Anda di halaman 1dari 29

SISTEM PRODUKSI

TEPAT WAKTU
(JUST IN TIME-JIT)
A. Pengertian Just In Time (JIT)
 Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem
produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada
prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang
diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan
oleh konsumen.
 Konsep just in time adalah suatu konsep di mana
bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi
didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada
waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi,
sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan
biaya persediaan barang / penyimpanan barang /
stocking cost.
 Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi
operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia,
dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya
adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan
pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja
sama dengan komponen-komponen lainnya
Tujuan Umum JIT
 Menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam
meningkatkan produktifitas

Zero Inventories
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena

 Over produksi
 Waktu menunggu
 Transportasi
 Pemrosesan
 Tingkat persediaan barang
 Gerak
 Cacat produksi
Pemborosan
Sesuatu yang secara nyata
meminimumkan sumber daya :
 bahan baku

 mesin

 tenaga kerja
B. Konsep Dasar Just In Time
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi, yaitu suatu metode
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya
gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat
semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada
waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di
atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi
pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku
cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku
cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal,
dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya
memasok suku cadang pada proses berikutnya
Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan Just In Time (JIT):

1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang


dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah
yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat
secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat
mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
C. Elemen-elemen Just In Time
 Pengurangan waktu set up
 Aliran produksi lancar (layout)
 Produksi tanpa kerusakan mesin
 Produksi tanpa cacat
 Peranan operator
 Hubungan yang harmonis dengan pemasok
 Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
 Sistem Kanban
Kanban
 Adalah kartu yang menunjukkan jumlah produksi
standar
 Berisi info : nomor, barang , dll
 Kanban produksi dan Kanban Pengambilan
Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot

a. Pemilahan kegiatan set up


Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan &
alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada
mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
Langkah mengurangi waktu set up:

1. Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan


selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan
yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set
up).
2. Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih
banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan,
pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.
3. Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan
penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan
kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu,
dan lain-lain.
4. Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up,
baik internal maupun eksternal.
Sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa
melakukan antara lain

1) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan


perawatan yang dapat dilakukan sendiri.
2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan
melalui inspeksi berkala, bongkar pasang, dan
penyesuaian atau penyetelan kembali.
3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun
mesin, merencanakan dan melakukan tindakan
perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi
mesin.
4) Membantu operator menaikan kemampuan
perawatan, dan lain-lain.
Contoh penerapan JIT

PT Astra Honda Motor telah menggunakan JIT untuk operasi


perusahaan sejak tahun 1980. Jika perusahaan otomotif besar seperti PT
AHM yang memiliki biaya produksi yang tinggi, daerah pemasaran
yang luas, dan konsumen yang banyak tidak menggunakan Sistem JIT,
maka akan terjadi banyak pemborosan. PT AHM dapat menerapkan
Sistem JIT lebih maksimal karena dibantu dengan adanya
perkembangan teknologi informasi disetiap jalur yang akan melakukan
proses perencanaan, produksi, pemasaran, dan pengawasan. Sasaran
implementasi JIT yang dilakukan PT AHM yaitu:
1. Persediaan

 Sasaran utama dalam penerapan Sistem JIT adalah untuk meminimalisasi


persediaan. Dengan adanya persediaan maka akan dibutuhkannya
pengeluaran berupa biaya penyimpanan. PT AHM telah berhasil untuk
meminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi tidak akan
terjadi karena produksi dilakukan berdasarkan permintaan dari pembeli
atau pemasok bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
 Produksi yang dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari bagian
pemasaran yang menggunakan Enterprise Resource Plannning (ERP)
sehingga didapatkan data yang tepat mengenai berapa banyak produk yang
akan diproduksi untuk periode selanjutnya dimana setiap hasil produksi
langsung disalurkan ke pemasok sehingga meminimalisasi bahkan
meniadakan jumlah hasil produksi yang tertahan di gudang persediaan
barang jadi dan tentunya akan mengatasi pemborosan.
1. Persediaan (lanjutan)

 Apabila terjadi kelebihan produksi maka tentunya kita akan mengeluarkan


biaya penyimpanan dan biaya antisipasi jika barang tersebut ternyata tidak
laku dijual kemudian mengalami kerusakan karena terlalu lama disimpan
di gudang.

 Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online


sedangkan pemesanan sepeda motor dilakukan melalui faksmili/telepon.
Ketika ada pesanan PT AHM akan memasok bahan baku dari vendor yang
dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai maka akan langsung
diproses dan setelah jadi maka akan langsung dikirimkan ke main dealer.
Hal ini terbukti sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over
produksi.
2. Waktu Siklus
 PT AHM berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih efisien karena proses
produksi dilakukan dalam satu lot. PT AHM memproduksi 1 unit motor dalam
waktu 13 menit. Produksi dilakukan dengan mesin sehingga tenaga manusia
dialihkan untuk mengawasi dan menganalisis jalannya produksi. Sistem JIT telah
memangkas waktu tunggu dan membuat setiap aliran produk menjadi lebih efisien
Waktu menunggu terjadi akibat pengaruh kecepatan produksi yang ditentukan
misalnya oleh kuota produksi suatu mesin.
 Pada PT AHM produksi dilaksanakan dengan seefisien mungkin dan waktu
menunggu bahkan tidak ada. Untuk memproduksi satu unit produk hanya
membutuhkan waktu 13 menit. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan teknologi
yang dipakai PT AHM dalam proses produksi. Kemudian dapat disalurkan
langsung ke main dealer sesuai dengan pesanan.
Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan
menimbulkan waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan
perhitungan yang tepat. Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan
maka semakin kecil pula waktu menunggu untuk suatu produk mengalami proses
selanjutnya, begitupun sebaliknya
3. Perbaikan yang berkesinambungan

 PT AHM bisa berkembang dengan pesat karena adanya perbaikan yang


berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian dengan
mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari Cognos. Pengambilan keputusan atas
laporan perkembangan yang berasal dari database akan lebih mudah karena telah
terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya
barang cacat dan sejauh mana tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan
lebih mudah terpantau karena setiap bahan baku telah terpasang Bar Code Text. Sistem
komputerisasi yang dimiliki PT AHM akan dapat mendeteksi barang cacat sehingga akan
segera dilakukan perbaikan terhadap penyebab terjadinya barang cacat dan barang cacat
tersebut tidak akan melewati tahapan selanjutnya sehingga tidak ada barang cacat yang
akan melewati tahapan selanjutnya. Adanya produk gagal atau barang cacat adalah salah
satu bentuk pemborosan terbesar yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Apabila
barang cacat diketahui terlebih dahulu maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari
dengan menghentikan produksi dan menemukan penyebabnya serta mencari solusi yang
tepat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangat besar apabila barang cacat
tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke tangan konsumen dan baru
diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau perusahaan harus menarik/mengganti produk
tersebut sehingga dapat dibayangkan besarnya kerugian yang akan dialami, belum lagi
citra produk kita di mata konsumen akan merosot dan akan menurunkan permintaan.
4. Penghapusan pemborosan

 Penghaspusan pemborosan dapat dilakukan karena PT AHM telah memenuhi kondisi sebagai
berikut:
- Produksi tidak menyisakan persediaan
- Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada
- Minimalisasi biaya terhadap barang cacat
- Beban kerja yang seimbang dan merata
- Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas buruk
MENGUKUR NILAI PERSEDIAAN

1. Definisi
2. Aliran biaya
3. Metode FIFO
4. Biaya rata-rata
DEFINISI
 Persediaan memiliki karakteristik fisik dan
finansial
 Karakteristik fisik (arus barang) bersifat faktual
dan nyata
 Karakteristik finansial (arus biaya) lebih bersifat
subyektif
 Finansial persediaan merupakan atribut
yang diperlukan dalam mengukur dan
menganalisis posisi keuangan organisasi,
yang dibutuhkan untuk menghitung
kinerja operasi atau pendapatan selama
periode waktu tertentu (bulan, kuartal,
tahun)
 Persediaan dalam pengertian akuntansi
menunjukkan nilai suatu barang yang diproduksi
untuk dijual atau dikonsumsi
 Rekening persediaan menunjukkan pula nilai total
kekayaan dalam bentuk persediaan di tangan atau
persediaan dalam proses
 Penilaian rekening digunakan untuk mengetahui
kondisi keuangan dan untuk mengantisipasi kondisi
keuangan di masa yang akan datang
 Besarnya biaya/ongkos persediaan tergantung
pada prosedur akuntansi yang ditetapkan oleh
perusahaan dalam menilai persediaan
 Prosedur akuntansi juga menentukan kapan

dan berapa perubahan kekayaan dan kapan dan


berapa nilai kekayaan yang ditransformasikan
ke dalam biaya atau ongkos
FIFO
 Masuk Pertama Keluar Pertama
 Banyak digunakan oleh perusahaan khususnya
untuk kepentingan internal
 Biaya persediaan dihitung berdasarkan asumsi
bahwa barang akan dijual atau dipakai sendiri dan
sisa dalam persediaan menunjukkan pembelian atau
produksi terakhir
CONTOH FIFO
 Catatan persediaan secara periodik diperlihatkan
dalam tabel, atas suatu item. Catatan secara fisik
menyatakan tanggal 1 April terdapat persediaan
akhir 300 unit. Berapa nilai persediaan akhir
tersebut? Berapa harga pokok barang yang dijual
untuk periode tersebut?
Tabel Catatan Persediaan
Sistem Periodik (FIFO)

Harga/Unit Total Biaya


Tanggal Transaksi Unit
(Rp.) (Rp.)

1 Januari Persediaan awal 200 1.000 200.000

31 Januari Pembelian 300 1.100 330.000

28 Februari Pembelian 400 1.160 464.000

31 Maret Pembelian 100 1.260 126.000

Jumlah 1.000 1.120.000


BIAYA RATA-RATA
(AVERAGE COST)
 Dalam usaha untuk mempermudah pemahaman
tentang kombinasi harga pokok penjualan dan nilai
persediaan akhir, metode rata-rata dapat digunakan.
Metode ini tidak mudah untuk menentukan berapa
unit yang harus keluar pertama dan berapa unit
yang harus keluar terakhir, tetapi keduanya
ditentukan berdasarkan biaya rata-rata untuk setiap
item selama periode waktu tertentu

Anda mungkin juga menyukai