JIT memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam
suatu organisasi. Secara tepat waktu.
• Merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan
fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
• Tujuannya untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan.
Pemborosan adalah segala sesuatu tidak memberi nilai tambah,
7 Jenis pemborosan berdasarkan penyebabnya :
1. Over produksi ( OverProduction )
2. Waktu menunggu ( Waiting )
3. Transportasi ( Transportation )
4. Pemrosesan ( Process production )
5. Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
6. Gerak ( Unnecessary Motion )
7. Cacat produksi ( Defects )
Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi
dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai
bagi suatu produk. Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu:
1. Menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborosan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
4 hal pokok yang harus dipemeni dalam pelaksanaan JIT :
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan
hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis
yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah
pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima masukan atau saran
dari karyawan
Sistem & Metode
• Sistem Kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
• Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan permintaan.
• Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
• Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang
fleksibel.
• Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran
untuk meningkatkan skills tenaga kerja.
• Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke
seluruh bagian perusahaan
Sistem Kanban (Jepang : artinya Signboard)
• Salah satu tool pada JIT, yang efektif untuk mendukung jalannya system
produksi secara keseluruhan.
• Merupakan system scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang
dan berapa banyak yang akan diproduksi.
• Bukan merupakan system untuk mengkontrol jumlah inventory.
• Kanban adalah kartu identitas yang berfungsi sebagai alat informasi
pergerakan barang.
• Berfungsi sebagai signal produksi suatu barang dan sebagai signal
perintah untuk memindahkan barang dari satu pos produksi ke pos produksi
lain.
• Sering disebut alat kontrol untuk mewujudkan produksi tepat waktu (Just In
Time).
Elemen
• Pengurangan waktu set up
• Aliran produksi lancar (layout)
• Produksi tanpa kerusakan mesin
• Produksi tanpa cacat
• Peranan dan support operator produksi
• Hubungan yang harmonis dengan pemasok
• Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali
• Sistem Kanban
Konsep Pokok Penerapan
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus
dieliminasi .Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang
tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.
Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan
waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan
pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman
terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
Urutan penerapan teknik
• Menerapkan 5S – dasar untuk perbaikan: Dasar perbaikan ditempat kerja
adalah konsep 5S yang terdiri dari Seiri (Pemilihan), Seiton (Penataan),
Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan).
• Penerapan produksi satu potong untuk mencapai pengimbangan lini.
• Pelaksanaan produksi ukuran lot kecil dan perbaikan metode penyiapan.
• Penerapan operasi baku.
• Produksi lancer dengan merakit produk sesuai dengan
kecepatanpenjualan
• Autonomasi (“jidoka”)
• Penggunaan kartu kanban.
Kelebihan
• Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat
tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan
biaya asuransi.
• Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
• Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya
pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan
rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
• Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat
perubahan mendadak dalam permintaan.
• Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok
oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan
pengerjaan ulang.
Kelemahan
• Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau
“Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang
mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan
produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
• Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun
ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan
manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok
akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah
direncanakan.
• Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
Pada tanggal 1 Januari, saldo RIP terdiri dari biaya bahan $ 20.100, yang sebagian besar belum
diproses, ditambah estimasi biaya konversi $ 900 yang ditetapkan untuk pekerjaan yang sebagian
diproses.
Saldo barang jadi terdiri dari $ 84.000 biaya bahan, dan $ 86.000 estimasi biaya konversi.
Pada tanggal 31 Januari, jumlah RIP terdiri dari biaya bahan $ 21.600, yang sebagian besar belum
diproses, ditambah estimasi biaya konversi $ 1.400 yang ditetapkan untuk pekerjaan yang sebagian
diproses.
Saldo barang jadi terdiri dari $ 85.800 biaya bahan, dan $ 88.200 estimasi biaya konversi.
a. Menerima bahan baku yang dibeli secara kredit senilai $ 406.000
Debit Credit
Raw and in Process 406.000
Account Payable 406.000
Debit Credit
Debit Credit
Payroll 160.000
Accrued Payroll 160.000
Accrued Payroll 160.000
Cash 160.000
Debit Credit
Debit Credit
COGS 25.000
FOH Control 45.000
Marketing & Adm. Expense Control 50.000
Administration Expense Control 40.000
Payroll 160.000
f. Mencatat biaya overhead lainnya yang dibayar tunai $ 17.000 dan
kredit 4.000
Debit Credit
Debit Credit
COGS 380.000
FOH Control 380.000
h. Komponen biaya material dari pekerjaan yang telah selesai di
Backflushed dari RIP
Debit Credit
FG 404.500
RIP 404.500
Debit Credit
COGS 402.700
FG 402.700
Debit Credit
RIP 500
FG 2.200
COGS 2.700
Contoh Siklus Manufaktur- Backflush Costing
Lightning-Fast Company
Pencatatan jurnal a s/d g serupa dengan
ilustrasi Mc Intire Company
Debit Credit
COGS 404.500
RIP 404.500
Debit Credit
RIP 500
COGS 500