Anda di halaman 1dari 13

2.

PENGERTIAN HADITS DAN CAKUPAN HADIST RIWAYAH DAN HADIST


DIRAYAH

Di

OLEH: 1.RIMA ROYANI (202125035)

2.YAYANG OKTARI GUSTI (202125039)

DOSEN PENGAMPU: UST.CHALIDDIN,SH.I,M,TH

JURUSAN PIAUD UNIT II

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


2.

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesempatan Kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
HADIST DAN ILMU HADIST.Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kami akan
memaparkan materi tentang pengertian hadis dan cakupan hadits riwayah dan hadis dirayah.

Shalawat bernadakan salam tidak lupa kami hadiahkan kepada penerangi di kala gelap,
penyejuk dikala panas yang telah membawakan kita semua kepada agama yang diridhai Allah
SWT, beliau merupakan baginda Rasulullah Saw.

Kami berharap dengan adanya makalah ini, dapat memuaskan rasa keingintahuan teman
Teman,serta dapat menambahkan wawasan mengenai Hadist dan ilmu hadist.kami Juga
berharap makalah ini dapat berguna dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan ilmu
dan Pengetahuan yang kami miliki tidaklah sesempurna sang pemilik bumi, maka kritik dan
saran Yang terbangun dari diri pembaca, sangat kami harapkan untuk kebaikan kami
menyusun Makalah dimasa mendatang, karena kelebihan ilmu hanyalah milik sang maha
pencipta dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Lhokseumawe,24 Maret 2022


2.

Rima Royani

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1

A.Latar Belakang …………………………………………..1

B.Rumusan Masalah …………………………………….. 1

C.Tujuan Masalah……………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………… 3

2.1. Pengertian Hadits…………………………………..………….

2.2. Kedudukan dan Fungsi Hadist..............................................

2.3. Cakupan Hadist Riwayah…….………………………… 4

2.4. Cakupan Hadist Dirayah……………………………………………….4

BAB III PENUTUP ………………………………………… 11

3.1.Kesimpulan...................................................12

3.2.saran.............................................12

DAFTAR PUSTAKA
2.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari proses belajar mengajar hadits merupakan ilmu pengetahuan yang penting
dalam kehidupan kita, karena hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.

Hadist adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
menjadi tumpuan umat Islam hingga saat ini. Ajaran agama Islam memiliki kitab suci
AlQuran sebagai petunjuk hidup. Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah AlQuran.

Keberadaan hadis, menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah
paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian Hadist ?
b. Bagaimana pengertian Hadits Riwayah ?
c. Bagaimana pengertian Hadist Dirayah ?
d. Bagaimana perbedaan antara Hadits riwayah dan dirayah ?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengertian Hadits
b. Mengetahui pengertian Hadits Riwayah
c. Mengetahui pengertian Hadist Dirayah
d. Mengetahui perbedaan antara Hadits riwayah dan dirayah.
2.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hadits

Kata hadis diambil dari kata dasar huruf arab (‫ )ح د ڽ‬dan menurut ar-Razi yang dikutip
oleh Abdul Fatah Idris dalam bukunya “Studi Analisis Tahrij Hadis-Hadis Prediktif dalam
kitab Al-Bukhari” ‘ (adanya sesuatu setelah tidak adanya) ‫ ك ون الش يئ بع د أن لم يكن‬adalah
Sedangkan Ibnu Manzur memberi makna hadis dengan jadid (yang baru), yang merupakan
lawan qadim (yang lama), atau dikatakan, kalam (pembicaraan).

Sebagian ulama’ berkata, kata ahadits yang bermakna khabar, tetapi merupakan isim jamak
(kata benda jamak). Bentuk mufrad (tunggal) yang sebenarnya adalah uhdutsah yang
bermakna sesuatu yang dibahas dan sampai dari seseorang kepada seseorang.

Hadis menurut ahli hadis, di antaranya Al-Hafizh dalam Syarh al-Bukhary, dan Al-Hafizh
dari Syakhawy sebagaimana yang dikutip Ash-Shiddieqy ialah:

‫أقواله صلى هللا عليه وسلم وأفعاله وأحواله‬

“segala ucapan, perbuatan dan keadaan Nabi SAW”

Termasuk ke dalam “keadaan beliau” segala sesuatu yang diriwayatkan dalam kitab
sejarah, seperti kelahirannya, tempatnya dan yang bersangkut paut dengan itu, baik sebelum
diangkat sebagai rasul maupun sesudahnya.

Hadis yang dalam periwayatannya sanad-nya sampai kepada Nabi saw. Dinamakan marfu’.
Hadis yang hanya sampai kepada sahabat dinamakan mauquf dan yang sampai kepada tabi’in
saja dinamakan maqthu’. Muradif (persamaan kata)nya, sunnah, khabar, dan atsar.
2.

1.Drs.Abdul Fatah Idris, M.Si., Studi Analisis Tahrij Hadis-Hadis Prediktif dalam kitab Al-
Bukhari, (Semarang: Lembaga Penelitian IAIN Walisongo Semarang, 2012), hlm. 19

2 Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, (Beirut: Daar al-Fikr, 2005), hlm. 285

Hadis menurut ahli Ushul Hadits ialah:

‫أقواله صلى هللا عليه وسلم وأفعاله وتقاريره مما يتعلق به حكم بنا‬

“Segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi yang bersangkutan dengan hukum”

Jadi tidak termasuk ke dalam hadis, sesuatu yang tidak Bersangkut paut dengan hukum,
seperti urusan model pakaian. Dalam pandangan para Ushuliyyin, muradif-nya sunnah,
khabar dan atsar.Apabila disebut hadis sebagai nama bagi ilmu (ilmu hadis),Maka ta’rifnya
ialah:

‫ أو إلى الص حابة أو إلى الت ابعين ق وال ك ان أو فعال أو تقري را أو‬،‫علم يبين لنا ما أضيف إلى النبي ص لى هللا علي ه وس لم‬
‫صفة‬

“Sesuatu ilmu yang menerangkan segala yang dinukilkan atau yang disandarkan kepada Nabi
atau kepada shahaby dan tabi’y, baik berupa perkataan, ataupun perbuatan, taqrir maupun
sifat”.

Kata hadis telah diulang-ulang di dalam Al-Qur’an sebanyak 28 kali dengan rincian 23 kali
dalam bentuk mufrad (al-hadis) dan 5 kali dalam bentuk jama’ (ahadis). Kata ini juga
digunakan dalam kitab-kitab hadis dibanyak tempat.”

Al-Dahlawi sebagaimana dikutip Abdul Fatah Idris menyatakan pada umumnya para
ulama’ hadis dalam mendefinisikan hadis secara terminologi adalah segala ucapan,
perbuatan, taqrir dan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan makna ini, maka
bentuk-bentuk hadis dapat dibedakan (1) sabda, (2) perbuatan, (3) taqrir,(4) hal Ikhwal Nabi
Muhammad Saw,yakni segala sifat dan keadaan beliau.
2.

3 Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 4-5

4.Drs. Abdul Fatah Idris, M.Si., op. Cit., hlm. 19

2.2. Kedudukan dan Fungsi Hadist

Hadis Nabi SAW. Merupakan penafsiran Al-Quran dalam praktek atau penerapan ajaran
Islam secara faktual dan ideal. Demikian ini mengingat bahwa pribadi Rasulullah merupakan
perwujudan dari Al-Quran yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang
diajbarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di masa Rasulullah SAW. Masih hidup, para sahabat mengambil hukum-hukum Islam
(syariat) dari Al-Quran yang mereka terima dan dijelaskan oleh Rasulullah..Dalam beberapa
tempat, penjelasan-penjelasan yang diisyaratkan oleh ayat-ayat Al-Quran hanya bersifat
mujmal umum atau mutlak. Misalnya tentang perintah salat yang diungkapkan secara
mujmal, tidak menerangkan bilangan rakaatnya, tidak menerangkan cara-caranya maupun
syarat rukunnya.

Banyak hukum-hukum di dalam Al-Quran yang di antaranya sulit dipahami atau


dijalankan bila tidak diperoleh keterangan (penjelasan) yang diperoleh dari hadis Nabi SAW.
Oleh sebab itu, para sahabat yang tidak memahami Al-Quran perlu kembali kepada
Rasulullah SAW. Untuk memperoleh penjelasan yang diperlukan tentang ayat-ayat Al-
Quran.

Lebih dari itu, ada beberapa kejadian atau peristiwa yang tidak dijelaskan hukumnya oleh
nas-nas Al-Quran secara terang. Dalam hal ini perlu mengetahui ketetapan Nabi SAW. Yang
telah diakui sebagai Rasulullah untuk menyampaikan syariat dan undang-undang kepada
manusia.

Dengan demikian, maka hadis Nabi SAW. Berkedudukan sebagai sumber hukum Islam
kedua setelah Al-Quran. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
2.

‫وما أتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا – الحشر‬:

Artinya:

“Apa yang diperintahkan Rasul, maka laksanakanlah, dan apa yang dilarang Rasul maka
hentikanlah.

(QS. Alhasyr. 7)

2.3. Ilmu Hadist Riwayah

Yang dimaksud dengan ilmu Hadis Riwayah, ialah:

‫ العلم الذي يقوم على نقل ما أضيف إلـى الـبـي صلى هللا عليه وسلم من قول أو فعـل أو تقريـر‬B 35 ‫أوصفة خلقية أو خلقية‬
‫نقالً دقيقا محررا‬

“Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadis-hadis yang di sandarkan kepada Nabi SAW,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at maupun tingkah lakunya”.

Ibn al-Akfânî,36sebagaimana dikutip oleh Al-Suyûthî,37 mengatakan bahwa yang dimaksud


dengan ilmu Hadist Riwayah ialah:

‫علم يشتمل على أقوال النبي صلى هللا عليه وسلم وأفعاله وروايتها وضبطها وتحرير االاللفاظها‬

“Ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi SAW., baik
periwayatannya, pemeliharaannya, maupun penulisan atau pembukuan lafaz-lafaznya”.

Obyek ilmu Hadis Riwayah ialah bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang
lain, dan memindahkan atau mendewankan. Demikian menurut pendapat Al-Suyûthî. Dalam
menyampaikan dan membukukan hadis hanya disebutkan apa adanya, baik yang berkaitan
dengan matan maupun sanadnya. Ilmu ini tidak membicarakan tentang syadz (kejanggalan)
dan ‘illat (kecacatan) matan hadis. Demikian pula ilmu ini tidak membahas tentang kualitas
para perawi, baik keadilan, keda bitan, atau fasikannya.
2.

Adapun faedah mempelajari ilmu Hadis Riwayah adalah untuk menghindari adanya
penukilan yang salah dari sumber nya yang pertama, yaitu Nabi SAW.

2.4.Ilmu Hadist Dirayah

Ilmu Hadis Dirayah biasa juga disebut sebagai ilmu Musthalah Al-hadits,Ilmu Ushul Al-
Hadist,Ulum Al-hadits,dan Qawa’id Al-Tahdist.Al-Tirmisi mendefinisikan ilmu ini dengan:

‫قوانين تحد يدري بها أحوال متن وسند وكيفية‬

Dalam mukaddimah pentahqiq: ‘Abd Al-Wahhâb Abd Al-Lathîf, dalam Al-Suyûthî, op. Cit.,
hlm. 10-13. 38 Ibid, hlm. 40.

‫التحمل واألداء وصفات الرجال وغير ذلك‬

“Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara
menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi, dan lain-lain”.

Ibnu al-Akfani mendefinisikan ilmu ini sebagai berikut:

‫علم يعرف منه حقيقة الـروايـة وشروطها وأنواعها وأحكامها وحال الرواة وشروطهم‬

‫وأصناف المرويات و ما يتعالق بها‬

“Ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakikat periwayatan, sya rat-syarat, macam-macam,


dan hukum-hukumnya serta untuk mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya,
macam macam Hadis yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengannya”.

Yang dimaksud dengan:

-Hakikat Periwayatan adalah penukilan hadis dan penyandarannya kepada sumber hadis atau
sumber berita.

-Syarat-syarat periwayatan ialah penerimaan perawi terhadap hadis yang akan diriwayatkan
dengan bermacam-macam cara penerimaan, seperti melalui Al-Sama’ (pendengaran), Al
Qira’ah (pembacaan), Al-Washiah (berwasiat), Al-Ijazah (pemberian izin dari perawi).
2.

-Macam-macam periwayatan ialah membicarakan sekitar bersambung dan terputusnya


periwayatan dan lain-lain. Hukum-hukum periwayatan ialah pembicaraan sekitar diteri ma
atau ditolaknya suatu hadis.

-keadaan para perawi ialah pembicaraan sekitar keadilan, kecatatan para perawi, tas syarat-
syarat mereka dalam menerima dan meriwayatkan hadis.

-macam-macam hadis yang diriwayatkan meliputi hadis-hadis yang dapat dihimpun pada
kitab-kitab tashnif, kitab tasnid, dan kitab mu’jam.

___________________

“Al-Nu’mân Al-Qadhi, Al-Hadits Al-Syarif; Riwayah wa Dirayah. (Mesir: Jumhur Mishr Al-
Arabiyah, t.t), hlm.77.

Ada pula ulama yang menjelaskan, bahwa ilmu hadits dirayah ialah:

‫العلم الذي يبحث في القواعد واألسس والقوانين‬

‫واألصول التي تستطيع أن تميز بها بين ما هـو‬

‫صحيح النسبة للرسول صلى هللا عليـه وسـلم وماهو مشكوك في نسبته إليه صلى هللا عليه وسلم‬

“Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-


peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara hadis yang sahih yang
disandarkan kepada Rasul SAW dan hadis yang diragukan penyandarannya kepada nya”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui, bahwa obyek pembahasan Ilmu Hadis
Dirayah, adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi, baik yang
menyang kut pribadinya, seperti akhlak, tabi’at, dan keadaan hafalannya, maupun yang
menyangkut persambungan dan terputusnya sanad. Sedang keadaan marwi adalah dari sudut
kesahihan, kedhaifan nya, dan dari sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan.

Dengan mempelajari Ilmu Hadis Dirayah ini, banyak sekali faedah yang diperoleh, antara
lain; (a) mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dan ilmu hadis dari masa ke masa
sejak masa Rasul SAW sampai sekarang: (b) dapat mengetahui tokoh tokoh serta usaha-usaha
yang telah mereka lakukan dalam me ngumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadis; (c)
menge tahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan
2.

hadis lebih lanjut, dan; (d) dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai, dan kriteria-kriteria
hadis sebagai pedo man dalam beristinbat.

Dari beberapa faedah diatas , apabila diambil intisarinya, maka faedah mempelajari ilmu
hadis dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadis, Apakah ia Maqbul (diterima)
dan Mardud (ditolak), baik dilihat dari sudut sanad maupun matannya.Dengan melihat uraian
Ilmu Hadis Riwayah dan Ilmu Hadis Dirayah di atas, tergambar adanya kaitan yang sangat
erat, antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini karena, setiap ada peri wayatan hadis
tentu ada kaidah-kaidah yang dipakai dan diperlukan, baik dalam penerimaannya maupun
penyampaiannya kepada pihak lain. Sejalan dengan perjalanan ilmu Hadis Riwayah, Ilmu
Hadis Dirayah juga terus berkembang menuju kesempurnaan nya, sesuai dengan kebutuhan
yang berkaitan langsung dengan perjalanan Hadis Riwayah. Oleh karena itu, tidak mungkin
Ilmu Hadis Riwayah berdiri tanpa Ilmu Hadis Dirayah, begitu juga sebaliknya.

Al-Suyuthi,hlm.5-10

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Definisi hadits riwayah, ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda sabda nabi perbuatan-
perbuatan nabi takrir-takrir nabi dan sifat-sifat beliau. Tujuan dan faedah mempelajari ilmu
hadits riwayah ini ialah untuk mengetahui segala yang berpautan dengan pribadi nabi dalam
usaha memahami dan mengamalkan ajaran beliau guna memperoleh kemenangan dan
kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Sedangkan Yang dimaksud ilmu hadits dirayah adalah: ilmu yang mempelajari tentang
kaedah-kaedah untuk mengetahui hal ikhwal sanah, matan, cara-cara menerima dan
menyampaikan hadits, sifat-sifat rawi dan sebagainya. Tujuan dan faedah mempelajari ilmu
hadits dirayah ini ialah untuk mengetahui dan menetapkan tentang maqbul (dapat diterima)
dan mardudnya (tertolaknya) suatu hadits nabi saw.
2.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an. Departemen agama
RI. Abu Bakar, Jalal Al-Din Al-Rahman, Al-Laily wa Al-Mansyiah Fi Al-Hadits Al-
Maudhu’ah, Jilid II, Mesir: Al-Maktabah Al

Islamiyah, tt.

Abu Daud, Sunan Abi Daud, Juz. 4, Suriyah: Dar Al-Hadits, 1974. Cet. Ke-1.

Abu Rayah, Mahmud, Adwa” Ala Al-Sunnah Al-Muhammadiyah, Makkah: Dar Al-Maarif,
Lt. Ainy, Al, Ibn Ahmad, Badr Al-Din Abu Muhammad Mahmûd,

Umdat Al-Qari’ Syarh Shahil, Al-Bukhari, Kairo: Muhammad

Amin Damaj, t.t.

Amin, Ahmad, Dhuha Al-Islam, Kairo: Maktabah Al-Nahdah, t -Fajr Al-Islam, Kairo:
Maktabah Al-Nahdah Al-Mishri yah, 1975, Cet. Ke-11.
2.

“Araby, Al-, Ibnu (Nama lengkapnya Muhammad ibn Abdillah ibn Muhammad ibn Abdillah
ibn Ahmad), Ahkam Al Qur’an, tahqiq: Ali Muhammad Al-Bajawi, Beirut: Dar Al

Anda mungkin juga menyukai