Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Hajaratul Alfira (202126047)

Mata Kuliah :Metodologi studi islam (MSI)


Jurusan : PGMI Unit 3
Semester : III

PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM

Metodologi studi islam (MSI) merupakan salah satu komponen mata kuliah
dasar umum. Mata kuliah metotologi studi islam harus diikuti oleh semua mahasiswa
di setiap fakultas dan jurusan dalam lingkungan perguruan tinggi islam. Mata kuliah
ini merupakan mata kuliah baru yang diberlakukan berdasarkan kurikulum nasional
tahun 1997.
Studi islam tentu sudah tidak asing lagi ditelinga, bahkan di dalam dunia
pendidikan. Karena pada masanya terdapat problem dalam menyelesaikan beberapa
masalah tentang agama, baik itu menentukan hukum syara’ berupa hadist atau
ketentuan lainnya. Para ulama juga dalam menentukan atau membuat suatu ketetapan
harus memiliki dan menguasai suatu cabang ilmu dalam bidang masing-masing. Serta
di dalam studi islam banyak ilmu- ilmu pengetahuan yang di dalamnya mengajarkan
nilai- nilai keagamaan tentunya agama islam. Di kalangan umat islam sendiri terdapat
suatu problema utama ketika mengkaji islam. Masalah dimaksud muncul bukan
terletak pada kurangnya penguasaan materi, namun problema tersebut adalah
problema metodologis, yaitu yang berkenaan dengan cara-cara pengkajian dan
penyajian terhadap materi yang dikuasai. Jadi, masalah metodologis. 1 dalam

1
Muhibuddin Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan terhadap Studi
Ilmu - ilmu Keislaman,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 11 (2011): 293.
meningkatkan pendidikan islam perlu dilakukan beberapa metode, yang disebut
dengan metodologi studi islam.
Metodologi dalam ranah bahasa indonesia yang sudah sering kita dengar yaitu
dapat dikatakan sebagai uraian tentang metode. Metode berasal dari bahasa yunani,
metedos, dan logos. Meta berarti menuju, melalui, dan mengikuti. Metodos (metode)
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu.2 metode merupakan
langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah
dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif. Metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk mempermudah melaksanaan suatu pekerjaan guna untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai. Maka apabila pendidikan islam itu dianggap sebagai
ilmu pengetahuan maka metodologi ini berperan sebagai sarana pelengkap untuk
mempermudah jalannya pendidikan islam. Jadi dapat dikatakan bahwa metodologi
mempunyai peranan penting dalam kemajuan dan kemunduran bidang ilmu
pengetahuan, karena metodologi sebagai alat ukur atau pengamat atas jalannya sistem
pendidikan. Metode yang tepat adalah masalah pertama yang harus ditentukan dalam
berbagai ilmu pengetahuan, seperti kajian (studi) keislaman. Adalah kewajiban untuk
para pendidik untuk memperdalam dan menguasai ilmu pengetahuan keislaman
secara metodologis.3
Metodelogi dapat dipandang sebagai suatu bagian, sekaligus bentuk terapan
dari epistemology. Metodelogi suatu disiplin ilmu memuat tata cara yang teratur dan
sistematis untuk menemukan proposisi-proposisi penting didalamnya. Mengingat
muatan ilmu pengetahuan terdiri atas: materi dan metodelogi, maka materi
merupakan himpunan proposisi yang dihasilkan oleh metodelogi, sementara
metodelogi berkenaan dengan tata cara menemukan sekaligus membentuk materi
tadi.

2
Imam A mrusi Jailani, “ANCANGAN METODOLOGI STUDI HUKUM ISLAM,” JURNAL KARSA
(Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) 10, no. 2 (2012): 915–16.
3
Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi dalam Studi Islam,” 296.
Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa arab: dirasah
islamiyah. Sedangkan studi islam di barat dikenal dengan istilah islamic studies.
Maka studi islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian
terminologis tentang studi islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan
perkataan lain, studi islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan
agama islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya

Ditinjau dari sisi pengertian, studi islam secara sederhana dimaknai sebagai
“kajian islam”. Pengertian studi islam sebagai kajian islam sesungguhnya memiliki
cakupan makna dan pengertian yang luas. Studi islam sudah pasti akan membahas
tentang permasalahan-permasalahan yang meliputi islam, baik itu syara’, sejarah,
hukum dan lain sebagainya yang mencakup agama islam. Studi islam ini harus
disertai dengan argument-argumen yang jelas dan sumber yang pasti, seperti
berlandaskan al-quran, hadits, dan ijma’. Ada dua anggapan tentang Islam yang dapat
dikaji dalam studi islam ini. “islam sebagai institusi” adalah islam yang ada di bawah
naungan lembaga seperti, masjid, madrasah, pesantren, pengadilan agama, dan lain-
lain. Jadi islam sebagai institusi ini jika dikaitkan dengan studi islam, maka islam
dikaji meliputi persoalan-persoalan kelembagaan secara islam yang ada dilingkungan
masyarakat muslim4. “islam sebagai realitas sosial” dapat diartikan bahwa islam
mengkaji hal ini dalam konteks permasalahan yang cenderung masuk ke masyarakat
atau lingkungan sekitar. Jadi dapat dikaji berupa adat dan hukum islamnya dan lain
sebagainya.5 Dalam sistem pendidikan, suatu masalah yang sangat fundamental
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya adalah ”dasar” dari pendidikan itu,

4
Rusli, “isu-Isu Gender Dalam Bingkai Metodologi Studi Islam,” Musawa 4, no. 1 (Juni 2012): 25.
5
26
karena akan menentukan corak dan isi pendidikan yang berupa kurikulum. Jadi
pendidikan islam atau studi islam harus dilakukan secara sistematis.6
Merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengkaji khazanah studi-studi dasar
keislaman baik klasik maupun modern dengan pendekatan metodologis seadanya.
Dikatakan seadanya karena memang dalam tataran praktisnya di perkuliahan, tidak
selamanya studi islam ini dibahas secara metodik sesuai dengan tuntutan disiplin
tersebut. Banyak variabel yang menjadi penyebab, diantaranya faktor ketiadaan
program pengajaran yang baku dan mengacu ke arah yang lebih metodologis. Dan
dalam mengkaji islam memang harus diperlukan beberapa metode secara sistematis
agar apabila menemukan permasalahan keislaman dapat dituntaskan dan dikaji
dengan baik melalui metodologi studi islam

Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung
kepada mereka yang menafsirkannya. Karena penafsir memiliki latar belakang yang
berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang studi, bidang keilmuan, pengalaman,
maupun berbagai perbedaan lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang
dihasilkannya pun juga akan berbeda

Adapun istilah metodelogi studi islam digunakan ketika seseorang ingin


membahas kajian-kajian seputar ragam metode yang bisa digunakan dalam studi
islam. Sebut saja misalnya kajian atas normatif, historis, filosofis, sosiologis,
komparatif dan lain sebagainya. Metodelogi studi islam mengenalkan metode-metode
itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakan dalam
praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.

KESIMPULAN
6
Taufik Churah man dan Musfiqon Musfiqon, “Dinamika Pendidikan Islam: Studi Perubahan
Kelembagaan dan
Metodologi Pada Madrasah Model,” Ulumuna 12, no. 1 (2008): 96.
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa. Metodologi adalah
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu. Metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk mempermudah melaksanaan suatu pekerjaan guna untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai. Metode juga merupakan langkah-langkah
praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan
lagi karena sudah bersifat aplikatif.

Ditinjau dari sisi pengertian, studi islam secara sederhana dimaknai sebagai
“kajian islam”. Pengertian studi islam sebagai kajian islam sesungguhnya memiliki
cakupan makna dan pengertian yang luas. Studi islam sudah pasti akan membahas
tentang permasalahan-permasalahan yang meliputi islam, baik itu syara’, sejarah,
hukum dan lain sebagainya yang mencakup agama islam. Studi islam ini harus
disertai dengan argument-argumen yang jelas dan sumber yang pasti, seperti
berlandaskan al-quran, hadits, dan ijma’.

Para ulama juga dalam menentukan atau membuat suatu ketetapan harus
memiliki dan menguasai suatu cabang ilmu dalam bidang masing-masing. Serta di
dalam studi islam banyak ilmu- ilmu pengetahuan yang di dalamnya mengajarkan
nilai- nilai keagamaan tentunya agama islam. Di kalangan umat islam sendiri terdapat
suatu problema utama ketika mengkaji islam. Masalah dimaksud muncul bukan
terletak pada kurangnya penguasaan materi, namun problema tersebut adalah
problema metodologis, yaitu yang berkenaan dengan cara-cara pengkajian dan
penyajian terhadap materi yang dikuasai. Jadi, masalah metodologis. dalam
meningkatkan pendidikan islam perlu dilakukan beberapa metode, yang disebut
dengan metodologi studi islam.

DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Muhibuddin. ( 2011 ). “Revitalisasi Metodologi dalam Studi Islam: Suatu
Pendekatan terhadap Studi Ilmu - ilmu Keislaman,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 11:
293.

Imam A mrusi Jailani, (2012). “Ancangan Metodologi Studi Hukum Islam,” Jurnal
Karsa (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) 10, no. 2: 915–16.

Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi dalam Studi Islam,” 296.

Rusli, (2012). “Isu-Isu Gender Dalam Bingkai Metodologi Studi Islam,” Musawa
4,no. 1: 25.

26

Taufik Churah man dan Musfiqon Musfiqon, (2008) “Dinamika Pendidikan Islam:
Studi Perubahan Kelembagaan Dan Metodologi Pada Madrasah Model,” Ulumuna
12, no. 1: 96.

Anda mungkin juga menyukai