Disusun Oleh:
Nurlan ( 221340012
Rastina (221340013)
Prodi PIAUD
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT., dengan ini
penulis mempersembahkan makalah PIAUD dengan judul “Syarat-syarat instrumen yang baik”.
Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini sampai selesai, penyusun banyak mendapat
bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karna itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dan juga kepada dosen
pengampu. Penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu sangat diharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
penyempurnaan dimasa mendatang. Atas perhatian yang telah diberikan Penyusun mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya. Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung
dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada
pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat, baik secara
kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas
pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup
kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan
lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat
Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK dan
baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan
oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah-
masalah yang harus dikaji lebih jauh di antaranya masih lemahnya peran pemerintah dalam
mengembangkan PAUD serta maih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
kognitif anak menyebabkan arah pengembangan pendidikan anak usia dini dewasa ini dianggap
seluruh potensi anak baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang
Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang
komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD antara lain
meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian
terhadap komponen-komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD
itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pembahasan terhadap kurikulum PAUD
perlu dilakukan baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola
program PAUD.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam pertanyaan
sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa yang dimaksud kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
pembelajaran.
BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi
a. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama dan norma yang
dianut.
Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak mampu
mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan akidah dan norma agama yang
dianutnya, mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dan mempunyai
Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam mempersiapkan
hidupnya di masa depan. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, maka
kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat agar anak mampu mempertahankan
hidupnya dan berhasil mencapai cita-citanya. Tanpa kemandirian, maka anak hanya akan
Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan perwujudan dari sikap,
perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum PAUD harus berfungsi
mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sehingga anak mempunyai ragam bahasa yang
Kemampuan kognitif atau intelektual merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam
kehidupan seseorang, baik sebagai modal bagi pendidikan di jenjang selanjutnya, maupun dalam
dini merupakan dasar bagi perkembangan intelektualnya di masa-masa selanjutnya. Oleh karena
itu, maka sangat penting untuk memberikan membimbing perkembangan intelektual di usia dini.
Mengembangkan kemampuan fisik/motorik merupakan salah satu fungsi disusunnya kurikulum
PAUD. Fisik dan motorik anak yang sedang berkembang pesat memerlukan bimbingan agar
perkembangannya maksimal dan baik. Dengan kemampuan fisik dan motorik yang baik, maka
Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam impelementasi
kurikulum PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas tinggi akan mampu
memecahkan berbagai masalah-masalah kehidupan, mampu menghasilkan berbagai hal yang
positif dan berguna bagi orang lain. Mengembangkan daya cipta dan kretaivitas anak dapat
dimulai dengan mengidentifikasi bakat dan minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing
perkembangannya.
A. Asas-asas Kurikulum PAUD
1. Asas Filosofis
Dalam mengembangkan sebuah kurikulum harus diperhatikan asas filosofisnya, yaitu filsafat dan
tujuan pendidikan. Asas ini berhubungan dengan sistem nilai yakni pandangan seseorang atau
masyarakat tentang sesuatu yang bernilai dalam kehidupan orang atau masyarakat tersebut.
Misalnya, bangsa Indonesia yang menganut Pancasila sebagai dasar negara, maka
pengembangan kurikulumnya harus mengacu pada dasar dan pedoman negara tersebut. Hal
itulah yang kemudian tertuang tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun
2. Asas Psikologis
Asas psikologis sangat berkaitan dengan berbagai aspek tentang psikologi anak dan psikologi
belajar. Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia yang menjadi landasan dalam
mengembangkan sebuah kurikulum. Kajian mengenai perilaku manusia, baik dalam konteks
belajar maupun individu manusianya, kemudian menjadi teori-teori yang menjadi dasar
dan proses belajar, maka akan disusun arah dan tujuan kurikulum itu sendiri.
3. Asas sosiologis
maka proses penyampaian kebudayaan, sosialisasi dan rekontruksi sosial yang tertuang dalam
organisasasi kurikulum. Asas ini sangat dipengaruhi oleh asas-asas sebelumnya yang dianut oleh
Dalam pengembangan aspek-aspek pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini harus
mengacu pada standar kompetensi anak usia dini antara lain sebagai berikut.
a. Moral dan nilai-nilai agama
Nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan pada anak usia dini adalah perilaku positif,
kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Kegiatan pembiasaan yang berhubungan
dengan nilai-nilai agama juga harus diberikan, seperti penguasaan terhadap do’a-do’a sehari-hari.
b. Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik anak sesuai
dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai permainan-permainan
edukatif.
c. Sosial dan Emosional
Anak dididik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi. Melalui
aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.
d. Bahasa
Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai dengan
masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia perkembangan anak dapat
dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik (1-5
tahun).
e. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode sensorimotorik (usia 0-2
tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode sensorimotorik (usia 0-2
tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan
Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar dan
keterampilan lainnya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dn bahan
belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Untuk kepentingan penulisan makalah ini, konsep kurikulum akan
disederhanakan lebih kepada materi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pendidikan anak
usia dini.
A. Prinsip-prinsip Dasar pengembangan kurikulum PAUD
Dalam hal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip
secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan anak.
3) Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD lebih terarah dan tepat
sasaran.
6) Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan belajar anak.
7) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan untuk semua
dapat dilaksanakan.
bentuk akuntabilitas.
11) Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak usia dini.
12) Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses pembelajaran.
B. Komponen Kurikulum
1. Anak
Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.
2. Pendidik
Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini, psikologi atau
lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio guru dengan anak didik dalam
PAUD adalah:
3. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan pembiasaan yang direncanakan dan
persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran
1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran phonologi,
2) Konsep matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geomteri dan
3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan, bumi dan
lingkungan.
4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial, lingkungan
5) Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik, menggambar dan
melukis.
6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan kesadaran
teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada rumah, seklah, dan
Selain untuk anak, materi pembelajaran juga diberikan pada orang tua anak mencakup:
1) Peningkatan pemahaman orang tua tentang arti penting pendidikan sejak dini bagi anak-anak
mereka.
2) Penerapan pemahaman tahap-tahap tumbuh kembang anak perlu juga diberikan kepada orang
tua.
3) Kemampuan orang tua dalam indentifikasi deteksi dini tumbuh kembang anak.
5) Orang tua dibekali pengetahuan tentang pemilihan alat permainan anak yang mendidik.
6) Orang tua harus dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan bermain anak.
d. Sentra Bermain
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain, sehingga
diperlukan adanya area bermain yakni area kegiatan dan permainan yang dilakukan di dalam
1) Sentra balok, dalam berbagai ukuran dan bentuk berupa bentuk bangunan rumah, jembatan,
kebun binatang, dan lainnya. Melalui permainan ini diharapkan anak dapat mengembangkan
kemampuan berfikir, perhitungan permulaan dan dapat memecahkan masalah serta memperkuat
daya konsentrasi.
2) Sentra bermain peran, dengan anak memperagakan apa yang dilihatnya maka dapat membantu
3) Sentra seni, dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan dan mengeksplorasi daya
kreativitasnya.
4) Sentra persiapan, yakni kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta
berhitung permulaan.
5) Sentra agama, dengan menyediakan miniatur tempat ibadah, alat-alat ibadah, buku-buku cerita,
e. Keranjang PAUD
Keranjang PAUD adalah seperangkat Alat Permainan Edukatif (APE) yang dikemas dalam satu
wadah atau boks. Sebagai contoh adalah APE kereta api, pasak belah, puzle, balok, boneka jari,
4. Penilaian (Assesmen)
Assesmen merupakan proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan
anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru lain, survey, wawancara dengan
orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua bentuk penilaian tersebut dapat disusun
5. Pengelolaan Pembelajaran
1) Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas belajar
anak.
a) Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau dalam satu
b) Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah
jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
c) Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan 2 jam. Kekuaran
jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua
sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.
d) Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu dengan jumlah layanan
minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari layanan atau 34 minggu.
3) Kegiatan insidental/semester/Tahunan
a) Kunjungan luar, seperti kunjungan ke museum, mesjid, kantor pos, kantor polisi, dan lainnya.
narasumber yang relevan, seperti dokter, tukang pos, kepala desa, dan sebagainya.
Dalam memperingati hari besar dapat dilakukan dengan mengadakan perlombaan, panggung
d) Bakti Sosial
Orang tua dapat juga menjadi narasumber, guru pendamping atau guru bantu.
f) Kesehatan
Dengan menggunakan media audio visiual dalam mengetengahkan tema atau materi
pembelajaran.
Dalam hal ini, kegiatan PAUD hampir seluruhnya dikelola oleh swasta (masyarakat). Yang perlu
dikembangkan adalah peran masyarakat secara umum di lingkungan PAUD itu berada, di mana
sebagai lembaga non-formal, PAUD membutuhkan dukungan dari semua komponen masyarakat.
2.2.3 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Satuan pendidikan anak usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan informal
meliputi:
a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak
usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.
b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal
bagi anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK
pemerintah dan masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.
d. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan
minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan PAUD
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
1.2 Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran antara lain.
a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak
usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat.
Indonesia.
b. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus terus
dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka partisipasi kasar masyarakat