Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Anak

Dosen Penggampu:
Muhammad Munir An-Nabawi, S.Pd.I., M.Psi.

Disusun Oleh:
Muthmainnah (202032067)
Cindy Kalaudia (202032064)
Yati Karmila (202032082)

M. Fasya Johan Pahlawan (202032070)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

BIMBINGAN KONSELING ANAK. Shalawat yang bernadakan salam penulis

sampaikan kepada junjungan alam Rasulullah SAW. Yang telah membawa ummatnya

dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang

kita rasakan saat ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan

Konseling Anak. Pada makalah ini juga diuraikan mengenai pembahasan yang

berhubungan dengan Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling Anak .

Penulis berterimakasih kepada. Muhammad Munir An-Nabawi, S.Pd.I.,

M.Psi. selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling Anak. Penulis

mennyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna, penulis berharap agar pembaca berkenan memberikan kritik serta saran yang

membuat makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah sederhana

ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang membacanya, sebelumnya, penulis

meminta maaf apabila terdapat kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Prinsip Bimbingan ...............................................3
B. Kedudukan dan Masalah Bimbingan ...........................................4
C. Hubungan Pendidikan dan Bimbingan Anak ...............................6
D. Pendekatan Bimbingan Anak .......................................................7

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................9
B. Kritik dan Saran ...........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di

Indonesia.Sebagai sebuah layanan profesional,kegiatan layanan bimbingan dan

konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan,namun harus berangkat dan

berpijak dari suatu landasan yang kokoh,yang didasarkan pada hasil-hasil

pemikiran dan penelitian yang mendalam. Bahwa anak-anak memerlukan

pelayanan bimbingan dan konseling.

Tujuannya untuk perkembangan kemampuan anak secara optimal,

dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat

memecahkan masalah yang dihadapi. Sebagai individu, anak memiliki berbagai

potensi yang dapat dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua anak

menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan

mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan

lingkungan, anak juga tidak dapat lepas dari masalah.

Menyadari hal di atas, anak perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar

dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Salah

satu sarana yang berfungsi yang dapat memberikan bimbingan konseling adalah

sekolah, mengembangkan kesluruhan kepribadian dan membantu anak

mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari bimbingan konseling anak serta prinsip yang ada pada

bimbingan anak?

2. Bagaimana kedudukan dan masalah bimbingan anak?

3. Bagaimana hubungan pendidikan dan bimbingan anak?

4. Bagaimana pendekatan bimbingan anak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan konseling anak serta prinsip

yang ada pada bimbingan anak

2. Untuk mengetahui kedudukan dan masalah bimbingan anak

3. Untuk memahami hubungan pendidikan dan bimbingan anak

4. Untuk mengbetahui pendekatan bimbingan anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bimbingan Konseling dan Prinsip Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan Konseling Anak

Bimbingan Konseling anak adalah konseling terhadap anak dengan

melibatkan konselor dengan anak-anak sehingga anak bisa berbicara bebas

mengenai masalah yang menyakitkan, dan disini konselor juga membutuhkan

kemampuan konseling verbal dalam menghubungkan konseling dengan strategi

konseling lain, diantaranya konselor bergabung dengan anak melalui permainan,

atau dengan penggunaan media seperti miniatur hewan, tanah liat atau bentuk

seni yang lain.

Cara lainnya, kita bisa melibatkan anak-anak melalui dongeng, atau

membawa mereka pada petualangan imajinasi. Dalam penggabungan

penggunaan media atau beberapa strategi lain, kita mampu menciptakan peluang

bagi anak-anak untuk bergabung dalam proses terapi konseling. Sebagai

konselor, kita harus memberikan lingkungan bagi anak-anak agar terapi

perubahan dapat berjalan1

1
Kathryn Geldard, konseling Anak-Anak Panduan Praktis Edisi Ketiga (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h.. 3.

3
2. Prinsip Bimbingan

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak

terkanmdung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan

pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya

itu.

b. Bimbingan di dasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik;

seseorang anank berbeda dari yang lain.

c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam

pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang

sehat.

d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya

untuk mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan

umunya.

e. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli

dengan latihan-latihan khusus dan untuk melaksanakan pelayanan

bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.2

B. Kedudukan dan Masalah Bimbingan

1. Kedudukan Bimbingan

a. lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan

kesenangannya.

2
Prayitno, Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 218.

4
b. mengembangkan potensi yang dimilikinya.

c. mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

d. menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke

lembaga pendidikan selanjutnya.

e. membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak

sebagai individu.

f. membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang

ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.

g. membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi

anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan indranya.

h. memberikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah

kesehatan anak.3

2. Masalah Bimbingan

a. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan dari

pendidikan.

b. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah.

c. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian

nasihat.

d. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangabi masalah yang bersifat

incidental.

e. Bimbingan konseling dibatasi hanya untuk orang-orang tertentu.

3
Kathryn Geldard, konseling Anak-Anak Panduan Praktis Edisi Ketiga (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h. 11-19.

5
f. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”

C. Hubungan Pendidikan dan Bimbingan Anak

Bimbingan dan Konseling dianggap memiliki peran penting dalam pencapaian

peserta didik dalam pendidikannya, hanya saja sebagian masyarakat masih belum

memahami makna penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bila

tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka

proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional

dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan

kemampuan inteleknya. Bimbingan dan Konseling menangani masalah-masalah

atau hal-hal di luar bidang pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang

tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kegiatan ini dilakukan

melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan

dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.4

Pengajaran sebagai pelaksaan nyata dari usaha pendidikan. Pendapat ini

akhirnya cenderung terlalu mengutamaklan pengajaran dan mengabaikan aspek-

aspek lain dari pendidikan serta tidak melihat sama sekali penting nya bimbingan

dan konseling yang berhubungan kuat dengan pendidikan.

4
Prayitno, Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.121

6
D. Pendekatan bimbingan anak

1. Pendekatan psikoanalisis

Konselor berfokus pada resistensin yang berkembang dengan menangani

transferensi dan pada pengembangan kendali yang lebih rasional.

2. Pendekatan Eksistensial-Humanistis

Konselor menciptakan suasana bertemuan yang personal dan

keautentikan bertemuan sangat di tekankan sehingga adanya berubahan.

3. Pendekatan client-centered

Sikap-sikap seperti kehangatan, empati, kepedulian, sangat ditekankan dalam

pendekatan ini. Hubungan konselor dengan koseling sangat penting

4. Pendekatan Tingkah laku

Konselor bersifat aktif dan direktif sekaligus berfungsi sebagai guru dan

pelatih dalam membantu konseling unbtuk belajar tingkah laku yang lebih

efektif. Konselingb harus aktif dalam proses dab bereksperimen dengan tingkah

laku baru. Walaupun hubungan konselor dengan konseling tidak ditekankan,

hubungan kerja yang baik menjadi kerangka landasan bagi pelaksaan prosedur

konseling.

7
5. Pendekatan Realitas

Membimbingan komseling mempelajarin tingkah laku dan bertanggung jawab

serta mengembangkan “identitas keberhasilan.”5

5
Namora, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta, Kencana, 2011), h. 61-63

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan Konseling anak adalah konseling terhadap anak dengan

melibatkan konselor dengan anak-anak sehingga anak bisa berbicara bebas

mengenai masalah yang menyakitkan. Prinsip bimbingan di dasarkan pada

keyakinan setiap pribadi mempuyai potensi, setiap anak unik bantuan pada

mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat membantu mereka mencapai yang

menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umunnya, dilakukan oleh tenaga ahli

dengan latihan khusus dan diperlukan minat pribadi khusus pula.

Kedudukan dan masalah bimbingan sangat menekan aspek

pengembangan diri anak untuk mengembangkan kemampuan potensi dan

kesenangan terhadap potensinya sehingga mendapatkan pendidikan sesuai

dengan taraf kemampuan kecerdasan fisik dan indranya. Adapun masalahnnya,

kita kerap hanya memberikan sebab bimbingan pada diri anak yang salah

padahal tidak hanya untuk mereka tetapi setiap anak.

Hubungan pendidikan dan bimbingan anak adalah dapat membantu

siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota

masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Adapun,

pendekatan bimbingan anak yaitu pendekatan psikoanalisis, pendekatan

9
eksistensial-humanitis, pendekatan client-centered, pendekatan tingkah laku dan

pendekatan realitas.

B. Kritik dan Saran

Dengan adanya makalah ini semoga menambah wawasan tentang bimbingan

dan koseling anak. Namun, terlepas dari itu banyak kekurangan dari segi

penyajian ataupun dari segi penggunaan ejaan. Sehingga penulis perlu kritik dan

saran dari pembaca untuk perubahan pada penyajian makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kathryn Geldard. 2011. konseling Anak-Anak Panduan Praktis Edisi Ketiga.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prayitno, Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta,
Kencana.

11

Anda mungkin juga menyukai