PENGENDALIAN KUALITAS
Diktat Pengendalian Kualitas-Modul XII-By : Nurul Diena Novania, ST di Jepang bisa mengurangi pemborosan karena memang kondisi alamnya yang serba terbatas. Menghindari berbagai kesulitan seperti dalam industriindustri di Amerika. Industri-industri di Amerika biasanya mengalami kesulitan dalam menghemat sumber daya yang ada, karena memang di Amerika sumber daya tersebut tersedia dalam jumlah besar, sehingga Amerika tidak mengenal Just In Time Just In Time yang ada adalah Just In Case. Memperbaiki kualitas produk, produktivitas, dan pelayanan pelanggan. Dengan menghilangkan berbagai pemborosan yaitu dengan menghilangkan kegiatan yang tidak perlu maka produktivitas perusahaan akan meningkat. JIT mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu : 1. Menghasilkan produk sesuai jadwal yang didasarkan pada permintaan
PENGENDALIAN KUALITAS
PENGENDALIAN KUALITAS
REDUKSI BIAYA
SISTEM AUTONOMOUS
KONTROL MELALUI KERJASAMA (TEAM WORK)
METODE PRODUKSI
ALIRAN INFORMASI
PERALATAN OTOMATIS
INVENTORI MINIMUM WAKTU SETUP PENDEK PEKERJA MULTIFUNGSI SIKLUS WAKTU PENDEK
PENGENDALIAN KUALITAS
Diktat Pengendalian Kualitas-Modul XII-By : Nurul Diena Novania, ST penyortiran produk. Pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan penyortiran produk, tidak menambah nilai pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan pemborosan. Untuk memahami filosofi JIT secara lengkap, kita harus memahami pendekatan JIT pada kualitas dan pengendalian kualitas (quality control). Secara tradisional, para pembuat produk (manufactures) biasanya melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat (setelah berbentuk produk jadi), dengan jalan menyortir produk yang baik dari yang jelek (menyortir produk dari yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi syarat), kemudian mengerjakan ulang (rework) bagian-bagian yang cacat atau tidak memenuhi syarat itu. JIT justru bertujuan untuk mencegah pendekatan pada pengendalian kualitas secara tradisional diatas. Pandangan JIT adalah jangan membuangbuang waktu dengan hanya menyortir bagian-bagian yang baik dari yang jelek atau bagian-bagian yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi syarat, tetapi pergunakanlah waktu itu untuk mencegah memproduksi bagian-bagian yang jelek atau tidak memenuhi syarat itu. Dengan kata lain, prinsip JIT adalah Kerjakanlah Secara Benar; Pada Waktu Awal (Do It Right; At the First Time). Pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu Total Quality Control (TQC) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu :
1. 2. 3.
: output yang bebas cacat adalah lebih : cacat, kesalahan-kesalahan, : tindakan pencegahan adalah lebih
penting daripada output itu sendiri. kerusakan, kemacetan, dll., dapat dicegah. murah daripada pekerjaan ulang (rework). Dari Gambar 11.1, dapat diketahui bahwa untuk menghilangkan pemborosan, kita perlu menciptakan aliran produksi kontinu, dalam pengertian bahwa proses produksi perlu dibuat bersifat kontinu di mana semakin lancar aliran produksi itu akan semakin baik. Aliran produksi kontinu ini dapat dilaksanakan menggunakan sistem produksi JIT yang dibantu dengan sistem autonomous. Pengertian autonomous di sini tidak sekedar berupa penggunaan alat-alat otomatis tetapi lebih merupakan suatu sikap untuk menghentikan produksi secara otomatis apabila ditemukan adanya bagian-bagian yang cacat dalam
PENGENDALIAN KUALITAS
Diktat Pengendalian Kualitas-Modul XII-By : Nurul Diena Novania, ST sistem produksi itu. Dengan demikian bagian-bagian yang cacat itu sejak awal telah disingkirkan secara otomatis, tidak membiarkan lolos sampai menjadi produk cacat yang merupakan pemborosan. Dari sini terlihat bahwa JIT memberikan tanggung jawab lebih besar kepada pekerja, dimana mereka secara langsung diberikan kewenangan untuk tidak meloloskan bagianbagian yang tidak memenuhi syarat dalam proses produksi itu. Pengendalian kualitas semacam ini dilakukan melalui kerjasama (kontrol melalui teamwork) serta menggunakan peralatan otomatis yang secara awal mampu memberikan secara signal akan adanya proses yang mampu menghentikannya. Di pabrik-pabrik modern, peralatan otomatis ini telah dipergunakan, misalnya telah diprogram bahwa apabila ada bagian-bagian yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, secara otomatis proses akan berhenti (mesin mati, dll). Dari Gambar 11.1, juga tampak bahwa sistem produksi JIT menggunakan metode produksi yang berorientasi pada : inventori minimum, waktu setup mesin dan peralatan yang pendek, menciptakan pekerja multifungsional (memiliki keterampilan multifungsi), serta menyelesaikan pekerjaan dalam siklus waktu yang pendek sesuai standar yang ditetapkan. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa tanda (kanban) atau peralatan lainnya seperti lampu, dll. Kanban dalam bahasa Jepang berarti tanda (signal), dengan demikian aliran informasi dalam sistem produksi JIT menggunakan kartu-kartu berisi catatan-catatan singkat yang mendukung metode produksi JIT itu. TOYOTA mengembangkan sistem Kanban untuk memindahkan material dalam suatu lingkungan yang terkontrol melalui pengendalian penggunaan bagian-bagian (parts) itu. Sistem produksi Toyota (JIT) yang dikemukakan diatas merupakan hasil dari proses evolusioner selama bertahun-tahun sejak mulai diterapkan pertama kali pada awad dekade tujuhpuluhan. Toyota telah memperoleh pengakuan dunia industri tentang keberhasilannya mengurangi inventori sampai ke tingkat minimum (orientasi zero inventory), meskipun pada masa awal masih dianggap sebagai suatu impian dalam dunia industri. Impian tentang inventori minimum dalam dunia industri telah menjadi kenyataan berkat jasa Toyota; oleh karena itu sistem produksi JIT disebut juga sebagai sistem produksi Toyota.
PENGENDALIAN KUALITAS
Diktat Pengendalian Kualitas-Modul XII-By : Nurul Diena Novania, ST Contoh penerapan strategi produksi JIT telah berhasil dilakukan oleh perusahaan TOYOTA di Jepang, yang pada saat ini menduduki peringkat atas dalam daftar 200 perusahaan terbesar di Jepang. TOYOTA merupakan salah satu perusahaan yang paling banyak meraih kentungan di Jepang. Namun pihak manajemen belum merasa puas terhadap hasil kerja yang telah diraih itu. Pihak manajemen TOYOTA seringkali melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja di suatu divisi. Kemudian membebani tenaga kerja yang tinggal untuk tetap mencapai tingkat produktivitas yang sama sebelum adanya pengurangan. Pada kondisi itu, para pekerja biasanya akan berusaha keras mencari gagasan baru agar target produksi atau produktivitas dapat dicapai. Pengurangan tenaga kerja pada suatu divisi, bukan berarti pemecatan, namun dipindahkan divisi lain atau tempat kerja lain untuk menciptakan unit kerja baru yang produktif. Bahkan TOYOTA pernah menutup salah satu gudang pemasok (suppliers ware house) yang isinya menyimpan material untuk TOYOTA, dan mengangkut material tersebut langsung ke pabrik TOYOTA. Berkat TOYOTA, pemasok tersebut dapat menerapkan strategi produksi JIT. Beberapa manfaat yang diperoleh di perusahaan-perusahaan industri Amerika Serikat maupun Jepang, setelah menerapkan strategi produksi JIT dapat dilihat pada Tabel 12.1 dibawah ini. Tabel 12.1 Ringkasan Manfaat Strategi Produksi Just-in-Time (JIT) Perbaikan Persen Persen Item Reduksi Siklus Waktu Manufakturing Reduksi Inventori - Material (Bahan Baku) - Barang setengah jadi (Work-in-Process = WIP) - Produksi akhir (barang jadi) Reduksi Ongkos Tenaga Kerja - Langsung - Tak-langsung Reduksi Kebutuhan Ruang Reduksi Ongkos Kualitas Reduksi Ongkos Material Agregat (3-5 tahun) 80-90 35-70 70-90 60-90 10-50 20-60 40-80 25-60 5-25 Tahunan (1 tahun) 30-40 10-30 30-50 25-60 3-20 3-20 25-50 10-30 2-10
PENGENDALIAN KUALITAS
Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management) Robotik Gugus Kendali Mutu Sistem Saran Otomatisasi Disiplin di Tempat Kerja Pemeliharaan produktivitas secara menyeluruh dan terpadu Kanban Penyempurnaan dan perbaikan mutu Tepat waktu Tanpa Cacat Kegiatan kelompok-kelompok kecil Hubungan kerjasama manajer dan karyawan Pengembangan produk baru
Kaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat : Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, Tidak boleh ada hari yang lewat tanpa perbaikan .
PENGENDALIAN KUALITAS