net/publication/319712768
CITATIONS READS
0 4,828
1 author:
Abdul Munip
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
30 PUBLICATIONS 135 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Abdul Munip on 14 September 2017.
A. Pendahuluan
Kajian tentang pendidikan Islam bisa dianggap masih relatif muda jika
dibandingkan dengan disiplin-disiplin yang lain. Sehingga, wajar jika banyak kritik
ataupun keprihatinan yang ditujukan kepada pendidikan Islam. Kritik itu bervariasi,
ada yang mempertanyakan eksistensi bangunan epistimologi pendidikan Islam,
bahkan ada yang menilai mandulnya sistem pendidikan Islam dalam menghadapi arus
globalisasi yang berdampak pada ketidakberdayaan lembaga pendidikan Islam di
tengah perkembangan ilmu dan teknologi. Nampaknya, kritik dan keprihatinan
tersebut berpulang pada luasnya cakupan pendidikan Islam yang berarti semakin
kompleks pula persoalan yang dihadapinya, dan yang lebih penting dari itu adalah
belum adanya metodologi dan peta kajian yang jelas yang bisa menjadi pemandu bagi
mereka yang ingin menekuni disiplin pendidikan Islam. Hal ini tentunya sangat erat
kaitannya dengan masih adanya perdebatan di seputar pendekatan yang tepat dalam
kajian ke-Islaman, jika kita ingin menempatkan kajian pendidikan Islam sebagai bagian
dari kajian ke-Islaman itu sendiri.
Sebenarnya, kajian-kajian tentang pendidikan Islam yang nampaknya mulai
marak pada paruh kedua abad ke-20 telah menunjukkan peningkatan kualitas dan
kuantitasnya. Bahkan tidak jarang kalangan ilmuwan Barat juga ikut merasa tertarik
untuk menelitinya. Namun, kajian pendidikan Islam pada tahap awalnya cenderung
1
Ahmad Tafsir,(ed), Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung; Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Gunung
Djati, 1995) .hal . 111.
Sebelum kita memasuki wilayah kajian pendidikan Islam, perlu kiranya kita
menengok sebentar kepada istilah “pendidikan Islam”. Istilah ini setidaknya dapat
difahami dari tiga sudut pandang, yaitu (1) pendidikan “menurut” Islam, (2)
pendidikan “dalam” Islam dan (3) pendidikan “agama” Islam.2
Istilah pertama, pendidikan “menurut” Islam, bisa difahami sebagai ide, gagasan,
konsep, nilai dan norma kependidikan yang difahami, dianalisis dan dikembangkan
dari sumber autentik ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan sunnah. Pembahasan-
pembahasan normatif-spekulatif tentang pendidikan Islam dalam istilah yang pertama
ini akan mengarah pada terbentuknya pendidikan Islam yang bersifat filosofis atau apa
yang sering disebut dengan filsafat pendidikan Islam.
Sedangkan pendidikan “dalam” Islam lebih merupakan kajian tentang proses,
praktek penyelenggaraan dan pemikiran pendidikan yang pernah ada dan berkembang
di kalangan ummat Islam sepanjang sejarahnya. Corak kajian ini lebih bersifat historis
yang mengarah pada sejarah pendidikan Islam.
Istilah ketiga, pendidikan “agama” Islam, bisa diartikan sebagai upaya dan cara
mendidikkan ajaran Islam agar menjadi pedoman dan pandangan hidup seseorang.
Jadi, istilah pendidikan “agama” Islam di sini tidak diartikan secara sempit sebagai
salah satu mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan di sekolah umum kita, tetapi
sebagai proses pelaksanaan atau implementasi pendidikan Islam dalam arti luas. Corak
kajian ini bersifat metodologis-teoritis. Oleh karena itu, tentunya tidak lepas dari upaya
penyusunan konsep, teori, metode serta hal-hal yang terkait erat dengan pelaksanaan
Jika paradigma ini digunakan untuk melihat pendidikan Islam, maka akan ada
tiga macam pengetahuan tentang pendidikan Islam, yaitu;
2
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya; Karya Abditama,
1996) hal. 1-2.
3
Ibid, hal 79-80
Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam; Pemetaan Wilayah Kajian 5
dibuat sebelumnya, maka setidaknya ada 4 (empat) wilayah utama kajian pendidikan
Islam, yaitu; (i) Kajian historis pendidikan Islam; (ii) Kajian filosofis pendidikan Islam;
(iii) Kajian scientifis-teoritis pendidikan Islam, dan (iv) Kajian mistik Pendidikan Islam.
Khusus untuk kajian mistik pendidikan Islam nampaknya terlalu sulit untuk
dibicarakan, mengingat banyak hal yang belum bisa diungkap. Oleh karena itu, penulis
hanya mencoba memetakan ketiga kajian pendidikan Islam, yaitu kajian historis,
filosofis dan scientific-teoritis.
Manfaat langsung dari kajian ini antara lain diperolehnya informasi yang
lengkap mengenai praktek-praktek dan pemikiran-pemikiran pendidikan yang pernah
ada dan berkembang di kalangan ummat Islam. Dari informasi ini sekaligus bisa
diketahui kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di kalangan ummat untuk
selanjutnya bersama-sama dicari jalan keluar dari kelemahan-kelemahan yang melekat
pada pendidikan Islam. Kritik Fazlur Rahman terhadap lahirnya dikhotomi
pengetahuan di kalangan ummat Islam yang mengiringi munculnya sistem pendidikan
madrasah pada abad pertengahan merupakan salah satu contoh studi kritisnya
terhadap sejarah pendidikan Islam.4
Adapun objek kajian sejarah pendidikan Islam bisa dikategorikan menjadi dua
sub kajian, yaitu;
4
Fazlur Rahman, Islam and Modernity, Transformation of an Intellectual Tradition (1982) di Indonesiakan
oleh Ahsin Muhammad (Bandung; Pustaka, 1995) hal. 38-39
5
Muhammad Atiyah al-Abrasyi, Al-Tarbiyah al-Islamiyah Wa Falasifatuha (Beirut; Dar al-Fikr, 1969).
6
Muhammad Jawwad Ridla, Al-Fikr al-Tarbawi al-Islami (Beirut; Dar al-Fikr, 1982).
Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam; Pemetaan Wilayah Kajian 9
D. Kajian Filosofis Pendidikan Islam
Hasil dari kajian filosofis mengenai pendidikan Islam ini nantinya menjadi dasar
pijakan bagi teori-teori pendidikan yang masuk dalam domain ilmu pendidikan Islam
Teoritis. Karena dalam parakteknya, implementasi atau operasionalisasi pendidikan
Islam tidak bisa lepas dari “restu’ filsafat poendidikan Islam. Hal ini karena teori
pendidikan Islam tidak lebih dari upaya penerjemahan konsepsi filosofis pendidikan
Islam ke dalam dataran praktis. Kemudian, agar implementasi pendidikan Islam
berjalan efektif sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikehendaki, tentunya perlu
melihat pengalaman praktek pendidikan Islam yang dilakukan pada masa yang lalu.
Disinilah peranan sejarah pendidikan Islam berada. Secara skematik, hubungan antara
filsafat, sejarah dan teori (ilmu) pendidikan Islam dapat dilihat dari skema berikut:
Filsafat Filsafat
Islam Barat
Filsafat Pendidikan
Islam
Disiplin-disiplin
pendukung, Praktek
termasuk temuan- Pendidikan di
temuan di bidang kalangan umat
teknologi. Islam (sejarah)
Ilmu/Teori
Pendidikan Islam
Dari skema di atas juga bisa dilihat posisi Ilmu Pendidikan Islam (IPI). IPI
diturunkan dari filsafat pendidikan Islam, dengan memperhatikan pengalaman sejarah
praktek dan pemikiran pendidikan Islam sebelumnya, juga dengan bersikap terbuka
terhadap disiplin ilmu lain. Artinya ilmu pendidikan Islam bukanlah ilmu yang statis
dan tertutup.
Teori-teori yang ada dalam IPI disamping dihasilkan melalui penalaran deduktif
juga harus diperoleh melalui penelitian-penelitian yang bersifat induktif-empirik.
Sebagai ilmu yang terbuka dan dinamis, IPI juga sangat membutuhkan konsep/teori
Wujud nyata kontribusi psikologi terhadap teori pendidikan Islam antara lain
tercermin dalam penggunaan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang tepat,
keseimbangan antara pupil centered dan teacher centered, dan lain-lain.
Pada sisi yang lain, pendidikan Islam juga membutuhkan teori-teori yang bersifat
terapan seperti manajemen dan administrasi. Pengorganisasian atau penyelenggaraan
sebuah lembaga pendidikan Islam tidak akan efektif tanpa ditopang dengan
kemampuan manajerial yang baik dari para pengelolanya. Masuknya teknologi (dalam
arti upaya memperoleh nilai tambah) dalam pendidikan Islam akan sangat nampak
dalam pemanfaatan sarana dan prasarana atau media pendidikan, termasuk di
dalamnya adalah pengelolaan pengajaran serta hal-hal yang bersifat teknis lainnya.
Setelah kita mengetahui beberapa hal mendasar di atas, marilah kita mencoba
untuk membuat peta kajian teoritis pendidikan Islam yang terdiri dari beberapa tema
dan sub tema. Seperti kita ketahui, bahwa Islam menganut pandangan pendidikan
Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam; Pemetaan Wilayah Kajian 13
seumur hidup atau life-long education, ini berarti teori teori pendidikan Islam harus bisa
memberikan arahan bagi terlaksananya proses pendidikan sejak anak dalam kandungan
(pre natal education), masa balita, anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa. Kemudian,
teori pendidikan Islam juga harus bisa memberikan arahan dan pedoman bagi proses
pendidikan di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Untuk masing-masing
fase/tahap pendidikan dan tempat pendidikan setidaknya bisa mencakup teori-teori
yang berkaitan dengan tujuan pendidikannya, materi pendidikan, pendidik, anak didik,
proses pembelajaran, metode, sarana dan prasarana serta administrasi kelembagaannya.
F. Penutup
Sudah saatnya kita menyadari bahwa pendidikan Islam tidak bisa menjadi ilmu
tunggal yang steril dari pengaruh dan temuan-temuan yang ada di disiplin ilmu lain.
Ilmu pendidikan (Islam) pada dasarnya adalah ilmu multidisiplin, artinya fenomena
kependidikan yang ada tidak bisa didekati dari monodisiplin saja, tetapi harus dilihat
keterkaitannya dengan disiplin-disiplin yang lain. Itulah sebabnya, pemetaan wilayah
kajian pendidikan Islam merupakan suatu hal yang diperlukan dalam rangka
mengembangkan ilmu pendidikan Islam yang memiliki validitas ilmiah yang tinggi.
Secara garis besar, bidang kajian pendidikan Islam bisa digolongkan menjadi
tiga, yaitu kajian pendidikan Islam yang bersifat historis, filosofis dan teoritis. Memang
ada yang menambahkan bidang mistis pendidikan Islam, namun mengingat sifatnya
yang di luar logika-empiris, bidang ini kurang bisa dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir,(ed), Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung; Fak. Tarbiyah
IAIN Sunan Gunung Djati, 1995).
Abdul Ghoni Abud, Fi al-Tarbiyah al-Islamiyah (Mesir ; Dar al-Fikr al-Arabi, 1977).
Muhammad Jawwad Ridla, Al-Fikr al-Tarbawi al-Islami (Beirut; Dar al-Fikr, 1982).
Cik Hasan Basri, “Pengembangan Ilmu Agama Islam Melalui Penelitian Antardisiplin
dan Multidisiplin” dalam Mastuhu (ed), Tradisi Baru Penelitian Agama Islam
Tinjauan Antardisiplin Ilmu, (Bandung; Pusjarlit dan Penerbit Nuansa, 1998)
Syed Naquib Al Attas (ed) Aims and Objectives o Islamic Education (Jeddah; King Abd al-
Aziz University, 1979)
Busyairi Madjidi, Konsep Pendidikan Para Filosof Muslim (Yogyakarta; Al-Amin Press,
1997).
===============================================================
Abdul Munip, M.Ag lahir di Tegal pada tanggal 06 Agustus 1973. Pendidikan S-1 nya diselesaikan di
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun
1996. Gelar M.Ag diperolehnya dari Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang pada tahun
1999. Kini, ia sedang menyelesaikan S-3 di Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sejak tahun 1997 sampai sekarang, ia menjadi dosen tetap Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab.