Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGENALAN GERAK TARI PADA ANAK USIA DINI

OLEH
UMI SYAIFUN NISA

PROGRAM STUDI PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
2017

1
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4

1. Karakteristik Belajar Anak Usia Dini .................................................................4

2. Gerak Tari Anak Usia Dini .................................................................................6

3. Karakteristik Gerak Tari Anak Usia Dini..........................................................8

4. Manfaat Tari Untuk Anak Usia Dini .................................................................9

5. Materi Pembelajaran Gerak Tari ......................................................................9


a) Tari Tema Hewan .....................................................................................9
b) Tari Tema Tumbuhan .............................................................................10
c) Tari Tema Cerita Rakyat .........................................................................10
d) Tari Tema Kreasi ....................................................................................10
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang
digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga
sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Melihat gerak sebagai media
ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang yang bisa bergerak pasti
bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau anak-anak usia prasekolah.
Anak pada masa usia prasekolah sangat membutuhkan hal-hal yang mampu
memicu perkembangan fisik maupun psikisnya ke arah yang positif. Tentunya hal ini
adalah yang diinginkan oleh setiap orang tua. Anak memiliki kemampuan motorik halus
maupun kasar yang baik. Misalnya mampu bergerak secara normal bahkan lebih.
Berlari cepat, kemampuan mengkoordinasikan gerak sehingga anak terlihat lebih gesit dan
cekatan. Kemampuan mengekspresikan diri secara spontan maupun dengan bimbingan.
Anak dibimbing untuk melakukan gerak dengan baik. hal ini tentunya akan
membantu pertumbuhan fisik anak. Menari membentuk anak untuk memiliki kemampuan
mengkoordinasikan gerak satu dengan gerak berikutnya. Bahkan menari dapat melatih
anak untuk mampu mengkoordinasikan gerak dengan musik atau irama yang mengiringi
tarian. Dengan kata lain menari dapat melatih gerak tubuh anak menjadi lebih baik,
baik itu dari aspek pertumbuhan fisik maupun koordinasi gerak.
Penggunaan beberapa metode dalam pembelajaran seperti metode kerja
kelompok dan demonstrasi yang sudah disesuaikan dengan keadaan anak, pemilihan
lokasi serta meteri pembelajaran tari yang tepat. Semua ini adalah beberapa strategi
yang digunakan oleh sanggar dalam proses pembelajaran tari pada anak usia dini. Dengan
proses pembelajaran atau strategi yang sesuai dengan kondisi anak usia dini, dapat
membantu membangkitkan gairah belajar para peserta didik dalam berkreativitas dan
bereksplorasi terhadap materi yang diberikan. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
diketahui secara utuh bagaimana proses pembelajaran dan strategi yang tepat untuk
diterapkan kepada anak usia dini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Karakteristik Belajar Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa


pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU
Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak. Anak usia dini (0 8 tahun) adalah individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan
dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan
sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia
selanjutnya (Hurlock, 1992). Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara
lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut:
Usia 0 1 Tahun
Menurut Hurlock (1992), Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan
antara lain :
1. Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,
berdiri dan berjalan.
2. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau
mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan
setiap benda ke mulutnya.
3. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan
kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa
akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

Usia 2 3 Tahun
1. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia
memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa.

4
2. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.
3. Anak mulai belajar mengembangkan emosi.

Usia 4 6 Tahun
Menurut Ratna, J. (2010) dan Hurlock, (1992) Anak usia 4 6 tahun memiliki
karakteristik antara lain :
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai
kegiatan.
2. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan
karakter dan kepribadian anak.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono
(Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 138), pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar
melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus
dimiliki oleh anak.
Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang
dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada anak usia dini.
Beberapa jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah:
a. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif sebagai suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok
yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama
yang telah ditentukan dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan
secara langsung oleh guru.
b. Demontrasi (Demontration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya dan bagaimana
tugas-tugas itu dilaksanakan.

5
c. Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk
membantu anak mengenal istilah istilah, strategi, informasi faktual dan kebiasaan-
kebiasaan (Driscoll, et. al. 1996). Pengajaran langsung merupakan gabungan dari
modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, menginformasikan dan
tantangan.

2. Gerak Tari Anak Usia Dini

Gerak dasar merupakan gerak alami, pada saat anak mendengar musik timbul
gerakan-gerakan yang sesuai dengan irama musik yang didengarnya. Hal ini dapat
dilihat dalam Kamtini (2005:67) bahwa: Gerak merupakan pengalaman fisik yang
paling elementer dari kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-
denyutan di seluruh tubuh manusia yang memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak
juga terdapat pada ekspresi dari semua pengalaman emosional manusia.
Perkembangan gerak dasar merupakan hal penting di masa kanak-kanak. Semua
anak yang normal mampu mengembangkan dan mempelajari berbagai macam gerak.
Setiap anak, menggunakan sebagian besar tubuhnya dalam bergerak seperti
berlari,berjalan, dan melempar, berjingkat. Masa anak usia dini perkembangan gerak
anak terjadi karena peningkatan dan penguasaan gerak. Perkembangan kemampuan
gerak yang terjadi adalah berupa mulai bisa dilakukannya berbagai macam pola-pola
gerak dasar, yang didukung oleh berkembangnya koordinasi mata, tangan dan kaki.
Anak memiliki minat yang besar untuk selalu melakukan aktivitas gerak fisik, sehingga
tampak selalu aktif bergerak. Kamtini (2005:89) menjelaskan bahwa: Gerak dasar
adalah merupakan dasar untuk macam-macam keterampilan dan merupakan gerak alami
yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan secara sadar dan akan menunjukkan
keterampilan bertahap.
Tari merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan
gerak dasar anak. Tari sangat berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, Anak usia
dini telah memiliki sifat suka akan sesuatu yang sangat bagus, indah, baik dalam
hubungannya dengan tari, pengertian indah yang dimaksud adalah gerak tari bukan saja
gerak-gerak yang halus atau baik saja, tetapi termasuk juga gerak-gerak yang kuat,
6
keras, lemah, patah-patah. Tari adalah sebuah ungkapan, pernyataan, dan ekspresi
dalam gerak yang memuat komentar-komentar mengenai realitas kehidupan, yang bias
merasuk di benak penikmatnya setelah pertunjukan selesai. Ada pengertian yang lain
mengenai tari yaitu bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak,
berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Jazuli 1994: 3). Tari sangat
berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, Hal ini seperti yang di kemukakan oleh
Murgiyanto (dalam Setyowati, 2007:11) bahwa hubungan gerak tari dan motorik kasar
anak sangat berkaitan, karena gerak anak menimbulkan gerakan gerakan yang
bermakna untuk anak, oleh karena itu apabila anak bisa bergerak apa saja akan
menciptakan motorik anak jadi semakin kreatif dan berkembang.
Menurut Endang Caturwati (2009:56) tari kreasi adalah salah kesatu rumpun tari
yang mengalami pembaharuan, dapat pula dikatakan bahwa tari kreasi adalah inovasi
dari seorang koreografer atau pencipta tari untuk menciptakan suatu tarian baru Tari
kreasi adalah jenis tari yang diolah dan di kembangkan dari pengamatan, pengalaman
dan latihan. Tari untuk anak usia dini adalah bentuk tarian kreatif yang diciptakan
seorang guru dengan gerak yang sederhana dan dapat diikuti oleh anak dan tema dalam
tarian untuk anak usia dini ini pun diambil dari permainan, alam dan binatang.
Kegiatan menari diperlukan gerakan-gerakan tubuh yang cekatan, lentur, tidak
canggung-canggung, yakni apa yang dilakukan sehingga anak bisa menari tanpa merasa
takut-takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan gerakan-gerakan
menari dengan sempurna. Tari kreasi merupakan bentuk tari yang timbul karena adanya
kesadaran untuk mengolah, menciptakan, ataupun mengubah tarian yang menjadi
dasarnya. Hidayat (2005:15), menyatakan bahwa: Tari kreasi disebut juga dengan tari
modern. Tari modern adalah tari yang lepas kaidah-kaidah atau tradisional. Artinya
sebuah gerakan (tari) yang ingin membangun sebuah pernyataan baru dan memiliki
kebebasan penuh dalam berekspresi. Disamping itu ada pula yang sifatnya tidak terikat
pada faktor yang sudah ada, dan dengan sering juga dipakai sebagai eksperimen. Karena
itu dapat bersifat kontemporer.
Tari pada anak memiliki sifat kegembiraan, kesenangan, dan geraknya dilakukan
sesederhana mungkin, selain itu juga harus gerakan yang tidaklah sulit, iringan yang
biasanya dipakai di tarian anak usia dini biasanya menyenangkan dan menggambarkan
kesenangan dan kegembiraan. Kegiatan menari diperlukan gerakan-gerakan tubuh yang
cekatan, lentur, tidak canggung-canggung, yakni apa yang dilakukan sehingga anak bisa
7
menari tanpa merasa takut-takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan
gerakan-gerakan menari dengan sempurna. Terutama yang penting anak-anak
menyukainya, yang nantinya dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakatnya.

3. Karakteristik Gerak Tari Anak Usia Dini


Karakteristik gerak pada anak usia dini umumnya mereka dapat melakukan
dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan. Apabila seorang guru dapat
menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka
anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan
dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Bahwa dalam perkembangan
umumnya anak usia dini dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :
a. Menirukan, dalam upaya pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain
anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-
gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakan-gerakan yang secara
langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakan-gerakan
binatang yang diamati.
b. Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan
berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya.

Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah
gerakan yang hanya disukainya. Menurut Kamtini dan Husni (2005:80) bahwa secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak tari anak usia dini adalah :

a. Bersifat sederhana
b. Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.
c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada
disekitarnya.
d. Anak juga menirukan gerak-gerak binatang.

Menurut Melina Dewi (2006:32) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, antara lain:
a. Tema, bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia
lihat. Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau disadari dengan

8
spontan. Anak akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah
dilihatnya. Dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak maka
dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh
anak-anak usia dini diantaranya adalah tingkah laku binatang seperti: kucing,
anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah
laku manusia seperti: ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain-lain.
b. Bentuk gerak, bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak,
pada umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat
sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya imajinasi anak usia dini tinggi dan
mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang
biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang lincah, cepat dan seakan
menggambarkan kegembiraannya.
c. Bentuk iringan, dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan
gembira, anak usia dini biasanya menyenangi musik iringan yang
menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang
mudah diingat, misalnya:lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.

4. Manfaat Tari Untuk Anak Usia Dini

Tujuan yang penting dari pembelajaran seni tari untuk anak usia dini disamping
bertujuan untuk menunjang pendidikan secara umum diharapkan dapat merangsang
kepekaan pengalaman estetisnya dan kreatif dalam mengekspresikan pengalamanya
dalam bentuk tari. Tari menjadi media untuk mendidik anak, menekankan pada proses
pertumbuhan kreativitas dan sensivitas di mana dalam instruksionalnya sangat
memperhatikan perkembangan kemampuan anak yang mencakup kognisi, afeksi dan
psikomotor sesuai dengan tingkat perkembangan anak ( Heni,2011:46).

5. Materi Pembelajaran Gerak Tari


Pembelajaran gerak tari berikut dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini.
a) Tari Tema Hewan
Tema binatang mengandung arti bahwa setiap gerakan yang dihasilkan
9
merupakan bentuk peniruan dari suatu binatang. Peniruan itu meliputi pencerminan
bentuk fisik, perilaku, cara makan, dan sebagainya. Biasanya binatang yang
digambarkan berkaitan dengan keberadaan binatang tersebut dalam alam sekitar
atau bisa juga dengan pengaguman seorang penari dengan keindahan suatu binatang.
Misalnya tari bebek. Pada tari tersebut diceritakan suara, cara makan, cara
mengepakkan sayap, dan cara-cara keseharian bebek lainnya.

b) Tari tema tumbuhan


Tari tumbuhan ialah gerakan yang dilakukan dengan cara meniru gerak pada
tumbuhan. Tumbuhan bermacam-macam, ada yang besar, kecil, tinggi, dan rendah.
Tumbuhan tidak dapat berpindah, namun dapat bergerak jika dihinggapi kumbang
atau ditiup angin.

c) Tari tema cerita rakyat


Tema cerita rakyat biasanya menceritakan suatu cerita dari daerah tertentu yang
menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut. Contohnya adalah tari Batu
Betangkup yang merupakan cerita rakyat dari Lahat, Sumatera Selatan.

d) Tari kreasi
Tari kreasi untuk anak usia dini adalah bentuk tarian kreatif yang diciptakan
seorang guru dengan gerak yang sederhana dan dapat diikuti oleh anak dan tema
dalam tarian kreasi untuk anak usia dini ini pun diambil dari permainan.

10
BAB III

KESIMPULAN

Tari untuk anak usia dini adalah ekspresi suatu individu yang diungkapkan melalui
media gerak dengan iringan lagu yang gembira dengan sesuai dengan tujuan edukatif
untuk anak usia dini .

Karakteristik gerak fisik tarian anak usia dini adalah :

1. bersifat sederhana,
2. bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Sugiarto, S.Kar dan ST. Lasa Prijana. 1992. Pendidikan Seni Tari Jilid 1 dan 2.
Semarang : Media Wiyata.

http://eprints.uny.ac.id/20326/1/Ria%20Oku%20Palint%2010209241012.pdf
http://i1os.com/Tari_Rumput/68F5b3BRH9I.video
http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/harmonia/826
Meri, La. 1975. Komposisi Tari, Elemen-elemen Dasar. Terjemahan Soedarsono.
Yogyakarta: ASTI.

Rusliana, Iyus. 1990. Pendidikan Seni Tari. Bandung: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Setyowati, Sri S. Pd., M. Pd. 2007. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk anak
TK. Surabaya: Unesa University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai