilah e-comerce atau e
merek tertentu. Mereka langsung melakukan buisnes yaitu penggunaan jaringan komunikasi dan
pembelian karena ketertarikan pada merek atau komputer untuk melaksanakan proses bisnis. Yang
produk saat itu juga. Menurut Rook, Fisher (dalam menjadi permbeda dari e-comerce adalah
Negara dan Dharmmesta, 2003) mendefinisikan penggunaan internet dan komputer dengan browser
Pembelian tidak terencana sebagai kecenderungan web untuk membeli dan menjual produk. McLeod
konsumen untuk membeli secara spontan, reflek, Pearson (2008 : 59). Sementara itu menurut Shely
tiba-tiba, dan otomatis. Dari definisi tersebut, terlihat Chasman (2007 : 83) E-comerce atau kependekan
bahwa pembelian tidak direncanakan Merupakan dari electric commerce (perdagangan secara elektrik)
sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi yang merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam
cepat. Pembelian tidak direncanakan bisa terjadi jaringan elektronik seperti internet. Siapa yang dapat
dimana saja dan kapan saja, termasuk pada saat mengakses komputer, memiliki sambungan ke
seorang penjual menawarkan suatu produk kepada internet, dan memiliki cara untuk membayar barang-
calon konsumen. Dimana sebenarnya produk tersebut barang atau jasa yang mereka beli, dapat
terkadang tidak terpikirkan dalam benak konsumen beerpartisipasi dalam e-commerce.
sebelumnya. Menurut Utami (2006), produk yang Namun saat ini seirng dengan
dibeli tanpa rencana sebelumnya disebut produk berkembangnya zaman, pengertian e-commerce
impulsif. Misalnya seperti majalah, minyak wangi, menjadi semakin luas. Komputer bukanlah salah satu
dan produk kosmetik. alat yang menjadi syarat untuk melakukan transaksi
Engel & Blackwell (dalam Revalia, 2014) secara elektronik, saat ini telpon genggam
mengemukakan bahwa pembelian impulsif (handphone) juga bisa digunakan dalam melakukan
(Pembelian tidak terencana) dapat dikategorikan transaksi melalui internet dengan syarat, handphone
dalam empat kategori, yaitu pembelian impulsif tersebut haruslah terhubung dengan jaringan
murni, pembelian impulsif karena ingatan, pembelian internet. Dengan begitu aktivitas jual beli
impulsif secara sugesti, dan pembelian impulsif yang menggunakan internet atau yang lebih dikenal dengan
direncanakan. Lebih jauh pembelian yang jual beli online atau online shop dapat dilakukan oleh
merencanakan untuk membeli produk tetapi belum siapa saja, kapan saja dan dimana saja,
memutuskan fitur dan merek yang dibutuhkan dapat Dengana adanya hal tersebut konsumen
juga dikelompokkan sebagai pembeli impulsif. Dalam sekarang dipermudah dengan tidak harus pergi ke
situasi seperti ini, konsumen akan menggunakan toko toko atau tempat perbelanjaan untuk mendapatkan
ritel dan promosi penjualan sebagai alat mendapatkan barang dan jasa yang diinginkannya cukup dengan
informasi, mngembangkan alternatif, menggunakan perangkat seperti handpone, komputer
membandingkan produk, kemudian melakukan atau laptop mereka bisa melakukan berbelanja kapan
keputusan pembelian yang diinginkan. Selain itu, saja dan dimana saja. Sultan dan MD Nasir (2011)
dapat saja konsumen yang menemukan informasi dalam tulisannya menyatakan sejauh ini secara global
menggunakan internet (online), tetapi memutuskan lebih dari 627 juta orang di dunia telah melakukan
pembelian secara lansung (offline), itupun belanja menggunakan internet, termasuk pembeli
dikategorikan sebagai salah satu bentuk pembelian menggunakan internet terbesar dunia, yaitu Jerman
impulsif. Dengan demikian, karakteristik pembelian dan Inggris.
produk melalui informasi iklan internet berpotensi Perubahan teknologi komunikasi yang sangat
untuk masuk kategori pembelian impulsif seperti cepat dan mengglobal, telah memberikan kesempatan
membeli produk lainnya. para pemasar yang lebih luas dan efisien.
Kemajuan teknologi informasi dan Pertimbangan dunia bisnis saat ini perusahaan
komunikasi saat ini mendorong perilaku pembelian menggunakan internet sebagai cara untuk
tidak direncanakan semakin sering terjadi. Hal ini menjangkau pelanggan secara global, telah membawa
timbul karena baik konsumen dan pemasar sangat beberapa dampak transformasional pada beberapa
dengan mudah bertukar informasi mengenai sebuah aspek kehidupan termasuk perkembangan dunia
produk atau barang tertentu. Hal itu disebabkan bisnis. Kelebihan berbelanja menggunakan internet
karena kemajuan teknologi yang ada seperti dalam (online shop) adalah selain pembeli bisa melihat
melakukan praktek pemasaran baik pemasar dan desain produk yang sudah ada konsumen juga bisa
konsumen telah mengguanakan sebuah sistem yang memesan desain hingga pembayaran menggunakan
mampu mengintegrasi semua aspek pasar yang ada, internet juga (Ismu,2011).
16
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan psikologis yang mempelajari “Tingkah laku yang
keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat), nyata, terbuka dan dapat diukur secara obyektif“
aspek tersebut adalah : (Singgih, 2008). Definisi tersebut memberikan
a. Sistem transportasi perusahaan, termasuk dalam pengertian bahwa manusia merupakan kesatuan jiwa
sistem ini antara lain keputusan tentang pemilihan raga yang tidak terpisahkan, melainkan dorongan
alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, yang bersumber dari kebutuhan dasarnya sebagai
truk, pipa), penetuan jadwal pengiriman, penggerak untuk mempertahankan kelangsungan
penentuan rute yang harus ditempuh dan hidupnya dan berinteraksi dengan lingkungan.
seterusnya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia W.
b. Sistem penyimpanan, dalam sistem ini bagian J. S .Purwadarminto (2009), mengemukakan bahwa
pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis perilaku adalah “Tanggapan atau reaksi yang
peralatan yang dipakai untuk menangani material terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja badan
maupun peralatan lainnya. atau ucapan“. Sedangkan menurut Purwanto (2010),
c. Pemilihan saluran distribusi, menyangkut perilaku adalah “segala tindakan atau perbuatan
keputusan-keputusan tentang penggunaan manusia yang kelihatan atau yang tidak kelihatan,
penyalur (pedagang besar, pengecer, agen, yang disadari maupun yang tidak disadari, termasuk
makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang didalamnya cara berbicara, berjalan, berfikir, cara
baik dengan para penyalur tersebut. melakukan sesuatu yang datangnya dari luar diri
4. promotion (promosi). maupun dari dalam diri“. Jadi dapat dikatakan bahwa
Menurut Kotler dan Keller (2008), perilaku adalah merupakan cerminan dari
menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara pengetahuan, sikap dan ditunjukan dengan tindakan
untuk menginformasikan, membujuk, dan atau perbuatan.
mengingatkan konsumen secara langsung maupun Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat
tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang
dijual. Bentuk-bentuk dari promosi atau yang dikenal secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
dengan bauran promosi (promotion mix) adalah mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa,
periklanan, promosi penjualan, public relation, direct termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan
marketing dan personal selling. pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiiatan
tersebut (Dharmmesta & Handoko, 2008). Ada dua
D. Pemasaran Interaktif elemen penting dari arti perilaku konsumen: (1)
Menurut Yuliana (2007) di dalam kegiatan proses pengambilan keputusan, dan (2) kegiatan fisik,
pemasaran interaktif konsumen tidak hanya yang semua itu melibatkan individu dalam menilai,
bertindak sebagai peserta pasif yang menerima iklan mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang
sebelum melakukan pembelian, tetapi juga proaktif dan jasa-jasa ekonomis.
dan interaktif dalam kegiatan pemasaran. Tujuan dari F. Impulse Buying (Pembelian Tidak
pemasaran interaktif adalah untuk memikat dan Terencana)
memelihara konsumen yang akan menjadi rekan Pemahaman tentang konsep pembelian
bisnis dalam penciptaan, pembelian, dan impulsif (impulsive buying) dan pembelian tidak
pengembangan produk serta layanan, dan salah satu direncanakan (unplanned buying) oleh beberapa
media yang paling efektif untuk melakukan kegiatan peneliti tidak dibedakan. Philipps dan Bradshow
pemasaran interaktif adalah melalui social (1993) dalam semuel (2006), tidak membedakan
networking websites. Dengan aktifnya konsumen antara unplanned buying dengan impulsive buying,
maka feedback yang didapat oleh penjual adalah tetapi memberikan perhatian penting kepada periset,
berupa masukan dalam pengembangan produk apa pelanggan harus memfokuskan pada interaksi antara
saja selanjutnya agar konsumen akan kembali point-of-sale dengan pembeli yang sering diabaikan.
membeli lagi di tempat penjual. Selain itu testimoni Engel, Blacwell dalam Semuel (2006),
yang diberikan oleh konsumen yang sudah pernah mendefinisikan pembelian tidak terencana adalah
membeli juga akan menjadi pertimbangan untuk suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa
menarik para konsumen baru. direncanakan terlebih sebelumnya atau keputusan
pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko.
E. Perilaku Konsumen Cobb, Hayer dalam Semuel (2006),
Perilaku mengacu pada efek behavioral yang mengklasifikasikan suatu pembelian impulsif terjadi
dapat diamati berupa: pola-pola tindakan, kegiatan apabila tidak terdapat tujuan pembelian merek
dan kebiasaan yang dibuat. Dalam membahas tertentu atau kategori produk tertentu pada saat
Behavior yang berarti tingkah laku, tidak terlepas masuk ke dalam toko.
pada suatu aliran “Behaviorisme“, yaitu suatu aliran
18
Sedangkan menurut Loudon dan Bitta (1993), Pembeli melihat produk tersebut dan
“Impulse buying or unplanned purchasing is another diingatkan bahwa persediaan di rumah perlu
consumer purchasing pattern. As the term implies, ditambah atau telah habis.
the purchase that consumers do not specifically 4. Planned Impulse (Pembelian impulsif yang
planned”. Ini berarti bahwa impulse buying terjadi apabila kondisi penjualan tertentu
merupakan salah satu jenis perilaku konsumen, diberikan)
dimana hal tersebut terlihat dari pembelian Tipe pembelian ini terjadi setelah melihat dan
konsumen yang tidak secara rinci terencana. mengetahui kondisi penjualan. Misalnya penjualan
Pernyataan tersebut didukung oleh Iyer produk tertentu dengan harga khusus, pemberian
(fadjar, 2007), impulse buying adalah suatu fakta kupon dan lain-lain.
kehidupan dalam perilaku konsumen yang dibuktikan Engel, Blackwell, dan Miniard (Fadjar, 2007),
sebagai suatu kegiatan pembelian yang berhubungan menyatakan bahwa suatu pembelian dapat
dengan lingkungan dan keterbatasan waktu dalam direncanakan dalam suatu pengertian walaupun niat
berbelanja, dimana rute pembelian yang mereka yang pasti tidak dinyatakan secara verbal atau secara
lakukan semestinya berbeda. Rute tersebut dapat tertulis pada daftar belanja. Berdasarkan penelitian
dibedakan melalui hirarki impulse yang Rook dan Fisher (Negara dan Dharmmesta, 2003),
memperlihatkan bahwa perilaku didasarkan pada bahwa pembelian bardasarkan impulse terjadi katika
respon afektif yang dipengaruhi oleh perasaan yang konsumen mengalami desakan tiba-tiba, yang
kuat (Mown dan Minor, 2002), sehingga impulse biasanya sangat kuat dan menetap untuk membeli
bauying menurut Hoch et al., terjadi ketika terdapat sesuatu dengan segera.
perasaan positif yang sangat kuat yang kemudian Menurut Rook dan Fisher (Stanton, 1998),
diikuti oleh sikap pembelian (Negara dan pembelian tidak terencana (impulse buying) memiliki
Dharmmesta, 2003). beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut :
Kollat, Willet dalam Semuel (2006), 1. Spontanitas
memperkenalkan Tipologi perencanaan masuk toko, Pembelian ini tidak diharapkan dan
meliputi perncanaan terhadap produk dan merek memotivasi konsumen untuk membeli sekarang,
produk, kategori produk, kelas produk, kebutuhan sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang
umum yang ditetapkan, kebutuhan umum yang belum langsung ditempat penjualan.
ditetapkan. 2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas
Beberapa peneliti pemasaran beranggapan Mungkin ada motivasi untuk
bahwa impulse sinonim dengan unplanned ketika mengesampingkan semua yang lain dan bertindak
para psikolog dan ekonom memfokuskan pada aspek seketika.
irasional atau pembelian impulsif murni (Bayley dan 3. Kegairahan dan stimulasi
Nancarrow dalam Semuel, 2006). Thomson et al Desakan mendadak untuk membeli sering
dalam Semuel (2006) mengemukakan bahwa ketika disertai emosi yang dicirikan sebagai
terjadi pembelian impulsif akan memberikan “menggairahkan”,”menggetarkan” atau “liar”.
pengalaman emosional lebih dari pada rasional, 4. Ketidak pedulian akan akibat
sehingga tidak dilihat sebagai suatu sugesti, dengan Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu
dasar ini maka pembelian impulsif lebih dipandang sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif
sebagai keputusan rasional dibanding irasional. diabaikan.
Adapun tipe-tipe dari pembelian tidak terncana G. Periklanan
menurut David Loudon, Albert J Della Bitta , Hawkins Iklan adalah sarana promosi yang digunakan
Stren (Fadjar, 2007) : oleh perusahaan guna menginformasikan, menarik
1. Pure Impulse (pembelian Impulsif murni) dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan
Sebuah pembelian menyimpang dari pola promosi melalui iklan dapat dilakukan melalui
pembelian normal. Tipe ini dapat dinyatakan sebagai berbagai media, seperti :
novelty / escape buying. a. Pemasangan billboard dijalan-jalan
2. Suggestion Impulse (Pembelian impulsif yang strategis
timbul karena sugesti) b. Pencetakan brosur, baik disebarkan di
Pada pembelian tipe ini, konsumen tidak setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan
mempunyai pengetahuan yang cukup terlebih dahulu c. Pemasangan spanduk dilokasi yang strategis
tentang produk baru, konsumen melihat produk pemasangan iklan melalui Koran
tersebut untuk pertama kali dan memvisualkan d. Pemasangan iklan melalui majalah
sebuah kebutuhan untuk benda tersebut. e. Pemasangan iklan melalui televisi dan
3. Reminder Impulse (pembelian impulsif karena f. Pemasangan iklan melalui radio.
pengalaman masa lampau)
19
Tujuan pengunaan dan pemilikan media iklan tampilan serta teks dikerjakan sendiri oleh
tergantung dari tujuan perusahaan. Tujuan pemasang iklan melalui metode proses yang
penggunaan iklan sebagai media promosi, adalah dilakukan sendiri di online. Contoh : Blogads dan
sebagai berikut : Adwords
a. Untuk pemberitahuan tentang segala 3. Ad Network: sebuah jaringan (network) iklan
sesuatu yang berkaitan dengan produk yang yang menghubungkan dan memediasi antara
dimiliki oleh suatu perusahaan, seperti pemasangan iklan dan pemilik situs web.
peluncuran produk baru, keuntungan dan Contoh: ValueClikMedia dan tribal Fusion.
kelebihan suatu produk atau informasi 4. Contextual Advertisting: iklan yang ditargetkan
lainnya. pada konten. Iklan tidak ditampilkan secara
b. Untuk mengingat kembali nasabah tentang random, tetapi iklan telah dipilih secara otomatis
keberadaan atau keunggulan produk yang sesuai dengan konten yang relevan dengan iklan
ditawarkan. tersebut. Contoh: Google AdSense Yahoo
c. Untuk memperhatikan dan minat para Publisher Network
pelanggan baru dengan harapan akan 5. Twitter Adveristing: iklan yang berfungsi
memperoleh daya tarik dari calon sebagai tweet dari pemasang iklan, yaitu iklan
pelanggan. berbasis keyword yang pendek, yang
d. Memngaruhi nasabah saingan agar diidstribusikan kepada user yang membaca
berpindah ke perusahaan yang konten yang sesuai dengan keyword yang dipilih.
mengiklankan. Contoh: Magpie dan Twittand
H. Periklanan Menggunkan Internet 6. In-Teks Advertising: system In-Teks advertising
Periklanan internet (internet advertising) secar otomatis menghubungkan kata-kata
adalah salah satu periklanan yang banyak dipakai tertentu didalam website dengan konten iklan
perusahaan-perusahaan dalam mempromosikan yang berhubungan. Contoh: kontera dan Vibrant
produk mereka. Pada saat ini internet bukan lagi hal in-text ad
yang asing bagi masyarakat, penggunaan internet 7. Ad network optimization: jasa optimasi iklan ini
diklaangan masyarakat yang meningkat membuat mengevaluasi dan memilih iklan yang membayar
perusahaan untuk memasang iklan pada website terbanyak untuk ditampilakn dengan halaman
publisher yang potensial. Internet memberikan web dengan mengevaluasi semua pilihan serta
pengaruh secara radikal bagaimana perusahaan ukuran iklan yang paling bak, dan karakteristik
berkomunikasi dengan pelanggan atau membangun visualnya. Contoh: PubMatic da YieldBuild.
hubungan diantara mereka (Sumarwan, et. All, 2010). 8. Rep Ad Agencies: egen periklanan yang mewakili
Internet dapat membuat pengguannya bolg-blog serta situs web tertentu dan memediasi
(konsumen) mengontrol sendiri informasi apa yang penjualan mereka untuk kampanye-kampanye
akan mereka lihat dan seberapa lama mereka ingin besar yang dilakukan barand-brand besar
melihat informasi tersebut. Dengan hal ini maka ataupun agensi iklan besar. Contoh: Fedrated
pengguana internet dapat memlih situs mana yang Media dan Tribal Fusion
akan mereka buka selanjutnya, serta keputusan- 9. Social advertisting: iklan untuk social media.
keputusan lain yang dapat mereka tentukan pada saat Tidak seperti iklan tradisional, format iklan ini
mereka menggunakan internet. Dimana hal ini menggunakan dinamika pengaruh social seperti
mungkin sulit dilakukan oleh iklan televisi (Pramoto pengaruh per group, word of mounth, viral
dan Hardianto, 2008) marketing dan rekomendasi lansung dari teman
I. Bntuk-bentuk Periklanan Menggunakan ke teman. Contoh: VideoEgg dan Meebo.
Internet 10. Vieo Advertising: bentuk iklan yang ditargetkan
Bentuk periklanan internet pada awalnya pada konten video. Berbagai format tersedia,
hanya membentuk banner yang dipasang di beberapa termasuk iklan dinamis yang bisa tampil
website. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sebelum, setelah ataupun selama tayangan
kebutuhan pengguan internet akan informasi. Bentuk konten video tertentu. Contoh: Voxan dan
periklanan internet dapat dikelompokan sebagai AdSense for Video
berikut : 11. RSS Advertisng: iklan ini ditampilkan dalam RSS
1. Direct Advertisting, dimana pemasangan iklan Feed, yang bisa disesuaikan dengan konteks
dan pemilik media berhubungan lansung dan konten RSS fee tersebut atau secara manual
menandatangani kontrak untuk menampilkan ditargetkan pada kebutuhan promosi tertentu.
iklan atau inisiatif lainnya. Contoh; Pheedo dan Feedvertising.
2. Self-service adveristing: pendekatan iklan baru
dimana materi iklan, penempatan iklan,
20
12. Sponshorship: adalah bentuk bantuan dana atau Promosi penjualan sangat memiliki andil
bisa juga dalam bentuk produk/layanan sebagai besar dalam proses pemasaran. Secara umum
ganti promosi terhadap suatu brand. terdapat tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu :
J. Efektivitas Periklanan Menggunakan 1. merangsang permintaan oleh pengguna
Internet industri atau konsumen rumah tangga.
Menurutut Kotler dan Amstrong (2010), pada 2. memperbaiki kinerja pemasaran dari
saat ini iklan internet telah menjadi kekuatan, penjualan kembali
pendorong bagi inisiatif dan upaya periklanan. Seiring 3. sebagai suplemen periklanan, penjualan
dengan pengguanan internet yang semakin luas tata muka, hubungan masyarakat, dan
mendorong transaksi online semakin luas juga, dan pemasaran langsung.
bahkan menjadi media pemasang iklan bagi produk Secara spesifik, tujuan promosi penjualan
yang dipasarkan. Para pemasang iklan (advertiser) hampir sama dengan periklanan yaitu agar konsumen
akan memasangkan iklannya pada website-website mau mencoba pengguanaan produk, mendorong
publisher yang potensial, yakni banyak dikunjungi peningkatan pengeluaran sepanjang masa liburan,
oleh pengunjung (visitor). dan mendorong konsumen yang sudah ada agar
Menurut Tsang dan Tse dalam Wei, Jerome, menggunakan produk lebih sering lagi
dan Shan (2010) iklan internet yang efektif adalah
iklan internet yang dapat memberikan respon lansung M. Tipe-tipe Promosi Penjualan
dari konsumen. Dalam memberikan respon lansung Wells, Burnett dan Manarty (2008),
dari konsumen, suatu periklanan internet dilengkapi mengatakan bahwa terdapat tipe-tipe promosi
beberapa fitur untuk mendukungnya, berdasarkan penjualan, yaitu:
model dari Burke dan Edell (1998) dan Escalas dan 1. Promosi penjualan bagi konsumen akhir
Rutgers (2003) terdapat 3 fitur online yang a. Potongan harga, Potongan harga adalah
digunakan dalam iklan internet, yakni Multimedia, pengurangan harga produk dari harga normal
Picture, dan Content. dalam periode tertentu.
b. Kupon Istilah kupon maknanya sama dengan
K. Promosi Penjualan voucer. Keduanya merupakan tanda bukti utang
Wells, Burnett dan Manarty (2008), promosi yang diberikan oleh produsen. Artinya, pada
penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat kupon atau voucers tersebut produsen
media dan non media untuk merangsang coba-coba menyatakan punya hutang sejumlah tertentu dan
dari konsumen, meningatkan permintaan dari akan dibayar jika konsumen membeli produk
konsumen atau untuk memperbaki kualitas produk. yang ditawarkanya.
Dua teori yang berkaitan dengan promosi penjualan c. Kontes dan Undian Kontes adalah jenis promosi
adalah level of adaptation dan threshold level. penjualan yang sering dipakai oleh pemasar.
Tingkat adaptasi (level of adaptation) akan terjadi Prakteknya, beberapa peserta harus
pada konsumen jika promosi penjualan dilakukan menyelesaikan tugas tertentu. Kontes dan
terlalu sering. Konsumen akan terbiasa dengan undian/kuis yang baik biasanya menghasilkan
promosi penjualan sehingga respon kegiatan promosi tingkat keterlibatan yang tinggi dari konsumen.
penjualan akan cenderung sama dengan respon misalnya peserta kuis diminta menyebutkan
terhadap kegiatan yang bukan promosi penjualan. kandungan kalsium, peserta kuis tentu saja harus
Tingkat ambang batas (threshold level) merupakan mencari dan membaca tingkat kandungan
batas konsumen akan mempunyai respons terhadap kalsium pada label produk.
suatu aktivitas tertentu. Threshold level yang d. Program berkelanjutan (Continuity Programs)
dibutuhkan untuk bisa menarik perhatian konsumen Program berkelanjutan ini berupa pemberian
semakin tinggi jika promosi penjualan dibuka terus hadiah berjenjang jika konsumen melakukan
menerus. pembelian yang lebih tinggi. Semakin tinggi
Wells, Burnett dan Manarty (2008), jumlah pembelian semakin besar nilai hadiah
mengatakan bahwa promosi penjualan menawarkan yang bisa diperoleh.
insentif ekstra agar konsumen melakukan tindakan. 2. Pemberian penawaran premium yaitu pemberian
Potongan harga, hadiah, program berkelanjutan imbalan yang berwujud dari pemasar karena
adalah insentif ekstra agar konsumen mau melakukan penggunaan produk atau mengunjungi tempat
tindakan, paling tidak punya perhatian terhadap penjualan. Pemberian imbalan tersebut bisa
produk yang ditawarkan. secara langsung atau tidak langsung. Terdapat
empat tipe pemberian hadiah langsung seperti :
L. Peran Promosi Penjualan
21
a. Soter premium, memberikan hadiah pada pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan
konsumen di tepat dimana konsumen manajerial dan ekonomi, dalam penelitian ini
membeli barang berdasarkan data-data yang diperoleh dari wawancara
b. In pack, memasukan hadiah dalam kemasan dan kuisioner. Dan berdasarkan jenis penelitian ini
sejak dari pabrik merupakan penelitian ex-post facto, karena didalam
c. On pack, menempatkan hadiah di luar penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi
kemasan dari pabrik terhadap variabelnya tetapi mengungkap berdasarkan
d. Container premium kemasan itu sendiri gejala yang telah ada pada diri responden. Penelitian
sebagai premium ini menggunakan teknik Non Probability Sampling
3. Rabat. Rabat merupakan salah satu teknik dengan cara Sampling Purposive. Dimana peneliti
refund (pengembalian) dalam promosi menggunakan pertimbangan sendiri secara sengaja
penjualan. Refund berarti pemasaran dalam memilih anggota populasi yang dianggap
mengembalikan uang kepada konsumen yang sesuai dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
telah dibayarkan untuk membeli produk. Rabat untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan variable
biasanya dihubungkan dengan jumlah pembelian bebas dan terikat. Variabel bebas (independent
dan periode pembelian. variabel), yaitu variabel yang mendahului atau
4. Periklanan khusus Periklanan khusus hampir mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam
sama dengan premium, kecuali konsumen tidak penelitian meliputi: Periklanan (X1) dan Promosi
harus membeli apapun agar bisa menerima item penjualan (X2). Variabel terikat (dependent variabel),
khusus (hadiah). Disebut periklanan khusus merupakan variabel terikat akibat atau tergantung
karena kegiatanya biasanya diselenggarakan pada variabel yang mendahuluinya. Dalam penelitian
sesuai dengan kegiatan tahunan. ini yang menjadi variabel terikat adalah perilaku
5. Sampel gratis. pemberian sampel gratis pembelian tidak terencana (Y). Metode pengumpulan
merupakan cara yang paling mudah agar data menggunakan dokumentasi dan kuisioner.
konsumen potensial mempunyai pengalaman
atas penggunaan produk yang ditawarkan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Variabel
3. METODE PENELITIAN a) Variabel Periklanan (X1)
Penelitian ini merupakan penelitian yang Adapun distribusi jawaban responden pada
mengguanakan pendekatan kuantitatif yaitu variabel X1 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.
Distribusi Jawaban Responden Variabel (X1)
Pernyataan Jawaban Total
SS S N TS STS
F % F % F % F % F % F %
X1.1 8 8% 44 44% 29 29% 18 18% 1 1% 100 100%
X1.2 10 10% 17 17% 36 36% 36 36% 1 1% 100 100%
X1.3 6 6% 30 30% 46 46% 18 18% 0 0% 100 100%
X1.4 14 14% 37 37% 37 37% 12 12% 0 % 100 100%
Sumber : Data diolah SPSS 18
Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk (46%) dan yang terakhir untuk pernyataan X1.4
pernyataan X1.1 sebagian besar responden menjawab sebagian besar responden menjawab setuju (S) dan
seruju (S) sebanyak 44 responden (44%). Kemudian netral (N) yakni frekuensinya sama yakni sebesar 37
untuk prnyataan X1.2 sebagian besar responden responden (37%).
menjawab netral (N) dan tidak setuju yakni 2) Variabel Promosi Pejualan (X2)
frekuensinya sama sebanyak 36 responden (36%). Adapun distribusi jawaban responden untuk
Lalu untuk pernyataan X1.3 sebagian besar responden variabel promosi penjualan (X2) disajikan pada tabel
menjawab netral (N) yakni sebanyak 46 responden dibawah ini:
Tabel 2.
Distribusi Jawaban Responden Variabel (X2)
Pernyataan Jawaban Total
SS S N TS STS
F % F % F % F % F % F %
22
Tabel 6.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 100
Normal Parametersa,b Mean 7.1900000
Std. Deviation .62441810
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .055
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .877
Asymp. Sig. (2-tailed) .425
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah SPSS 18
Tabel 7.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Variabel Colliniearity Statistic
Tolerance VIF
Periklanan .929 1.076
Promosi .929 1.076
penjualan
Sumber: Data diolah SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
nilai VIF pada masing-masing variabel tidak ada yang
melalui 10 dan nilai tolerance diatas 0,10 sehingga
dapat disimpulkan dalam data ini tidak terjadi
multikolinieritas. Hal ini berarti variabel independen
yakni periklanan (X1) dan promosi penjualan dalam Sumber: Data diolah SPSS 18
model regresi tidaak terjadi korelasi antar variabel Grafik scatterplot diatas menunjukkan titik-
tersebut sehingga dapat disimpulkan model regresi titik resedul regresi berada atau menyebar diatas dan
dalaa penelitian ini baik untuk dilakukan regresi linier dibawah titik 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan
berganda. bahwa nilai residul regresi tidak terjadi perbedaan
3) Hasil Uji Hedrokodesitas varian antar pengamatan atau tidak terjadi
Uji heterokedaasitas adalah uji ketiksamaan heterokedasitas. Hal ini berarti model regresi dari
varian residual regresi antar satu pengamatan ke satu pengamatan ke pengamatan yang lain baik untuk
pengamatan lain atau dari satu responden ke dilakukan pengujian regresi linier berganda.
respondenden lainnya. Regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi heterokedasitas. Hasil heterokedasitas
dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, D. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
dengan ketentuan jika titik-titik resedul menyebar Persamaan regresi menunjukkan nilai
konstanta (α) dan nilai koefisien regresi (β) pada
diatas dan dibawah titik nol maka resedul regresi bisa
dikatakan tidak terjadi heterokedasitas. masing-masing variabel. Nilai koefisien regresi
besarnya perubahan nilai variabel dependen jika
Gambar 1. terjadi perubahan nilai variabel independen
Hasil Uji Hetrokedesitas sedangkan nilai konstanta (α) menunjukkan besarnya
nilai variabel dependen jika variabel indepeden
bernilai 0 atau tidak ada.
Tabel 8.
Model Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.196 .750 4.259 .000
Periklanan .137 .048 .263 2.857 .005
Promosi Penjualan .142 .038 .341 3.697 .000
a. Dependent Variabel: Pembelian Tidak Terencana
Sumber: Data diolah SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh 2. Koefisien regresi X1 (β1) = 0,137, artinya
persamaan regresi sebagai berikut: jika variabel X1 meningkat sebesar 1 poin
Y=3.196+0,137X1+0,142 maka variabel Y akan meningkat sebesar
Interpretasi : 0,137, dengan asumsi variabel X2 tetap
1. Konstanta (α) = 3,196, artinya jika variabel konstan.
X1 dan X2 masing-masing bernilai 0 atau 3. Koefisien regresi X2 (β)= 0,142, artinya
tidak ada maka niai variabel Y adalah jika X2 meningkat sebesar 1 poin maka
sebesar 3.196. variabel Y akan meningkat sebesar 0,142,
dengan asumsi variabel X1 tetap konstan.
25
pembelian tidak terencana studi kasus pada Koefisien determinasi menunjukkan besarnya
Mahasiswa dan Dosen Universitas Muhammadiyah kemampuan variasi nilai variabel independen dalam
Mataram menjelaskan variasi nilai tabel dependen yang
dinyatakan dalam presentase. Koefisien determinasi
G. Kofisien Determinasi (Adjusted R pada regresi linier berganda diindikasi dengan nilai
Square) Adjusted R Square.
Tabel 11.
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
di 1 .483a .233 .218 1.14329
me
nsi
on
0
a. Predictors: (Constant), Promosi Penjualan, Periklanan
dapat ditarik kesimpulan yang diperoleh dalam Asosiasi Penyedia Jasa Internet. 2015. Indonesia Internet
penelitian ini adalah: User. http://APJII.Or.Id. Diakses Pada 2 Februari
2018
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Asosiasi Penyedia Jasa Internet. 2016. Perilaku Pengguna
periklanan menggunakan internet terhadap Internet Indonesia. http://APJII.Or.Id. Diakses
perilaku pembelian tidak terencana pada Pada 2 Februari 2018
Dharmesta, B, S,. Dan T. H. Handoko. 2008. Manajmen
Mahasiswa Dan Dosen Di Universitas
Pemasaran : Analisis Perilaku Konsumen. Edisi
Muhammadiyah Mataram. Hal ini dibuktikan Pertama Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE
dengan t-hitung (2,857) lebih besar dari t-tabel Engel, James F and Roger D Blackwell. Perilaku konsumen
dengan taraf siginfikasi 5% dan N= 98 (1,660) edisi ke 6 jilid kedua. Jakarta: Binarupa Aksara
Fitri, Irna. 2016. “Analisis Promosi Penjualan Online,
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Harga, Kepercayaan, Dan Kemudahan Terhadap
promosi penjualan menggunakan internet Keputusan Pembelian Online Ceker Brontak (Studi
terhadap perilaku pembelian tidak terencana Kasus Pada Ceker Brontak Bandar Lampung)”.
pada Mahasiswa Dan Dosen Di Universitas http:/digilib.unila.ac.id. Skripsi. Diakses pada 17
Februari 2018
Muhammadiyah Mataram. Hal ini dibuktikan Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan
dengan nilai t-hitung (3,697) lebih besar dari t- program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang:
tabel dengan taraf signifikasi 5% dan N=98 Universitas Diponegoro
Ismu Fadli Haris. 2011. “Studi Mengenai Impulse Buying
(1,660) Dalam Penjualan Online Studi Kasus Di
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan secaa Lingkungan Universitas Diponegoro”. Skripsi.
simultan antara periklanan dan promosi http://eprints.undip.ac.id. Skripsi. Diakses pada 17
penjualan menggunakan internet terhadap Februari 2018
J Staton William, Michael J Etzel and Bruce J Walker.
perilaku pembelian tidak terencana pada 2004. Foundation Of Marketing. Tenth Edition.
Mahasiswa Dan Dosen Universitas New York : Mc hill
Muhammadiyah Mataram. Hal ini dibuktikan J Staton, Wiliam. 1993. Strategi Pemasaran. Alih Bahasa
oleh Dan Fruteki Fandi Ciptono. Jakarta: Penerbit
dengan nilai F-hitung (14,765) lebih besar dari F-
Gramedia
tabel dengan taraf signifikasi 5% dan N=97 Kotler, Philip & Kevin L. Keller. 2012. Manajmen
(3,09) Pemasaran, Edisi 13. Penerbit Erlangga. New
Jersey : Prentice Hall
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip
B. Saran Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1 . Jakarta: Erlangga.
1. Agar mendapatkan hasil yang memiliki tingkat Loudon, D.L, dan Della Bitta, A.J. 1993. Consumer
generalisasi yang lebih tinggi dan hasil penelitian Behavior: Concept and Application. Singapore:
Mc, Grow-Hill, Inc.
yang lebih akurat lagi, sebaiknya penelitian
Lutfhiana, Revalina 2014 “Analisis Kualitas Pelayanan,
selanjutnya mengambil tempat atau obyek Promosi Dan Hedonic Shopping Motives Yang
penelitian di tempat lain dengan ukuran sampel Mempengaruhi Impulse Buying Dalam Pembelian
yang lebih besar, sehingga hasil dalam penelitian Secara Online (Studi Kasus Pada Mahasiswi
Universitas Diponegoro Semarang)”. Jurnal. Vol
ini lebih berlaku umum dibanding penelitian ini. 5. No 2. http://eprints.undip.ac.id.. Diakses pada
2. Hasil dalam penelitian ini bisa dapat dijadikan 17 Februari 2018.
refrensi untuk penelitian lebih lanjut tentang Mcleod, Rymond, Jr. 2008 Sisitem Informasi Manajmen
Hubungan promosi terhadap perilaku pembelian Jilid I Dan II, Terjemahan Oleh Ali Akbar Yulianto
dan Afire R. Fitrianti, Jakarta: Salemba Empat
tidak terencana, dan diharapkan dalam Mudrajab, Kuncoro. 2011. Metode Kuantitatif, Teori Dan
penelitian selanjutnya untuk menambah varabel Aplikasi Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi Keempat.
yang diteliti, seperti semua variabel yang ada Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajmen Ykpn.
Nurmanto, A Prasetyo. 2015. “Pengaruh Kemudahan
dalam promotion mix diantaranya advertishing, Penggunaan, Kenikmatan Berbelanja,
personal selling, direct marketing, public Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan
relation dan promosi penjualan. Konsumen disitus Jual Beli Online
3. Untuk menghindari pemberian jawaban oleh Bukalapak.Com”.
http://administrasibisnis.studentjournal.ab.ac.id.
responden secara subjektif maka perlu dalam Skripsi. Diakses pada 17 Februari 2018
penelitian dilakukan teknik wawancara untuk Purwanto. 2010. Model Perilaku Konsumen E-Commerce.
memberika konsistensi dalam jawaban yang diisi Jakarta: Penerbit Gramedia
Ratih, Huriyanti. 2008. Strategi Pemasaran Paparan
oleh responden.
Marketing Mix. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia
Samuel, Hatane. 2013. “Pengaruh Stimulus, Media Iklan,
Uang Saku dan Gender Terhadap Kecendrungan
5. DAFTAR PUSTAKA Perilkau Pembelian Impulsif Studi Kasus Produk
Pariwisata”. Jurnal. Vol.2, No.1
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajmen Peneltian. Jakarta : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal.. Diakses pada
PT RINEKA CIPTA 17 Februari 2018.
Singgih, Santoso. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta:
Universitas Guadarma
28