Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

"KURIKULUM PAUD"

MK : Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh,

Nama : Siti Adawiah

Prodi : PG PAUD

Dosen Pengampu :

Yanah kholilah. M.pd

Sekoalah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

SYEKH MANSYUR

2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami
membahas tentang “Kurikulum PAUD”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Kurikulum PAUD dan untuk
pengambilan nilai harian mata kuliah konsep dasar PAUD.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULAUN

A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum......................................................................................................
B. Prinsip - Prinsip Perkembangan Kurikulum....................................................................
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum PAUD.......................................................................
D. Batasa Kurikulum Anak Usia Dini..................................................................................
E. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD....................................................

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat
1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia
dini adalah: “Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut”. Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan Anak Usia Dini tumbuh dengan pesat, baik secara
kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada
Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya,
seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat
untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa yang
diharapkan.

Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK dan SD, yang
mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68%
dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni
sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah-masalah yang harus dikaji lebih jauh di
antaranya masih lemahnya peran pemerintah dalam mengembangkan PAUD serta maih rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan di usia dini. Selain itu, “ekspektasi” masyarakat
yang terlalu tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif anak menyebabkan arah pengembangan
pendidikan anak usia dini dewasa ini dianggap masih kurang tepat. PAUD pada hakekatnya adalah
pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh potensi anak baik potensi kognitif, afektif maupun
psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai dengan masa perkembangannya, di antaranya belajar sambil
bermain. Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang
komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD antara lain meliputi
prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-
komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi
pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah
pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pembahasan
terhadap kurikulum PAUD perlu dilakukan baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis
dalam mengelola program PAUD.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan kurikulum?


2. Apa saja prinsip prinsip kurikulum
3. Apa saja tujuan dari perkembangan kurikulum PAUD
4. Apa saja batasan - batasan kurikulum anak usia dini
5. Apa saja pendekatan dalam pengembangan kurikulum PAUD

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Kurikulum


2. Untuk mengetahui Prinsip - Prinsip Perkembangan Kurikulum
3. Untuk mengetahui Tujuan Pengembangan Kurikulum PAUD
4. Untuk mengetahui Batasa Kurikulum Anak Usia Dini
5. Untuk mengetahui Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian kurikulum

Istilah ”Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang
pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-
beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni ”Currikculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus
ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk meroleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa
dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa sisiwa
telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah
menempuh suatu jarak antar satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata
lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu
perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.

Kurikulum merupakan seperangkat panduan yang mengatur isi program pendidikan sebagai acuan
dalam proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum ini dapat merujuk pada PKB-
TK 94 (program kegiatan belajar TK) atau bisa juga merujuk pada kurikulum terbaru, yakni KBK 2004
yang disempurnakan menjadi KTSP 2006. Secara sederhana, kurikulum dapat dimaknai sebagaai
perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu preriode pendidikan dan
jejang tertentu. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesusaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaran pendidikn tersebut.

Kurikulum sebagai arahan muatan pendidikan juga perlu disusun dengan baik. Meski setiap sekolah
taman kanak-kanak dapat menyusun kurikulum sendiri bukan berarti bisa asal-asal tampa sistematika
dan tujuan yang jelas. Kurikulum adalah seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat
memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan yang dimiliki oleh setiap
anak.Dari berbagai pengertian kurikulum, Ali, M (1984) mengkategorikannya kedalam tiga pengartian,
yaitu (1) Kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik (2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran,
dan (3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.

Pengertian lain tentang kurikulum diungkap dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan
pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Diamana kurikulum PAUD
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia
yang untuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak
dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan
pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di
suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru yang satu dengan yang
lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena tergantung kekreatifan sang pendidik.

B. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

1) Kurikulum harus bersifat luas


Maksud kurikulum disini adalah kurikulum harus memberikan pengalaman belajar yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
2) Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
Kurikulum harus memberikan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia
dan tahapan perkembangan setiap anak. Program juga harus menggunakan berbagai sarana dan
bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan.
3) Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam
pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masyarakat
dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan pada lingkungan sekitarnya. Selain itu,
member rasa aman bagi lingkungan sekitarnya.
4) Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
Kurikulum dapat memberikan kemampuan untuk dapat mencukupi segala kebutuhan, minat
setiap anak. Jadi anak dapat tumbuh berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
5) Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat
Kurikulum harus dapat memberikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan
nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Dengan ini anak dapat memahami keadaan lingkungan
sekitarnya.
6) Sesuai dengan standar kompetensi anak
Standar kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengacu pada kompetensi anak. Standar
kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak
7) Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus
Seharusnya kurikulum tidak hanya digunakan untuk anak yang normal namun seharusnya juga
diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus. Apalagi anak yang berkebutuhan khusus
membutuhkan layanan ekstra dari pada anak yang normal.
8) Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinergi dengan keluarga dan
masyarakat sehinggah tujuan pendidikan dapat tercapai.
9) Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat
anak berada disekolah.
10) Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga
Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen/pengelolaan
lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
11) Pengelolaan sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat penting dalam peningkatan pendidikan. Kurikulum hendaknya
dapat menggambarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di
lembaga.
12) Penyediaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana begitu penting dalam instrument pendidikan. Kurikulum yang baik adalah
dapat menggambarkan penyediaan sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum PAUD


Tujuan Pengembangan Kurikulum Kelompok Bermain ini yang pertama adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelolah dan memberdayakan sumber daya yang ada. Yang kedua adalah sebagai acuan bagi satuan
pendidikan PAUD dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum sehinga akan memudahkan bagi
guru PAUD Anak Cerdas Kelurahan Talang Ulu Kecamatan Curup Timur untuk dapat mengembangkan
model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan bidang-bidang pengembangan anak PAUD untuk
mewujudkan visi dan misi PAUD. Selain itu Kurikulum PAUD disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan kapada anak didik untuk : 1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. 2. Belajar untuk memahami dan menghayati. 3. Belajar untuk mampu malaksanakan dan berbuat
secara efektif. 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain. 5. Belajar untuk mambangun
dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Tujuan Pengembangan Kurikulum

Tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan
sikap pengetahuan, keterampilan, dan kreatifitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya.
(Depdiknas 2004:3).

Untuk mencapai tujuan kurikulum tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak usia dini
yang berorientasi pada:

1) Tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak;

2) Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai
dengan perkembangan anak (DAP=Developmentally Appropriate Practice);

3) Metode yang dipilih seharusnya berfariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan mampu
melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan;

4) Media dan lingkungan bermain yang digunakan seharusnya aman, nyaman, dan menimbulkan
ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi; serta

5) Evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah assesment melalui
observasi partisipatif terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh anak.

D. Batasan Kurikulum Anak Usia Dini

Pengembangan program kegiatan bermain (kurikulum) bagi anak usia dini seharusnya sarat dengan
aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk bereksploitasi dan
berkreativitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fasilitator pada saat anak
membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Albercht dan Miller 2000:216-218).

Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100), menjelaskan bahwa pada hakekatnya mengembangkan
kurikulum adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat
memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap
pada pernyataan, dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif. Selain itu, hal ini
membantu anak-anak dalam mengembangkan kebiasaan dari setiap karakter yang dapat dihargai oleh
masyarakat mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia orang dewasa yang penuh tanggungjawab.

Mengutip pendapat Kitano dan Kirby (1986:127-167), kurilukum merupakan rencana pendidikan yang
dirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan
perilaku yang potensial. Kurikulum yang koprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap
bidang pengembangan yang disesuaikan dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya serta
mengetengahkan target pencapaian peserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
dilembaga pendidikan.

Catron dan Allen (1999:30), menyatakan bahwa kurikulum mencakup jawaban tentang pertanyaan
apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan menyediakan sebuah rencana
program kegiatan bermain yang berlandaskan filosofis tentang bagaimana anak berkembang dan
belajar. Selanjutnya dijelaskan bahwa program kegiatan bermain pada dasarnya adalah pengembangan
secara kongkret dari sebuah kurikulum. Pengembangan kurikulum bagi anak usia dini merupakan
langkah awal yang menjadi tolok ukur dari kegiatan belajar selanjutnya.

Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar terdapat dua hal penting tentang kurikulum bagi
anak usia dini, yaitu

1) Program kegiatan bermain pada anak usia dini diterapkan berdasarkan kurikulum yang berpusat
pada anak serta dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek baik
estetika, kognitif, emosional, bahasa, fisik, dan sosial;

2) Kurilukulum berorientasi pada hasil dan mengkaitkan berbagai konsep dan perkembangan. Pada
saat disampaikan oleh guru pada setiap individu anak, maka kurikulum yang telah dirancang diharapkan
dapat membantu guru, sehingga dapat menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan
perkembangan pada jenjang yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga mengarah
pada intensionalitas dan ungakapan kreatif, dan memberikan kesempatan pada anak untuk belajar
secara individu dan berkelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka (2004:2-3).

E.Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD

Pendekatan perkembangan, berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka


untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Terdapat beberapa anggapan dari
pendekatan ini, yaitu:

(1) anak usia dini adalah pembelajar aktif yang secara terus menerus mendapat informasi mengenai
dunia lewat permainannya,

(2) setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan,

(3) anak bergantung pada orang lain dalamhal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi sosial,
(4) anak adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda
(Wolfgang dan Wolfgang, 1995:56-58).

Vygotsky dalam Naughton (2003:46) percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak
secara langsung, tidak sekadar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh
Piaget. Ia menegaskan bahwa permainan simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak mulai bermain make believe, anak menjadi mampu berpikir
tentang makna-makna objek yang mereka representasikan secara independen. Dengan demikian, pada
awal proses penggantian objek dalam bermain dramatik prototipikalitas objek menjadi krusial,
sementara perkembangan berikutnya bermain dramatik prototipikalitas menjadi kurang begiru penting.
Berhubung dengan hal tersebut diatas, maka peran pendidik berkaitan dengan teori perkembangan
antara lain adalah:

(1) tanggap dengan proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha mengikuti arus
perkembangan anak yang individual,

(2) mengkreasikan lingkungan dengan materi yang luas, beragam, dan alat-alat yang memungkinkan
anak belajar,

(3) memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari setiap anak, dan

(4) adanya bimbingan dari guru agar anak tertantang untuk melakukan sendiri.

BAB lll
PENUTUP

KESIMPULAN

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD.

DAFTAR PUSTAKA

[1]http://hidayatsoeryana.wordpress.com/2008/05/05/kerangka-dasar-kurikulum-paud-lengkap/

[2] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan
Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 77[3] Abdullah ldi,
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 141-142.

[4] Abdullah ldi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, hlm. 143-145.

[5] Abdullah ldi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, hlm. 146-147.

Anda mungkin juga menyukai