5.1 Pendahuluan
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen
fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik di Jepang, yang
pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta dan pada saat diperlukan
dan dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah
yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen. JIT juga
memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat
disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan–tidak terlambat
dan tidak terlalu cepat.
Sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan dipabrik Toyota
Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak
JIT. Dalam sistem produksi just in time, bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi
didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang /
penyimpanan barang / stocking cost.
Dalam sistem Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan oleh operasi berikut, dimana setiap
stasiun kerja (work station) menarik output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai dengan
kebutuhan, sehingga seringkali JIT disebut sebagai Pull System (system tarik).
Dalam system JIT, hanya final assembly line yang menerima jadwal produksi, sedangkan
semua stasiun kerja yang lain dan pemasok (supplier) menerima pesanan produksi dari
subkuens operasi berikutnya.
Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumnya (stasiun kerja1 ) menerima pesanan produksi dari
stasiun kerja berikutnya (stasiun kerja2 ), kemudian memasok produk itu sesuai kuantitas
kebutuhan pada waktu yang tepat dengan spesifikasi yang tepat pula. Dalam kasus seperti ini,
stasiun kerja 2 sering disebut sebagai stasiun kerja pengguna (using work station). Apabila
stasiun kerja pengguna itu menghentikan produksi untuk suatu waktu tertentu, secara otomatis
satisun kerja pemasok (supplying wotk station) akan berhenti memasok produk, karena tidak
menerima pesanan produksi.
1
5.2 Konsep Dasar Just In Time
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan
fluktuasi permintaan.
Pembelian JIT
• Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.
Pembelian dengan JIT dapat mengurangi waktu dan biaya dengan cara:
2
• Mengurangi jumlah pemasok,mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi
dengan pemasok.
• Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
Produksi JIT
• Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu,
mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau
sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
• Penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah
dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
• Waktu perpindahan
• Ruangan pabrik
• Biaya mutu
• Pembelian bahan
3
JIT juga dikenal sebagai persediaan nol (zero inventories) and dan produksi tanpa stok (stockless
production) adalah filosofi manufaktur, yang berfokus pada pengurangan waktu
sia2/pemborosan dan penundaan waktu pada setiap tahap proses manufaktur dimulai dengan
pembelian dan diakhiri dengan layanan purna jual (after-sales-service). Fokus utama dari sistem
JIT adalah eliminasi pemborosan (waste).
Pemborosan adalah segala sesuatu yang selain menambah nilai produk. Setiap saat, mulai entri
pesanan hingga pengiriman dimaksudkan untuk menambah nilai produk. Momen yang tidak
menambah nilai dikurangi seminimal mungkin. Dengan demikian, pemborosan juga
didefinisikan sebagai segala sesuatu selain jumlah minimum peralatan, bahan, suku cadang,
ruang, dan waktu, yang mutlak penting untuk menambah nilai produk.
Perusahaan mobil Toyota Jepang telah mengidentifikasi tujuh pemborosan setelah bertahun-
tahun melakukan kegiatan perbaikan terus-menerus (continuous improvement), seperti gambar
5.1 diatas, yaitu : pemborosan dari kelebihan produksi, pemborosan waktu tunggu,
pemborosan transportasi, pemborosan pemrosesan, pemborosan gerak, pemborosan
persediaan, dan pemborosan dari cacat produk.
Sistem manufaktur Jepang berfokus pada memproduksi apa yang diinginkan pelanggan tanpa
penundaan atau cacat, dan tanpa membuang sumber daya apa pun (yaitu, tenaga kerja,
material, atau peralatan). Mereka menggunakan metode di mana karyawan terikat untuk
berkembang.
4
Fig. 5.1 (a-g): Tujuh pemborosan/The Seven Wastes
Sistem JIT yang ideal bertujuan untuk mencapai nol cacat (zero defect) (yaitu, kualitas tinggi
produk), persediaan nol (zero inventory), waktu tunggu nol (zero lead time) (menyiratkan
respons cepat), dan ukuran lot teoritis satu (theoretical lot size of one). Ini adalah cita-cita yang
tidak dapat dicapai, yang mengarah pada siklus perbaikan yang tidak pernah berakhir
(continuous improvement).
5
Elemen dasar dari sistem JIT adalah: