Dosen Pengampu
Disusun oleh
(6222110026)
(6222110024)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini
merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan
berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan
kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung
dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada
pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan
salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut dapat
lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode tersebut kemudian dianalisis
baik kelebihan maupun kelemahannya, sehingga dapat diperoleh mana metode yang sesuai
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
a. Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran anak usia dini?
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN :
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan teknik
Bab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa beberapa metode pembelajaran usia
BAB II
METODE-METODE PEMBELAJARAN
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-
norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di
harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama,
intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Juga memiliki dasar-dasar aqidah yang harus sesuai
diharapkan. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keteramilan
Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan satu
sama lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan bersifat terpadu
prasekolah tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar para pendidi atau guru prasekolah
Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah
manusia yang baru lahir, terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila
disbanding dengan yang dimiliki oleh mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk
beragama, berfikir, berkreasi, merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-potensi
Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula
dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan
kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman
belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi.
Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat
anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat
permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana
yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan
dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu :
1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3)
berorientasi pada konteks social budaya. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan
yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan
anak di usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang
budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru
hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.
Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang digunakan
agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran merupakan pendekatan umum
dalam satu proses pembelajaran dan biasanya dalam satu proses pembelajaran menggunakan
satu model, sedangkan metode adalah langkah teknisnya dan dapat menggunakan lebih dari
satu metode disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak
dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal
serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode
yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
1. Ceramah
2. Bermain
3. Bercerita
4. Bernyanyi
6. Karya wisata
7. Praktik langsung
9. Penugasan
10. Demonstrasi
11. Eksperimen
12. Diskusi
14. Latihan
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
- Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.
2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila
bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam pembelajaran anak usia
- Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak menyadari
bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama mereka adalah ketertarikan
terhadap bermainnya.
- Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada kemungkinan tujuan-
tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab anak terlalu larut dalam proses
baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat diterapkannya metode
ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat berbentuk berbagai jenis
permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran berjalan dengan baik. Apabila guru
tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan cerita-
cerita.
- Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan nilai-
nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong anak
- Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak sedikit
terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini dengan metode-
tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan
3. Bernyanyi
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat senang
- Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan dengan
tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat gambar dalam VCD.
- Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan
music saja.
- Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga dapat merangsang
kemampuan berfikirnya.
- Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat langsung menilai
kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru dapat melakukan diagnose
mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu mengelola pembelajaran
melalui metode Tanya jawab dengan baik, sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan
Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu semester.
lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan, pasar, bank, dan lainnya.
- Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang, seperti water
boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke tempat-tempat yang mampu
meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke perkampungan kumuh, panti asuhan dan
lainnya.
6. Praktik langsung
- Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan
dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam
memecahkan masalah.
Kelemahannya adalah:
- Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap
alat-alat tertentu.
- Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan tidak
Kelebihannya adalah:
- Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil nilai baik
- Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode pembelajaran
anak.
- Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami peran yang
akan dilakukannya.
- Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak melakukan metode
bermain peran.
8. Penugasan
Kelebihannya adalah:
- Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong untuk belajar di
rumah.
Kelemahannya adalah:
- Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan mengurangi
jam bermainnya.
9. Demonstrasi
- Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses membuat
sesuatu.
Kekurangannya adalah :
10. Eksperimen
- Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya melakukan
pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam melakukan
eksperimennya.
11. Diskusi
- Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka sibuk dengan
hadapi.
Kekurangannya adalah :
dipecahkan.
13. Latihan
- Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, biasanya
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan yang
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan
usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya jawab ), karya wisata, praktik
langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan dan metode lainnya yang dianggap
mampu mendorong pembelajaran anak usia dini sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang lainnya. Semua
metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan ketersediaan sarana belajar
anak.
B. Saran-saran
yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini harus menyesuaikan
Baca juga: Contoh saran dalam Makalah yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa
Depan, Makalah. Darul ma’arif:Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Depdiknas:Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan
Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.