BAB I
ANALISIS KEBUTUHAN ANAK USIA DINI
DOSEN PENGAMPU:
MASLIKHAH, M.Pd
BAB I
ANALISIS KEBUTUHAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian
1. Analisis
Menurut kamus Bahasa Indonesia analisis adalah kata bantu penguraian suatu pokok atas
berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan; Proses pencarian jalan
keluar yang berangkat dari dugaan akan kebenaranya; Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya.
2. Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta
untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan.
3. Anak usia dini
a. Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0 – 8 tahun
b. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0 – 6 tahun
4. Kesimpulan
Analisis kebutuhan anak usia dini adalah: Suatu usaha untuk
mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan anak pada usia 0 – 6
tahun agar anak siap melanjutkan Pendidikan selanjutnya.
Penelitian otak yang dilakukan sejak tahun 1990-an telah membuktikan bahwa bayi perlu rasa
sayang secara tetap. Otak bayi berkembang sangat pesat dan hubungan rasa percaya menjamin
kemungkinan seluruhnya. Trauma atau pengalaman yang penuh tekanan dapat meningkatkan
kortisol bayi, bila terus menerus dapat mengakibatkan perkembangan lambat atau tidak normal
dalam subkortikal, system limbik dan batang otak. Pengalaman negative ini dapat mengakibatkan
kecemasan dan kesedihan atau ketidakmampuan bayi/anak untuk mengadakan hubungan yang
normal dan sehat (Perry, 1995).
Teori Piaget menyarankan bahwa anak sebagai pelajar aktif dan perkembangan berlangsung
melalui pelajar aktif dan perkembangan berlangsung melalui proses interaktif antara anak dan
orang lain atau benda didunianya yang terus berkembang. Ini sudah lebih jauh dibuktikan melalui
penelitian otak.
a. ‘0-1 Bulan. Bayi menunjukan perilaku. Seperti mengenggam, menangis, mencari suara,
terkejut dengan suara bising, bila sisi dari muka disentuh mulut pada bayi baru lahir, dia akan
membuka mulut dan membuat Gerakan mengisap.
b. ‘0-4 Bulan. Bayi akan menunjukan senyumnya saat didekatkan dengan wajah yang
menyenangkan sentuhan lembut dan suara ramah, senyum ini disebut dengan senyum sosial dan
dianggap oleh banyak orang merupakan tahap kognisi yang menandakan bahwa anak
mengembangkan hubungan dengan yang lain. Selama masa ini bayi akan mengulang kegiatan
untuk kesenangan.
c. ‘4-10 Bulan. Bayi mulai bergerak kedalam lingkunganya, banyak bayi mulai merangkak, mencoba
untuk berdiri dan beberapa mulai berjalan, selama masa ini bayi mulai mengulang ulang Tindakan
secara sengaja. Contoh bayi akan mendorong dirinya menyebrangi lantai untuk dapat
menyentuh mainan yang berwarna-warni.
Bayi mulai berhubungan dengan orang dewasa dan benda. Bayi selama tahapan ini akan
menemukan awal dari sebab dan akibat seperti, bayi akan bergerak ke arah benda yang dapat
membuat suara-suara untuk kesenangan. Selama berbulan-bulan terakhir pada masa ini, bayi
mungkin akan memperlihatkan tanda-tanda tidak aman saat orang asing masuk kedalam rumah
atau mendekati mereka. Ini adalah tahapan kognisi yang dikenal oleh para ahli perkembangan
anak. Ini disebut gelisah dengan orang yang tidak dikenal bayi tidak akan memberikan senyuman
kepada wajah yang tenang yang mana saja, tetapi menarik dirinya kebelakang dan mempelajari
wajah-wajah baru.
Bayi secara kognisi mengatakan perbedaan antara wajah yang dikenal dan yang tidak dikenal.
Selama masa ini, bayi mulai memperlihatkan pola-pola visual. Selama masa ini, bayi tampak
membandingkan wajah yang dikenal dengan yang tidak dikenal. Bayi selama tahap perkembangan ini
sering mengizinkan orang asing, yang ciri fisiknya mirip seseorang yang dia kenal, tetapi mulai
menangis setelah digendong. Bayi terus berkembang seiring dengan meningkatnya jenis dan macam-
macam suara yang diciptakan oleh bayi.
d. ‘10-12 bulan. Bayi terus meningkatkan perkembangan dari koordinasi otot-otot besar dan kecil seperti mencoba merangkak,
berdiri, dan berjalan. Dunia bayi berubah seiring dengan posisi tubuh bayi. Seperti dunia dilihat dari lantai saat bayi merangkak
berbeda dari yang dilihat saat bayi berdiri dan berjalan (orang dewasa yang bekerja dengan bayi
harus mencoba pengalaman tersebut dari perbedaan sudut pandang ini). Melalui perkembangan
ini, dikembangkan metode untuk melakukan penjajahan, seperti merangkak dan berjalan, dari
Bayi pada masa ini mulai membuktikan *ketatapan benda*, artinya bahwa bayi telah mengembangkan kemampuan kognisi
untuk menahan ingatan pada suatu benda dalam pikiran saat benda itu tidak terlihat lagi. Seperti bayi akan menjatohkan botolnya
dan tidak mengikuti secara visual jatuhnya botol itu. Perhatianya dapat beralih kegiatan lain, saat memberikan botol pada bayi
dengan posisi terbalik, mereka tidak akan memutar botol untuk mendapatkan dot. Mereka belum memiliki kemampuan
membayangkan bentuk keseluruhan dari botol dan oleh karena itu mereka belum mengenali saat posisinya terbalik. Melalui
hubungan orang dewasa yang merawat bayi, akan menembangkan hubungan yang membatu bayi memindahkan perhatian dari
Tahapan usia
Perkembangan Tahapan Perkembangan
Kognisi dan tingkah
Laku
Percobaan 12-18 bulan Anak mulai melakukan percobaan aktif yang
dibuktikan melalui kegiatan uji coba.
Anak mulai membedakan dirinya dari yang lain.
Anak memakai banyak waktu untuk melihat
yang terjadi.
Anak sudah mengembangkan *ketetapan
benda* ( dapat menemukan benda yang
tersembunyi).
Anak mulai memahami ruang, waktu, dan
sebab akibat dalam hubungan ruang dan
waktu.
Tahapan Usia
Perkembangan Tahapan perkembangan
Kognisi dan tingkah
laku
Kecerdasan Kombinasi pikiran anak dibuktikan dengan berpikir
Representasi sebelum melakukan.
18-24 bulan Perkembangan lebih lanjut hubungan sebab akibat.
Dapat membayangkan benda dalam pikiranya.
Tindakan meniru dan semakin simbolik.
Mulai merasakan tentang waktu (kapan sesuatu
terjadi).
Ketetapan benda terus berkembang dan anak dapat
menemukan benda yang beberapa kali
disembunyikan.
Anak bersifat memikirkan diri sendiri saja, memandang
dunia hanya dari sudut pandangnya saja.
Anak yang masih merangkak dan berjalan menjauhi pengasuhnya saat dia
menjelajahi dan melakukan percobaan. Selama masa ini pengasuh akan sering
melakukan. Anak akan mudah terikat perhatianya dengan mainan yang lembut
atau selimut. Teori Anna Freud membuktikan bahwa melalui penciuman,
perasaan, dan penglihatan, barang tersebut memberikan perasaan aman pada
anak selagi ditinggal jauh dari kenyamanan langsung oleh pengasuhnya. Anak
yang baru berusia satu tahun akan bergerak terus-menerus. Dia berpindah
Selama masa ini, dia melatih keterampilan motorik, dengan bergerak ke lingkungan yang
lebih luas, anak mulai mengungkapkan dirinya dengan mengamuk. Ini adalah hal yang wajar
dan tidak perlu dikhawatirkan. Pilihan dan kesempatan untuk mengendalikan kegiatan
membantu anak dalam mengembangkan kepercayaan diri, seperti anak kecil senang makan
sendiri. Mereka menolak untuk mengambil makanan dari sendok yang diberikan oleh
pengasuh. Oleh sebab itu, makanan yang diambil dengan jari-jari dan kesempatan untuk
makan sendiri. Memeberikan kesempatan untuk memilih dan mengendalikan diri sendiri.
Pengasuh harus menerima bila saat makan anak menjadi agak berantakan ditempat makan.
Ketika anak hamper berusia dua tahun banyak pengasuh mengamati bahwa anak
beberapa bulan yang lalu tidak ingin dipegang, atau pergi jauh setelah pengalaman singkat
*mengisi Kembali*, sekarang menginginkan perhatian pengasuh. Menurut teori Freud dan
Mahler anak yang berlatih bergerak jauh dan mengembangkan pengertianya tentang
perpisahan dirinya dengan pengasuh. Anak yang hampir dua tahun Kembali kedalam masa
dimana keinginhan untuk mendapatkan perhatian dan hubungan dengan pengasuh menjadi
penting. Bahasa dan bermain dengan pengasuh menjadi penting. Bahasa dan bermain
dengan pengasuh anak lain adalah bagian penting dari tahap perkembangan berikut.
4. Dasar Teori Anak Usia Dua Tahun (24-36 Bulan)
Teori perkembangan anak berikut ini seharusnya digunakan sebagai dasar bagi semua
kegiatan deprogram anak usia dua tahun (diambil dari The Infant/Toddler Trainning Module
ditulis CCCRT untuk Departemen Kesehatan dan Pelayanan Rehabilitasi Negara Bagian
Florida tahun 1991).
Masa *penguasaan diri malu dan ragu* meluas pada usia dua belas bulan sampai dua puluh empat
bulan dan terus hingga anak berusia tiga puluh enam bulan Bersama dengan pengembangan Bahasa
dan awal Latihan kekamar mandi. Selama masa ini anak melanjutkan membangun kekuatan
hubunganya yang telah berkembang dimasa bayi. Jika lingkungan aman dan tetap serta telah
berkembang rasa percaya terhadap orang dewasa dilingkunganya kemudian ke benda orang lain, dan
orang dewasa, penguasaan dan rasa percaya dirinya terbangun. Ketika bayi mulai bergerak dan
berjalan, Batasan-Batasan harus ditata dan ditempatkan Batasan itu kita dapat melihat jelas
munculnya awal usaha kerasa bagi kekuatan atau *Penguasaan diri*.
Selama masa ini, sangat sangat aktif. Hal ini penting, agar pengasuh terus menerus mendukung
perkembangan keterampilan gerak dan mengendalikan tubuh. Pengasuh seharusnya tidak
memaksakan, melatih mengulang-ulang men-drill keterampilan tersebut, Ketika pengasuh
memberikan kesempatan aman untuk anak melatih supaya anak dapat mengendalikan kegiatan
motorik kecepatanya, perkembangan pengendalian diri dan rasa menghargai diri yang kuat dan
terdukung.
Seperti: sama dengan mendukung anak usia satu tahun, anak usia dua tahun juga seneng sekali
memanjat. Oleh sebab itu, pengasuh harus memberikan daerah yang aman untuk memanjat, seperti
tangga dan pegangan dan pijakan yang tepat ukuran dan tempat dengan daerah jatuh yang aman .
Bila pengasuh melakukan campuran tangan secara berlebihan dalam melindungi, anak usia satu
tahun dapat mengembangkan perasaan tidak mampu. Pengasuh harus menyediakan kesempatan
yang aman, sesuai dengan perkembangan anak usia satu tahun untuk melatih keterampilan motorik.
Bila- suara-suara kasar, pukulan, atau hukuman digunakan untuk mengendalikan kegiatan usia
satu tahun, rasa malu dan ragu terhadap kemampuan mereka dapat muncul. Ini berarti usia dini tidak
boleh semauanya. Tapi, pengasuh harus memberikan lingkungan setiap mereka mempunyai
Keika anak dibolehkan membuat pilihan didalam Batasan yang didapat diterima, kebutuhan untuk
mengendalikan yang muncul pada tahap ini sudah terdukung dalam Batasan yang ditentukan oleh
orang dewasa. Menurut Erikson, anak perlu dan mencari Batasan-Batasan. Saat anak ini dibolehkan
melakukan kebebasan secara penuh, mereka dapat terperangkap dalam perbuatan kekuatan yang
sia sia yang muncul terus menerus pada masa kanak-kanak.
Selama anak usia dua tahun ini, pengasuh akan mulai melihat meningkatkan ketertarikan pada
buku, lagu, puzzle, dan kegiatan-kegiatan yang sesuai lainya. Teori Erikson menyarankan bahwa
selama tahap ini anak membutuhkan banyak bahan yang membolehkan untuk membuat Kembali
pengalaman hidup yang nyata.
Selama usia dua tahun, pengasuh akan mengamati munculnya main peran. Anak akan
memainkan sebuah oeran dan meniru tingkah laku orang lain yang telah dilihatnya. Seperti: anak
usia ini belum memiliki rasa apakah dia laki-laki atau perempuan, mereka akan memakai pasang
sepatu orang dewasa, meletakkan tas ditanganya, dan melambai sambal berkata “saya mau pergi ke
took”. Pengasuh harus mendukung awal munculnya main simbolik atau main peran ini. Perilaku ini
membantu anak usia dini memahami dunianya, mendukunh perkembangan kognisi, social,
emosional, dan Bahasa. Seperti: pengasuh yang akan memberikan tanggapan dengan senyuman
dan komentar seperti *jangan pergi terlalu lama* atau *bisakah kamu ambilkan aku susu* jika bahan-
bahan main berukuran yang sesungguhnya, seperti memakai pakaian, kompor, bak cuci piring,
piring, teko, dan lain sebagainya tersedia. Anak terdukung dalam pengalaman main peran keluarga.
Teori Erikson menyarankan bahwa main peran dalam bentuk makro atau mikro membolehkan
anak untuk mengulang pengalamanya, melepaskan bagian-bagianya dang kadang-kadang
mengaturnya Kembali agar pengertian berkembang. Seperti: anak yang pada awalnya menangis
saat ibunya pergi kerja dapat memperlihatkan dia sedang meletakan boneka ditempat main peran
Saat keterampilan main sebenarnya dengan anak lain dan orang dewasa, penggunaan Bahasa
terbukti dalam permainan anak usia dua tahun, dia telah mulai bergerak ketahapan perkembangan
erikson yang ketiga yang disebut *Prakarsa vs bersalah*. Teori Erikson menyarankan bahwa tahap ini
adalah satu hal yang sangat penting untuk perkembangan kemampuan social. Erikson mengatakan
bahwa tahap ini sanak mengembangkan rasa memiliki dengan orang lain atau rasa tersaingi.
Pengetahuan ini seharusnya mendorong pengasuh untuk mencontohkan hubungan social yang tepat
dengan anak dan orang dewasa lain dan mendukung hubungan social yang posistif diantara anak.
Anak belajar tentang dunianya melalui peran serta aktif langsung dengan benda, anak lain, dan
orang dewasa. Kemampuan anak untuk bermain dengan berbagai macam mainan adalah sangan
penting baik dalam maupun diluar. Teori Piaget secara jelas memperlihatkan pada kita bahwa anak usia
dini belajar melalui pengalaman yang terpadu. Anak yang lebih besar sering diberi pelajaran dan dilatih
secara berulang-ulang atau di drill.
Penelitian sekarang memperlihatkan bahwa mungkin ini bukan metode yang terbaik untuk anak
yang lebih besar dan ini pasti salah untuk anak usia dua tahun
Anak ini belajar melalui pengalaman langsung. Ia tidak belajar memahami warna melalui kegiatan-
kegiatan yang diulang lainnya. Ia belajar tentang warna dengan membuat percobaan di sela kegiatan
seharian yang biasa. Seperti; anak usia ini belajar warna jingga saat pengasuh menggunakan nama
warna. (kapan saja kesempatan itu muncul) selama pengalaman makan, bukan metode yang diulang
atau di drill.
Anak belajar apa saja melalui hubungan langsung dengan bahan-bahan main, benda lain, orang
dewasa, dan anak lain. Pengasuh harus menangkat setiap kesempatan untuk berhubungan dengan
anak dengan menjelaskan, memberi nama, dengan tidnakan dengan ucapan, kejadian dan objek, dan
mendukung usaha mereka untuk belajar tentang lingkunganya.
Teori Piaget juga menyarankan bahwa main peran anak seharusnya didukung. Sangat penting dalam
perkembangan kemampuan social, Bahasa, dan keterampilan kognisi, Selama tiga tahun kehidupan
ini, anak bergerak dari perilaku sensorimotor bayi dan anak usia dua tahun ke tahap praoprasional
terus berlanjuut untuk berkembang sampai kira kira usia enam tahun atau tujuh tahun.
Selama bagian awal tahap perkembangan praoprasional, anak usia dua tahun mulai menggunakan
Bahasa dan untuk membuktikan awal main peran. Selama tahap perkembangan ini, keterlibatan orang
dewasa yang mendukung sangat penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan main peran.
Orang dewasa harus mencontohkan main peran untuk anak dan mendorong keikutsertaan anak.
Seperti orang dewasa mengambil telepon dan menempelkan ditelinga.
Saat anak didorong untuk menggunakan Bahasa untuk mendapatkan kebutuhanya dan didukung
oleh orang dewasa agar muncul main perannya, mereka akan mulai beralih dari tahap perkembangan
sensorimotor ke tahap praoperasional.
Selama masa bayi dan masa satu tahun, pengasuh akan sering menemukan bahwa anak telah
menjadi lekat pada mainana yang lembut, selimut atau bahkan pada dot. Teori Anna Freud
menyarankan bahwa benda-benda ini, melalui penciuman, perabaan, penglihatan, atau penghidupan,
memberikan rasa aman pada anak bergerak keluar dari kenyaman langsung pengasuh. Freud
menyebut ini benda-benda objek peralihan. Anak usia ini mungkin saja melanjutkan kebutuhannya
akan objek peralihan selama masa tertekan atau selama istirahat. Bagaimana pun juga, objek-objek
ini seharusnya tidak menganggu dengan main social, Bahasa, atau perilaku aktif lainya. Objek
peralihan adalah penting, tetapi seiring dengan kematangan anak, kedekatan dengan objek dapat
menganggu perkembangan. Objek peralihan menarik anak Kembali kedalam dirinya. Seiring dengan
perkembangan emosi dan social anak, menurut teori Anna Freud, anak harus bergerak dari kedekatan
saling berhubungan untuk main dengan mainan dan kemudian dengan orang lain.
Selama bulan-bulan akhir masa anak usia anak satu tahun ( usia 12-24 bulan), banyak
pengasuh mengamati bahwa anak ini, yang beberapa bulan lalu tidak mengiginkan bantuan
atau menolak setelah pengalamanya penuh secara singkat, sekarang mengharapkan
perhatian pengasuhnya. Teori Freud dan Mahler menyarankan bahwa anak berlatih agar
bergerak dan mengembangkan rasa pemisahan antara dirinya dengan pengasuh, anak
bergerak maju ke usia dua tahun, bergerak Kembali kedalam Ketika pengasuh dan
berhubungan dengan pengasuh dan anak lain adalah bagian penting pada tahap
perkembangan selanjutnya. Berhubungan dengan pengasuh yang saying dan
memperhatikan akan mendukung anak dalam mengembangkan keterampilan main dengan
anak lain dan merasa sadar diri sendiri.
Semua ahli teori telah menyarankan bahwa anak berkembang melalui hubungan dengan
lingkungan dan saat hubungan ini aman, penuh kasih sayang , dan sesuai untuk
perkembangan anak, perkembangan anak sepenuhnya terdukung. Ketika pengasuh
mengamati anak mulai bermain dengan anak lain, duduk dan melihat-lihat buku,
memasang puzzle Bersama, mendengarkan dan ikut serta dengan pengasuh berbagi
music dan bermain jari, secara simbolik mewakili dunianya melalui naskah main peran
yang baik dengan bahan-bahan main peran makro dan mikro, dan menumpuk balok untuk
kesenangan membangun daripada merobohkan, perkembangan anak mulai beranjak ke
usia tiga tahun. Keterampilan main ini, bukan keterampilan Latihan ke kamar mandi, yang
seharusnya dilihat untuk menentukan apakah anak sudah siap ke kelompok bermain.
Latihan ke kamar mandi bukan sebuah persyaratan untuk ke kelompok bermain.
5. Dasar Teori Prasekolah (anak usia 3-6 Tahun)
Teori perkembangan anak berikut ini seharusnya digunakan untuk memberikan dasar bagi
semua kegiatan deprogram prasekolah (diambil dari pelaksanaan sebuah program keterliban awal
dasar main yang sesuai perkembangan untuk anak usia dini dengan tanpa kebutuhan khusus model
program ceratif, 1997). Prasekolah perlu untuk mengembangkan keterampilan sosialnya yang akan
memungkinkan mereka untuk bermain dengan anak lain.
Menggunakan Bahasa untuk memecahkan masalah mereka. Mereka juga perlu banyak
kesempatan untuk mencoba kegiatan-kegiatan baru dan menjelajah. Anak prasekolah bisa
terdengar bicara, *saya bisa mengerjakannya* dan saat mereka dibolehkan untuk mengembangkan
keterampilan sesuai kecepatannya sendiri, tanpa kritik orang dewasa, mereka akan menjaga
perasaan positif akan dirinya. Rasa percaya diri, memiliki sikap *saya dapat melakukan,* adalah
penting bagi anak
Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan
disekolah nanti. Selama tahap perkembangan ini penting sekali bahwa lingkungan memberikan
ksempatan pada anak untuk mengalami perasaan akan keberhasilan. Semua kegiatan seharusnya
direncanakan sehingga anak dapat merasa percaya diri dalam bekerja sesuai tingkat
perkembangannya. Saat anak prasekolah dibolehkan untuk bermain dengan bahan-bahan, orang
dewasa, dan orang lain, mereka akan mengembangkan ego yang kuat untuk mendukung rasa
memiliki dan mampu untuk melaksanakan.
Lingkungan bermain yang bermutu memberikan kesempatan-kesempatan bagi anak
prasekolah untuk mengembangkan keterampilan main peran menggunakan bahan-bahan main
peran mikro dan makro. Dalam main peran, anak dapat membelokkan kenyataan untuk
mempersiapkan ego mereka.
Selama masa prasekolah, anak seharusnya diberikan kesempatan untuk melukis, membangun,
menjelajah, dan berpura-pura baik sendiri maupun dengan anak lain. Piaget percaya bahwa anak
berkembang melalui pengalaman langsung dengan bahan-bahan , anak-anak, dan orang dewasa.
Menurut Piaget, anak harus dibolehkan untuk menemukan tiga jenis pengetahuan social,
logika/matematika, dan fisik (Deviries & Kolhberg, 1987). Ketika anak menciptakan pengetahuan sendiri,
pengertian mereka lebih lengkap dan dapat menggunakan pengetahuan untuk membangun konsep yang
lebih rumit.
Seperti: orang dewasa meletakan tiga Loyang besar diatas sebuah meja, satu dengan sabun cair bening
dan cat, biru, satu dengan sabun cair bening dan cat kuning, dan menemukan warna hijau. Seperti : anak
dibolehkann untuk bermain dengan balok-balok setiap hari. Saat anak sedang membangun dengan bahan
–bahan main pembangunan, ia akan mengembangkan pengetahuan fisik dan logika / matematika
mengenal angka, bentuk, dan ukuran.
Sara smylansky, dalam penelitiannya menekankan pada perkembangan ketrampilan main peran
(1968), menyerankan bahwa Piaget menjelaskan tentang empat macam main dengan teorinya. Keempat
macam jenis main ini adalah : pembangunan, sensorimotor, main peran, dan permainan dengan aturan.
Permainan dengan aturan sulit untuk anak prasekolah, karena pemikiran praoperasional anak belum
sepenuhnya mengerti konsep menang dan kalah. Jenis main ini dapat diamati pada anak usia dini dasar
yang secara perkembangan bergerak dari tahap pemikiran ke oprasional nyata. Melalui permainan main
peran, anak Dapat belajar *keluar dari dirinya*, menerima sudut pandang orang lain, dan
mengembangkan tiga jenis pengantahuan ; social,logika / matematika , dan fisik. Pada pengetahuan main
pembangunan anak melatih keterampilan-keterampilan yang akan dibutuhkan dalam kerja sekolah
nantinya. Selama pengalaman ini, anak berkembang dari pemain proses ( main sensorimotor), yang
melumuri cat untuk merasakan tekstur, ke pemain usia lima tahun yang dating ke tempat balok atau papan
Lukis dengan gagasan tertentu dan menghasilakan karya yang mewakiliny. Dr. Charles Wolfgang (1877)
telah mentapkan bahwa main pembangunan pada
Sebuah rangkaian yang berkelanjutan dari cair ke tekstruktur : air,pasir,cat sepidol, krayon, dan
sebagainya, dianggap sebagai bahan main pembangunan lainnya yang memiliki bentuk yang telah
ditentukan sebelumnya dianggap menjadi bahan pembangunan terstruktur.
Kerja Anna freud menyarankan bahwa anak berkembang dari bayi ( yang terlibat dalam main
tubuhnya dengan ibu jari, jari-jari dan sebagainya) ke perkembangan anak usia satu tahun yang belajar
untuk menggunakan bahan main secara tepat, kemudian di dalam pengalaman-pengalaman main dengan
bahan-bahan main anak lain.
Melalui penggunaan bahan main seharian dan kesempatan untuk bermain dengan anak lain, mereka
akan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk keberhasilan kerja sekolah
nantinya.
Kerja Lev Vygotsky dimulai tahun 1930-an berlanjut hingga kini memberikan keyakinan pada orang
dewasa yang bekerja dengan anak usia dini bahwa anak adalah yang utama dan seharusnya dibolehkan
berkembang sepenuhnya memulai pengalaman main dengan anak lain dan orang dewasa yang sesuai
tahap perkembangannya. Ia percaya bahwa anak dengan kebutuhan khusus akan menghadapi hambatan
kedua jika mereka tidak dibolehkan untuk berhubungan penuh dengan lingkungannya dan hambatan
kedua ini akan menjadi lebih besar terhadap perkembangannya daripada kebutuhan khususnya.
Vygotky membahas *the zone of proximal* yang mendukung kepercayaan bahwa orang dewasa, dapat
dan harus memberi pijakan pada main anak. Orang dewasa setelah Menyusun lingkungan bermain yang
sesuai harus bertanya, mendukung, dan meluaskan kegiatan-kegiatan sambil membolehkan kekuatan
anak. * di kehidupan ini anak tidak dapat mengabaikan aturan, tetapi dalam bermain itu mungkin bermain
menciptakan * zone of proximal development* dalam bermain, anak selalu berada di atas rata-rata
unsianya, di atas perilakunya sehari-sehari; dalam bermain dia seolah-olah lebih matang dari
sesungguhnya, misalnya dia bermain seperti mampu menulis. Tindakan dalam ruang lingkup khayalan,
dalam keadaan berkhayal.
TERIMA KASIH