‘’JUST IN TIME’’
KELOMPOK 3
1. SISKA (202120166) 7. MARIANUS RIVALDO
2. PERLIN PADE LEBA DHEY (2022120100)
(2022120099) 8. VINSENSIUS CORNELIS
3. ANDHIKA JAZILUL BALI MEMA (2022120102)
IHTIROOM (2022120110) 9. ASYER UMBU KABALI
4. MARIA KARNILAN (2022120117)
NAMUL (2022120115) 10. ELVIS UMBU NEKA
5. MELKI IRFAN GUNAWAN (2022120126)
(2022120131)
6. JEFRIANUS HESLI
(2022120095)
Pengertian JUST IN TIME (JIT)
Penyederhanaan Proses:
01 Mengurangi Biaya: Mengendalikan biaya
produksi dengan mengurangi pemborosan, 04 Mempercepat aliran barang dari
pemasok ke konsumen akhir
inventaris yang berlebihan, dan proses dengan meminimalkan inventaris
yang tidak efisien antara.
Manajemen tanpa persediaan merupakan lebih kepada sebuah konsep atau pendekatan
manajemen dalam mengurangi atau menghilangkan persediaan fisik dalam rantai
pasokan. Ini bisa menjadi kenyataan jika perusahaan menerapkan strategi seperti Just In
Time (JIT) atau metode lain yang fokus pada produksi atau penyediaan barang saat
diperlukan tanpa menimbun persediaan dalam jumlah besar.
Lanjutan ….
Jika persediaan adalah suatu pemborosan dan adanya kenyataan siklus hidup produk yang semakin pendek, maka
perusahaan harus sangat berhati-hati untuk memiliki sejumlah persediaan.
Zero Inventory adalah sebuah konsep yang ideal, tetapi apakah benar hal ini bisa terjadi?
Konsekuensi-konsekuensi apa yang harus dilakukan untuk mencapainya?
Internal supply of chain sebuah perusahaan (manufaktur) terdiri dari tiga. tipe stock yang dapat dibedakan, yaitu bahan mentah
barang dalam proses, dan barang dalam proses, dan produk jadi. Minimisasi bahan mentah bisa dilakukan dengan
melakukan kerjasama-kerjasama tertentu dengan supplier melalui sebuah kontrak jangka.
panjang, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas tertentu. Intinya perusahaan ingin bahan baku hanya dikirimkan Ketika
dibutuhkan saja. Pada persediaan barang dalam proses, sistem Kanban dapat digunakan sebagai solusi, karena
sifatnya yang ekuivalen dengan blanket order (sebuah kontrak pembelian item tertentu dari vendor, tetapi pengirimannya
hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan saat ini).
Lanjutan ….
Sistem Kanban memungkinkan pengiriman just in time pada internal perusahaan terjadi, baik antar departemen maupun
stasiun kerja. Sedangkan untuk masalah persediaan produk jadi, Pull production System merupakan alternatif pemecahan
yang bisa dilakukan (produksi dilakukan setelah diterimanya atau adanya pesanan penjualan). Lawrson mengatakan bahwa
Dalam usaha tanpa atau sedikit persediaan barang jadi, maka QRP (Quick Response Philosophy) sangat diperlukan, baik oleh
pemasok maupun internal perusahaan itu sendiri. Konsep JIT dan praktek-praktek yang mendukung ke arah tercapainya
zero inventory terus dikembangkan. Bahkan oleh banyak perusahaan telah menjadi bagian utama dalam strategi kompetitif Contoh-contoh
kejadian di atas walaupun memang idealnya diinginkan
oleh perusahaan, tetapi dalam kenyataan bukanlah hal mudah untuk dilaksanakan.
Manajemen Mitsubishi, mengatakan bahwa zero inventory adalah sesuatu yang
ideal yang menyebabkan banyak masalah. Juga menuntut pertimbangan kembali
praktek-praktek perusahaan dari hari ke hari untuk mengungkapkan kelemahan
JUST-IN-TIME : Sebuah Solusi Untuk Bottleneck Work Station
Bottleneck (leher botol) diartikan sebagai suatu operasi yang memiliki output terbatas (lebih kecil) dalam sebuah rangkaian
produksi. Bottleneck mempunyai kapasitas yang lebih kecil daripada stasiun kerja sebelum maupun
sesudahnya dalam rangkaian proses produksi. Bagaimanapun baiknya sistem di desain, terjadinya balance dalam jangka panjang
sulit tercapai; perubahan produk, bauran produk, dan volume bisa menjadi penyebab terjadinya bottleneck.
MRP (Material Requirement Planning) yang dianggap sebagai solusi total pada masalah-masalah pengendalian
manufacturing ternyata tidak seluruhnya bisa mengatasi masalah. Ramalan yang digunakan untuk membuat Master Schedule
Planning yang kemudian dijadikan dasar disusunnya MRP ternyata tidak bisa menghasilkan just in time.
Lanjutan ….
March dan Lieve, menyimpulkan bahwa sebab-sebab kegagalan MRP karena tiga hal sebagai berikut:
o MRP dan ketidakpastian: MRP tidak dapat meng-cover kedinamisan pada the floor activities, yang mengakibatkan adanya kegiatan-
kegiatan yang tidak terkoordinir dengan baik.
o MRP mengabaikan batasan kapasitas dari suatu stasiun kerja sampai jumlah sedemikian besar, yang mana menjadikan tak
terelakkan adanya rencana yang tidak realistis.
o MRP menggunakan parameter-parameter tetap yang sudah ditentukan, seperti lot sizes, safety stock, dan lead times, sehingga
dalam penerapannya menjadi kaku.
Karena kegagalan atau kelemahan-kelemahan tersebut, maka perlu adanya pendekatan lain yang lebih realistis. Satu bagian dari JIT adalah
perencanaan dan pengendalian produksi yang disebut Sistem Pengendalian Produksi Kanban yang dalam prakteknya sederhana
(menyederhanakan kompleksitas pekerjaan), self- regulating, dan menyediakan cara kerja yang good visibility. Dalam sistem ini tenaga
kerja dikonfrontir dengan segala avfal (pemborosan) yang harus dihilangkan lewat kegiatan yang berorientasi pengendalian (vs.
perencanaan), sederhana (vs. kompleks), dan visual (vs. terkomputerisasi). Jadi tenaga kerja diharuskan mengendalikan situasi-situasi
pengganggu (constraints) tersebut sampai pada titik minimal.
Elemen Penting Sistem Just-In-Time
Untuk menjamin keberhasilan dalam penerapan sistem Just In Time ini dibutuhkan adanya kerja sama dari
beberapa elemen penting. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut:
Flexible Resources
01 Karyawan dalam lingkungan Just In Time harus memiliki kemampuan ganda dan fleksibel. Karyawan diharapkan
dapat mengoperasikan seluruh peralatan dan mesin dalam jalur produksi. Selain itu, mereka juga diharapkan
mampu untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya.
Cellular Layout
02 Dalam sistem Just In Time, mesin-mesin diatur sedemikian rupa menyerupai setengah lingkaran atau ditata dengan
pola selular untuk tujuan efisiensi sehingga dapat mengurangi berbagai pemborosan. Setiap sel dirancang untuk
memproduksi satu produk tertentu. Produk dipindahkan dari satu mesin ke mesin lainnya dari awal hingga akhir.
Setiap sel merupakan miniatur pabrik secara keseluruhan.
03 Pull System
Dalam pull system, proses produksi akan ditentukan oleh adanya permintaan dari onsumen. Ketika permintaan
konsumen masuk, bagian akhir dari perakitan akan memberikan tanda ke bagian sebelumnya untuk mengirimkan
sejumlah partisi atau bahan yang dibutuhkan pada bagian tersebut. Demikian seterusnya, bagian di belakangnya
akan mengirimkan tanda ke bagian yang ada di belakangnya lagi untuk mengirimkan barang setengah jadi sesuai
dengan kebutuhan.
Elemen Penting Sistem Just-In-Time
Quick Set up
04 Set up merupakan aktivitas yang terdiri dari menyiapkan bahan, mengubah setting mesin, mempersiapkan
peralatan, dan melakukan pengujian. Dalam sistem Just In Time, set up yang berulang-ulang tidak diperlukan lagi
karena mesin telah dirancang untuk satu jenis produk.
Small-lot Production
05 Perusahaan yang menerapkan sistem JIT hanya akan berproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. Tidak
seperti yang dilakukan dalam sistem tradisional yang menerapkan sistem mass production. Produksi dalam
jumlah yang kecil ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu seperti biaya gudang, biaya
pemeliharaan barang, dan lain-lain.
Quality at The Source
06 Barang rusak dapat bisa menimbulkan masalah besar dalam lingkungan Just In Time. Jika sejumlah unit produk
jadi yang dihasilkan mengandung produk cacat, perusahaan tidak dapat mengirimkan sejumlah barang yang
diminta oleh konsumen dan perusahaan harus mengulang kembali proses produksi hanya untuk membuat
pengganti produk yang cacat saja.
Elemen Penting Sistem Just-In-Time
Supplier Networks
07 Just In Time sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan pembeli. Pemasok
diharapkan mampu mengirim barang dalam frekuensi yang lebih banyak dengan jumlah yang lebih kecil. Kedua
belah pihak dituntut untuk dapat bekerja sama guna mencapai keberhasilan bersama di masa mendatang.
TERJADI !!!🙂
“ SEKIAN DAN
TERIMAKASIH ”